Mischievous Kiss (BTS -Bangta...

By neerrr_

328K 15.9K 710

Cho Rayoung, menyukai seorang namja bernama Jeon Jungkook dengan sepenuh hati. Namun Rayoung -seorang gadis p... More

Part 1 - Cinta dan Bintang Jatuh
Part 2- Bintang Itu Sangat Bersinar
Part 3 - Aku Semakin Menyukai Bintang Itu
Part 4 - Pelukan Bintang
Part 5 - Ciuman Bintang (1st kiss)
Part 6 - Aku Ingin Melihat Bintang Ku Bahagia
Part 7- Rahasia Bintang
Part 8 - Menjaga Bintang (2nd kiss)
Part 9 - Hantaman Bintang
Part 10 - Menjauh Dari Bintang
NOT AN UPDATE (maaf -.-")
Part 11- Melupakan Bintang
Part 12- Selamat Tinggal Bintang
Part 13- Bersama Bintang
Part 14 - Bintang Jatuh Di Tempat Yang Salah
Part 15- Keajaiban Bintang Jatuh (kiss!kiss!kiss!)
MISCHIEVOUS KISS 2 -Sinopsis-
INFO!

Part 16- Cinta Dan Bintang Jatuh (pt.2) Kiss! Kiss! Kiss!

19.3K 922 104
By neerrr_

MISCHIEVOUS KISS -part 16- Cinta Dan Bintang Jatuh (pt.2)

"Izinkan aku menikahi putri mu, Cho Rayoung."

-Jungkook

"Aku hanya mencintai mu, Jungkook. Maka dari itu, aku tidak bisa menerima Taehyung."

-Rayoung

~~~~~
Cast:
Cho Rayoung
Jeon Jungkook
Kim Taehyung
Han Hyuna
Jung Nana
Kim Hyemi
And Other Cast

~~~~~

Author POV

    Dalam diam Jungkook dan Rayoung berjalan beriringan menuju rumah keluarga Jungkook. Di karenakan hujan sudah berhenti, mereka lebih memilih untuk berjalan di bandingkan harus menaiki taksi dengan tubuh basah kuyup seperti itu. Jungkook yakin Tuan Cho sedang menunggu Rayoung di sana bersama keluarganya. Dan ia juga merasa ada hal penting yang harus ia sampaikan di depan semua orang saat ini juga.

   Sementara itu, Rayoung masih tidak percaya dengan hal yang terjadi pada dirinya saat ini. Ia mendapatkan -lagi!- ciuman hangat dari Jungkook dan pernyataan cinta pria itu pada dirinya. Ia merasa seperti berada di dunia mimpi mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Tidak, ia bahkan tidak pernah bermimpi sehebat itu. Ia merasa seperti berada di dunia dongeng dengan seluruh besarnya perasaan cinta ia untuk Jungkook.

    Masih ia ingat beberapa saat yang lalu. Dimana ia berteriak marah dan berbicara akan mencintai Taehyung. Jungkook menarik Rayoung dalam rengkuhan pria itu dan menghentikan ucapan Rayoung dengan mencium bibir mungil gadis itu. Lalu pengakuan cinta dari Jungkook. Dengan akhir dimana Jungkook kembali memeluk Rayoung dan mendengar pengakuan cinta yang tulus dari Rayoung. Ah, semua terasa sangat indah di benak Rayoung.

   "Apa kau kedinginan?" Tanya Jungkook saat dilihatnya wajah pucat Rayoung.

   Malu-malu Rayoung menatap wajah Jungkook dan menemukan rasa kekhawatiran pria itu. Ia mengangguk kecil sambil terus melangkah. Dan tanpa Rayoung sangka, Jungkook melingkarkan lengannya di bahu Rayoung dan menarik Rayoung mendekat dalam dekapannya.

   Kedua pipi Rayoung memerah saat menerima perlakuan Jungkook. Ia merasa berjuta-juta kembang api meledak di hatinya saat itu juga. Karena sebelumnya Jungkook tidak pernah bersikap semanis ini padanya.

   Sehingga karena dekapan Jungkook, mereka berdua berjalan dengan sangat dekat tanpa jarak sedikitpun. Kehangatan menjalar di hati Rayoung. Ia tidak lagi merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Karena saat ini, berada dalam dekapan hangat Jungkook, melebihi rasa hangat dan tenang apapun yang pernah ia rasakan.

   Melihat Rayoung tersenyum kecil dalam dekapannya, tak urung membuat Jungkook ikut bahagia dapat melihat senyuman bahagia kembali terlukis di wajah Rayoung. Ia semakin mempererat dekapannya sampai mereka tiba di depan pintu rumah keluarga Jungkook.

   "Annyeonghaseyo, kami pulang." Jungkook membuka pintu utama rumahnya dan seketika mendapat sambutan yang sangat heboh dari Nyonya Jeon yang berlari menghampirinya bersama Rayoung.

    "Eoh?! Jungkook-ah, kau berhasil menemukan Rayoung?! Ya ampun, kenapa tubuh kalian basah seperti ini?!" Nyonya Jeon segera membawa Jungkook dan Rayoung ke ruang keluarga. Dimana semua orang sudah menunggu.

   Rayoung mengerjap kaget saat melihat Taehyung dan Hyuna juga berada di sana, bersama yang lain. Ia mengalihkan pandangannya saat ia menemukan mata Taehyung terarah padanya. Ia masih belum sanggup bertemu dengan Taehyung saat ini.

   Melihat reaksi Rayoung saat menatap Taehyung, Jungkook menggenggam tangan Rayoung dengan erat dan membawanya tepat di tengah-tengah semua orang yang ada di ruangan itu.

   Hyuna menatap tajam Jungkook dan menunggu apa penjelasan dari pria itu dengan menggenggam tangan Rayoung di depannya.

   Sambil terus menggenggam erat tangan Rayoung, Jungkook mulai berbicara. "Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan saat ini juga."

