Adopted Child

Від khaiangkasaa

237K 35.4K 8.6K

Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun d... Більше

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
34.2
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62

27

3K 563 153
Від khaiangkasaa

Jennie tersentak ketika ia mendengar tangisan Lisa, tapi ketika baru saja akan menghampiri Lisa si empu sudah muncul di gendong oleh Youra

"Miss"

"Kenapa ?" Tanya Jennie

"Kesal karena mainan nya" Jawab Youra dengan kekehannya, Jennie menghela nafas lega ia kira Lisa menangis karena jatuh

"Mommy hiks heeempphh"

"Apa ? Baby kesel karena mainan yang mana ?" Tanya Jennie, mengambil alih Lisa dari Youra dan Youra memutuskan untuk pergi

"Lego hiks susah lah mommyyyy susun susun nya" Kesal Lisa penuh emosi, Jennie tertawa kecil melihat ekspresi menangis sekaligus emosi itu

"Sabar dong sayang, emang Lili engga minta bantuan suster ?"

"No hiks emmm halga dili Lili mau di kemanain tuh kalau minta bantuan, Lili kan pintel mom hiks"

"Listen, ini bukan sekedar harga diri. Kalau baby merasa kesulitan apa salahnya meminta bantuan sayangku. Orang paling pintar sekali pun bahkan masih sering butuh bantuan orang lain"

"But hueeeee"

"Tsk omg anak Jennie ini yaaaa" 

"Engga tau lah, Lili mau mimi aja hiks hemph mau mimi aja"

"Ya udah tapi berhenti dulu marah marahnya" 

"Kan Lili kesel argh"

"Sayang"

"Lili kesel kesel kesel, lego nya susah terlalu banyak" Lisa melampiaskan kekesalan nya dengan cara menarik narik baju yang Jennie pakai

"Lili keselllll aaaaaaaa" Lisa menjerit, Jennie menghela nafasnya ia mendudukan Lisa di bed

"Baby" Jennie menyilangkan kedua tangan nya di depan dada sambil menatap Lisa

Lisa mendongkak sembari sesegukan dan sesekali merengut penuh kekesalan

"Take a deep breath" Ucap Jennie, Lisa menatap Jennie kesal tapi ia juga menurut

"Tenang sayang tenang"

"Enhhh" Lisa mengepalkan tangan kanan nya

"Come on, ikuti mommy"

Jennie menarik nafasnya secara perlahan lalu menghembuskan nya secara perlahan juga

"Hitung. Satu, dua, tiga, empat, lima"

"Satu, dua, enhh" Lisa kembali merengek

"Ulangi, tarik nafas buang pelan pelan setelah itu hitung dari satu sampai sepuluh dan atur nafas baby dengan tenang. Kalau masih kesel ulangi terus"

"Oke take a deep breath sayang mommy"

Setelah beberapa kali melakukan hal itu akhirnya emosi dan kekesalan Lisa perlahan mereda, anak itu diam termenung

"All better ?" Tanya Jennie, Lisa mengangguk

"Good job" Jennie memberikan sebuah ciuman di pipi Lisa

"Kalau kesal, emosi, atur nafasnya sayang biar kekesalan Lili tidak terus melonjak. Paham sayangnya mommy ini ?"

"Umm"

"Mommy kan udah sering terapin metode ini"

"Huhh, mommy mau mimi"

"Okay sweetie" Jennie berbaring di bed dan Lisa langsung memposisikan dirinya siap untuk menyusu

Lisa anteng ketika menyusu, anak itu akan fokus seratus persen jika di hadapkan dengan sumber uyyu nya seperti sekarang

"Selesai mimi, kita mandi ya" Lisa mengangguk setuju

Kini dua orang berbeda umur itu tengah berendam bersama, Jennie tengah sibuk mengusap usap bahu Lisa yang penuh dengan busa sedangkan Lisa tengah asik dengan mainan karet nya

"Baby"

"Hem ?"

"Apa mommy cantik ?"

"Eeeee kenapa tanya gitu ? Jelas lah mommy cantik, cantik banget. Cantik seduniaaaaaaa"

"Aww"

"Mommy tau, mommy itu bukan cuma cantik aja tapi mommy itu pinter, pekerja keras, super mommy and and"

"And what ?"

