K W A C I [End]

By bungaMG01

76.9K 15.5K 5K

Biji bunga matahari ucapnya karena dia menganggap tubuhnya sangat kecil di banding teman-temannya yang memili... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37

Bab 15

1.8K 388 132
By bungaMG01

Kana malas melihat keakraban Mew dan Aom dia memutuskan untuk pulang ke rumah ya.

"Mam?"

"Apa?"

"Minggu depan Kampus akan mengadakan kemping, Kana mau ikut."

"Pergilah!"

"Nanti Mami bayar biayanya ya?"

"Iya, memangnya berapa?"

"Kana juga belum tau tapi Mami siapkan juga ya saku Kana, Kana lagi malas minta pada Mew."

"Kenapa? Kau bertengkar dengan Mew?"

"Tidak! Karena Mew tidak izinkan Kana pergi."

"Iya nanti Mami yang bayar, kau mau makan tidak? Hari ini Mami masak."

"Nanti saja lah Mam, Kana mau mandi."

Kali ini Kana akan pergi tanpa izin dari Mew, dia juga butuh privasi untuk bersenang-senang bersama temannya.

"Mew, apa kau sudah punya kekasih?"

"Tidak, aku tidak sempat pacaran."

"Kenapa? Padahal kau ini tampan."

"Tampan? Kau adalah wanita pertama yang bilang aku tampan."

"Memangnya kau tidak pernah bercermin jika wajahmu sangat tampan, harusnya kau sudah punya banyak mantan."

"Hidupku sudah di sibukan oleh biji kwaci jadi aku tidak pernah sempat untuk mencari pacar, anak itu sangat aktif dia tidak boleh lepas dari pandangan mataku."

"Maksudmu Kana?"

"Iya!"

"Kenapa dengannya, dia sudah dewasa biarkan saja dia bergaul seperti anak muda pada umumnya."

"Umum yang mana, anak muda jaman sekarang pergaulanya tidak benar."

"Tergantung anaknya kalau kau terlalu dekat dan mengekangnya justru terlihat aneh terlebih kalian bukan saudara kandung."

"Aneh bagaimana? Aku rasa wajar saja jika aku menjaga dia."

"Aku justru melihat kau yang di jaga olehnya, dia terlihat sangat posesif padamu, apa dia Gay?"

"Aow, jangan bicara seperti itu aku tidak suka ada orang yang menghinanya."

"Tapi jika kalian selalu terlihat seperti itu, orang lain pun pasti akan menilai sama, saran aku sedikit jaga jarak dengannya, bukan kah kau tidak mau ada orng yang menghina Kana, aku saja orang baru melihat kalian seperti itu."

"Karena kau orang baru jadi kau tidak tau bagaimana hubunganku dengan Kana, semua orang di komplek ini tau Kana dan aku memang sudah rapat sejak kecil."

"Aku hanya mengingatkan saja, selebihnya terserah kau."

"Aku mau panggil Kana dulu, dia belum makan sejak siang."

"Aku lihat tadi Kana keluar."

"Kapan?"

"Tadi waktu kita sedang di dapur."

"Kau lihat dia?"

"Iya aku lihat dia, kenapa panik bukan rumah dia hanya di depan sana saja."

"Dia belum makan. Nanti kalau Mamaku tanya bilang saja aku ke rumah Kana."

"Tapi Mew, kita kan mau makan."

"Duluan saja."

Mew pergi ke kamarnya dan benar saja Kana sudah tidak ada di atas ranjang. Mew pun pergi ke rumah Kana untuk memastikan Kana memang pulang ke rumahnya. Mew langsung masuk ke kamar Kana dan terdengar suara kucuran air dari dalam kamar mandi.

Mew pun menunggu Kana di dalam kamarnya hingga Kana pun keluar dari dalam kamar mandi.

Kana berusaha cuek walau pun melihat Mew menunggu dia di dalam kamar, Kana memakai baju lalu dia pergi keluar tanpa menyapa Mew.