   Semua orang mengernyit heran mendengar ucapan Jungkook. Meski mereka tahu memang harus ada penjelasan agar semua masalah ini selesai. Tapi haruskah dalam keadaan serumit ini?

   "Lebih baik kau dan Rayoung mengganti pakaian kalian dulu. Aku takut kalian sakit." Ucap Nyonya Jeon berusaha menghalangi kejadian di restoran agar kembali terulang.

   "Tidak, Eomma." Bantah Jungkook dengan tegas. "Saat ini aku sudah tahu apa yang akan aku ucapkan. Jadi aku bisa pastikan kejadian di restoran tadi tidak akan terulang."

   Di belakang punggung Jungkook, Rayoung yang berlindung dari pandangan Taehyung dan Hyuna, tidak tahu apa yang akan Jungkook katakan saat ini. Jika memang mengenai hubungan mereka berdua, haruskah di depan Taehyung dan Hyuna?

   "Biarkan ia berbicara, Yeobo." Ucap Tuan Jeon dengan nada tegas.

   Jungkook menatap Appa-nya dengan pandangan memohon. Dan di balas anggukan kecil oleh Appa-nya, mengisyaratkan iya untuk apa yang akan Jungkook ucapkan.

   Jungkook menghela nafasnya dengan kasar. Seakan ini adalah kesempatan terakhir dalam hidupnya menentukan pilihan. "Aku minta maaf atas kekacauan yang terjadi di restoran tadi. Namun saat ini, aku sudah menentukan apa yang akan aku lakukan untuk menyelesaikan semua kekacauan ini."

   Semua orang menatap Jungkook dengan tajam. Menunggu keputusan apa yang akan Jungkook ambil untuk menyelesaikan semua kekacauan ini.

   Begitu juga dengan Rayoung yang masih berlindung di balik punggung Jungkook dengan genggaman erat pria itu di tangannya. Ia masih sangsi dengan jawaban yang akan Jungkook berikan. Karena walaupun Jungkook sudah mengatakan jika pria itu mencintainya, namun kenyataan jika Jungkook belum membatalkan pertunangannya bersama Hyuna terus mengusik ketenangan Rayoung.

   Sebelum mengucapkan apa jawabannya, Jungkook menatap Rayoung dan membawa gadis itu ke hadapannya. Membuat gadis itu bingung akan sikap Jungkook.

   "Jungkook-ah?" Panggil Rayoung saat Jungkook menatapnya dengan tajam.

   Tak ada jawaban dari Jungkook. Ia hanya menatap Rayoung dengan tatapan tajamnya. Hingga beberapa saat kemudian ia berdiri di depan Tuan Cho sambil menarik Rayoung bersamanya.

   "Ahjussi, tolong izinkan aku menikahi putri mu, Cho Rayoung."

~~~~~
Rayoung POV

    "Ahjussi, tolong izinkan aku menikahi putri mu, Cho Rayoung."

   Oh! Apa yang Jungkook katakan?! Ia- ia bilang, ia ingin menikahi ku?!

   Aku segera menatap Jungkook dengan pandangan terkejut ku dan menemukan senyuman meyakinkan Jungkook tertuju padaku.

   "Percaya padaku." Bisiknya sambik menatap ku dengan dalam.

   Percaya padanya. Ya, aku harus percaya padanya. Karena aku mencintainya. Karena ia adalah pria yang ku cintai dan mencintai ku. Ya, kau harus percaya pada Jungkook.

   Namun dapat ku lihat wajah terkejut dari semua orang yang ada saat ini. Appa, Ahjumma, Ahjussi, Jungwoo, Hyuna dan ... Taehyung.

   Taehyung terlihat sangat terkejut dengan ucapan Jungkook. Ia bahkan terang-terangan menatap ku dengan pandangan memohon. Namun, ia harus memohon apa padaku? Apa yang ia harapkan dariku di saat seorang pria yang ku cintai juga menawarkan kebahagiaan untuk ku?

   "Kau tidak bisa melakukannya!" Taehyung bangkit berdiri dan berdiri berhadapan dengan Jungkook.

   Aku menatap ngeri pada kedua pria yang saat ini berdiri saling berhadapan di hadapan ku. Sedangkan aku berada di antara mereka berdua.

    "Tidak apa-apa, Oppa."

   Ku lihat Hyuna berjalan mendekati aku, Jungkook dan Taehyung. Di matanya terlihat sebuah kesedihan yang teramat dalam. Namun aku tahu Hyuna mencoba untuk tetap terlihat tegar.

   "Jeon Jungkook," Hyuna berdiri tepat di sebelag Jungkook. "Hubungan kita sudah berakhir, bukan? Bahkan aku merasa kita memang tidak memiliki hubungan apapun. Benar 'kan?"

   Dapat ku lihat, ada sebuah rasa bersalah di mata Jungkook saat menatap Hyuna. "Maaf untuk selama ini. Aku tahu kau tidak pernah bahagia bersama ku."

   "Tidak, bukan seperti itu." Oh, tersenyum? Bahkan Hyuna masih bisa tersenyum disaat keadaan seperti ini?

   "Aku hanya, ingin mengucapkan terima kasih untuk hari-hari kemarin. Karena kau telah menjadi satu-satunya pria untuk ku. Meski aku tahu kau tidak menginginkannya. Terima kasih, Jeon Jungkook."

   Jungkook mengangguk pelan dan tersenyum kecil ke arah Hyuna. Hingga akhirnya tatapan Hyuna mengarah padaku.

   "Rayoung-ah, maafkan aku. Aku sudah terlalu egois padamu selama ini. Aku bahkan menyalahkan mu tadi. Namun kini aku sadar. Jika kebersamaan ku dengan Jungkook selama ini hanyalah bayangan semu. Karena aku tahu, setiap berada di dekat ku, Jungkook hanya akan selalu memikirkan mu."

   "Eoh? Be-benarkah?" Entah kenapa hati ku menghangat mendengar ucapan Hyuna. Namun apa benar jika Jungkook seperti itu?

   Hyuna tersenyum, kemudian memeluk ku dengan erat. "Yaa, aku tahu jika kau sangat mencintai Jungkook. Maka dari itu, hatinya yang dingin itu bisa luluh oleh setiap ketulusan mu. Semoga kau bahagia bersama Jungkook, Cho Rayoung."

   Hyuna melepas pelukannya dan tersenyum menatap ku, namun dapat ku lihat pancaran kesedihan di matanya. Aku tahu dia mencoba menutupi semua kesedihannya dengan senyuman yang ia tunjukkan.

   "Han Hyuna, terima kasih."

   Hyuna mengangguk kecil dan berjalan menjauh dari ku dan Jungkook. Ia menatap Taehyung dan menggenggam tangan Taehyung.

