Keluarga Mapia [TNF] [RionCai...

By xx_matchadepanmu

378K 36.7K 3.6K

Secuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulny... More

Hai
Pening
Capek
Mami?
cukup
mine
kenapa?
forget
loh?
bandel
ewek ewek
lucu
manja
sakit
you
es krim
🌞🪵
malu
Fushion
apalah
nakal
tsundere
once upon a time
muach
Liburan pt1(?)
liburan pt2 (ginji)
Liburan pt3
liburan pt4 (magil)
liburan pt 5 (krojaki)
liburan pt6 (marrin)
Dino
some 🔞
lupa
sugar baby?
rubah dan bokem

papi?

10.1K 1K 114
By xx_matchadepanmu

"Astaga, langsung mandi sana" pekik Caine saat melihat Rion yang masuk ke kamar dalam keadaan basah kuyup. Rion langsung menurut, ia berjalan ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Caine meletakkan ponselnya di atas nakas, ia beranjak untuk menyiapkan baju ganti. Setelahnya ia langsung keluar kamar dan turun ke dapur untuk membuatkan sup ayam. Beruntung Rion masuk lewat balkon, jadi ia tak perlu membersihkan tetesan air saat Rion memasukki rumah.

Caine tengah berdiri menatap panci, menunggu beberapa menit lagi hingga sup itu matang. Ia sedikit merasa heran saat rumah terasa begitu sunyi, namun ia mengabaikannya dan melanjutkan masak. Beberapa menit kemudian ia mematikan kompor dan memindahkan sup panas itu ke dalam mangkok. Tak lupa pula ia membawa air putih serta obat-obatan di kotak p3k.

Sedikit kesulitan ketika dirinya harus membuka pintu dengan nampan di tangannya, setelah pintu berhasil di buka ia segera masuk ke kamar. Bisa ia lihat Rion tengah berbaring di kasur dengan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Caine meletakkan nampan berisi sup dan air di atas nakas, ia mendudukkan dirinya di samping Rion yang tengah menutup matanya.

"Rion? Makan dulu terus minum obat ya, nanti baru tidur" lirih Caine sambil mengusap keringat yang mengalir di dahi Rion. Perlahan mata itu terbuka, menatap Caine dengan tatapan sayu khas orang sakit. Rion duduk dengan bantuan Caine, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kasur.

Caine langsung sigap menyuapkan sup ayam itu, dirinya sedikit tertawa ketika melihat wajah memelas itu. Meski begitu, sup ayam buatan Caine habis tak bersisa. Rion langsung meneguk obat yang sudah disediakan oleh Caine. Tangannya menahan Caine yang ingin beranjak untuk mengembalikan mangkok kotor tadi.

"Sini aja" ucapnya pelan, menatap Caine memohon. Mau tak mau Caine menurut, ia kembali mendekatkan tubuhnya dengan Rion. Tangannya memuka laci nakas untuk mengambil plester kompres yang ia sediakan. Awalnya Rion menolak, tapi dengan ancaman tidak ada pelukan saat tidur buatnya menurut. Caine tertawa saat melihat wajah panglima tol kiri itu terpasang plester kompres di dahinya.

"Yaudah sini bobo" ucap Caine, kini gantian ia yang duduk bersandar dan Rion yang tiduran berbantal pahanya. Suhu panas dari tubuh Rion bisa Caine rasakan, ia yakin jika pria itu demam. Tangannya mulai mengusap rambut ungu itu perlahan, agar Rion bisa terlelap dan beristirahat.

Beberapa menit kemudian terdengar suara dengkuran, Caine kembali tersenyum kala menyadari jika Rion sudah tertidur. Perlahan ia membenarkan posisi Rion agar lebih nyaman, ia bangkit untuk mengembalikan mangkok kotor tadi ke bawah.

"Apa tuh mi?" baru sampai anak tangga terakhir Caine sudah mendapatkan pertanyaan dari Garin. Ia tertawa melihat Garin yang bertingkah seperti anak kecil melongok pada nampan yang dibawanya.

"Sup ayam punya papi, Garin mau juga?" dirinya menjawab pertanyaan Garin sambil melangkah menuju dapur, di belakangnya Garin mengikuti sambil mengangguk sambil bersorak girang. Setelah meletakkan mangkok kotor tadi di wastafel, Caine menyempatkan diri untuk mengambilkan Garin sup ayam yang masih tersisa di panci.

