LOVEIAN

By milkymiuw

18.6K 3.5K 1.2K

Hanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terik... More

Disclaimer!
Prolog
1 || Love; Everyone's Crush
2 || Brother and Sister
3 || He Miss Me?
4 || Curious Cat
5 || Tantrum Everytime
6 || The Answer
7 || Good Student and Good Boy
8 || Mom and Her Dedication
9 || Don't Bite Your Lips!
10 || Sweet Good Bye
11 || Sweet Good Bye II
12 || Time Passed
13 || Something Has Changed
14 || Heartbreak and Tears
15 || Misunderstanding
16 || Your Lips On Mine
17 || Love's Boyfriend
18 || He's The Unpredictable One
19 || Talk, Kiss, and Jealous
20 || Biggest Weakness
21 || Boyfriend Material
22 || A Kiss As A Gift
23 || His Apartment
25 || Surprising Fact
26 || Happiness and Sadness
27 || Happy Days
28 || Bad Feeling
29 || New Job
30 || Our Problem I
31 || Our Problem II
32 || Ian; Broken Hearts
33 || I'm Sorry, Baby

24 || This Is My Life

456 80 16
By milkymiuw

Kak Julian tuh ngejar ternyata. Dia tau banget gue suka sama dia sejak dulu.

Gak mau pacaran sama gue pas masih underage, giliran udah gede langsung di akuin jadi ceweknya.

Ngejar dan satset sekali bukan?!?

"Gak mau sayang! Kamu pikir kenapa aku nggak pernah bisa langgeng pacaran sama perempuan lain? Karena aku terus kepikiran kamu."

"Haikal bakalan bunuh aku kalau tau aku macarin kamu."

Mana gue tau kalau bang Haikal diem-diem overprotektif sama gue. Perasaan dia selalu aja membuat kesempatan di mana gue bisa berduaan sama kak Julian deh.

Iya kan?!

Tapi setiap kali itu terjadi emang gue sama kak Julian posisinya lagi berantem. Bukan deh, musuhan aja. Gue yang musuhin dia alias menyingkir.

Bang Haikal dengan baik hati membuat situasi dimana gue dan kak Julian bisa berbaikan.

Gue pikir itu bentuk dukungan!! Hisss!

Tapi gue tetep sih mikirin juga, mau gimanapun bang Haikal anak cowok tertua. Dia pasti mikirin gue banget.

Makanya gue dan kak Julian berusaha buat enggak kebablasan. Walaupun udah sih. Dikit doang. Gak deh banyak. Huaa!

Abaikan tentang percintaan gue dulu. Kali ini gue punya satu tujuan kuat. Lulus di semester ini.

Gue juga udah dapat banyak notes dari kak Julian. Ya sih, no wonder dia jadi lulus terbaik even sekolah di luar negeri juga.

Ini pdf yang dia kasih hampir lima puluh lembar sendiri. Mau nepuk jidat aja gue. Apa sih yang kak Julian tulis sampai sebamyak ini?!?

"Vely, mata gue sakit. Gak biasa gue lihat lo rajin gini."

"Semua orang akan berubah pada waktunya, Nai." ucap gue bijak.

"Pret!"

Weh nih anak! Gak percayaan banget.

"Kenapa sih buru-buru amat pengen lulus? Kebelet kawin ya lo sama pak dokter?"

"Ssssttt!" Gue membungkam bibir Naila dengan tangan gue. Mulutnya astaga.

"Bwener kan?!"

Gue lepasin tuh bibir. Naila langsung ngoceh lagi.

"Hmm tapi bagus sih. Cowok lo udah settle alias mapan, udah tinggal colek aja ajak nikah."

"Gue belum kepikiran ke sana," cicit gue mengsalting.

Bayangin nikah sama kak Julian. Aaaaa! Pernikahan impian bersama cinta pertama yang juga mencintai gue!

"Hilih!" Naila mendegus. "Gue doain cepet kelar. Minggu depan dah nyari dospem?"

Gue mengangguk. Berdoa banget nih gue buat ini. Buru-buru ngajuin biar dapat dosen yang gue mau.

Nah satu minggu berlalu, gue mendapat surat dari kampus. Isinya tentang surat tugas dosen.

Dan gue dapat... pak Arjuna.