~~~~~

Author POV

   "Oppa," Panggil Hyuna pada Taehyung. "Aku sudah tidak apa-apa. Dan Rayoung akan bahagia bersama Jungkook. Ini semua kan, yang Oppa inginkan? Aku baik-baik saja dan Rayoung juga baik-baik saja."

   Taehyung menatap wajah Hyuna dengan seksama. Lalu ia berbisik pada Hyuna yang sangat ia sayangi seperti adik kandungnya sendiri.

    "Kau tidak baik-baik saja, Hyuna. Begitu pula dengan diri ku. Namun mereka dapat bahagia bersama. Itulah yang membuat kita seharusnya merasa baik-baik saja. Benar 'kan?"

    Hyuna menggangguk kecil dan tersenyum. Ia menatap Taehyung dengan seksama. "Oppa benar."

   Taehyung hanya bisa tersenyum miris saat menyadari keadaannya saat ini. Ia sudah kalah. Dan ia dapat menerima kekalahannya. Namun tidak dengan hatinya yang kembali terasa kosong setelah mendengar ucapan Hyuna. Karena satu hal yang ia sadari, ia telah kehilangan Rayoung.

   Taehyung kembali menatap Rayoung dengan pandangan yang sulit di artikan. Dalam tatapannya tersirat rasa sedih, sakit dan kecewa yang begitu besar terhadap Rayoung. Namun dalam tatapannya juga tersirat, jika ia akan berusaha baik-baik saja dan berharap semoga Rayoung bahagia bersama Jungkook, serta beberapa perasaan lain yang tidak bisa Taehyung jabarkan saat ini.

    "Mianhae,"

   Dapat Taehyung lihat, dari balik punggung Jungkook, Rayoung mengucapkan kata maaf padanya berupa bisikan kecil dengan tatapan memohon. Dan yang bisa Taehyung lakukan hanyalah tersenyum dan berdoa untuk kebahagiaan Rayoung, gadis yang di cintainya.

~~~~~
    Rayoung menatap kamar yang dulu sempat ia tempati saat masih tinggal bersama keluarga Jeon. Ya, malam ini Nyonya Jeon memaksa Rayoung untuk menginap di rumahnya karena hari sudah terlalu malam bagi Rayoung dan Tuan Cho untuk pulang.

   Senyuman kecil terlukis di wajah Rayoung saat menyadari jika tidak ada yang berubah dari kamar itu. Masih sama seperti terakhir kali Rayoung meninggalkan kamar itu.

   "Kau belum tidur?"

   Rayoung menoleh dan menemukan Jungkook memasuki kamarnya. Pria itu menggenggam sebuah handuk kecik di tangannya.

   "Aku belum mengantuk," Rayoung tersenyum senang atas Jungkook padanya.

   Jungkook menatap Rayoung dengan seksama. "Apa yang sedang kau fikirkan?"

   Rayoung kembali menatap Jungkook. Dengan pandangan penuh tanda tanya dan ragu. "Apakah semua ini benar? Maksud ku, kau memilih ku di bandingkan, Han Hyuna? Apa kau tidak menyesal?"

    "Kenapa kau berbicara seperti itu?"

   "Entahlah, hanya saja semua ini masih terasa tidak nyata bagi ku. Semua ini terlalu cepat dan tanpa pernah bisa ku bayangkan."

   Jungkook tersenyum kecil mendengar penuturan Rayoung yang saat ini sedang menundukkan wajahnya. Ia menangkup wajah manis Rayoung dengan kedua tangannya dan membuat gadis itu kembali menatapnya.

    "Apa yang membuat mu merasa bahwa semua ini tidak nyata? Bukankah sudah jelas jika aku memilih mu?"

   Perlakuan Jungkook membuat kedua pipi Rayoung memerah dan hati gadis itu kembali menghangat mendengar jawaban Jungkook. Seakan mendapat jawaban yang selama ini ia nanti, Rayoung merasakan sebuah keyakinan dalam hatinya untuk percaya kepada Jungkook. Hatinya berkata, jika kau mencintainya, maka kau harus percaya padanya. Dan Rayoung sangat yakin jika ia mencintai Jungkook.

   "Aku percaya padamu. Hanya saja, aku takut jika aku terbangun besok, kau tidak berada di sisi ku lagi."

     "Apakah itu artinya jika kau ingin tidur dengan ku? Agar besok pagi saat kau terbangun aku tetap berada di sisi mu?"

   Oh, demi Lee Min Ho! Rayoung merasa kedua pipinya terbakar saat mendengar ucapan Jungkook. Semoga saja wajahnya tidak terlihat bodoh saat mendengar ucapan Jungkook.

   "Eo-eoh?! Ti-tidak! A-pa yang k-kau bi-bicarakan?!"

   Melihat wajah Rayoung yang sudah memerah akibat ucapannya, membuat Jungkook tertawa kecil dan membawa Rayoung ke dalam dekapannya. Ia tersenyum bahagia saat menyadari jika saat ini ia bisa kembali membawa gadis kecilnya itu ke dalam dekapannya.

   "Percayalah padaku, Cho Rayoung. Aku tidak akan memilih mu jika aku tidak mencintai mu."

   Rayoung tersenyum bahagia mendengar ucapan Jungkook. Berada dalam pelukan Jungkook membuat dirinya nyaman dan hangat. Serta ucapan Jungkook yang membuat hatinya merasa tenang dan hangat.

   Kedua orang yang sama-sama sedang menikmati perasaan cinta mereka itu tidak menyadari jika sedari tadi terdapat orang ketiga yang telah memperhatikan mereka sejak tadi. Siapa lagi jika bukan Nyonya Jeon yang sudah siap dengan kameranya.

    "Oh, oh!! Mereka sangat manis!!" Nyonya Jeon mengambil sebanyak mungkin foto dimana momen Jungkook-Rayoung saat sedang bersama.

   "Omona!!! Pelukan hangat mereka! Oh, Kookie-ku dan Rayoungie, kalian sangat romantis!!" Nyonya Jeon segera mengambil foto dimana Jungkook-Rayoung sedang berpelukan.

   Lalu Nyonya Jeon teringat dengan ucapan Jungkook saat memilih Rayoung di depan semua orang. Dan seketika timbul ide cemerlang dalam fikiran Nyonya Jeon saat kembali melihat kedekatan Jungkook-Rayoung.

   "Oh, benar! Aku harus mencari tanggal bagus untuk pernikahan mereka! Oh, tanggal berapa ya kira-kira?"

