Rewrite The Stars

Phinku

1.2K 202 34

"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta perta... Еще

Prolog
1. Bertemu Lagi
2. Dari Jendela Bus
3. Boleh Temenanan?
4. Di Bawah Pohon Flamboyan
5. Jangan Bicara
6. Origami Bangau
7. Matahari
8. The One, ya?
9. Pohon Harapan dan Orang Lama
10. Aku Suka Sama Shakira
11. BMKG, katanya
13. Tanpa Alasan
14. Pangeran Kodok
15. Jelous Nih, Ye

12. Planet Shaka

42 8 1
Phinku

Pemandangan pertama yang Shakira temui saat membuka mata dalah Shaka. Cowok itu tertidur dengan kepala bertumpu di atas ranjang tempat Shakira. Wajahnya terlihat tenang. Saking tenangnya, tangan Shakira perlahan ingin mengusap wajah Shaka adaikan dia tidak terbangun. 

"Shakira." Shaka langsung menegakan duduknya. "Shakira udah lama bangun?"

Shakira menggeleng. "Baru aja," jawabnya mencoba duduk.

Shaka membantu gadis itu untuk bersandar. "Shakira gak pa—"

"Aku gak papa, Shaka. Cuma lemes aja sedikit," potongnya cepat.

"Kamu gak tau seberapa paniknya aku liat kamu tadi pagi?" Ekspresi Shaka menunjukan kejujuran di wajahnya yang menyuarakan rasa cemas.

"Lebay deh."

"Gak ada istilah lebay, Shakiraaaa." Shaka bersedekap dengan bibir cemberut.

Shakira menahan diri agar tidak mencubit pipi cowok itu. "Shaka gak sekolah?"

Shaka menggeleng. "Sekolahnya tutup gara-gara Shakira gak masuk."

"Shakira beneran baik-baik aja? Kepalanya pusing? Kalau apa-apa bilang ke Shaka, ya."

"Aku baik-baik aja, Shaka," kata Shakira meyakinkan, mengusap punggung tangan Shaka. 

"Kamu udah tau?" tanya Shakira.

"Tau apa?"

Shakira menatap kantung darah yang mengalir untuknya. "Aku sakit."

"Udah," jawab Shaka.

"Shaka pasti gak mau temenan sama aku lagi, kan?" Shakira teringat pada momen tadi pagi, pasti di mata Shaka ia terlihat sangat lemah dan sungguh kasihan. 

"Kamu ngomong apa?"

"I'm not normal, Shaka."

"Ngomong kayak gitu lagi aku cium," kata Shaka dengan wajah seriusnya.

Shakira menelan saliva, membuang muka. "Tapi, kan, aku cuman cewek lemah yang nantinya nyusahin. Kata Jeriko gak akan ada yang betah sama cewek penyakitan kayak aku." Shakira teringat pada luka lama yang pernah Jeriko ucapkan yang hingga kini membekas di benaknya.

"Sok tau. Jeriko itu gila, jadi jangan didengerin. Even you have a cancer, i don't care. Shakira always be Shakira, and i do love you."

"Even i don't love you too?"

"I'll be waiting for you." Shaka menatapnya dalam.

"Shakira jangan ngomong kayak gitu lagi, ya. Aku bakal temenin Shakira, aku ada. Shakira bisa ke aku dengan kondisi apa aja. Tugas Shakira cuma satu, jadi diri sendiri saat Shakira bersama Shaka. Shakira gak harus pura-pura kuat, kalau sakit bilang sakit. Shakira gak sendiri, masih banyak yang sayang sama Shakira, termasuk aku, bunda."

"Aku bakal buktiin kalau tulus itu ada, Shakira."

Shakira tak menyahut, hanya diam sambil memikirkan kalimat-kalimat Shaka yang kini berputar di kepalanya. 

"I don't know, but I think I have fallen in love with you so badly," kata Shaka.

"Kenapa diam aja?" tanyanya, setelah cukup lama jeda antara mereka.

"Shakaaa, diemm gaakk!" Wajah Shakira bersemu. "Dasar lebay! Tukang gombal!"

"Loh, kenapa?"