"Sexy" Lisa menaik turunkan kedua alisnya, Jennie seketika tertawa

"Mommy"

"Iya"

"I wup you" Lisa naik ke pangkuan Jennie lalu mencium bibir mommy nya

"I know honey" Jennie mengecup hidung Lisa

"Noooo, kiss ini kiss ini" Lisa menunjuk bibirnya, Jennie terkekeh lalu menciumnya sebanyak tiga kali

"Yeaayyyyy mmuaaaahh"

"Sayang"

"Emm"

"Mommy hari ini sedikit sibuk di kantor"

"Then ? Mommy pulang jam berapa ?"

"Sepertinya jam empat, is that okay ?"

"Ish lamaaa kan nanti Lili lindu loh"

"Oh lindu ya ? Jadi engga boleh dong ?"

"Emmm boleh aja sih"

"Beneran ?"

"Benelan, tapi halus tepat waktu okeee" Lisa mencium pipi Jennie

"Oke, jam empat sore. Deal ?"

"Um um, pwomise ?"

"Promise"

Ketika sudah di rasa puas kedua nya beranjak menyudahi berendam lalu membilas tubuh agar bersih dari sabun. Keluar dari bathroom Lisa berlari begitu saja untuk memakai baju dan Jennie membiarkan nya toh ada Youra yang sudah siap menangani Lisa

Keluar dengan keadaan sama sama cantik, mommy dan anak itu turun ke lantai bawah. Jennie akan pergi bekerja sedangkan Lisa stay di rumah seperti biasa

"Mommy"

"Yes honey"

"Nanti bawa cotton candy ya"

"Oke nanti mommy pulang bekerja mommy bawakan cotton candy"

"Yeayyyy"

"Kiss mommy dulu"

"Mmuaaahh, mommy semangat ya"

"I will honey" Jennie menampilkan gummy smile nya

Sepeninggalnya Jennie, Lisa memutuskan untuk menonton animasi anak-anak ditemani oleh Youra. Tapi hal itu tak berselang lama ketika Lisa mulai merasa bosan

"Suster tolong matikan tv nya, Lili mau baca buku aja" Lisa baru sadar bahwa ia juga sudah lama tidak membaca buku

"Okay"

Lisa turun dari sofa ia lalu pergi menuju ruang membaca, di sana Lisa mengambil beberapa buku dan memutuskan untuk duduk cantik sembari membaca isi dari buku yang di pilihnya

Beruntungnya sejak Lisa bayi, Jennie sering membeli buku khusus anak-anak dan tak hanya itu ada banyak buku lain yang bisa menjadi bahan pembelajaran bagi Lisa

Lisa sekarang tengah asik membaca buku, anak itu sudah mirip seperti baby's day out saja dimana bayi yang di culik itu hobi membaca buku

Membaca buku berbahasa inggris berjudul grumpy monkey adalah yang Lisa lakukan, Lisa merasa dirinya kurang lihai dalam mengolah emosi seperti tadi perihal lego dan maka itu sebabnya sekarang Lisa membaca buku grumpy monkey tersebut

Isi buku nya sesuai dengan apa yang Lisa cari, karena buku tersebut mengajarkan kemampuan mengolah emosi yang di bungkus dengan bahasa serta ilustrasi yang mudah di pahami oleh anak-anak

Youra mengintip ia tersenyum ketika melihat Lisa yang begitu fokus dengan buku yang ada di pangkuan nya

Di sisi lain Jennie mampir sebentar ke perusahaan nya lalu pergi ke satu cafe, sampai disana Jennie langsung di sambut oleh waiter dan di arahkan ke satu ruangan yang private

"Jen"

"Bagaimana hasilmu ?" Tanya Jennie to the point, lelaki yang ada di depan Jennie menggelengkan kepala nya

"Aku tidak bisa menolak, agency ku sudah resmi menanda tangani persetujuan tanpa meminta persetujuan dariku"

"Tsk, daddy ku juga gagal" Jennie menghela nafas

"Jadi ?"