~~~~~
     Hari ini hari libur. Tepatnya akhir pekan yang sangat menyenangkan jika di habiskan untuk bersantai di rumah atau sekedar jalan-jalan bersama pasangan atau keluarga.

   Hal itu jugalah yang ada di fikiran Nyonya Jeon untuk mengajak Jungkook, Rayoung, Tuan Jeon, Tuan Cho serta Jungwoo untuk ikut bersamanya hari ini.

   Meski awalnya mereka tidak mau menuruti keinginan Nyonya Jeon karena sudah memiliki acara masing-masing, namun apa daya mereka saat Nyonya Jeon memaksa mereka semua untuk ikut beraamanya? Di dunia ini, mereka bisa bertaruh, jika tidak ada yang bisa mengelak semua paksaan dari Nyonya Jeon. Karena Nyonya Jeon memiliki seribu satu cara agar semua keinginannya terwujud. Termasuk keinginannya untuk mengajak mereka pergi hari ini.

    "Eomma, sebenarnya kita ingin kemana?" Tanya Jungkook saat ia bersama yang lain berada di sebuah mobil van keluarga Jeon yang mampu menampung mereka semua.

   "Iya Eomma, sebenarnya kita ingin kemana? Kenapa harus pagi-pagi sekali?" Jungwoo ikut berkomentar.

   Nyonya Jeon -yang berada di sebelah Tuan Jeon yang sedang menyetir- hanya bisa tersenyum penuh misteri. "Kau akan tahu. Sebentar lagi kita sampai."

   "Yeobo," Panggil Tuan Jeon pada Nyonya Jeon. "Kenapa di GPS yang kau tunjukkan pada ku mengarah ke sebuah gereja? Apakah kita akan beribadah?"

   "Hmm? No, no, no!" Nyonya Jeon tersenyum senang. "Kita akan menghadiri sebuah pernikahan!"

   "Eoh?! Pernikahan?!" Semua di buat terkejut oleh ucapan Nyonya Jeon.

   "Ahjumma, aku tidak memakai pakaian yang pas untuk datang ke pesta pernikahan. Yang lain juga begitu. Apa sebaiknya kita pulang dulu?" Tanya Rayoung yang berada di belakang Nyonya Jeon.

    "Cho Rayoung, percayalah. Kau akan memakai pakaian yang pas saat sudah sampai nanti." Nyonya Jeon kembali tertawa senang namun penuh misteri.

   "Eoh? Benarkah?"

   Tak beberapa lama, mereka semua sampai di sebuah gereja besar yang terletak di pinggiran kota. Gereja itu sangat besar dan indah.

    "Woaah! Ini kan, gereja terbesar di Seoul! Eomma yakin ini tempatnya?" Jungwoo menatap Nyonya Jeon dengan penuh tanda tanya.

   Nyonya Jeon tak menjawab apapun. Ia hanya melangkah mendekati pintu utama gereja tersebut yang masih tertutup rapat. Sampai akhirnya ia berhenti tepat di depan pintu utama gereja tersebut.

   "Yeobo, apakah kau yakin disini tempatnya?" Tanya Tuan Jeon yang berdiri di samping Nyonya Jeon.

   Jungkook, Rayoung, Tuan Cho dan Jungwoo juga sudah berdiri tepat di belakang Nyonya Jeon dan Tuan Cho. Mereka penasaran apa yang sebenarnya Nyonya Jeon ingin lakukan.

   Nyonya Jeon hanya tersenyum penuh misteri. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang di ujung sana.

   "Yoboseyo? .... Ah, ne. Aku sudah datang .... Kalian sudah siap? .... Baiklah! .... Terima kasih."

   Setelah mematikan sambungan teleponnya, Nyonya Jeon menatap Jungkook dan Rayoung -yang berdiri berdampingan- dengan tatapan yang sulit di artikan. Namun tanpa berbicara sepatah katapun, Nyonya Jeon kembali menghadap pintu utama gereja dan membuka pintu itu hingga ....

    "KEJUTAN!!!"

   Jungkook, Rayoung, Tuan Cho, Tuan Jeon dan Jungwoo menatap kaget ke dalam gereja yang sudah di penuhi banyak orang. Oh, orang-orang itu adalah orang yang mereka kenal.