"Woah, looks so yummy. Thank you so much mami" ucap Garin saat Caine meletakkan semangkok sup ayam di meja makan, ia langsung mendudukkan dirinya dan menyantap sup itu dengan lahap. Caine yang tengah mencuci panci serta mangkok dibuat tertawa melihat tingkah Garin.

"Aku tinggal ya, kalau ada yang nyariin bilang aja mami lagi di kamar" tangannya mengusap pelan kepala Garin, dibalas anggukkan karena mulutnya masih sibuk mengunyah.

Sesampainya di kamar bisa dilihat Rion sudah membuka matanya, ia terkekeh saat Rion menatapnya dengan sinis.

"Kok kamu ninggalin aku sih?" ucap Rion dramatis, Caine melangkah mendekat dan duduk di pinggir kasur.

"Cuma ke bawah nyuci mangkok doang ih, lebay deh" ia ikut membaringkan tubuhnya saat Rion menarik dirinya untuk mendekat.

"Aku tuh lagi sakit, masa dibilang lebay sih. Mending peluk aku" tanpa menunggu persetujuan Caine, ia langsung memeluk pinggang ramping Caine dan mengusakkan wajahnya pada dada Caine.

"Utututu ada bayi lagi sakit, sini aku puk puk biar cepet sembuh" tangannya mengusap tambut Rion dengan lembut, tanpa ia ketahui Rion tengah tersenyum penuh kemenangan. Matanya perlahan kembali memberat saat Caine mulai menanyikan lullaby. Tanpa sadar Caine juga ikut terlelap beberapa menit setelahnya.

Caine terbangun saat mendengar ponselnya berdering, ia meraih ponselnya di atas nakas dan mengecek siapa yang meneleponnya. Merasakan ada pergerakan buat Rion ikut terbangun, melirik pada Caine yang tengah menatap ponselnya.

"Kenapa sayang?" tanya Rion dengan suara serak khas bangun tidur, dirinya bangkit dan duduk sembari mengerjapkan matanya.

"Ini katanya anak-anak minta makan, tapi maunya aku yang masak. Kayaknya gara-gara Garin pamer abis makan sup ayam buatanku tadi" jawab Caine setelah membalas pesan yang masuk. Dirinya bersiap untuk turun ke bawah, ia menatap Rion yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Mau ikut turun atau mau di sini aja?" tanya Caine pada Rion, menunggu jawaban dari pria yang kini tengah melamun.

"Ikut aja deh, mau deket kamu terus" mendengar gombalan itu buat Caine tertawa, memang dirinya tak pernah bisa menebak apa yang akan keluar dari mulut buaya itu.

"Jomoknye, yaudah ayo" ucapnya menirukan apa yang biasanya Rion katakan, ia menunggu Rion untuk turun dari kasur. Rion menggenggam tangan Caine dan keduanya berjalan beriringan menuju lantai bawah. Sesampainya di sana, mereka sudah disambut oleh kerusuhan anak-anak yang tengah mengejar Garin. Melihat Caine dan Rion buat Garin langsung berlari dan berlindung di belakang mereka.

"Ada apa nih ribut-ribut?" tanya Rion heran, sedangkan yang lain dibuat salah fokus karena dahi kepala keluarga itu masih terpasang plester kompres di dahinya.

"Loh, papi sakit? Palanya ada koyo" tanya Echi, mendengar hal itu buat Rion salah tingkah. Ia sebenarnya malu karena hal itu, tapi Rion menghiraukannya.

"Iya lah, kan gue juga manusia kali. Pertanyaan gue belum kau jawab ya paok, kalian ngapain ribut-ribut begitu" Rion berusaha mengalihkan perhatian yang lain, ia kembali menanyakan apa yang sedang terjadi sebelumnya.

"Kak Garin pamer abis makan sup buatan mami, pas kita liat udah gak ada sisanya. Curang bet curang" seru Mia kesal, yang lain hanya mengangguk persis boneka yang biasanya ada di mobil.

"Astaga, itu tadi mami bikin dikit karena cuma buat papi aja tapi ternyata sisa. Pas banget ada Garin, jadi mami kasih ke Garin. Lain kali kalau mau juga bilang aja ya ke mami, kan kasian Garinnya gak salah" mendengar hal itu buat yang lain tertunduk, menyesal dengan tingkah kekanak-kanakannya.