Mew mengikuti Kana keluar, Kana menuju ruang makan dan duduk di kursi, Mew pun ikut duduk di kursi di samping kiri Kana.

"Kau sudah makan bersama Aom bukan! jadi aku tidak perlu tawarin kau makan."

"Aku tunggu kau bangun untuk makan bersamaku tapi kau pulang."

"Aku sudah lama tidak makan masakan Mamiku, kau ke sini hanya ingin memeriksa aku bukan, kau takut aku main dengan teman-temanku, sekarang kau sudah lihat aku ada di rumah  pulang sana!"

"Kau usir aku?"

"Iya! Aku mau makan tidak ingin selera makanku hilang karena melihat wajahmu."

"Kau marah padaku? Memangnya apa salahku?"

"Memangnya marah harus ada alasannya, kau saja sejak pagi marah padaku dan aku tidak tau salahku ada di mana, pulang sana!"

"Tapi aku juga belum makan, kita makan sama-sama ya."

Kana menghela nafas lalu memutar bola matanya malas.

"Aa...!" Kana memberikan sendok pertamanya pada Mew.

Dan Mew menarik pinggang Kana lalu menerima suapan dari Kana. Mew mengunyah makanannya sambil tersenyum pada Kana.

"Kenapa tersenyum?"

"Memangnya tidak boleh aku tersenyum, aku bisa melakukan apa pun padamu."

"Melakukan apa?"

Mew merapihkan rambut Kana yang memang belum Kana sisir, rambutnya belum kering seluruhnya.

"Susah sekali di suruh keringkan rambut setelah mandi."

"Lama! Aku sudah lapar."

"Yang aku penasaran kenapa kalau orang baru mandi terlihat seger dan wanginya, tubuhnya dingin, enak sekali jika di peluk."

"Tapi kau bau,, bau wanita! Mungkin karena kau baru saja memeluk wanita itu di rumahmu."

"Itu tidak sengaja, tadi dia hampir jatuh."

"Akh iya itu sama persis dengan Smith waktu di kampus, kalau tidak ada aku yang menangkap tubuh Smith, mungkin Smith sudah jatuh ke kubangan lumpur."

Mew melepaskan pelukannya pada Kana lalu menatap Kana tak suka.

"Masih mau makan tidak?"

"Sudah kenyang!"

"Ya sudah aku makan sendiri saja."

Sementara Baifren melihat dan mendengar apa yang di bicarakan Mew dan juga Kana. Dia melihat ke dua anak itu terlihat sangat aneh. Saat kecil Mew dan Kana memang sangat dekat tapi berbeda saat mereka sudah dewasa justru terlihat jadi tidak normal.

"Aku mau pulang!"

"Aku tau, kau pasti suka ada di rumah terlebih di rumah ada pemandangan indah dan segar."

"Siapa? Aom maksudmu?"

"Katanya mau pulang, aku justru suka jika kau sedang tidak bersamaku, aku bebas mau main ke mana saja tidak akan ada yang larang aku, aku sudah tidur seharian nanti setelah makan aku mau main putsal."

"Kau baru saja mandi."

"Air banyak tinggal mandi lagi apa susahnya."

"Lebih baik kita pergi cari angin."

"Kau bilang mau pulang, pulang lah!"

"Sepertinya aku sedang ingin jalan keluar."

"Ajak lah wanita itu."

"Aku mau pergi denganmu."

"Tidak, lebih baik aku main putsal lebih sehat."

"Ok biar aku antar."

"Aku lebih suka pergi sendiri, beri aku ruang bersama teman-temanku."

"Kau tau aku, aku tidak akan memberi sedikit pun ruang untuk kau agar bisa melakukan apa pun yang kau suka, tidak akan! Kau pergi denganku atau tidak sama sekali."

"Selera makanku jadi hilang," Kana berdiri dari kursinya namun di tarik oleh Mew.

