K W A C I [End]

By bungaMG01

76.9K 15.5K 5K

Biji bunga matahari ucapnya karena dia menganggap tubuhnya sangat kecil di banding teman-temannya yang memili... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37

Bab 14

1.7K 411 105
By bungaMG01

Aom melihat keakraban Mew dan Kana dia melihat ada yang tidak wajar dengan ke duanya.

"Kana, aku turun di sini saja."

"Memangnya kau akan bertemu dengan Klienmu di mana?"

"Di cafe dekat sana."

"Biar aku antar."

Kana pergi ke cafe yang Mew tunjuk dan memarkirkan motornya di depan cafe.

Mew turun dari atas motor lalu merapihkan bajunya.

"Sini biar aku lepaskan helmmu," Kana melepaskan pengait helm dan melepaskan helm dari kepala Mew.

"Hati-hati ya jangan ngebut."

"Kau mau ke mana, sini aku rapihkan rambutmu berantakan," Kana menyisir rambut Mew dengan jarinya lalu Kana pun turun dari atas motor.

"Kau mau ke mana?"

"Mau ikut kau ke dalam."

"Kau harus pergi kuliah."

"Lalu siapa yang akan antar kau pulang nanti? Aku akan bolos hari ini."

"Aku bisa pulang naik Taxi."

"Ada aku kenapa harus naik Taxi."

"Kau harus kuliah yang bayar kuliahmu  aku! Jadi jangan coba-coba bolos."

"Satu hari ini saja! Boleh ya?"

"Tidak boleh, sana pergi!"

"Miuuu.." Kana mengedip-ngedipkan matanya agar Mew luluh dan menuruti keinginannya.

"Tidak Kana."

"Satu hari saja."

"Tid...?"

Cup...

Kana mencium Pipi Mew, dia terus berusaha merayu Mew.

"Baiklah! Tapi hanya hari ini saja."

"Iya hanya hari ini saja, aku janji."

"Hmm!"

Mew masuk ke dalam cafe di ikuti oleh Kana.

"Aku boleh pesan apa saja ya."

"Boleh kau duduk di sana ya jangan ganggu pekerjaanku."

"Siap Bos!"

Kana memesan Minum dan juga Cake lalu dia duduk di kursi tepat di samping Mew namun berbeda meja.

Tak lama Klien Mew pun datang.

"Selamat pagi Tuan Mew?"

"Selamat pagi Tuan Jesson."

"Maaf lama menunggu."

"Tidak juga Tuan, saya juga baru datang."

"Bagaimana? apa bisa kita mulai saja?"

"Boleh, silahkan duduk Tuan."

Tak lama Tuan jesson duduk pelayan datang mengantar minuman ke meja Mew. Sementara Kana sudah pesan minuman dan Cake lebih dulu, Kana juga  mengeluarkan 1 bungkus kwaci dari dalam tasnya, dia berfikir pasti akan bosan menunggu Mew jadi dia akan menghabiskan waktunya dengan mengupas biji bunga matahari.

"Minumanya Tuan!" Ucap si pelayan.

"Terima kasih,"jawab Mew.

"Jadi rencananya saya akan merenovasi gedung lama dan akan menambah luas bangunannya dan saya mau desain modern."

"Bisa, saya akan cek dulu ke lokasi untuk melihat luas bangun dan desain apa yang anda inginkan."

Tek..tek..tek..

Suara pecahan kulit kwaci mengganggu pendengaran Jesson, pandangan mata Jesson pun tertuju pada anak muda yang yang duduk di samping  Mew.

"Bisa berikan alamat perusahaan anda Tuan Jesson."

Jesson hanya tersenyum melihat Kana yang sedang asik dengan biji bunga mataharinya.

"Tuan Jesson?"

"Tampan sekali, bibirnya juga sangat imut."

"Maksud anda?"

"Eh maaf, apa yang tadi anda katakan?"

Mew menoleh pada Kana lalu menoleh lagi pada Jesson.

"Anda tidak mendengarkan saya?"

"Maaf saya sedikit tidak fokus."

Jesson menoleh lagi pada Kana sementara Mew memperhatikan Jesson yang pandangan matanya tertuju pada Kana.

"Mohon maaf Tuan, sepertinya Tuan harus mencari arsitek yang lain, saya membatalkan kerja sama kita."

"Maksudnya bagaimana? kita bahkan belum membicarakan apa pun kenapa sudah di batalkan."

"Saya menolak kerja sama dengan Tuan, permisi!" Mew berdiri dari kursinya lalu menarik tangan Kana keluar dari cafe.

"Mew, Kwaci ku ketinggalan kenapa buru-buru sekali."

"Sudah aku katakan kau pergi kuliah, susah kah kau mendengar ucapanku?"

"Tadi kau sudah bolehkan aku bolos."

"Mana kunci motormu."

"Ada apa? Bukan kau sedang membicarakan pekerjaan dengan Klienmu?"

"Tidak jadi!"