"Mau bagaimana lagi ? Jika aku menggugat mereka pun hasilnya akan tetap sama Kai" Jennie menyenderkan tubuhnya

Kai mengangguk, ia menyeruput sebentar coffee yang di pesan nya

"Aku belum tau secara detail apa yang mereka inginkan dan bagaimana jalan nya media play sialan ini" Ucap Jennie

"Mereka menyuruh diriku untuk menjemputmu dari agency, cerita nya kau akan pulang Jen tapi sebelum sampai rumah kita memutuskan untuk melipir ke taman sebentar menikmati waktu berdua disana" Jelas Kai, Jennie mengangguk

"Kapan waktunya ?"

"Hari ini"

"Shit" Umpat Jennie

"Kenapa ?"

"Aku sudah berjanji kepada bayiku bahwa aku akan pulang tepat waktu"

"Tapi mereka meminta nya hari ini Jen"

"Fine"

"Maaf" Kai menatap Jennie sendu

"Tak apa, bukan salahmu" Jawab Jennie

"Em anyway kau tidak memiliki kekasih ?" Tanya Jennie melenceng dari topik

"Aku sudah putus dengan Krystal"

"Really ? Kukira itu hanya gosip"

"Nope"

"Kenapa putus ?"

"I don't know, kita sudah merasa tidak cocok lagi" Kai terkekeh

"Bukan nya kau bucin sekali ?"

"Iya tapi jika muncul rasa sudah tidak cocok mau di usahakan sebagaimana pun agar tetap bersama tetap saja sulit Jen"

"Em aku mengerti"

"Kau sendiri ? Kau masih belum mau mencari pendamping hidup ?"

"Hah aku terlalu fokus dengan bayi gemasku, urusan pendamping hidup aku taruh di nomor sekian dalam hidupku"

"Tapi kau tidak menampik kan bahwa suatu saat nanti mungkin kau akan mencari atau mendapatkan pendamping hidupmu"

"Well yeah, jika takdirnya sudah datang ya aku terima"

"Jennie kau tau, kau itu sempurna"

"Tidak, aku manusia biasa. Kesempurnaan hanya milik tuhan" Jawab Jennie, Kai mengangguk sembari menggaruk tengkuknya

Waiter muncul membawa beberapa makanan dan minuman lalu menaruhnya di meja

"Silahkan" Kai mempersilahkan Jennie untuk memakan dan meminum yang ia pesan

"Thanks"

"Kau tidak sibuk di agency Jen ?"

"Aku ada beberapa meeting hari ini" Kai mengangguk paham

"Jen"

"Hem ?"

"Kalau semisal mereka meminta lebih bagaimana ?"

"Maksudnya ?" Tanya Jennie

"Tidak, aku hanya khawatir saja" Ucap Kai, Jennie hanya menatap Kai sekilas

"Kau mengapa hiatus" Jennie mengalihkan topik

"Hanya ingin istirahat saja, sekalian mempersiapkan come back nanti"

"Kau sudah berapa tahun di industri hiburan ?"

"Sepuluh ? Kalau tidak salah"

"Cukup lama"

"I know, aku sebenarnya ingin berhenti permanen dari industri hiburan dan fokus dengan bisnis"

"Itu easy kenapa tidak kau lakukan sekarang ?"

"Agency ku masih membutuhkan ku"

"Bukan nya agency mu memiliki gen gen baru yang sudah debut ? Lantas mereka juga aku dengar naik di industri hiburan"

"I know tapi tetap saja, aku memiliki impact yang besar maka dari itu mereka tidak akan dengan mudahnya melepasku"

"Kau bisa menuntut apa susahnya, tapi itu pun jika kau memiliki nyali" Jennie tersenyum miring, Kai hanya diam saja karena ia tak berani menentang lebih akan agency yang menaungi nya

"Haahhh, aku harus kembali ke agency"

"Oke, nanti aku jemput" Jennie berlalu begitu saja tanpa menjawab ucapan Kai

"Haaahhh Jennie Kim"

Kai menggelengkan kepala nya disertai senyuman ketika melihat sikap Jennie yang datar dan dingin itu meski Jennie lumayan mengajaknya mengobrol

16:10

Jennie baru saja menyelesaikan meeting terakhirnya, kepala nya pening karena otak nya terus terusan bekerja belum lagi nanti sekitar pukul empat Jennie akan menjalani media play bersama Kai