"Kau mau ke mana? Habiskan dulu makananmu."

"Tidak lah! Aku mau ke kamar saja, jika kau mau pulang atau jalan-jalan pergilah! Aku tidak akan pergi kemana-mana."

"Kana! Habiskan dulu makananmu."

"Tidak mau Mew."

Sulit sekali untuk di mengerti oleh keduanya, keduanya merasa tertekan tapi tekanan apa yang mereka berdua rasakan mereka pun tak tau.

"Lebih baik kita main Game saja di kamarku, tapi kau habiskan dulu makannya."

"Aku sudah tidak mood makan."

"Aku suapi?"

"Tidak!"

"Baiklah kau boleh pergi main putsal."

"Terlambat! otak dan hatiku sudah kesal."

"Lalu apa yang kau inginkan?"

"Tidak perlu bertanya keinginanku."

Kana pergi ke kamarnya, hari ini dia akan tidur di rumahnya, karena Kana tidak suka melihat wanita itu di rumah Mew.

1 minggu kemudian.

Kana sengaja tidak pernah datang ke rumah Mew karena dia tidak ingin acara kempingnya di rusak oleh Mew.
Namun setiap hari Mew selalu datang ke rumah Kana untuk memberi uang saku atau pun menemani Kana sampai tidur.

Cup...

Mew mencium pipi Kana membangunkan Kana dari tidurnya.

"Kana sudah siang cepat bangun."

"Mew jangan ganggu aku!"

"Matahari sudah naik, kau tidak malu kalah saing dengan matahari."

Kana membuka matanya dan melihat Mew sudah rapih dengan pakaian dinasnya.

"Kau mau ke mana?

"Aku ada kerjaan."

Kana menarik leher Mew yang sedang membuka selimut yang Kana gunakan. Kana memeluk Mew dan mengendus lehernya.

"Maskulin sekali wangimu."

"Nanti bajuku berantakan."

"Biarkan aku memelukmu, aku pasti akan merindukanmu."

"Aku hanya ingin bertemu dengan Klien bukan mau pergi ke luar negeri."

"Jadi kau dapat pekerjaan di mana?"

"Di sini tidak pergi ke luar."

"Owh begitu, ya sudah kau boleh pergi! Aku mau mandi dulu."

"Uang jajanmu ada di atas nakas."

"Hmm!" Kana menganguk lalu dia bangun dari tidurnya.

"Aku pergi dulu ya?"

"Berikan ciuman dulu untukku."

"Kau belum mandi."

"Nanti kau akan rindu padaku."

"Aku akan datang ke sini jika kau tidak mau datang ke rumah."

"Aku malas jika wanita itu masih ada di rumah, kapan dia akan pergi?"

"Mungkin 3 minggu lagi, aku dengar orang tuanya akan pulang bulan depan."

"Ya sudah lah, aku mandi dulu ya."

Mew pergi menemui Kliennya saat Kana sudah pergi mandi. Dan hari ini Kana akan pergi kemping bersama teman-temannya, dia tidak akan bertemu dengan Mew selama 5 hari.

Sore hari

Karena sudah 1 minggu Kana tidak ke rumah, buat Mew tidak ada yang aneh karena nantinya Mew yang akan pergi ke rumah Kana.
Pulang kerja Mew pergi makan, mandi lalu setelah santai dia pergi ke rumah Kana.

"Tante! Kana di mana ya ko di kamar dia tidak ada?"

"Kana kan pergi kemping masa kau lupa."

"Pergi kemping? Tapi tadi pagi Kana tidak bilang apa pun pada Mew."

"Masa sih, bukan rencananya sudah dari minggu lalu."

"Kana tidak bilang jika dia jadi pergi."

"Kau telepon saja Hpnya."

Mew mengeluarkan Hpnya dari dalam saku celananya.

"Tidak aktif, ponsel Smith juga tidak aktif mereka berdua pasti sudah sekongkol untuk menghindari aku."