     Jungkook melihat Changmin -teman dekat semasa sekolahnya- datang bersama Hani kekasihnya. Rayoung melihat Nana bersama Yoongi?! Dan Hyemi bersama Jimin?! Oh, ia juga melihat Taehyung dan Hyuna! Juga beberapa temannya yang lain. Sebenarnya ada apa ini?! Dan kenapa mereka semua berkata 'KEJUTAN' ?!

    "Taaadaaaaa!!!" Nyonya Jeon berteriak senang. "Akhirnya hari ini tiba!!! Hari pernikahan Jungkook dan Rayoung!!!"

   "APA?! PERNIKAHAN?!"

   "Yeobo?!?! Kau serius?!?!" Tuan Jeon menatap Nyonya Jeon dengan terkejut.

   "Tentu saja!" Nyonya Jeon tertawa senang. "Kau lihat orang-orang di dalam sana? Dia yang akan menjadi saksi upacara pernikahan Jungkook dan Rayoung."

   Mereka semua terkejut bukan main saat mendengar ucapan Nyonya Jeon. Terlebih lagi kedua 'calon mempelai' yang menjadi tokoh utama saat ini, Jungkook dan Rayoung.

   "A-ahjumma," Panggil Rayoung masih dalam keadaan terkejut. "I-ini semua tidak bohong 'kan?"

  "Tentu tidak, Sayangku!" Nyonya Jeon menatap Rayoung dengan bahagia. "Kau akan menikah dengan Jungkook hari ini! Kau senang bukan?"

   "IYA!!!" Teriak Nana dan Hyemi dari dalam gereja. "Selamat Rayoung-ah!!!"

   Rayoung tak mampu berkata apa-apa. Ia tidak merasa di dunia nyata saat ini. Tidak dengan kehadiran semua orang yang sudah jelas-jelas datang hari ini sebagai saksi pernikahannya bersama Jungkook.

   "Eomma," Lirih Jungkook tanpa mampu berkata apa-apa. Ia hanya pasrah dengan kelakuan Eomma-nya itu.

   "Ayo cepat! Kita harus ganti baju! Penata rias sudah menunggu kita di belakang! Oh, Jungkook dan Rayoung, kalian pergi ke ruang khusus kalian di lantai dua gereja ini, ne?"

   "Ne, Eomma." Tanpa tahu harus menjawab apa, Jungkook segera menarik Rayoung untuk berjalan bersamanya menaiki tangga menuju lantai dua gereja tersebut.

~~~~~
    Di dalam ruangan khusus pengantin wanita, Rayoung masih tidak mengenal siapa gadis berbalut gaun pengantin berwarna broken white yang saat ini ia tatap di cermin. Ia memang sedang mematut dirinya di cermin. Namun benarkah gadis itu dirinya? Cho Rayoung?!

   "Kau terlihat sangat cocok memakai gaun itu, Rayoung."

   Dari cermin Rayoung bisa melihat Hyuna berjalan mendekatinya dan memperhatikannya dengan senyuman. Ya, gaun itu adalah gaun rancangan yang khusus Hyuna buat untuk Rayoung. Karena Nyonya Jeon meminta bantuan Hyuna untuk mendesain gaun pernikahan Rayoung.

   Dalam wajah bahagianya, Rayoung tersenyum senang lalu menatap Hyuna. "Ini sangat indah. Terima kasih banyak, Hyuna."

   Hyuna tersenyum senang lalu memeluk Rayoung dengan penuh rasa bahagia. "Senang rasanya melihat mu dapat bersama orang yang kau cintai. Aku turut berbahagia untuk mu."

  "Terima kasih, Hyuna." Rayoung tersenyum bahagia ketika melepas pelukannya dengan Hyuna. "Kau juga harus secepatnya menemukan seseorang yang kau cintai. Kau juga harus  merancang gaun pernikahan untuk dirimu sendiri."

   Hyuna tertawa kecil mendengar ucapan Rayoung. "Hmm, sampai saat ini pria yang ingin ku bawa ke pernikahan hanya Jungkook."

   Seketika senyum Rayoung menghilang menjadi tatapan penuh kekhawatiran dan rasa bersalah. "Han Hyuna, a-aku hanya-"

  "Hei, jangan seperti itu!" Hyuna segera mencairkan suasana. Ia tidak mau merusak momen bahagia Jungkook dan Rayoung. "Meski aku masih mencintainya, aku tetap rela jika dia bahagia bersama mu. Karena, bukankah itu yang namanya cinta? Bahagia jika melihat orang yang kita cintai bahagia?"

   Rayoung hanya mengangguk kecil dan tersenyum. "Ne, kau benar. Kau adalah gadis yang hebat, Han Hyuna."

   Hyuna tertawa kecil mendengar ucapan Rayoung. "Tidak lebih hebat dari mu yang berhasil meluluhkan hati Jungkook. Sudah, kau harus cepat turun. Semua orang sudah menanti mu."

~~~~~
     Di sinilah Jungkook. Ia melihat bayangan dirinya di cermin dengan seksama. Seorang pria yang memakai tuxedo berwarna broken white khas seorang pengantin pria.
    Masih teringat jelas, kejadian sebulan yang lalu dimana ia meminta izin pada Tuan Cho untuk menikahi Rayoung. Namun rasanya sebulan itu berjalan sangat cepat hingga hari ini. Hari yang bahkan tidak pernah ia sangka akan datang secepat ini padanya.

   Usianya dan Rayoung memang masih 19 tahun. Namun Jungkook yakin, keluarga mereka tidak mempermasalahkan keinginannya saat itu yang ingin menikahi Rayoung. Maka dari itu, ia tidak heran jika Eomma-nya, yang selalu mendambakan hubungan dirinya dan Rayoung akan memberikan kejutan sebesar hari ini padanya.

   Memang benar-benar kejutan yang sangat mengejutkan. Jungkook harus mengakui jika Eomma-nya memang hebat.

   "Ya! Kau melamun, pengantin pria?!"