"Unnieee" Jennie sedikit merengek kepada Alison

"Wae ?" Tanya Alison lembut

"Bisakah unnie belikan aku makanan dan ibuprofen ? Kepala ku pusing unnie"

"Ah oke sayangku, sebentar ndee" Ucap Alison seperti kepada adik sendiri

"Thank you unnie" Jennie menyenderkan kepala nya

Di rumah Lisa tengah asik dengan ikan ikan nya, anak itu sudah mengucek ucek aquarium nya membuat para ikan berenang kesana kemari bahkan sebagian terlihat pusing

"Baby kasihan ikan nya"

"Ekekek tapi tapi Lili gemassss"

"Ikan nya bisa mati loh kalau baby kucek kucek, kasihan mereka pusing"

"Eh engga nanti ikan nya suruh minum obat aja suster"

"Ikan engga minum obat"

"Terus apa dong ?"

"Minum air" Jawab Youra, mendengar itu Lisa menyipit sembari cemberut membuat Youra tertawa

"Suster nih gimana sih, ikan kan emang minum air karena hidupnya juga di air"

"Iya iyaaa"

"Udahlah Lili mau mimi aja"

"Ayo cuci tangan dulu" Youra menggendong Lisa membawa nya untuk mencuci tangan

"Suster, mommy kenapa belum pulang ya ?"

"Sepertinya sebentar lagi"

"Lili engga sabar"

"Apa memangnya ?"

"Lili mau cotton candy, nanti mommy pulang kerja bawakan cotton candy"

"Ohh pantas saja" Youra terkekeh, setelah mencuci tangan Lisa Youra mendudukan Lisa di high chair nya

"Hai bibi" Sapa Lisa kepada bibi Dae yang muncul

"Nona kecil"

"Bibi mau masak buat makan malam ?"

"Ndee, nona kecil ingin menu apa ?"

"Emm apa aja deh, Lili bingung soalnya"

"Ya sudah, bibi akan membuat makanan yang enak sekali"

"Oh wow" Lisa mengacungkan jempolnya

Youra menghangatkan asi beku yang Jennie sediakan di freezer, ia lalu menuangkan nya ke sippy cup karena Lisa tidak meminta botol dot nya

"Ini" Youra memberikan sippy cup berwarna kuning itu

"Thank you suster" Youra mengangguk

"Lili mau tunggu mommy di living room"

"Iya ayo kita ke living room"

Kembali kepada Jennie setelah mengisi perutnya dengan sedikit nasi lalu di susul meminum obat, Jennie merasakan kepala nya tidak terlalu pening

Dreettt

Jennie menoleh ketika ponselnya bergetar di atas meja, ia melihat panggilan telfon dari nomor tanpa nama tertera disana

"Siapa ?" Bingung Jennie, setau nya Jennie tak sembarang memberikan nomor pribadi nya bahkan Jennie sendiri hanya memiliki tiga puluh kontak saja di ponselnya

Untuk urusan lain Jennie memiliki nomor lain dan ya itu di pakai untuk kepentingan umum, tapi baru kali ini ia mendapatkan telfon anonym

"Yaaa" Jennie mengangkat telfon tersebut

"Jennie, ini aku Kai"

"Kau dapat dari mana nomor pribadi ku ?" Tanya Jennie to the point

"Your daddy, aku meminta nya. Maaf lancang tapi aku harus menyampaikan bahwa sebentar lagi aku akan menjemputmu Jen"

"The fuck, ssshhh"

"Y-you okay ?"

'"Not sure, kepala ku pusing"

"Ingin aku bawakan obat ? Atau apapun ?"

"Nah thanks, datanglah"

Tut

Jennie mematikan telfon secara sepihak, ia menyentuh dahi nya sendiri sembari meringis

"Ah omg"

Jennie ingin menangis saja rasanya, sekarang sudah jam empat dan Lisa pasti sudah menunggu nya pulang. Jennie beranjak dari duduknya ia pergi ke ruangan Alison

"Unnie"

"Ndee, kau kenapa Jennie ?"