Shakira melotot. "Kalau Shakira beneran suka sama Shaka gimana?!! Malu donggg!!" Shakira menutup wajahnya dengan bantal sambil berteriak-teriak.

"Bagus dong, biar kita jadian." Shaka berujar enteng.

"Shakaaa emang kayak taaaii lembeeekkk!!"

Shaka tertawa.

***

"Kak Shakira sakit apa? Kenapa pakai kursi roda?" Rika bertanya, gadis kecil itu asyik memainkan bubble gun sambil berjalan di samping Shaka yang mendorong Shakira di kursi roda.

Perkiraan cuaca benar, tidak ada hujan sehingga sore ini langit terlihat sangat cerah. Shaka membawa Shakira ke taman rumah sakit. Tentang Rika, gadis kecil itu bersikeras hendak ikut Shaka saat kakaknya pulang ke rumah untuk membersihkan badan. Rika tidak sengaja mendengar perbincangan saat Shaka izin ke mama untuk ke rumah sakit menemani Shakira.

"Leukimia," jawab Shakira tersenyum.

"Leukimia itu apa? Kayak digigit nyamuk terus demam?" tanya Rika.

Shakira mengangguk. "Iya, Rika."

"Oh, sama kaya temen Rika, dong! Namanya Eve, dia gak masuk sekolah gara-gara demam, terus besoknya dia sembuh. Kak Shakira juga pasti kaya Eve, besoknya langsung sembuh," kata Rika bercerita. 

"Pasti, dong!" sahut Shaka.

"Kak Shaka juga dulu pernah naik kursi roda," kata Rika.

"Oh, ya? Kenapa tuh?" tanya Shakira bersemangat. 

Mereka tengah berada di tepian taman rumah sakit, air mancur di tengah taman selalu menyala. Bangku-bangku sore itu tidak begitu ramai, beberapa suster menemani pasien yang duduk sambil menatap air mancur, beberapa juga saling bercerita, dan beberapa juga disuapi makan. Seperti biasa, koridor rumah sakit selalu khas dengan tenaga medis yang berlalu lalang, entah membawa pasien, atau troli obatan dan makanan. Shaka dan Rika duduk di bangku taman, dan Shakira di kursi roda, membuat si kecil Rika berada di antara mereka. 

"Dulu waktu aku SD pernah cedera pas main bola, jadi pake kursi roda gitu deh." Shaka menjawab.

"Bohong!!" Rika tidak setuju. "Itu kan gara-gara kak Shaka jatoh dari pohon mangga di rumah nenek."

Shaka meletakan jari telunjuk di depan bibir. "Sssttt, itu kan rahasia kita."

Rika memeletkan lidah, kembali duduk.

Shakira terkekeh. "Kamu tuh gak jago bohong," kata Shakira kepada Shaka.

"Aku kira dulu kak Shakira galak," celetuk Rika sambil memainkan bubble gun.

Shakira menoleh, "Iih, kata siapa?" 

"Kak Shaka," jawab Rika enteng. "Tapi kata kak Shaka, walaupun galak dia tetap suka sama kak Shakira."

"Iya dong, mau Shakira jadi harimau juga aku tetap suka." Shaka dengan wajah bangganya.

"Kalo kak Shakira? Suka gak sama kakak aku?" Rika menoleh melihat Shakira.

"Emm, Rika.." Shakira meminjam bubble gun-nya. "Jawabanya ..." Shakira sengaja menggantung kalimatnya.

"Rahasiaaaa." Shakira menembakan bubble-nya.

Rika tertawa. "Yah.. Kak Shaka ketolak."

"Berarti harus coba lagi, kayak minumal ale-ale," kata Shaka.

"Iihh aku gak ada nolak." Shakira mengoreksi.

"Jadi, nerima?" tanya Shaka.

Shakira menahan malu. "Gak gitu jugaaa!"

Rika melompat berdiri menghadap keduanya. "Cieeeee!! Cieeee!! Rikaa laporin mamaa."

