Rewrite The Stars

By Phinku

2.1K 307 41

"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta perta... More

Prolog
1. Bertemu Lagi
2. Dari Jendela Bus
3. Boleh Temenanan?
4. Di Bawah Pohon Flamboyan
5. Jangan Bicara
6. Origami Bangau
7. Matahari
8. The One, ya?
9. Pohon Harapan dan Orang Lama
10. Aku Suka Sama Shakira
11. BMKG, katanya
12. Planet Shaka
14. Pangeran Kodok
15. Jelous Nih, Ye
16. Neptunus
17. Kamera Lama
18. The Smiths
19. Dua Shakira
20. I Don't Wanna Kiss You
21. Mimpi?
22. Jeriko
23. Thank You, Shaka
24. Double Date?
25. Impian Shakira
26. Penyesalan

13. Tanpa Alasan

79 8 5
By Phinku

"Mau ke mana? Dari tadi ngeliatin jam terus?" Nesya duduk di samping Shaka, gadis itu membawa dua gelas orange jus. 

Sore ini merupakan acara makan bersama anak-anak club Potografi dan Penyiaran. Letaknya di cafe Akasia, remaja-remaja itu duduk membundar lonjong mengikuti meja yang besar. Jika kemarin di ruang potografi diadakan serah dan terima jabatan secara formal, maka sekarang merupakan acara nonformal. Akasia identik dengan nuansa garden yang di dalamnya terdapat tanaman hias sebagai dekorasi, bagian tengah cafenya diberikan atap kaca transparan dan area pintu yang diberikan tanaman gantung anggrek hias. Terdapat Live music di sudut cafe yang diisi oleh ketua angakatan baru, Davi. Cowok itu tengah menyanyikan lagu Those Eyes.

"Makasih." Shaka menerima gelas yang Nesya berikan. "Kayaknya gue gak bisa ikut acaranya sampe selesai."

"Kenapa?"

"Mau ke rumah sakit."

Wajah Nesya sedikit serius. "Siapa yang sakit?"

"Shakira."

Nesya menghela napas pelan-pelan. "Ooh.. dia."

"Lo punya hubungan spesial sama dia?" tanya Nesya.

Shaka menggeleng. "Belum, tapi gue suka sama dia," jawabnya tersenyum.

Nesya hanya balas ikut memaksakan senyum.

"Karena gue udah nyanyi, gimana kalo sekarang giliran mantan ketua dan wakil kita yang nyanyi?" Ketua angakatan—Davi di panggung kecil di depan sana meminta Shaka dan Nesya maju untuk menyanyi.

Shaka menggeleng, menyilangkan tangan di depan dada. "Gak bisa nyanyi gue."

"Ayo dong bang," kata Davi di depan sana. "Persembahkan satu lagu."

"Shaka! Shaka! Shaka!" Davi menyoraki nama Shaka sambil menepuk tangan, kemudian ditiru oleh seluruh anak lainnya di dalam cafe itu. 

"Ayo!" Nesya tersenyum bersemangat, menarik tangan Shaka, membawa paksa cowok itu ke atas panggung. 

"Naa, gitu dong." Davi menyerahkan dua mic, untuk Shaka dan Nesya. "Mau lagu apa?"

"Hivi! Hivi! Remaja! Lagi ngehits sekarang." Nesya menyahut penuh semangat. "Gimana Shaka? Setuju, ya? Setuju dong! Kalo gak hapal liriknya googling aja."

"Baiklah.." Shaka mengangguk. 

Jawaban Shaka membuat Nesya berjingkrak girang.

Intro musik mulai dimainkan, mengundang riuh tepukan tangan.

"Kita remaja yang sedang dimabuk asmara.."

Tepuk tangan kembali riuh setelah Shaka dan Nesya menyanyikan bait pertama bersamaan.

Keduanya saling bertatapan, melanjutkan bait selanjutnya.