"Sekarang bilang apa ke Garin?" tanya Caine pada semuanya, sontak mereka mengucapkan maaf kepada Garin. Melihat hal itu buat Rion tersenyum kagum, memang sangat cocok panggilan mami diberikan pada Caine. Rion kembali mengikuti Caine yang berjalan menuju dapur, ia berniat membantu sebelum akhirnya dilarang Caine karena dirinya masih sakit. Mau tak mau ia harus menurut dan mendudukkan dirinya di ruang keluarga.

"Kok bisa sakit sih beh? Perasaan tadi pagi masih sempet salto deh di depan" tanya Riji di samping Rion, ia ingat sebelum pergi masih sempat melihat Rion merusuh di depan rumah.

"Anu itu, gue nyemplung ke laut tadi" lirih Rion, seketika ruangan menjadi hening sebelum semuanya kompak tertawa.

"Berarti tadi pas gue radio, lo diem karena lagi berenang bersama ikan?" ucap Gin di sela tawanya, bahkan kini ia sudah memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa. Tak hanya Gin, bahkan seluruh ruangan kini masih dipenuhi dengan suara tawa dari semua orang. Bahkan Caine ikut tertawa, ia baru ingat jika belum bertanya alasan Rion pulang dengan keadaan basah kuyup.

"Iya, gue lupa kalo ada yang namanya tikungan kematian. Sebelum nyebur gue terbang dulu anjas" tambah Rion, hal itu jelas buat semuanya tertawa lebih keras. Bukan hanya Gin, tapi kini mereka merasakan sakit di perut karena tertawa, bahkan Garin sampai menitikkan air mata.

"Aku mau pindah rumah!" seru Mako selaku korban tikungan itu juga, ia rasa sudah terlalu banyak korban di sana.

"Trauma sama tikungan kematian anying" seru Echi, iapun bergidik saat mengingat dirinya pernah terbang bersama Caine di sana. Kini semua orang tengah berbincang dan berbagi pengalaman menjadi korban tikungan itu. Sampai akhirnya mereka mencium aroma lezat dari dapur, kompak mereka menoleh ke arah Caine yang tengah menyiapkan alat makan.

"Mami sini mia bantu" ucap Mia sambil berjalan menghampiri Caine, hal itu diikuti oleh Key dan juga Elya. Sedangkan yang lain langsung duduk rapih di meja makan kecuali Rion, ia masih merasa kenyang. Melihat Rion yang masih duduk di sofa buat Caine berjalan mendekat.

"Kamu gak mau makan?" tanya Caine pelan, tangannya ditarik oleh Rion untuk duduk di sampingnya. Pasrah saat Rion justru memeluk dirinya erat, mengabaikan seruan dari yang lain.

"Nanti ah, belum laper. Mau peluk kamu aja" tak cukup memeluk, kini Rion juga mengecup pipi Caine berulang kali. Sedangkan yang dicium hanya bisa tertawa pasrah dan membalas pelukan Rion. Kini sorakan dari ruang makan kian mengeras, ada yang protes tapi ada juga yang merasa gemas dengan interaksi keduanya.







Gimana hari senin kalian? Gila banget RP semalem meski aku gak nonton full sih, mana mami berubah jadi tokoli atau tomat brokoli😭 abis itu papi keduluan ama pak makomi tuhhh. Seru kali ya bikin cerita mereka versi anak sekolahan wkwk, dah ah. Hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee💋🦖

Continue Reading

You'll Also Like

166K 15.9K 57
gatau 🗿 nikmati saja.
113K 12.1K 32
tentang seorang iblis yang di buang ke dunia manusia, karena perilakunya yang tak pernah setia pada satu permaisuri saja.. membuat sang raja iblis mu...
7.3K 2.5K 41
Bagi wanita sepertiku- Mahasiswa semester akhir yang berkeseharian menulis sebagai Passion dan Hoby, aku dituntut berpikir kritis dan memiliki logika...
1K 80 7
Midoriya yang merupakan manusia setengah ikan menyelamatkan seorang pangeran yang tenggelam kedalam sungai. Setelah 7 tahun kemudian, Midoriya pergi...