"Pak Arjuna?" Naila melotot pas gue kasih tau. Dia lebih syok dari pada gue sepertinya. "Gila ya, andai aja gak punya cowok udah gue bilang kalau kalian berjodoh."

Krik!

"Mungkin karena fokus utama yang gue ambil berhubungan banget sama matkul yang diajar pak Arjuna." gue sih yakin begitu.

Soalnya walaupun gue males di pelajaran pak Arjuna, gue cukup menyukainya. Malesnya cuma karena selalu dicengcengin aja.

Canggung gak ya?

Ah santai aja deh!

Sekarang gue enggak mau kalah sama kak Julian. Dia makin keren! Bukan insecure gue justru termotivasi.

Ya, harus! Apalagi mikirin soal ucapan Naila tentang pernikahan. Huh masih lama, gue mau kerja dulu. Kak Julian juga enggak bahas nikah kok. Itu bukan hal yang urgent sekarang.

•••

Waktu berlalu dengan cepat. Beberapa minggu setelah itu gue rajin bertemu pak Arjuna, buat bimbingan tentu aja.

Beliau tuh tipikal yang mau ketemu tiap mau bimbingan. Walaupun agak slowrespon kalau di chat, beliau kalau tiap ngasih arahan dan bimbingan selalu on poin.

Gue seneng sih. Dan rasanya skripsi gue bakalan berjalan lancar.

Iri banget dapet dospem modelan kek pak Arjuna ini — miuw😭

Hari ini waktu gue pulang ke rumah, gue lihat mobil mama udah di rumah. Pas gue mau masuk ke kamar gue sekilas lihat mama dan bang Haikal di dalam kamar.

Pintunya kebuka. Gue yang mau masuk ke dalam gak jadi karena denger perbincangan mereka dari luar.

Singkatnya, gue menguping.

Biasanya kalau kayak gini, bang Haikal lagi ada di mode curhat. Gue pernah lihat kaya gini juga, cuma gak pernah gue mau nguping. Takut pembicaraan penting.

Kali ini gue mau nakal sedikit.

"Haikal mau tunangan sama Gigi, ma."

Gue langsung membungkam bibir. Wow!

"Aku udah bilang sama dia. Dan Gigi seneng, itu yang dia mau. Tapi mama tau nggak apa yang Gigi katakan?"

"Apa?"

"Makasih ya Haikal. Aku tau kok kamu orangnya berkomitmen banget. Aku nggak ganggu cita-cita kamu kan?"

Hah? Ganggu cita-cita bang Haikal?

"Gigi tau banget tentang aku ma. Aku yang mau membahagiakan dia setelah aku membahagiakan mama dan Lovely."

Deg!

"Dia tau aku pengen mapan dulu. Bisa meng-handle pekerjaan mama. Biarin mama istirahat dan menjadi kepala keluarga yang baik untuk mama dan Lovely."

Eh apa ini? Kok air mata gue keluar deres gini. Bang Haikal dan keseriusaanya ternyata gini?!

Pria itu menyimpan banyak pikiran.

"Haikal gak bisa biarin Gigi pergi... Haikal enggak tahu apakah ada wanita yang lebih tulus dan sayang sama Haikal selain dia, ma."

Mama menganggukan kepalanya. Dia sanhat setuju dengan ucapan bang Haikal.

"Kamu berhak bahagia, sayang. Mama bisa kerja buat kalian aja sangat membahagiakan. Lovely juga... akhir-akhir ini dia semangat banget. Adik kamu itu juga sudah bahagia."

Mama bener! Bener banget.

Dan gue bisa lihat punggung bang Haikal bergetar dari belakang. Mama langsung memeluknya. Abang gue sepertinya menangis.

Ini kedua kalinya gue lihat bang Haikal menangis. Pertama saat papa meninggal dulu. Kedua hari ini.

Mungkin enggak hanya ini, tanpa gue sadari bang Haikal mungkin menangis lebih banyak di belakang gue.

Bang Haikal emang dewasa banget ya. Dia dituntut untuk dewasa sebelum waktunya. Meski ketutup sama tingkahnya yang rada-rads nyebelin itu.

Orang-orang di sekitar gue ternyata memang hebat. Gue bangga.

Sekarang gue enggak mau mencari-cari kelemahan orang lain lagi.

Ya, seharusnya memang tidak perlu. Gue cuma harus melihat kesempurnaan yang mereka miliki dan ciptakan dengan baik.

