CANVA PLAYBOY [On Going]

By AnggitaMaharani271

33.7K 727 28

Canva Assegaf pemimpin geng motor di kota Newcastle yang dikenal cowok playboy seorang keturunan Tionghoa dan... More

{Prolog utama}
BAB 1 {Kelas}
BAB 2 {Awal pertemuan}
BAB 3 {sesuatu yang berbeda}
BAB 4 {castle Canva}
BAB 5 {suatu persamaan}
BAB 6 {Bertatapan}
BAB 7 {Terkena air minum}
BAB 8 {Menemui Canva}
BAB 9 {Persyaratan konyol}
Sapaan gita {Bukan BAB}
BAB 10 {Menyetujui}
BAB 11 {Tiba-Tiba}
BAB 12 {Ciuman sebagai syarat}
BAB 14 {Sandaran bahu}
BAB 15 {Membawanya kembali}
{Spoiler next chapter}
BAB 16 {Satu tempat tidur}

BAB 13 {Untuk pertama kalinya}

942 29 2
By AnggitaMaharani271

CUP...

"Sudah sekarang lepaskan aku kak Canva!" pinta Zahra yang sudah memenuhi syarat dengan menempelkan bibirnya tepat di pipi Canva yang seketika langsung membuat Canva terdiam mematung.

" Tidak mungkin dia barusan mencium pipi ku dengan bibir merah kecilnya... bahkan kecupan lembut itu masih sangat terasa " lirih Canva dalam hati menatap sayu Zahra, lalu dengan perlahan memejamkan matanya sambil tersenyum kecil.

Zahra yang melihat Canva tersenyum memejamkan matanya pun langsung dibuat kesal disertai bingung dan mengkerutkan alisnya menatap Canva yang bukan merespon ucapannya melainkan malah tersenyum tidak jelas. Dan yang membuat Zahra kesal adalah Canva yang masih memeluk erat pinggangnya dan bukan melepaskannya sesuai yang ia ucapkan tadi.

"Kak Canva tolong lepaskan... Syarat yang kau minta sudah ku penuhi sekarang tolong lepaskan aku seperti yang tadi kau katakan" mohon Zahra menggoyang-goyangkan tubuh Canva tapi tetap tidak mendapatkan responnya melainkan Canva yang masih dalam memejamkan matanya sambil tersenyum.

"Hah ada apa dengannya ini"? Dengus Zahra kesal.

"Huf sepertinya aku harus menggunakan cara ini untuk membuat kak Canva membuka mata dan sadar" batin Zahra menghela nafasnya lalu dengan gerakan cepat...

PLAKKK!

Tampar Zahra tepat di pipi kanan Canva sehingga yang dengan tiba-tiba langsung menimbulkan bekas merah dari tamparan keras sengaja Zahra, yang membuat Canva tergelonjak kaget lalu membuka kedua matanya dengan ekspresi bola mata yang melebar menatap Zahra.

"Hem kenapa kau menamparku Zahra" cicit Canva memegang erat pinggang Zahra dan menatapnya begitu lekat dengan tatapan sinis dan senyuman melengkung yang membuat Zahra menelan savilahnya kasar.

"Omo sepertinya dia marah... Apa yang harus aku lakukan"?

Bingung Zahra dengan tubuh gemetar karena Canva yang memegang erat pinggangnya dan menatapnya lekat disertai dengan sorot matanya yang tajam.

"Dasar bodoh kau Zahra harusnya kau tidak menamparnya tadi".

Pukul Zahra keningnya pelan dengan sudut mata yang mengkerut dan wajah yang menunduk tidak mau menatap Canva.

Canva yang sadar Zahra yang sedang kebingungan dengan tubuh gemetaran pun dengan jahil Canva kembali mendekatkan lagi wajahnya dengan sangat dekat ke wajah Zahra, yang dimana sorot mata Canva yang lebih menatap sinis sedangkan senyumannya yang berganti menjadi senyuman menakutkan yaitu tersenyum menyeringai.

DEG...DEG...

Detak jantung Zahra yang berdetak begitu kencang melihat wajah Canva yang begitu dekat dan bisa dibilang sangat minim bahkan dengan satu gerakan saja dapat membuat bibir keduanya menempel.

"Tidak! Ini tidak boleh terjadi jangan mendekat lagi".

Pejam Zahra tanpa sengaja membayangkan Canva yang kembali mendekatkan wajahnya mencium bibirnya.

"Hem"senyum Canva terkekeh melihat Zahra yang memejamkan matanya sehingga dengan langsung...

JTAKKK!

Jentik Canva kening Zahra yang seketika langsung membuat Zahra Terkejut dan membuka matanya menatap Canva.

"Hem apa yang sedang kau bayangkan Zahra" goda Canva tersenyum menyeringai dan alis yang di naik turunkan.

Zahra dengan perasaan yang gugup dan juga malu memutuskan untuk menundukkan kepalanya tanpa berkutik satu pun tidak menatap Canva dan diam sambil menggigit bibir bawahnya dengan raut wajah malu.

"Yaampun bodohnya diriku!" Lirih Zahra dalam hati.

"Lihatlah pasti sekarang dia berpikiran aku sedang mengharapkan untuk di cium" malu Zahra dan tetap menundukkan kepalanya tanpa menatap Canva sedikit pun.