   Jungkook menatap Taehyung dengan datar sampai pria itu berdiri tepat di sebelahnya. "Tak ingin mengucapkan selamat untuk ku?"

   Taehyung tertawa kecil mendengar ucapan Jungkook. "Selamat. Sudah 'kan? Aku hanya ingin bilang, jika kau menyakiti Rayoung dan meninggalkannya, aku tidak akan segan-segan menarik Rayoung kembali untuk ku."

   Jungkook tersenyum kecil mendengar ucapan Taehyung. "Namun aku tidak yakin jika Rayoung bersedia di tarik oleh mu dari diri ku."

   "Ya!!! Kau ini ... ?!?!" Taehyung menatap Jungkook dengan kesal. Membuat Jungkook tertawa kecil. Dan hal itu sukses mencairkan ketegangan di antara mereka berdua, saat Taehyung ikut tertawa juga bersama Jungkook.

   "Bagaimana dengan kelanjutan study mu?" Jungkook bertanya mengenai study Taehyung di Jerman.

   "Aku akan berangkat malam ini. Untungnya pernikahan mu dan Rayoung diadakan hari ini. Jika tidak, aku tidak yakin akan sempat datang."

   "Aku harap semoga kau baik-baik saja disana. Dan jika aku ingin bertanya sesuatu mengenai hal-hal kedokteran, kau tidak keberatan 'kan?"

   "Tidak, tanyakan saja. Aku senang bisa membantu dengan ilmu yang aku punya."

   Jungkook tersenyum bersahabat pada Taehyung. "Kau memiliki impian yang tulus seperti Rayoung. Semoga cita-cita mu terwujud disana."

   Taehyung tersenyum dan mengangguk kecil. "Begitu juga dengan dirimu. Semoga kau dan Rayoung baik-baik saja."

   Jungkook merasa senang saat menyadari jika hubungannya dengan Taehyung semakin membaik. Karena Taehyung adalah pria yang baik dan bisa menerima semuanya dengan lapang dada. Jungkook beruntung bisa berteman dengan pria sebaik Taehyung.

~~~~~
    Dengan gagahnya, Jungkook berdiri di altar yang akan menjadi saksi dimana tempat ia akan mengucapkan janji sehidup sematinya bersama Rayoung. Ia menatap Jungwoo, Appa dan Eomma-nya serta beberapa kerabat lain yang datang dengan pandangan meyakinkan. Bahwa ia bisa. Ia akan menjadi seorang pemimpin baru hari ini. Bahwa ia akan menerima tanggung jawab baru hari. Bersama gadis yang ia cintai, Cho Rayoung.

    "Baiklah, acara sudah bisa kita mulai. Karena kedua pengantin sudah siap dan semua saksi sudah lengkap." Ucap Pendeta yang akan menjadi saksi dari pernikahan Jungkook-Rayoung.

    Keadaan berubah menjadi khidmat saat Pendeta mengatakan jija upacara pernikahan akan segera di mulai. Tiba-tiba saja Jungkook merasa gugup saat di hadapi oleh situasi yang sangat khidmat itu. Pria manapun akan merasa gugup di saat ia akan mengucapkan janji sehidup sematinya bersama gadis yang ia cintai. Benar 'kan?

   Jungkook membalikkan badannya menghadap tamu undangan yang hadir lalu menemukan Appa dan Eomma-nya yang sedang memberikan semangat kepadanya. Ia tersenyum kecil saat lagi-lagi Eomma-nya itu beraksi dengan kamera di tangannya.

   Tak berapa lama, pintu utama gereja itu terbuka. Dan di sanalah, titik dimana Rayoung bersama Tuan Cho berdiri, menjadi sorotan semua tamu undangan yang hadir. Termasuk sang pengantin pria, Jeon Jungkook.

    Sementara itu, melihat banyaknya tamu undangan yang hadir, tak urung membuat Rayoung menundukkan wajahnya karena malu dan gugup.

   "Angkat wajahmu, Sayang." Bisik Tuan Cho pada putrinya. "Kau adalah gadis yang paling cantik hari ini."

   Rayoung mengeratkan lingkaran lengannya pada lengan Tuan Cho. Itu menandakan bahwa ia merasa gugup. Namun mendengar ucapan Tuan Cho membuat Rayoung sadar, jika ini momen yang hanya akan berlangsung sekali seumur hidupnya. Jadi ia tidak boleh merusaknya dengan berbagai perasaan resah, malu dan gugup dalam dirinya.

    Maka dengan segala keyakinan dan keberaniannya, Rayoung mengadahkan wajahnya yang tertutup oleh cadar pengantin dan menemukan Jungkook tengah menunggunya di altar sana. Seketika rasa haru meliputi dirinya.

~~~~~

Rayoung POV

    Inilah saatnya. Ya Tuhan, jika ini mimpi, ku mohon jangan bangunkan aku. Aku rela tertidur selamanya hanya untuk melihat pria yang ku cintai saat ini tengah menunggu ku dengan gagahnya di altar pernikahan kami.

   Maka dengan segala kepercayaan dan keberanian yang ku punya, dengan mantapnya aku melangkahkan kaki ku bersama Appa menuju altar dimana Jungkook telah menunggu.