"Mengikat janji bersama selamanya
Hati telah terikat, sepasang mata memikat
Melambungkan asmara
Yang selalu meminta
Mengulur senja menanti datang
Sang pemilik hati..
"

"Rela menanti sejak terbit mentari
Tak sabar 'tuk berbagi
Segala isi di hati
Ceriakan sanubari dan bercumbu di ujung hari.."

"Nyanyi sama-sama semuanya," ajak Shaka.

"Indahnya kisah-kasih kita di masa remaja
Di bawah rayu senja kita di madu bermanja
Tiada masa-masa yang lebih indah dari masa remaja
Seakan dunia, milik berdua...
"

Lagu itu diselesaikan dengan baik, kembali mendapat tepuk tangan dari penonton.

"Terima kasih semuanya..." ucap Shaka. "Terima kasih buat acara yang berkesannya hari ini, gue senang banget pernah menjadi bagian dari club potografi dan penyiaran. Semoga kedepannya bakal lebih baik lagi. Dav, titip yaa."

Davi mengacungkan kedua jempol.

"Gue juga minta maaf karena gue gak bisa ngikutin acara ini sampe malam nanti. Gue izin pulang duluan karena ada urusan yang harus gue urus. Sekali lagi gue ucapin terima kasih buat semuanya. Selamat mengukir sejarah dan petualangan baru di club ini."

Shaka kembali mendapat cuitan dan tepukan tangan. 

"Beneran pulang duluan?" tanya Nesya.

Shaka mengangguk. "Iya, duluan ya, Nesya." Setelah emngucapkan itu, Shaka benar-benar pergi. 

***

Maurin, Alexa dan Sandra yang masih lengkap dengan seragam sekolah, baru saja selesai menjenguk Shakira dan izin pulang. Meskipun memberikan ekspresi terkejut saat mengetahui sakit yang diderita Shakira, tiga teman sekelasnya itu juga memberikan dukungan dan semangat. Maurin juga memberikan catatan tugas untuk Shakira yang sudah tidak masuk dua hari dan Alexa juga membawakannya parsel buah.

Shakira hanya menatap malas tumpukan tiga buku di atas nakasnya, tapi ia juga berterima kasih kepada tiga temannya yang sudah berbaik hati memberikannya info tugas sekaligus memberikan beberapa jawaban yang mereka ketahui. 

"Pernah gak sih kalian ngalamin yang namanya suka sama orang, tapi gak tau alasannya kenapa? Ya, kayak suka aja gitu. Suka yang gak ada alasannya."

"Iya, aku suka dia tanpa alasan. Walaupun dia nanya alasannya apa, aku juga bakal jawab tanpa alasan. Terus lucu liat mukanya kesel."

"Dia tanya ke aku, kalau sukanya tanpa alasan, terus perasaan sukanya bisa hilang tanpa alasan juga dong? Gitu pertanyaannya."

Shakira menjerit, menutup wajahnya dengan bantal. Ia merasa pipinya sangat panas. Tidak hanya pipi, Shakira rasa seluruh aliran darahnya juga memanas. 

"Gue gak mau kepedean, tapi itu fix gue, kan?! Gue, kan?!!" monolognya sendiri.

"Aku cuma jawab, 'kalau ngilangin perasaan ke kamu itu gak semudah aku jatuh cinta ke kamu'  gitu, emang bener, kan?"

Shakira menghentak-hentakan kaki, tidak peduli kalau itu adalah ranjang rumah sakit. "Pasti gue! Fix!" Gadis itu bergerak seperti cacing kepanasan sambil mendengar podcast Shaka di Spotify.

"Hallo.."

Shakira nyaris melempar ponselnya karena terkejut. Setelah pintu kamarnya dibuka, hadir sosok gadis perempuan sebaya dengannya.

"Sona! Lo ngagetin tau!" gerutu Shakira.

Sona tertawa kecil. "Muka lo kok merah gitu, abis ngapain?"

"Emang bener, kan? Jatuh cinta sama orang yang tepat tuh emang semenyenangkan it—" Shakira buru-buru mematikan ponselnnya.