"Zahra kenapa kau menunduk lihat lah aku dan beritahu aku apa yang sedang kau pikirkan" ujar Canva menundukkan lagi kepalanya untuk menatap Zahra dari bawah sambil memaparkan senyum menggodanya.

"Apa kau sedang mengharapkan ciu..m".

KRINGGG...

Suara bell pintu yang berbunyi membuat perkataan Canva barusan terpotong dan dengan langsung melepaskan pinggang Zahra dari pelukannya yang seketika membuat Zahra langsung menghela nafas lega karena bisa lepas dari dekapan Canva.

"CK ganggu aja" desis Canva kesal lalu berjalan melangkah membuka pintu dengan masih memakai bathrobe dan rambut yang berantakan masih sedikit basah.

CKLEKKK...

"Hah" Terkejut Canva melihat seseorang yang sedang berdiri di depan pintu dengan raut wajah marah dan tangan yang dikepalkan yang tidak lain adalah Luna kekasih Canva.

"Sayang!" Seru Luna langsung memeluk erat tubuh Canva membuat Zahra yang melihat sontak terkejut begitupun Canva yang juga ikut terkejut melihat kedatangan Luna secara tiba-tiba.

"Luna apa yang kau lakukan bagaimana kau bisa kesini" ujar Canva heran.

"Hem sayang kenapa kau bertanya seperti itu apa kau tidak senang sekarang aku datang! lihatlah kau bahkan tidak mengangkat telpon ku terus apa kau marah Canva sayang " elus Luna dagu Canva dengan begitu manjanya lalu dengan cepatnya Luna langsung menempelkan bibirnya tepat di bibir bawah Canva sambil melumatnya.

Zahra yang melihat pemandangan kotor di depannya pun dengan reflek langsung menutup matanya dengan kedua tangan dengan jantung yang kembali berdetak begitu kencang.

"Emphhh sayang bibir mu begitu manis sekali" cicit Luna lalu kembali melumat bibir seksi Canva sambil mengelus rambut Canva yang masih sedikit basah tanpa melihat ada Zahra di belakang yang menutup matanya dari pemandangan berdosa dan kotor.

Canva yang tadinya tidak ingin membalas ciuman Luna tanpa sadar seketika langsung terobsesi dengan ciuman Luna yang begitu dalam saat melumat bibirnya dan dengan langsung Canva pun menarik pinggang luna dan membalas ciuman Luna dengan melumat bibirnya dengan begitu agresif sehingga timbullah ciuman yang begitu panas diantara keduanya.

"Emphh ahh" desah keduanya menikmati ciuman panas itu sehingga Zahra yang mendengarnya pun bergedik geli serta jijik.

"DASAR MEMALUKAN!" Teriak Zahra dengan suara yang keras dan membara melihat pemandangan serta suara yang begitu kotor.

Canva yang mendengar teriakkan Zahra pun sontak terkejut dan dengan langsung melepaskan bibirnya dari bibir Luna lalu berbalik badan menatap Zahra. Begitu pun Luna yang ikut terkejut dan melihat adanya Zahra yang tidak ia sadari tadi lalu dengan tatapan sinis dan tajam Luna menatap Zahra.

"Dasar tidak tau malu bisa-bisanya kalian melakukan hal yang begitu kotor seperti itu di depan ku" kesal Zahra meluapkan emosinya untuk pertama kali.

"Cih apa yang sebenarnya wanita aneh ini katakan" ejek Luna menatap Zahra dengan sorot mata sinis.

"Ck dan kau memang perempuan tidak tau malu dan memiliki harga diri rendah bisa-bisanya kau menempelkan bibir kotor mu itu kepada lelaki... menjijikan sepertinya" tunjuk Zahra tepat ke arah Canva tanpa rasa takut sedikit pun dengan tatapan mata yang tajam dan bibir kecil Zahra yang mengkerut.

"APA KAU BILANG!" Teriak Luna tidak terima dan ingin melangkah menghajar Zahra tapi langsung di cegat cepat oleh Canva.

"Cukup jangan kau apa-apakan dia" ujar Canva dengan tatapan mata yang begitu tajam sambil mendorong tubuh Luna untuk tidak melangkah.

Zahra yang melihat Canva mencegah Luna pun dengan langsung berlari melangkah keluar dari kamar meninggalkan Canva dan Luna di dalamnya.

"CK bisa-bisanya dia tidak melihat aku di belakangnya dan melakukan hal menjijikan itu di depan ku! Tapi Bagus lah akhirnya kau Zahra berhasil membentak mereka untuk pertama kalinya dalam hidup ku" Bangga Zahra kepada dirinya sendiri yang akhirnya bisa membentak orang lain tanpa merasa takut.

"AHHH tapi tetap saja mata ku lagi-lagi ternodai!" decak Zahra kesal.


Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

816K 42.6K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
890K 87.8K 49
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
4.2K 2.7K 36
"π™Ίπš’πšœπšŠπš‘ πš‚π™Όπ™° πš”πš’πšπšŠ . π™³πšŠπš— πšπšŽπš—πšπšŠπš—πš πš”πš’πšπšŠ πš‹πšŽπš›πšπšžπšŠ" 𝓐𝓡𝓫𝓲π“ͺ𝓷 𝓐𝓡π“ͺ𝓼𝓴π“ͺ𝓻 π“πžπ«π§π²πšπ­πš 𝐠𝐚𝐀 𝐬𝐞π₯𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐀...
6.1M 262K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...