   Perjalanan menuju altar terasa seperti perjalanan ku untuk mendapatkan cinta Jungkook selama ini. Terasa panjang, melelahkan dan membuat ku ingin menyerah. Namun tidak. Aku memiliki tujuan hidup ku disana. Dia, pria yang sangat ku cintai, Jeon Jungkook. Adalah salah satu tujuan hidup ku. Jadi sepanjang apapun jalan ini, harys ku lalui. Karena aku yakin, di sanalah kebahagiaan ku menunggu. Bersama mu, Jeon Jungkook.

~~~~~

Jungkook POV

    Aku tak tahu harus berkata apa saat pertama kalu melihat Rayoung berdiri di ujung sana bersama Ahjussi. Di mata ku, gadis kecilku Rayoung terlihat sangat cantik hari ini.

    Dia terlihat sangat cocok dan sempurna saat memakai baju pengantin itu. Ia benar-benar sempurna di mata ku. Aku sampai harus menelan saliva ku berkali-kali karena rasa gugup dan bahagia yang melanda ku saat ini.

   Ini dia, Jeon Jungkook. Gadis yang selama ini kau fikirkan. Sebentar lagi akan resmi menjadi milik mu. Dan itu artinya, kau memiliki tanggung jawab baru dalam hidup mu. Dan percayalah, jika tanggung jawab itu tidak semudah yang kau fikirkan.

   Namun tidak, aku yakin. Aku bisa menjalaninya. Karena aku mempunyai dasar utama untuk menjalankannya, yaitu cinta.

   Ya, aku mencintainya. Cho Rayoung.

~~~~~
Author POV

    Tibalah Rayoung di depan altar bersama Tuan Cho. Dapat Tuan Cho rasakan jika putrinya itu merasa gugup. Namun ia tahu, itu hal yang wajar.

   Dengan penuh rasa percaya terhadap Jungkook, Tuan Cho menggenggam tangan Rayoung untuk di genggam oleh Jungkook. Sebagai tanda, jika Tuan Cho telah mempercayakan Rayoung pada Jungkook.

   Dan dengan penuh rasa tanggung jawab, Jungkook menerima uluran tangan Rayoung dan menggenggamnya dengan erat. Sebagai tanda, jika ia telah siap dan yakin untuk menjaga Rayoung.

   Saat akhirnya pandangan mata Jungkook dan Rayoung bertemu, ada gelenjar aneh dalam diri mereka masing-masing saat mereka saling menggenggam tangan.

   Dalam pandangannya, Jungkook tersenyum meyakinkan pada Rayoung. Mencoba meyakinkan bahwa semua baik-baik saja. Dan melihat pandangan yakin Jungkook padanya, membuat Rayoung yakin dan percaya bahwa ini adalah pilihan terbaik dalam hidupnya.

   Akhirnya, tiba saat dimana Jungkook-Rayoung berdiri berdampingan dengan Rayoung melingkarkan tangannya di lengan Jungkook, mereka menghadap sang Pendeta dengan yakin dan penuh rasa tanggung jawab.

   Dan acara yang di tunggu-tunggu pun tiba. Saat dimana Jungkook dan Rayoung saling mengucapkan janji sehidup semati mereka terhadap pasangan mereka.

   "Kedua mempelai di harapkan untuk saling berhadapan." Ucap Pendeta.

   Jungkook dan Rayoung mengikuti ucapan Pendeta itu. Ada rasa bahagia di hati mereka saat mereka bisa saling menatap lama hingga akhirnya janji itu di ucapkan. Dengan kedua tangan saling menggenggam, menyalurkan perasaan tenang dan bahagia.

   "Pengantin pria, kau lebih dulu mengiikrarkan janji mu di hadapan pengantin wanita. Silahkan ucapkan dengan lantang sebagai pemimpin dari wanita mu."

   Jungkook mengangguk kecil dan tersenyum. Ia merasa sudah sangat siap untuk mengikrarkan janjinya. Janji yang baru saja ia hafalkan tadi selama ia sedang berada di ruang pengantin pria. Begitu pula dengan Rayoung.

   "Aku -Jeon Jungkook-, berjanji  akan mencintai dan menjaganya seumur hidup ku. Baik dalam keadaan senang, sedih, sehat maupun sakit. Karena dia adalah istriku, Cho Rayoung."

   Semua tamu undangan yang hadir tersenyum senang mendengar Jungkook mengucapkan janjinya dengan lantang dan tegas di depan semua orang. Sekarang waktunya Rayoung, yang akan mengucapkan ikrarnya.

   "Baik, selanjutnya pengantin wanita. Ucapkan janji mu di depan pengantin pria dengan penuh tanggung jawab."

   Rayoung menelan salivanya dengan kasar. Rasa gugup.mendominasi dirinya.

     "Aku -Cho Rayoung-, berjanji akan mencintai dan bersamanya seumur hidup ku. Baik dalam keadaan senang, sedih, sehat maupun sakit. Karena dia adalah suami ku, Jeon Jungkook."

    Sang Pendeta tersenyum senang dapat melihat kedua pasangan itu akhirnya mengucapkan janji mereka dengan lantang, tegas dan tanpa keraguan.

   "Janji telah kalian ucapkan. Dan untuk mengikat janji tersebut, kalian bisa menyematkan cincin di jari manis pasangan kalian berdua."

   Seorang gadis bernama Jeon Hyunbi -ialah sepupu jauh Jungkook- mengantarkan sepasang cincin pernikahan di sebuah alas berbentuk kotak dengan khidmat.
   Jungkook mengambil cincin milik Rayoung dan menyematkannya di jari manis Rayoung. Selanjutnya Rayoung mengambil cincin milik Jungkook dan menyematkannya di jari manis Jungkook.

   "Kalian telah berjanji di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dengan ikrar yang telah kalian ucapkan. Maka dengan ini, ku nyatakan kalian sebagai sepasang suami-istri yang sah."

   Tepuk tangan bergemuruh di seluruh penjuru dalam gereja saat mendengar ucapan Pendeta. Mengiringi senyuman kebahagiaan Jungkook dan Rayoung.

     "Pengantin pria, kau bisa mencium pengantin mu sebagai tanda resminya ikatan kalian sebagai suami istri. Dan juga sebagai bukti cinta kalian berdua."

   Oh! Wedding kiss!

   Semua tamu undangan berseru mendengar ucapan Pendeta. Banyak juga di antara mereka yang terang-terangan mengeluarkan ponsel dan kamera mereka untuk mengabadikan wedding kiss Jungkook-Rayoung.