"Hah tidak jadi, berarti kau tidak jadi dapat uang banyak."

"Mana kunci motormu."

Kana merogoh kantongnya lalu menyerahkan kunci motor pada Mew.

"Cepat naik atau aku buang kau di sini."

Kana yang bingung pun mengambil helm lalu memakai helm tersebut di kepalanya.

"Cepat naik!"

"Sabar Pak, aku sedang mengunci helmku."

Setelah memakai helm, Kana naik ke atas motor lalu merekatkan pegangannya pada pinggang Mew.

Beberapa menit kemudian mereka sampai ke rumah.

"Lain kali kau tidak perlu ikut aku kerja, kau hanya akan mengacaukan kerjaanku."

"Salahku apa, aku bahkan tidak mengganggu pekerjaanmu."

"Pergi ke kamar mandi terus cuci mukamu."

"Hah! Kenapa harus cuci muka."

"Aku tidak sudi ada mata keranjang menempel di wajahmu."

"Apa sih aku tidak paham, dari cafe sampai rumah kau marah-marah padaku tapi aku tidak tau apa yang salah dariku."

"Cuci muka aku bilang!"

"Ok baiklah, pakai kembang 7 rupa tidak?"

"Kana!"

"Iya..iya..Mew..iya!" Kana pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.

"Ramai sekali, ada sih Mew?"

"Tidak ada apa-apa."

"Mulutmu berisik sekali."

"Kana makan kwaci di sembarang tempat, akhirnya kita kena marah."

"Ko bisa?"

"Sampahnya berantakan di mana-mana."

"Maksud Mama ko bisa Kana tidak kuliah."

"Di mau ikut Mew kerja."

"Terus kau biarkan?"

"Mau bagaimana lagi Mah dia maksa."

"Berarti kau sama saja dengan Kana."

Sementara di kamar mandi Kana terheran-heran sambil menatap wajahnya.

"Ada apa sih di wajahku, kenapa Mew marah sekali? Tidak ada yang aneh lalu apa yang membuat Mew marah padaku?"

"Kana sudah belum!" Teriak Mew dari luar.

Kana pun langsung mencuci wajahnya lalu dia keringkan menggunakan handuk.

"Sudah Mew!"

"Kemari!"

"Ada apa?"

"Mendekat padaku."

"Apa wajahku belum bersih, tapi tadi aku sudah bercermin lebih dari 10 kali."

"Sini!"

Kana pun mendekat pada Mew dan Mew mengendus pipi Kana.

"Wangi kan?" Ucap Kana pada Mew.

"Berarti kau benar-benar cuci muka?"

"Tentu saja, tadi kan kau sendiri yang minta."

"Kau pakai sabun cuci mukaku ya?"

"Iya," ucpanya sambil nyengir kuda.

"Memangnya kenapa dengan sabun milikmu."

"Tidak apa-apa hanya ingin pakai punyamu saja memang tidak boleh."

"Boleh, apa sih yang tidak buatmu," Mew pergi ke kamarnya dia akan memeriksa kembali kerjaan yang lain.

"Mah!"

"Ada apa?"

"Wanita itu kerja atau kuliah?"

"Wanita yang mana?"

"Yang di titipkan di sini."

"Dia kerja."

"Di perusahaan Daddy?"

"Tidak, tapi Mama juga tidak tanya dia kerja di mana."

"Owh begitu."

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa hanya tanya saja. Kana mau gangguin Mew dulu."

"Kana, Mew sudah marah sejak tadi kau tidak ada kapoknya."

"Kapok kenapa? Kana saja tidak tau salah Kana di mana."

"Makanya kalau Mew kerja kau jangan ikut, Mew kerja yang habiskan uangnya juga kau."

"Mama terlalu berlebihan, aku tidak menghabiskan uang Mew, Mama sendiri yang suka minta uang belanja pada Mew, Mama kan sudah punya Daddy yang kasih uang, menang banyak dong dapat dari sana sini."

"Itu lah gunanya seorang anak, makanya kau juga cepat lulus, kerja lalu beri uang belanja pada Mama."

"Apa aku juga harus ikut bertanggung jawab."

"Tentu saja, kau makan dari mana, baju baru, ponsel, bahkan kendaraan yang kau pakai dari mana?"

"Dari Mew!"

"Mew anak siapa?"

"Anak Mama."

"Jadi semua yang kau pakai dan makan dari mana?"

"Ya dari sini."

"Jadi?"

"Jadi Kana harus balas budi? Nanti Kana akan balas budi dan bertanggung jawab pada keluarga jongcheveevat."

"Dengan cara?"

"Meminang Mew untuk jadi istri Kana, mana tau kan Mew tidak laku."

"Yang ada kau yang di jadikan istri, kau mau seperti itu?"

"Ihh...tidak lah! Kana ini Pria macho ya kali Kana jadi istri."

"Macho katamu?"

"Iya macho, Mama lihat nih tangan Kana otot semua."