"Aku tak mau melakukan ini unnie"

"Unnie tau, tapi mau bagaimana lagi. Kau saja yang memiliki kekuasaan tidak bisa menolak mereka, apalagi unnie yang bukan siapa siapa"

"Maaf unnie tidak bisa membantu mu Jennie yaa"

"Huh tak apa unnie" Jennie memeluk Alison

Tak berselang lama Jennie mendapatkan text dari Kai yang berisi Kai akan masuk ke area agency dan keluar bersama Jennie dengan kondisi bergandengan tangan

"Huh unnie, aku pergi dulu ya"

"Kai sudah datang ?" Tanya Alison, Jennie mengangguk

"Nanti tolong bawakan mobilku kepada Won-shik oppa"

"Yaa nanti unnie sampaikan"

Ketika sampai di lantai bawah lebih tepatnya lobby perusahaan Jennie bisa melihat Kai dengan style yang simpel

"Di luar media sudah ada tapi mereka berpura pura seakan mereka mengikuti tanpa sepengetahuan kita berdua" Ucap Kai, Jennie hanya mengangguk

Kai menggandeng Jennie lalu mereka keluar dari gedung tersebut, Kai dan Jennie sebisa mungkin harus terlihat seperti orang kasmaran

Jennie menghentikan langkahnya sebentar ketika sudah mendekati mobil milik Kai

"Nanti kita melipir ke taman ya" Ucap Jennie dengan senyuman nya menatap Kai lekat

Kai mengangguk dengan senyuman ia mempersilahkan Jennie masuk ke dalam mobil lalu di susul dirinya yang masuk ke kursi kemudi

Media dispatch yang sudah di bayar itu pun mulai mengikuti Jennie dan Kai. Di dalam mobil, Jennie hanya diam saja tidak bergeming sedangkan Kai juga bingung

"Apa pusing mu sudah mendingan ?" Tanya Kai membuka topik obrolan

"Sedikit" Jawab Jennie

"Sudah meminum obat ?"

"Em"

Sampai di taman Jennie dan Kai keluar dari mobil, kedua nya berbincang random berusaha untuk terlihat normal di sela sela keterpaksaan itu

"K-kau harus menyender Jen" Ucap Kai

"What ? No way" Jennie menolak

"Tapi mereka yang meminta, aku bisa memberikan bukti nya"

"Tsk fine" Jennie yang tengah berdiri di sisi Kai itu menyenderkan kepala nya ke lengan atas Kai

Media dispatch yang berpura pura itu mengambil moment dengan berada di posisi yang jauh serta posisi Jennie dan Kai tengah membelakangi mereka

"Sabar" Ucap Kai, Jennie hanya bisa mendengus kesal saja

Kembali ke rumah, Lisa mulai merengek ketika menunggu mommy nya itu masih belum juga pulang. Sudah satu jam Lisa menunggu Jennie namun hasilnya nihil

"Suster mommy mana ?" Lisa mencebik

"Mungkin mommy masih sibuk"

"But mommy pwomise, dia pulang jam empat sore"

"Mungkin mommy masih ada keperluan lain. Tak apa suster disini menemani baby"

"But Lili mau mommy" Kedua mata Lisa mulai berkaca kaca

"Sabar sebentar lagi hem ? Kesibukan orang dewasa itu memang sering tidak terduga. Mungkin mommy Jennie ada kesibukan yang mendadak"

Jam terus berputar, sekarang sudah jam enam sore dan Jennie masih juga belum pulang. Lisa yang sudah menunggu lama itu mulai terisak

"Mommy bohong hiks" Ucap Lisa, Youra menatap Lisa sendu

"Suster hiks telfon mommy lagi"

Itu benar, sejak tadi Lisa berusaha menghubungi sang mommy memakai ponsel Youra tapi hasilnya Jennie tidak menerima telfon nya

"Tidak diangkat sayang"

"Hiks hwaaaaaa" Tangisan Lisa akhirnya mengencang juga

Lisa kesal benar benar kesal, Jennie mengingkari janji nya yang akan pulang tepat waktu dan membawakan nya cotton candy

Youra menjadi panik ketika Lisa menangis kencang, ia terus berusaha menghubungi Jennie juga berusaha menenangkan Lisa

"Pleaseee" Lirih Youra berharap Jennie menerima telfon dari nya

"Miss Jennie please"

"Mommy bohong hiks hwaaaa mommy bohong" Racau Lisa

"Sayang nona kecil kenapa ?" Tanya bibi Dae

"Lili ingin miss Jennie bi" Jelas Youra

"Haahh kemana non Jennie, tumben sekali belum pulang"

"Youra juga tidak tau bi"

"Kau sudah mencoba menelfon nya ?"

