K W A C I [End]

By bungaMG01

77.2K 15.5K 5K

Biji bunga matahari ucapnya karena dia menganggap tubuhnya sangat kecil di banding teman-temannya yang memili... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37

Bab 6

1.9K 398 144
By bungaMG01

"Tolong periksa kamar 305 cek in atas nama siapa, cari juga orangnya ada di mana," Bobby menghubungi pihak hotel agar mereka mencari Papanya Kana, karena waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi dan anak itu tidak ada yang menjaga.

07.30

Alex datang ke rumah sakit dengan istri mudanya.

"Apa anda Papanya Kana?"

"Iya betul saya Papanya."

"Baiklah Pak karena saya harus bekerja saya serahkan Kana pada anda."

"Terima kasih sudah menjaga Kana."

"Kana Paman pergi dulu ya, Paman harus kerja."

"Telima kacih Paman."

Bobby pergi setelah Alex datang ke rumah sakit.

"Kenapa dengan Mamimu?"

Kana mengidikan bahunya, dia tidak tau harus marah atau sedih, Kana menatap anak perempuan yang ada di gendongan Papanya, dia memang ingin punya adik tapi adik yang terlahir dari perut Maminya bukan dari perut wanita lain.

"Nanti jika Mamimu sudah sadar kita pulang ya."

"Iya Pah! Pah? Apa Baby ini adik Kana?"

"Iya dia adikmu, dia cantik bukan? Kau harus sayang pada adikmu."

"Iya Pah, Kana akan cayang pada adik Lucy."

"Kau memang anak pintar, kau kakak laki-laki jadi harus sayang dengan adik perempuanmu."

Kana mengangguk.

"Kau sudah makan? Maaf Papa semalam lupa."

"Cudah Pah, tadi Paman Bobby kacih Kana makan."

"Kau dengan Mami Amanda dulu ya, Papa ingin menemui Dokter."

"Iya Pah."

"Amanda tolong jaga Kana ya," ucap Alex sambil memberikan Lusy pada Amanda.

Alex pergi menemui dokter sementara Amanda duduk di dekat Kana.

"Tante punya Kwaci untukmu, Papa Alex bilang kau suka kwaci," Amanda menyodorkan 1 bungkus kwaci pada Kana.

"Telima Kacih Tan, tapi Kana Maem kwaci jika sedang bercama Miu. Kana tidak bica kupas kwaci."

"Siapa Miu?"

"Teman Kana di lumah."

"Kalau begitu kau simpan saja Kwacinya nanti jika ada Miu kau bisa makan bersamanya."

Kana menganggu tak lama Alex datang.

"Bagaimana Pah?"

"Baifren baik-baik saja dia berusaha mengiris pergelangan tangannya tapi untung saja pihak hotel lekas-lekas membawa Baifren ke rumah sakit."

"Dia pasti terkejut, aku sudah bilang rencana Papa ini bukan yang terbaik."

"Tidak ada cara lain, Baifren harus tau kalau kau juga istriku, dia juga harus terima kau sebagai madunya."

"Aku rasa kita tidak akan mungkin tinggal bersama."

"Kenapa tidak mungkin, kau akan tinggal bersamaku, kau tau sendiri kan sekarang Baifren sakit dan kau harus bantu aku menjaganya."

Amanda hanya bisa menghela nafas panjang, tapi itu lah konsekuensi yang harus dia terima karena sebelum menikah dengan Alex, Amanda tau jika Alex sudah memiliki keluarga.

"Aku ingin ke kamar Baifren kau mau ikut tidak?"

Amanda mengangguk.

"Kana ayo kita lihat Mami."

"Kana tunggu cini caja Pah, tadi Kana cudah tengok Mami."

"Jangan pergi ke mana-mana ya, Papa tidak akan lama."

"Baik Pah."

Alex dan Amanda pergi keruangan Baifren meninggalkan Kana duduk di bangku tepat di pintu Baifren di rawat.
Kana turun dari atas bangku lalu membuang kwaci yang Amanda berikan ke tempat sampah.

5 hari kemudian

"Mah Kana sudah pulang ya ko rumahnya ramai?"

"Sudah, dia datang tadi jam 2."

"Mew mau ke rumah Kana."

"Jangan."

"Kenapa Mah?"

"Lebih baik di rumah saja, biar Kana yang ke sini."

