K W A C I [End]

By bungaMG01

77.1K 15.5K 5K

Biji bunga matahari ucapnya karena dia menganggap tubuhnya sangat kecil di banding teman-temannya yang memili... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37

Bab 5

2K 410 125
By bungaMG01

"Ancamanmu tidak berlaku untukku."

"Jangan nyecel ya Kana mau pulang."

"Pulang sana."

"Kana pulang nih."

"Pulang saja tidak ada yang melarangmu."

"Nanti Miu tidak akan dengal "Miu biji bunga matahali datang."

"Terlalu banyak alasan, mau pulang ya pulang saja."

"Tapi bagaimana kalau becok Kana mati?"

"Apa sih! Bocil kurang se ons."

"Kana cumpahin Miu kecelek cabe."

"Sudah salah masih berani kasih sumpah padaku."

"Cemoga hali Miu cenin telus."

"Dih masih lanjut."

"Makanya kupacin Kana kwaci."

"Kau bilang mau pulang, minta kupas Mamimu sana, kau pikir aku mesin giling."

Kana tau di mana letak pisau dan gunting, dia mengambil gunting lalu membuka bungkus kwaci dan kembali duduk di samping Mew.

"Kana juga bica kupas cendili."

Anak itu memasukan beberapa butir kwaci ke dalam mulutnya.

"Salah!"

"Bialin, Kana kunyah dulu yang lembut."

"Kau mau muntah lagi seperti kemarin? Ayo keluarin!" Mew menaruh tangannya di depan mulut Kana agar Kana mengeluarkan kwacinya di atas tangannya.

"Ayo lepehin kwacimu."

Kana membuang wajahnya  dia tetap mengunyah kwacinya dengan santai.

"Lepehin Kana!"

"Tidak mau!"

"Lepeh atau aku cubit ginjalmu."

Kana tetap membuang wajah tidak mau mengeluarkan kwacinya. Mew pun akhirnya geram dan mencengkram kedua pipi Kana.

"Keluarkan!"

"Cuih...!" Kana membuang sepahan kwacinya di tangan Mew.

"Kau bisa tersedak makan sebanyak ini."

"Habisnya Miu tidak mau kupacin kwacinya."

"Kau tidak lihat aku sedang makan? Selalu saja menggangguku di saat aku sedang makan."

"Ya cudah Kana maem cendili aja."

Mew mengambil bungkus kwacinya lalu dia jauh kan dari Kana.

"Tunggu aku selesai makan."

"Jadi Miu kupacin?"

"Hemm."

"Ok Kana tunggu."

"Awas saja kalau kau nunggu sampai ngompol, akan aku sunat tititmu sampai habis."

"Kana tidak akan ngompol lagi Miu, Kana janji, nanti Kana kalau main mau pakai pampec."

"Kau sudah besar sudah 3 tahun harusnya kau sudah pandai pipis di kamar mandi."

"Iya,,iya nanti Kana ke kamal mandi."

Setelah makan, Mew mengumpulkan satu demi satu biji bunga matahari di atas piring kecil dan bocah kecil tersebut memakan kwaci sambil bermain Game menggunakan ponsel Janny.

"Sudah habis kwacimu."

"Habis?" Kana menoleh ke piringnya dan benar saja kwaci di piring sudah tidak ada.

"Ko capat sekali habisnya."

"Sudah dulu main handphonenya, berikan ponsel itu pada Mama, nanti matamu rusak."

"Miu kata Mami nanti Kana mau libulan, Miu mau ikut tidak?"

"Tidak!"

"Kenapa?"

"Aku lebih suka tidur dari pada liburan."

"Kita ke laut, Miu ikut ya."

"Tidak mau!"

"Tidak selu kalau Miu tidak ikut."

"Kau mau pergi liburan dengan Mami dan PapaMu jadi kalian harus pergi sekeluarga untuk apa aku ikut."

"Untuk jagain Kana, nanti di cana Kana main dengan ciapa?"

"Dengan Papa dan Mamimu."

"Miu ikut ya, nanti kalau Miu libulan cama Mama dan Daddy, Kana juga ikut."

"Aku tidak mau! Aku mau di rumah saja, aku juga harus sekolah, kalau kau liburan santai karena kau belum sekolah."

"Jadi Miu tidak mau ikut?"