"Sudah bi, tapi tidak di terima"

"Kemari bersama bibi" Ucap bibi Dae, Lisa menggelengkan kepala nya tak mau dan terus menangis

Di jalanan mobil bmw berwarna hitam itu melaju cukup kencang, setelah melakukan media play Jennie mampir sebentar untuk membeli cotton candy dan menyuruh Kai mengantarnya dengan cepat ke rumah

Jennie tau Lisa pasti kecewa kepada nya karena dirinya sudah berbohong dan tidak menepati janji

"Ayo cepat Kai"

"Jen aku tak mau terlalu mengebut, aku takut kita kecelakaan"

"Aku ingin segera bertemu bayiku" Jennie menatap Kai tajam

"Aku tau, tapi sabarlah sebentar"

"Kau lelet"

"Aku menjaga keselamatan"

"Tsk persetan"

"Jennie-"

"Shut up"

Sampai di rumah Jennie mengucapkan terimakasih secepat kilat kepada Kai lalu bergegas untuk masuk tanpa memperdulikan Kai sedikit pun

Kedua mata Jennie terpejam sebentar ketika ia mendengar tangisan kencang Lisa, lantas langkah kaki Jennie pun semakin terburu buru

"Sayang"

Youra membalikan tubuhnya memperlihatkan Lisa yang sudah menangis setengah jam itu, bahkan Lisa sudah sesegukan parah sekali

"Miss Jennie, baby Lili sudah menangis selama setengah jam" Ucap Youra, mendengar itu Jennie semakin merasa bersalah

"Ouh my baby, maafkan mommy hem" Jennie mengambil alih Lisa dari Youra

"M-hiks hiks mom hiks bohong hiks"

"Maaf sayang maaf" Jennie menciumi wajah Lisa

"Enhh noo hiks hiks heemph hwaaaaaa" Lisa menolak tak mau ketika Jennie menciumi nya, namun Jennie tak peduli ia membawa Lisa pergi ke kamar

Di kamar Jennie mengambil tissue lalu mengelap wajah Lisa yang berkeringat juga bercampur dengan air mata

"Mommy bohong hiks hiks not hiks not nice"

"I know sayang, mommy minta maaf ya. Mommy minta maaf" Jennie menatap sedih Lisa

"Lili hiks Lili tunggu hiks tunggu lama lama hiks" Nafas Lisa memburu tak karuan karena tangisnya

"Iya sayang maaf ya maaf, mommy minta maaf" Jennie meneteskan air mata nya karena merasa bersalah sekali

"Mommy minta maaf sayang" Jennie mengelus elus punggung Lisa 

"Hiks heemphhh hiks ukhuk ukhuk"

"Mommy bad hiks mommy bad"

"Iya mommy bad, mommy minta maaf"

"Eheeee hiks"

Jennie mendudukan dirinya di sofa membuka kancing baju nya lalu menyodorkan satu dada nya, Lisa memagutnya meski masih menangis

"I'm sorry honey" Jennie mencium dahi Lisa yang basah dengan keringat

Lisa menyusu dengan rakus, menangis selama setengah jam lama nya membuat tenggorokan nya kering seperti padang pasir

"Maaf maaf" Jennie terus mengucapkan kata maaf

Mata Lisa yang sudah sayu itu perlahan terpejam, bocah itu lelah menangis. Jennie menepuk nepuk pelan paha Lisa sembari terus menciumi dahi Lisa

•••

👶

Продовжити читання

Вам також сподобається

457K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
38.4K 3.9K 39
" kita itu ibarat takdir, ya meskipun bisa berpisah kalo udah ditakdirkan bisa apa" -lim "Basi banget tau gak!" Rosie END
2.1K 149 8
Kehidupan keluarga Taehyung, Jennie, dan kedua anaknya.
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...