•••

"Gue berantem sama Jason, Vely!" Naila curhat ke gue. Dia lagi terpuruk soal percintaanya.

"Biasanya kalian juga berantem kan?" kata gue membuat mata Naila memerah.

Iya, kadang cekcok kecil gitu yang menurut gue wajar dalam suatu hubungan. Soalnya si Naila ini sering curhat juga.

Masalahnya gue emang tau kalau si Jason ini brengsek! Tapi Naila nih walaupun katanya demen gonta ganti cowok entah kenapa gak mau lepas sama Jason.

"Kali ini gue berantem gede sama dia! Karena dia ketahuan selingkuh sama gue!"

"Hah?! Brengsek!" Gue mengepalkan tangan erat-erat. Memang tabiatnya ternyata.

Gue enggak kaget. Cuma tetep aja, ngelihat Naila nangisin si brengsek itu ngebuat gue gak habis pikir.

Selingkuh tuh gak bisa dimaafin anjir!!!

"Gue lihat chat dia sama cewek lain. Sayang-sayangan lagi! Panas gue. Mana enggak ngaku pas ditanya! Babi!!"

"Aaaaa Vely! Gue galau brutal!" Naila menggoncang tangan gue. Kasihan banget astaga!

Gak pernah gue lihat Naila setantrum ini ngadepin cowok.

"Putusin aja." Saran gue. "Bukannya lo nggak akan pikir panjang kalau soal mutusin cowok, Nai?"

"Masalahnya Jason tuh cowok paling baik—gak maksudnya mending diantara cowok gue yang lain."

Mendingan gak tuh?! Kalau selingkuh aja dianggep mending terus yang buruk kayak gimana coba?

"Dia ganteng, berduit, baik."

Huek. Yang terakhir gue enggak akan mengakuinya. Naila pasti buta.

"Tapi dia selingkuh. Katanya orang selingkuh tuh susah sembuh, penyakit!"

Naila cemberut. Dia kek bimbang sekali yah. Padahal jelas banget harus ditendang tuh cowok jauh-jauh dari kehidupannya.

"Gue mau cerita ini... lo gausah kaget. Gue pengen lo putus dari Jason bukan tanpa alasan."

Gue akhirnya menceritakan apa yang pernah Jason lakukan ke gue dulu. Gue ceritain secara detail. Waktu kita di kelab dan gue menghilang dari sana.

Naila terkejut. "Gue tau dia selingkuh. Tapi gue enggak nyangka dia mau ngembat sahabat cewek gue!" Wajahnya keliatan marah.

Yuk sadar Nai!

"Bajingan! Brengsek! Tai! Babi! Jason anjing!" Nah keluar sudah kebun binatang dari mulut Naila.

Dapet banget marahnya sampai sini. Bagus kalau Naila sadar. Soalnya gue mau mendem lama cerita itu takutnya Naila gak bisa sadar juga. Kalau tau Jason sebrengsek itu udah pasti di cut off jadi pacar.

"Putusin dia. Lo berhak dapet yang lebih baik Nai!!"

"Makasih Vely! Ada gunanya juga lo punya cowok. Otak lo jadi gak kopong soal percintaan. Hmm pak dokter pasti keren banget sampai bisa buat Lovely kayak gini!"

"Diem lo!"

Kak Julian yang dipuji, gue yang mengsalting. Duh jadi kangen kak Julianku sayang~~~

Di KK ada Vouchernya yaaa.
Kodenya 'APARTMENT'

Lupa banget nyantumin di chap sebelumnya🙏😭

Maapkan wifi gue jelek begete soalnya ini KK baru ke UP.

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 113K 96
Daksh singh chauhan - the crowned prince and future king of Jodhpur is a multi billionaire and the CEO of Ratore group. He is highly honored and resp...
3.8K 255 29
[COMPLETED & UNDER REVISION] Badass #1 Zares Keiv "Ares" Fillion Para sa kanya, wala na siyang mahihiling pa kundi ang makapiling hanggang sa dulo si...
367K 6.7K 30
Jeon Y/N. The girl that captures everybody's heart and gets shipped with literally everyone. Jeon Jungkook. Cant help but fall in love with her. Wi...
18.5K 548 24
Transported into the realm of your favorite anime 'Bungo Stray Dogs' after a tragic accident, you discover that life in this new reality is anything...