"Tidak!"

"Ya cudah Kana juga tidak ikut tapi Miu momong Kana ya di lumah."

"Eh, apa-apaan kau ini. Mending kau pergi liburan dengan orang tua mu kenapa jadi membebani aku dengan hidupmu."

"Kana tidak belat maca jadi beban."

Mew memutar bola matanya malas lalu dia pergi dari meja makan menuju ruang televisi.

Kana pun ikut turun lalu dia pamit pada Mew.

"Miu Kana pulang ya, bye Miu makacih untuk kupas kwacinya."

"Tumben pamit!"

Mew sudah tidak mendapat jawaban dari Kana karena anak itu sudah lari keluar.

"Mami..Mami!"

"Ada apa?"

"Kana tidak mau ikut libulan."

"Kenapa?"

"Miunya tidak mau ikut."

"Mew kan sekolah."

"Tapi tidak acik jika Miu tidak ikut."

"Nanti kalau Mew libur sekolah bisa kita ajak. Kau sudah minta maaf pada Mew?"

"Cudah, kwacinya juga cudah Miu makan. Tapi Kana boleh kan Mam tidak ikut libullan, nanti Mami titipin aja Kana cama Miu."

"Tidak bisa dong Kana, kau harus tetap ikut masa Mami dan Papa liburan tanpa Kana."

"Tapi Mam Kana maunya cama Miu."

"Lain kali kita ajak Mew. Kita nanti akan berlayar dengan Papa, Kana pasti suka."

"Ya cudah deh Kana ngalah."

5 hari kemudian

Kana dan keluarganya sudah rapih dan berkemas memasukan koper ke dalam bagasi mobil, hari ini mereka bertiga akan pergi liburan ke Meldives selama 5 hari.

Alex Traipipatanapong adalah Papa dari Gulf Kanawut hari ini Alex mendapat cuti selama 1 minggu dan dia gunakan untuk mengajak keluarganya berlibur.

"Kana sudah siap?"

"Cudah Pah. Kana mau pamit cama Miu."

"Mew tidak ada sudah berangkat sekolah."

"Ko Miu tidak tunggu Kana?"

"Ayo masuk nanti kita tertinggal pesawat."

Kana melewatkan pertemuannya dengan Mew dan dia akan pergi selama 5 hari tanpa bertemu dengan Mew.

Meldievs

Alex membawa anak dan istrinya kedalam kamar hotel.

"Bagaimana apa kalian suka?"

"Suka,"jawab Baifren.

Sedangkan Kana belum mengerti apa pun tentang liburan, anak sekecil itu hanya ingin dirinya punya teman bermain.

"Kalian istirahat saja dulu aku pergi dulu sebentar."

"Papa mau kemana?"

"Mau lihat-lihat saja."

Alex membiarkan istri dan anaknya istirahat lalu dia pergi keluar untuk mengurus sesuatu.

Malam hari

"Bersiaplah kita pergi makan malam."

"Kami sudah siap Pah."

"Kana tinggalkan mainanmu kita akan pergi makan."

Kana melepas mainnya lalu merentangkan tangannya pada Papanya.

"Kau sudah besar jalan sendiri."

"Kana mau di gendong."

"Jalan saja dengan Mamimu."

Kana mengerucutkan bibirnya lalu dia bergandengan tangan dengan Baifren. Saat mereka bertiga keluar dari kamar datanglah seorang wanita menggendong bayi yang usianya kira-kira sekitar 8 bulan.

"Selamat malam," ucap wanita itu dengan senyum mengembang.

"Selamat malam juga," jawab Baifren.

Si bayi yang ada di gendongan wanita itu menarik baju Alex meminta Alex menggendonya, tentu saja itu membuat Baifren menyipitkan matanya terlebih Alex menerima bayi itu.

"Ayo kita pergi!" Ucap Alex pada istrinya.

Baifren terdiam, kenapa Alex menggendong Bayi tersebut.

"Kenapa diam, ayo kita pergi makan."

"Pah, Papa kenal mereka?" Pandangan Baifren terarah pada wanita itu.

"Tentu saja, dia Amanda istri keduaku, aku sengaja membawa kalian liburan karena ingin memperkenalkan Amanda dan Lusy padamu, kalian harus saling mengenal satu sama lain dan tidak boleh bertengkar karena aku sudah memilih Amanda menjadi istri keduaku."