   Tak lupa, Nyonya Jeon yang sedari tadi menangis haru sudah siap dengan kamera di tangannya. Ia sudah siap dengan posisi memotretnya dari sudut yang dikiranya pas.

   Jungkook tersenyum kecil dan membuka cadar yang menutupi wajah Rayoung ke belakang gadis itu. Akhirnya, ia dapat melihat wajah manis Rayoung secara langsung.

   Rayoung tersenyum malu saat Jungkook menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan. Namun tanpa Rayoung duga, Jungkook telah mendahului start untuk memulai wedding kiss mereka.

   Dengan sekali gerakan, Jungkook menarik tengkuk Rayoung agar gadis itu lebih dekat dengannya dan ia dapat mencium bibir Rayoung dengan mudah.

   "WOAAH!!!" Tamu undangan berseru heboh saat melihat pemandangan di Jungkook-Rayoung berciuman. Bahkan banyak kamera yang mengabadikan momen itu.

   Rayoung memejamkan matanya saat merasakan perbadaan ciuman Jungkook kali ini. Jika sebelumnya Jungkook pernah memberikan  Rayoung sekedar ciuman sopan -baby kiss-, maka ciuman kali ini berbeda. Karena tanpa Rayoung ketahui, Jungkook memberikannya sebuah french kiss pertama yang pernah Rayoung alami.

    "WOAAAH! KAU HEBAT JUNGKOOK!" Nyonya Jeon berseru senang saat di lihatnya Jungkook masih mempertahankan ciumannya pada Rayoung.

   Setelah cukup lama, Jungkook melepaskan pertautan bibirnya dengan bibir Rayoung dan tersenyum senang menatap wajah Rayoung yang sudah memerah.

   "Jungkook-ah," Panggil Rayoung sambil terus menunduk.

   "Ya?"

   "Kau sudah mencintai ku sejak lama 'kan?"

   "Apa maksud mu? Apakah karena terbawa suasana jadi kau berbicara aneh seperti itu?"

    Rayoung mengadahkan kepalanya dan menatap Jungkook. "Malam dimana kau sakit dan aku merawat mu. Pagi harinya, kau memberikan ku ciuman kedua 'kan? Itu artinya sudah sangat lama kau mencintai ku."

   Jungkook menghela nafas dengan kasar. Ia tahu apa maksud Rayoung. "Aissh, Jungwoo."

   Namun belum sempat Jungkook kembali ingin berbicara, Rayoung sudah melingkarkan lengannya di leher Jungkook dan berjinjit untuk memberikan Jungkook sebuah ciuaman seperti yang sebelumnya Jungkook beri padanya.

    "WOAAAAH!!! CHO RAYOUNG!! KAU HEBAT!!! HAHAHA!!!"

   Tawa bahagia serta tepuk tangan mengiringi kembalinya wedding kiss yang baru saja Rayoung lakukan. Tak lupa pula, Nyonya Jeon sudah memotret beberapa kali untuk aksi Rayoung itu.

   Setelah cukup lama, Rayoung melepaskan bibir Jungkook dan menatap Jungkook dengan binar bahagia. "Rasakan itu, Jeon Jungkook. Karena sudah berani mencium ku saat aku sedang tidak sadar."

   Jungkook tertawa kecil mendengar ucapan Rayoung. Lalu ia menarik Rayoung dalam dekapannya dan memeluk gadis itu dengan erat.

   "Saranghaeyo, Rayoung."

   "Saranghaeyo, Jungkook."

   Dan hari itu, mereka sudah resmi menyatukan cinta mereka dengan sebuah ikatan suci yang di landaskan oleh cinta.

   Bagaikan keajaiban bintang jatuh, mereka dapat bersama walaupun begitu banyak rintangan yang harus mereka lewati. Serta besarnya perjuangan Rayoung dalam memperjuangkan cintanya kepada Jungkook.

~~~~~

Annyeong!!!!

Akhirnya END juga nih Mischievous Kiss nya, hahaha!
Terima kasih para readers untuk vote dan commentnya. Meski gak aku balesin semua commentnya, tp aku selalu baca dan seneng ngeliat comment kalian. Dan untuk silent readers, cieee diam-diam merhatiin :D

Maaf ya untuk yang ngerasa part ini kurang seru atau gimanaaaaa gitu da untuk typo yang bertebaran. Itu murni karena otak saya lagi kehabisan ide >.

Dan untuk kalian yang nanyain gimana nasib Taehyung sm Hyuna? Di season 2 akan kita bahas lebih dalam. Tapi kalau kalian bisa tebak, ada satu cast baru di part ini yang sengaja baru aku tunjukin namanya sekali. Untuk spoiler, dia itu yang bakal jadi pengganti Rayoung untuk Taehyung lhoo!
Dan di season 2, bakal banyak konflik antara Jungkook-Rayoung dalam masa pernikahan mereka. Jangan lupa, masih ada member BTS lain yang blm muncul di season 1, aku masukin di season 2.

Penasaran? Tunggu season 2 nya yaa!

Oh ya, buat kalian yang mau chat sama aku bisa add line aku ^^ id : nerissaaa17

Gamsahamnida readers!!!! Annyeeeeooong!!!!! Sampai ketemu di season 2!!!! ^.^

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 17.1K 21
21++ bocah jauh jauh karakter idol -jimin -kai -chanyeol -taeyhung -jungkook -daniel (gua tulis yg sering muncul ya) girls.. ulzzang (pake beberapa...
HE LOVE ME (END) By feminee

Mystery / Thriller

496K 52.7K 50
Semua ini tidak akan terjadi jika Aku tidak membuang pembalut sembarangan. Semua ini tidak akan terjadi jika Aku membaca doa sebelum masuk ke kamar m...
758K 56.3K 52
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
19.4K 2.9K 16
-in which she met him broken hearted in the night bus [written in Bahasa]