"Kana tidak akan lama, hanya 5 hari saja ko perginya."

"5 hari buat Mew itu lama Tan, Ke mana mereka pergi?"

"Tante juga tidak tau."

Mew pulang ke rumahnya dengan perasaan kesal.

"Mew kau kenapa?" Tanya Aom pada Mew.

Mew tidak menjawab, dia fokus pada ponselnya berharap ponsel Kana aktif, dia juga sudah kirim beberapa pesan  berharap pesannya masuk semua.

Hingga waktu menunjukan pukul 11 malam. Mew masih duduk di ruang televisi dia masih berusaha menghubungi Kana namun usaha dia nihil sepertinya Kana memang sengaja mematikan ponselnya, lokasinya juga tidak bisa di ketahui.

"Mew, aku lihat kau sibuk sekali dari tadi sore bahkan aku lihat kau belum makan."

"Aku tidak bisa menghubungi ponsel Kana."

"Memang Kana ke mana?"

"Kemping bersama teman-temannya."

"Nanti pun dia pulang."

"Dia tidak pernah keluar jauh dari rumah, aku khawatir dia masuk angin."

"Kau tenang dulu, ini aku bawakan teh untukmu. Biasanya kalau di gunung atau hutan memang susah sinyal."

"Jika aku tau lokasinya ada di mana aku akan susul dia."

"Kau sangat menyayangi Kana?"

"Bagaimana tidak sejak kecil dia sudah bersamaku."

"Dia pasti baik-baik saja, minum dulu agar kau tenang."

"Terima kasih!"

Mew meninum teh yang di buatkan oleh Aom dan beberapa menit kemudian Mew merasa matanya sangat berat. Dia pun tidur bersandar ke kursi.

"Mew!" Aom menepuk-nepuk pipi Mew namun Mew sudah tertidur pulas.

Aom pergi ke kamar Mew untuk ambil selimut. Kemudian dia melepaskan baju Mew satu persatu hingga seluruhnya.
Setelah melihat Mew telanjang Aom pun membuka seluruh baju miliknya.
Dengan susah payah dia menyeret Mew agar berbaring di sofa dan Aom menaruh camera ponselnya di dekat televisi lalu Aom berbaring di sisi Mew dan menaruh ke dua tangan Mew diatas pinggangnya. Aom menaikan satu kakinya keatas jonior Mew agar jonior Mew tertutup karena junior  Mew tidak bisa berdiri.
Kemudian Aom mencium bibir Mew seolah-olah mereka berdua sedang menikmati permainan karena mata Mew sampai terpejam. Semua kegiatan itu terekam oleh camera ponsel milik Aom.
Aom juga mengambil beberapa adegan duduk di atas junior Mew lalu dia menggoyangkan pinggulnya seolah-olah mereka berdua sedang melakukan Seks.

Setelah itu dia mengedit vidionya agar terlihat sempurna. Setelah potongan vidio itu jadi Aom membuka ponsel Mew dan mengirim vidio itu ke ponsel Mew lalu dari ponsel Mew di teruskan ke ponsel Kana. Karena banyak sekali history saat Mew menghubungi Kana jadi sangat mudah untuk Aom menemukan nomor ponsel Kana.



Bersambung...❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

885 87 7
Kisah tentang ketua OSIS yang terkenal cuek dan minim ekspresi dan seorang kapten basket yang terkenal barbar tapi sedikit polos. Akankah mereka bisa...
990K 110K 51
Virtexxion Valec FR tiba-tiba terbangun disebuah kamar rumah sakit, dirinya yakin bahwa ia bertransmigrasi ke Novel yang ia baca sebelum kecelakaan. ...
1.9M 86.4K 46
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...
1.2K 92 7
Dipaksa oleh sang ibu untuk belajar dan menjadi permain piano terhebat menyeret Xiao Zhan bertemu dengan Wang Yibo yang direkomendasikan oleh sahaba...