"Cieee, lo lagi jatuh cinta sama siapa?" tanya Sona.

"Gak ada."

"Masa?"

"Dih, ngapain juga gue bohong. Lagian gue gak mau main cinta-cintaan."

"Ah, yang bener?" tanya Sona selidik. "Terus ngapain lo dengerin itu?"

"Gabut."

"Tapi muka lo merah gitu." Sona menyipitkan mata, selidik, meletakan parsel buah di atas nakas. Sepertinya Shakira akan buka toko buah habis ini.

"Gak adaaa Sonaaa!" Shakira mencubit kedua pipi Sona gemas.

"Ish! Yaudah deh, iya. Gimana kabar lo?" tanya Sona. 

"Kayak baru pernah liat gue kayak gini aja. Biasa lah, nanti juga baik-baik aja. Besok bisa pulang."

"Eh, desember bakal ada event buat skater. Event tahunan di club kita, lo ikut?"

"Ikut dong! Yakali comeback gak ikutan." Shakira menjawab menggebu penuh semangat. "Lo tau, kan, tampil di depan orang banyak adalah impian gueeee!!"

"Makanya lo sehat-sehat dulu," kata Sona dengan nada nyolot.

"Kan gue gak bisa benar-benar sehat, Na."

Sona mencubit lengan Shakira. "Ya, minimal gak bobo di ranjang rumah sakit kayak gini."

"Shakiraaaa."

Suara itu memecah obrolan Shakira dan Sona. Keduanya serempak saling menoleh ke pintu kamar. Melihat Shaka datang dengan buket bunga tulip.

"Eh? Ada tamu, ya?" tanya Shaka dengan wajah polos. 

"Loh? Sona?" tanya Shaka saat pandangannya bertemu dengan Sona.

Cowok itu tampak sedikit terkejut. "Kalian udah saling kenal?" Shakira menyela.

Belum sempat Shaka atau Sona menjawab, pintu kamar kembali dibuka, kali ini sangat rusuh. 

"Sebagai temannya Shaka yang negebet sama lo, kita-kita ikut buat jenguk pujaan hatinya Shaka." Kai duluan masuk, kemudian diikuti Delvin dan yang terakhir Raja.

"Mantan Kai." Shaka menunjuk Sona.

Kai juga sama terkejut, bahkan lebih terkejut sampai tubuhnya dibuat mematung ditempat. Bumi yang luas ini terasa sempit untuk Kai, setelah setahun berlalu kini kembali melihat gadis yang sampai sekarang masih ia cintai. 

"Sapa goblok, kesempatan," bisik Raja di telinga Kai.

"Hai, apa kabar Sona?" tanya Kai. Tiba-tiba atmosfer dalam kamar inap Shakira menjadi kaku perkara acara reuni temu mantan yang tak pernah direncanakan sebelumnya.  

"Hai. Aku baik," jawab Sona kikuk.

"Kamu gak mau tanya balik?" sahut Kai mengalir begitu saja.

Kali ini suasana dua kali lebih canggung.

"Wait, kok gue gak tau?" Shakira menatap Sona.

"Eh, Ra, gue pulang duluan, ya. Bentar lagi bakal ada jadwal latihan. Cepet sembuh, yaaa." Setelah mengucapkan itu, Sona berdiri, melewati Kai tanpa sedikitpun menatap wajah cowok itu. 

Saat gadis itu lewat, mengingatkan Kai akan rasa sakit yang pernah Sona tinggalkan dengan beribu pertanyaan. 

"Ra, lo temenan sama Sona?" Raja berusaha mengisi kekosongan suara dalam ruangan itu.

Shakira mengangguk. "Satu kamar selama beberapa bulan waktu pelatihan timnas ice skating di Jakarta, makanya kita temenan." 

"Sungguh sempit dunia ini," Raja geleng-geleng kepala.