***

Malam ini Shaka menepati janjinya terkait pengunduran hari podcast. Cowok dengan kaos oblong navy itu tengah duduk siap di ruang penyiaran dengan desain sederhana buatannya. Tapi, sebelum mempublikasikan podcast, Shaka terlebih dahulu melakukan siaran radio. 

Meskipun di zaman yang semakin berkembang ini peminat radio terus berkurang, Shaka akan terus menyiarkan kontennya melalui radio sebagai bentuk hiburan sekaligus hobi. Rasanya asyik saja ketika Shaka membaca pesan-pesan dari para pendengarnya, melalukan pembicaraan dengan pendengar siarannya, atau sekedar menuruti request para audience.

Siaran itu dibuka dengan lagu I'm Yours milik Jason Marz. 

"But I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours."

Shaka ikut bernyanyi.

"Well, open up your mind and see like me
Open up your plans and, damn, you're free
Look into your heart and you'll find love, love, love, love"

"Hallo, selamat datang para neptune di planet Shaka.. Semuanya bisa kamu wujudkan di sini.." Shaka memberikan salam khasnya. Neptune adalah sbeutan untuk para pendengar siaran radionya.

"Ingat pertauran utama di planet ini? Yap! Harus jadi diri sendiri."

"Bagaimana kabar kalian semua? Apa kalian baik-baik saja? Gak papa kalau lagi gak baik-baik aja. Karena semuanya gak harus selalu baik-baik aja. Tapi, aku harap kalian baik-baik saja di sana dan jangan lupa untuk terus berbahagia."

Sementara di lain sisi, Shakira akhirnya bisa terjaga setelah lama berpura-pura tidur untuk bunda. Wanita itu tengah tertidur dengan wajah lelahnya di sofa. Shakira memunggungi bunda. Tidak ada yang lebih membosankan dari suara detak jarum jam di dalam kamarnya yang mendominasi seolah mendesak waktu dan mengingatkan Shakira kalau setiap waktu yang ia punya terus berkurang. 

Shakira menutup telinga dengan bantalnya, punggungnya bergetar, kuat-kuat ia menahan suara tangisnya agar tidak membangunkan bunda yang lelah. Shakira sebenarnya benci rumah sakit. Bangunan itu membuatnya merasa diintai oleh kematian yang tengah menunggunya seiringin detakan jarum jam yang terus berputar. 

Dokter bilang, stadium 3 nya sudah memasuki tahap lanjut dan itu cukup menghantui Shakira, menggema-gema beradu suara jam. Shakira meringkukan badannya, menutup telinganya dengan bantal kuat-kuat sekira suara gema itu tak menyelusup ke pendengarannya.

Rasanya menakutkan dan menyeramkan saat mengetahui kalau hidup mu tidak dapat mencapai masa depan. Sebenarnya, masa depan itu seperti apa? Apakah sekarang merupakan masa depan yang pernah terbayangkan di masa lalu? Shakira merasa waktu selalu mendesaknya. Shakira merasa diintimidasi oleh suara jarum jam yang menghantui bersama suara dokter yang terus membayang.

Shakira menangis, berteriak kencang. Bunda seketika terbangun, lantas terburu-buru menghampiri Shakira.

"BERHENTIIII!!" Shakira berteriak. "Bunda suruh dia berhenti!"

"Berhentiii!!!"

"Nak..." Bunda berusaha menennagkan Shakira yang menangis histeris. 

"Bundaaa Shakira gak mau mati. Suruh dia berhenti, bundaa..."

"Shakira capek sama ini semua!" Shakira mencabut selang infusnya secara kasar, mengakibatkan punggung tangannya terluka dan mengeluarkan darah yang mengotori selimutnya.

"Shakira, ini bunda. Shakira." Bunda memeluknya, berusaha menenangkan.

"Shakira. Takut." Shakira berucap terbata.

"Shakira takut gak bisa peluk bunda lagi besok."

"Shakira mau normal."

"Shakira benci semuanya! Semuanya gak guna!" Shakira mengacak rambutnya.

"Stttt... Shakira, ini bunda..." Bunda menahan tangan Shakira dan mengusap punggungnya.

"Shakira gak akan kemana-mana. Bunda juga gak akan kemana-mana," kata bunda berusaha menenangkan.