"Memangnya ada apa Mah."

"Tunggu saja Kana main ke sini."

"Ada apa sih Mah, bikin penasaran saja."

"Keluarga Kana sedang tidak baik-baik saja."

"Kenapa?"

"Nanti kau juga tau."

"Kalau begini Mew makin penasaran. Apa Kana sudah ada main ke sini?"

"Tidak ada tapi tadi Mama yang datang ke sana."

"Terus?"

"Terus! Kau masih kecil belum paham."

"Apa yang Mew tidak paham orang Mama belum cerita."

"Makan dulu sana."

Mew semakin penasaran kenapa Mamanya tidak izinkan Mew pergi ke rumah Kana.

Satu hari kemudian.

Sudah satu hari Kana pulang berlibur tapi Kana belum ada main ke rumah Mew, tidak biasanya seorang Kana betah tinggal di rumahnya.

Mew benar-benar penasaran kenapa dia tidak boleh main ke rumah Kana.

Mew berdiri di depan gerbang lalu melihat Alex keluar dari rumah menggendong anak kecil di ikuti dengan wanita cantik di sampingnya.

"Tolong jaga Baifren ya."

"Iya Pah."

"Papa pergi dulu ya Baby, main di rumah dengan Phi Kana, jangan nakal ya," Alex mencium pipi Babynya sementara Kana berdiri di depan pintu melihat kedekatan Papanya dengan istri ke duanya.

"Mah...Mama."

"Ada apa Mew?"

"Mah di rumah Kana ada siapa? Mew lihat ada wanita cantik dengan seorang Bayi."

"Mama bilang jangan ke rumah Kana kau tidak mau dengar."

"Mew tidak ke rumah Kana, Mew lagi pakai sepatu terus lihat Paman Alex dengan wanita. Siapa wanita itu?"

"Ibu baru Kana."

"Ibu baru?"

"Iya, Alex ajak mereka liburan karena ingin memperkenalkan istri mudanya pada Kana dan Maminya."

"Yang benar Mah?"

"Iya dan wanita itu sekarang tinggal bersama di rumah depan."

"Lalu bagaimana dengan Kana dan Tante Baifren."

"Tante Baifren hampir bunuh diri, untung saja pihak hotel segera menolong."

"Kasian sekali Kana, apa itu alasan Kana tidak datang ke sini, apa dia sedang tertekan."

"Kana memang jadi sedikit pendiam, saat Mama datang ke sana Kana tidak keluar dari kamarnya."

"Bagaimana cara Mew menemui Kana."

"Jangan dulu Mew, biar Kana saja yang datang ke sini, tidak enak dengan keluarga barunya."

"Iya sih Mah, ya sudah Mew berangkat sekolah dulu."

"Hati-hatinya."

Sebelum Mew berangkat ke sekolah, Mew melihat Kana sedang duduk di teras sambil main mobil-mobilan, dia bahkan tidak melihat Mew keluar dari rumah.

"Kana!" Teriak Amanda dari dalam rumah.

"Iya Tan."

"Cepat antarkan sarapan untuk Mamimu."

"Iya Tan."

Kana meninggalkan mainannya dan masuk ke dalam rumah.

"Mana Tan, calapan untuk Mami?"

"Itu di atas meja, kau bawa satu-satu nanti minumnya belakangan."

"Iya Tan."

Kana yang baru berumur 3 tahun di paksa untuk melayani Maminya, tapi dia tetap lakukan demi kesehatan Maminya.

"Mami...Mami calapan dulu ya, habis itu minum obat. Mami halus cembuh kalau Mami cakit Kana dengan ciapa, Papa kan cudah punya anak balu dan Mami balu. Mami halus cembuh buat jagain Kana."

Baifren tersenyum.

"Maafin Mami ya, lain kali Mami tidak akan melakukan hal bodoh lagi," ucap Baifren sambil mengelus pipi anaknya.

"Mami calapan ya, Kana mau ambil minum dulu untuk Mami."

"Terima kasih anak Mami."

"Cama-cama."

Jam 12.00

"Mami, Kana boleh tidak main ke lumah Miu?"

"Boleh sayang tapi jangan lama-lama ya, Mami sendirian."

"Kalau Kana ajak Miu ke sini boleh tidak?"

"Jangan dulu ya, di rumah sedang tidak baik-baik saja."