"Bukan otot itu, tapi cacing pita yang sedang rekreasi ke lenganmu."

"Akh lebih baik aku ganggu Mew dari pada bicara dengan Mama. Tidak asik!"

"Jangan ganggu Mew kerja nanti kau kena marah."

Kana tetap pergi ke kamar lalu dia berbaring di atas ranjang di samping Mew.

"Mew nanti malam aku mau ne rumah Smith ya."

"Mau apa?"

"Hari ini aku tidak kuliah, siapa tau ada tugas."

"Kau telepon saja."

"Ponselku baru, aku tidak punya nomor Smith."

"Pakai ponselku, kau selalu saja cari alasan."

"Baiklah, aku telepon di luar ya."

"Di sini saja."

"Aku takut ganggu kau kerja."

"Di sini saja!"

"Ok baiklah!"

"Hallo Smith apa kau masih di kampus?"

"Iya, kenapa kau tidak kuliah?"

"Aku tadi ada urusan, apa ada tugas?"

"Tidak ada, tapi minggu depan kampus kita akan mengadakan kemping kau ikut tidak?"

"Kau bagaimana?"

"Aku pasti pergi."

"Aku juga mau pergi, nanti aku izin Mamiku dulu."

"Pasti seru!"

"Berapa lama?"

"5 hari."

"Ok aku ikut! Aku izin orang rumah dulu."

Kana menutup teleponnya lalu memberikan ponselnya pada Mew.

"Mew! Kampusku mau ngadain acara kamping."

"Lalu?"

"Aku mau ikut, aku minta uang ya."

"Kemping itu pasti di alam terbuka, kau tidak perlu ikut."

"Memangnya kenapa? Itu kan seru."

"Nanti kalau kau di makan hewan buas bagaimana."

"Nanti aku cari hotel bintang lima agar aku aman."

"Jangan ngaco di hutan tidak ada hotel."

"Tapi aku mau ikut bagaimana dong."

"Jangan Kana."

"Aku mogok makan jika tidak di kasih izin."

"Lakukan saja jika kau kuat."

"Aku mau bilang Mami saja, kau pelit."

"Aku tidak izinkan berarti kau tidak akan pergi."

"Hanya 5 hari."

"1 hari pun tidak akan aku izinkan."

Kana terdiam, dia tau jika Mew sudah larang maka itu tidak akan pernah terealisasi.

"Lebih baik temani aku makan."

"Aku ngantuk, aku mau tidur saja."

"Kau belum makan!"

"Sudah, tadi sudah makan kwaci," jawab Kana ketus.

"Kau marah padaku?"

"Tidak!"

Kana sedang berpikir, bagaimana caranya dia bisa pergi karena dia memang harus pergi, di sana pasti banyak siswi yang akan ikut.

"Tidak apa-apa waktunya masih 1 minggu lagi, dia akan merayu Mew hingga Mew memberi izin padanya.

Sore hari

Kana tertidur hingga menjelang sore dan saat dia bangun Mew tidak ada di kamar.

Kana keluar dari kamar dan melihat Mew sedang  berada di dapur bersama Aom, entah kapan wanita itu pulang tapi mereka berdua terlihat sangat akrab.

"Mew! Maaf ada noda di wajahmu."

"Mana?"

"Boleh aku bantu bersihkan?"

"Jika tidak keberatan."

"Tentu saja tidak," Aom membersihkan noda di wajah Mew dengan tangannya.

"Aww...! Aom hampir saja terpeset cipratan minyak yang jatuh di atas lantai namun dengan sigap Mew menangkap tubuh mungil Aom.

Mereka berdua pun saling berpandangan dan saling melempar senyum.

"Terima kasih Mew, kalau tidak ada kau pasti aku jatuh."

"Lain kali hati-hati lantainya licin."

"Hmm."

Sementara Kana tetap berdiri memperhatikan Aom dan Mew yang saling melempar senyum.

"Perduli setan dengan larangannya, aku akan tetap pergi kemping dengan teman-temanku."

Kana yang kesal pun akhirnya pulang ke rumahnya.




Bersambung...❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 325 37
Namanya Radika, usianya hanya terpaut satu bulan saja. Di mana Radika berada maka Magenta selalu jadi bayangannya. Begitu pun sebaliknya. Satu perbed...
1.3M 27.8K 24
Yusuf Kuswanto, 35 tahun. seorang duda yg ditinggal pergi oleh istrinya saat melahirkan sang buah hati Ery Putri Kuswanto. anaknya sensitif dengan su...
399K 47.6K 55
-No NC -Non Baku Gulf cerewet, Mew pendiam. Mereka bertemu di waktu yang kurang tepat. Akankah waktu yang tepat itu datang pada mereka berdua? Warnin...
206K 20.1K 26
Mew Suppasit Jongcheveevat. Seorang Boss Besar Mafia didaratan Thailand. Dingin, angkuh dan kasar tidak jauh dari sosoknya. Didalam lingkaran takdirn...