"Tenang, ya... Tarik napas pelan-pelan... Ada bunda, kok."

Shakira berusaha menenangkan diri, menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

"Udah, yaa.. Gak papa, sayang, gak papa..." Bunda mengusap rambut dan wajah Shakira yang basah keringat serta air mata yang membasahi pipi.

"Takut." Suara Shakira masih jelas ditengah segukan-segukannya.

"Gak papa... Ada bunda..."

Tak lama kemudian, tenaga medis datang setelah bunda menekan tombol darurat. Shakira perlahan tenang, dibaringkan kembali untuk kembali dipasangkan selang infus. Bunda juga meminta perawat untuk melepas jam dinding di ruangan. 

Shakira berbaring dengan bunda yang mengusap halus rambutnya. "Nggak papa, Shakira kuat."

"Bagaimana kabar kalian semua? Apa kalian baik-baik saja? Gak papa kalau lagi gak baik-baik aja. Karena semuanya gak harus selalu baik-baik aja. Tapi, aku harap kalian baik-baik saja di sana dan jangan lupa untuk terus berbahagia."

Suara Shaka. 

Shakira buru-buru mengambil ponselnya di atas nakas. Akhirnya frekuensi menemukan siaran radio Shaka. Mendengar Shaka berbicara membuat Shakira merasa jauh lebih tenang. Tanpa terlewat satu kata sedikitpun, Shakira menyimak setiap kata yang Shaka ucapkan.

"Arsh adalah Raja yang menguasai planet Shaka yang dihuni oleh para neptune. Selama bertahun-tahun menyendiri, sang raja akhirnya menetapkan hati kepada si cantik tuan putri Audy. Tuan putri Audy begitu dingin, namun sang Raja dapat merasakan kehangatan sang tuan putri."

"Jadi, para neptune mau tau misi sang raja?

"Yep! Menjadikan Tuan putri Audy sebagai permaisuri."

"Baiklah, kita mendapatkan pengirim yang pertama," kata Shaka di sana.

"Dari Rima, anak NGS yang cantik. Kirim salam buat kak Shaka. Boleh gak aku jadi tuan putrinya?"

"Maaf ya, Rima. Tuan putrinya gak bisa digantikan."

"Dari Nesya Andini, suara mas penyiarnya telponable banget! Buka jasa telpon gak?"

"Bukanya jasa ojek payung."

Shaka membaca sekaligus membalas pesan-pesan yang dikirimkan penggemar lewat SMS, dan menyampaikan pesan kirim salam. Lamat-lamat suara Shaka semakin mengecil, Shakira terlelap dalam tidurnya.

....

.

.

.

gatau gatau, idenya ngalir bang sesuai mood hayati yang tengah bersedih dan butuh pelampiasan lewat wetpet.

Memang, kalau bukan kamu orangnya, susah ya, kawan? Bucin sepihak ternyata tidak baik untuk pencernaan karena dapat mengakibatkan pup keras. 

Sekian terima kasih.

8/3/24

.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Undecided 𝒌𝒂𝒌 𝒓𝒐𝒔

Подростковая литература

402K 69.4K 39
❝Riddle was made to be solved, are you ready to solve it together?❞ Bukan tanpa alasan murid sepintar Dycal Alvredo memutuskan pindah dari sekolahnya...
SHALITTA virdiari

Подростковая литература

3.5K 767 29
Sebelum baca follow akun author dulu yuk❤ Terimakasih ------------------------------------------- "Ma, HP Litta rusak. Boleh beli HP baru kan?" "Bol...
Caramel [Completed] c r u e l l a u m b...

Подростковая литература

2.3M 40.3K 7
UPLOAD FULL PINDAH KE MANGATOON -- Aku tidak suka jalan cerita cintaku di samakan oleh fiksi-fiksi romantis atau film-film yang berujung bahagia. Nya...
you again ✔ ari

Подростковая литература

4.8M 210K 39
❛❛Kita bertemu lagi. Lalu aku mulai mencintaimu seperti dulu lagi. Pada akhirnya kamu akan menyakitiku juga seperti dulu, kan? Begitu sederhana, n...