"Kalena ada Tante itu ya Mam?"

"Kana tau kan siapa Tante itu?"

"Tau Mam, tidak apa-apa bial Kana caja yang main ke lumah Mew, Mami tidak apa-apa kan Kana tinggal, Kana lindu cama Miu."

"Tidak apa-apa, Mami juga mau istirahat."

"Ok Mam, Kana tidak akan lama."

Kana keluar dari Kamar Mamanya lalu dia mendengar suara dari ruang keluarga.

"Tante, Kana mau main cembental ke lumah Miu," pamit Kana pada Amanda yang sedang nonton Tv di ruang keluarga.

"Hmm!" Jawab Amanda singkat.

Melihat Amanda sedang fokus ke Televisi Kana diam-diam naik ke lantai dua di mana Alex menempatkan Amanda dan Bayinya.

Kana melihat pintu Kamar tidak tertutup dan melihat Bayi itu sedang tertidur pulas di atas ranjang king size.

Diam-diam Kana masuk dan menyeret ke dua kaki Bayi tersebut, lalu Kana mengangkat tubuh bayi itu dan dengan susah payah dia bawa keluar dari kamar dan si Bayi itu Kana baringkan di sisi tangga.

"Celamat teljun Baby, Kana main dulu ya."

Kana meninggalkan Bayi itu di pinggir tangga lalu dia pergi ke rumah Mew.

"Miu...biji bunga matahali datang."

"Mewnya belum pulang sekolah, Kana main ke sini sudah bilang Mami belum?"

"Cudah Mah, Mami bilang Mami mau ictilahat jadi Kana main."

"Mau tunggu Miu?"

"Hhmm."

"Kana sudah makan?"

"Belum."

"Mau makan?"

"Mama macak apa?"

"Mama masak ayam rica-rica Kana tidak bisa makan itu pedas, nanti Mama buatkan makanan yang lain."

"Kana mau mie, boleh?"

"Boleh nanti Mama buatkan, Kana duduk dulu ya."

"Iya Mah."

Kana duduk di meja makan dia menunggu dengan sabar sampai Janny selesai masak mie.

"Hei..bocah kwaci."

"Miuuu....Miu sudah pulang."

"Kenapa baru main?"

"Kana cibuk jaga Mami."

"Kana ini mie mu," Janny menyodorkan mangkuk mie pada Kana.

"Telima kacih Mah," ucap Kana lalu menatap Mew.

"Kenapa melihatku aku baru pulang sekolah."

"Mienya panas."

"Tiup dulu sebelum di makan."

"Miu makan baleng Kana ya, Miu juga lapar Kan."

"Makan bareng atau suapin kau makan?"

"Dua-duanya."

"Dasar licik, mana oleh-oleh untukku?"

"Mami cakit Miu, jadi Kana tidak punya oleh-oleh untuk Miu, cini Miu duduk dekat Kana bial Kana cuapin Miu makan untuk ganti oleh-olehnya."

"Mamimu sakit apa?"

"Mami tangannya beldalah, telus di bawa ke lumah cakit, di cana Kana tidak jalan-jalan tapi jaga Mami."

"Aaaaaaa....."

Kana dan Mew saling berpandangan dan mereka berdua menghentikan percakapannya.

"Siapa yang teriak?"

"Miu tanya Kana? Mana Kana tau."

"Kalian tunggu sini saja biar Mama liat ke depan."

Janny penasaran dengan teriakkan tersebut datangnya dari mana.

"Ikut yuk Miu."

"Jangan, Mama bilang kita di sini saja."

"Kana penacalan."

"Lebih baik kau makan, mienya sudah dingin."

Kana mendengarkan Mew kebetulan juga dia memang belum makan karena Maminya tidak bisa siapkan makan untuknya. Tapi Kana tau teriakkan itu pasti milik Amanda.



Bersambung..❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 92 7
Dipaksa oleh sang ibu untuk belajar dan menjadi permain piano terhebat menyeret Xiao Zhan bertemu dengan Wang Yibo yang direkomendasikan oleh sahaba...
3.3K 325 37
Namanya Radika, usianya hanya terpaut satu bulan saja. Di mana Radika berada maka Magenta selalu jadi bayangannya. Begitu pun sebaliknya. Satu perbed...
59.9K 9.9K 41
Bagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar...
1.6M 124K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...