Baifren terdiam jantungnya terasa berhenti saat itu juga, hatinya bagai tersambar petir saat mendengar pengakuan suaminya.

"Kana kenalkan ini Lusy dia adikmu kau harus baik dan memanjakan Lusy karena nantinya kita akan tinggal satu rumah."

Kana mendongak menatap Maminya dia tidak mengerti dengan apa yang di katakan Alex tapi dia melihat ada air mata yang mengalir di pipi Maminya.

"Mami kenapa? Mami cakit?"

"Kalian tidak perlu ikut makan malam nanti aku akan suruh pelayan hotel antar makanan ke kamar," melihat Baifren menangis Alex mengurungkan niatnya pergi makan malam bersama karena dia tidak ingin jadi pusat perhatian orang banyak.

Alex menggandeng Amanda dan juga menggendong Lusy mereka berdua pergi makan malam meninggalkan Baifren dan Kana di depan kamar hotel.

"Mami kita macuk yuk."

Kana mengajak Maminya masuk ke dalam kamar hotel Kana masih mencerna dengan apa yang baru saja dia lihat.

"Mami jangan nangis, kalau Mami cakit minum obat."

Baifren masih diam hingga beberapa jam kemudian Kana akhirnya tertidur dengan perut laparnya karena makanan yang di janjikan Alex tidak kunjung datang.

Alex menghabiskan waktu bersama anak dan istri mudanya hingga dia lupa memesan makan untuk Kana dan Maminya.

Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, Kana terbangun dan tidak menemukan Mami dan juga Papanya.
Sepertinya Alex tidak pulang ke kamar hotelnya tapi bermalam di kamar hotel istri mudanya.

"Mami...teriak Kana pada Maminya.

"Mami..Mami di mana."

Kana kebelet pipis dia ingat harus pergi ke kamar mandi.

"Mami!" Kana terkejut saat masuk ke dalam kamar mandi melihat Maminya sudah tergeletak di dalam kamar mandi bersimbah darah.

"Mami..Mami kanapa?" Anak itu mulai panik karena saat menyentuh tubuh Maminya tidak mau bergerak, dia bingung harus melakukan apa akhirnya dia pergi keluar untuk meminta tolong.

"Paman tolong Kana," ucap Kana pada petugas hotel yang kebetulan sedang lewat.

"Ada apa?"

"Paman tolong lihat Mami Kana."

"Kenapa dengan Maminya."

"Kana tidak tau, Paman tolong periksa Mami."

Petugas itu pun masuk mengikuti Kana.

"Di mana maminya?"

"Di cana Paman di dalam kamal mandi."

Petugas memeriksa kamar mandi, dia pun terkejut melihat pelanggan hotelnya sudah tergeletak bersimbah darah. Dia menghubungi beberapa petugas hotel agar datang ke kamar hotel untuk meminta bantuan.

5 jam kemudian

Baifren di bawa ke rumah sakit, nasib baik nyawanya masih bisa tertolong hanya saja dia membutuhkan banyak darah.

"Ini untukmu makanlah," salah satu petugas hotel menemani Kana di rumah sakit karena dia tidak melihat siapa pun bersama Kana selain Maminya.

"Telima kacih Paman."

"Kau ke sini dengan siapa?"

"Dengan Mami dan Papa."

"Lalu di mana Papamu?"

"Tidak tau, tadi dia pelgi dengan Tante-tante."

Bobby terdiam, mungkin ini penyebab kenapa pelanggan hotelnya sampai bunuh diri.



Bersambung....❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

165K 1.2K 13
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
3K 624 5
Berawal dari saudara kembar namun beda dimensi. Eric Rayanza- dimensi dimasa lalu dikenal sebagai lelaki yang pemberani. Musuhnya dimana-mana sampai...
Stay With Me By blue

Teen Fiction

74 14 5
"tunggu aku bisa ngelihat lagi, kita tukeran posisi, aku yang bakal ngelindungin kamu dan selalu jadi garda terdepan kamu Ra." "dia lebih pantas buat...
206K 20.1K 26
Mew Suppasit Jongcheveevat. Seorang Boss Besar Mafia didaratan Thailand. Dingin, angkuh dan kasar tidak jauh dari sosoknya. Didalam lingkaran takdirn...