Iya, sangat sempit. Shakira dan Sona bertemu saat pelatihan timnas di Jakarta. Lalu Shakira mengundurkan diri dari timnas karena sakit, kemudian pindah dari Jakarta ke Bandung. Tak menyangka Shakira rupanya ikut club ice skating yang ada Sona di Bandung.

Kai masih mematung, mencerna kalau hari ini ia bertemu mantan tercintanya yang menjalin hubungan dengannya selama satu bulan pas.

"Gak papa, bro." Shaka menepuk punggung Kai. "Iiii Shakiraaa apa kabar?" Sikapnya langsung berubah clingy saat menghampiri Shakira.

Raja dan Delvin bergedik geli. "Kayak bukan Shaka."

"Baik, besok boleh pulang," jawab Shakira.

"Beneran? Asyikk dong!! Besok aku jemput pulangnya, yaaa."

Kali ini Raja, Delvin dan akhirnya Kai makin bergidik geli melihat dan mendengar Shaka.

"Gak usah, besok pulang sama bunda, aman kok," kata Shakira.

"Gak papa, pokoknya besok aku ikut jemput," sahut Shaka. 

"Shakira, udah suka sama Shakanying belum?" tanya Raja.

"Kasian tuh anak nanyain terus 'kira-kira kapan ya Shakira suka sama gue?'." Delvin menyeletuk fakta.

"Sabar bro, kasih cewek waktu," sahut Kai.

Shaka memadang wajah temannya dengan ekspresi norak. "Gak usah didengerin ya mereka. Kita jalan ke taman, yuk!" ajaknya.

"Ayok!" jawab Shakira antusias.

Shaka mengambil kursi roda di sudut ruangan. 

"Gak usah Shaka, aku bisa jalan kok."

"Nanti kakinya sakit," sahut Shaka.

Shakira turun dari ranjangnya, mendorong tiang infus, berjalan ke arah Shaka. "See?"

Shaka melipat bibir. "Oke, deh. Sini aku yang bawa." Shaka memegang tiang infus, menggandeng bahu Shakira. 

"Lebay." Shakira memukul pelan lengan Shaka, tapi juga tidak menolak rangkulan itu.

"Tapi suka, kan? Hayoo."

"Geer!" Shakira mencubit pinggang Shaka pelan, cowok itu tertawa.

Kedua insan itu keluar ruangan, menyisakan tiga penonton yang melongo seolah mereka hanyalah mahkluk halus tak kasat mata. 

"Kita? Kita apa? Kita apa, ya? Tolong jelaskan," kata Raja.

"Tanyakan pada belahan pantat kuda," sahut Kai.

Seperti biasa, "Let him cook with her," kata Delvin.

"Shakanying!" Kai menambahi.

"Shakanying!" Raja ikut.

"Shakanying! Tiga." Delvin juga. 

.

.

.

.

aku galau banget :( miss my fav notification. aku berusaha menghibur diri lewat tulisanku di sini. 

pada akhirnya, semuanya hanya indah di awal sobat. ku kira dia orangnya, tapi buat dia, bukan aku orangnya sobat. dia datang begitu meyakinkan, akhirnya berujung aku kesepian sobat

semoga kita dipertemukan dan jatuh cinta dengan orang yang tepat yang bisa menghargai dan takut kehilangan kita, kawandd

ajegileee, kiw kiw

jangan lupa vote banggg

selamat menjalankan ibadah puasa juga, yaaa...

maret, 2024

.

Continue Reading

You'll Also Like

306K 11.4K 63
(Lanjutan dari PELANGI SETELAH HUJAN) ..... KAULAH BELAHAN HATIKU YANG TERANGI AKU DENGAN CINTAMU KAU HANGATKAN JIWAKU DAN SELIMUTI AKU DENGAN KASIHM...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

4.2M 250K 54
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.5M 410K 50
Nayaka Aldevaro, Purna Paskibraka Nasional 2021. Sosok laki-laki superior dengan paras tampan, tubuh atletis, dan senyum maut yang memesona, sukses m...
615K 12.8K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...