ANXI EXTENDED 2

wins1983 द्वारा

14.2K 3.5K 856

Semua berubah semenjak Ilyasa wafat. Yunan jadi lebih dekat dengan Raesha, jandanya Ilyasa, sekaligus adik an... अधिक

Here we go (again)
1 - Hati-hati
2 - Malam Mencekam
3 - Malam Mencekam
4 - Malam Mencekam
5 - Luka
6 - Tersambung
7 - Berita
8 - Ketetapan
9 - Menghindar
10 - Tempat
11 - Takut
12 - Jangan Lari
13 - Hajat
14 - Husnuzon
15 - Telepon Masuk
16 - Baik-Baik Saja
17 - Korban vs Tersangka
18 - Mulia
19 - Janggal
20 - Surat Panggilan
21 - Berkah
22 - Biarkan
23 - Pengacara
24 - Perbedaan
25 - Kepingan
26 - Kenapa
27 - Kelam
28 - Sakit
29 - Baik
30 - Perdana
31 - Perdana
32 - Perdana
33 - Perdana
34 - Perdana
35 - Sudahlah
36 - Persiapan
37 - Napak Tilas
38 - Emosi
39 - Skenario
40 - Hanif
41 - Kiriman
42 - Kiriman
43 - Gila?
44 - Gila?
45 - Gila?
46 - Sidang Tanpa Rizal
47 - Jenguk
48 - Gelap
49 - Ayat Kursi
51 - Kembali
52 - Sadar
53 - Gemuruh
54 - Letusan
55 - Terobos
56 - Mata-mata
57 - Tali
58 - Sidang Kasus Penyusupan
59 - Ganjil
60 - Niat
61 - Alot
62 - Bohong
63 - Tanya
64 - Tolong
65 - Simpan
66 - Tepi Sungai
67 - Siap-siap

50 - Ruqyah

201 58 21
wins1983 द्वारा

.

.

Apa yang sebaiknya dia lakukan pada Theo Hayden?

.

.

***

"Wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal 'aliyyul 'adziiim." (Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar)

Yunan merapal akhir dari ayat kursi. Ini sudah yang ketiga kalinya. Tiga kali juga, pada kalimat ini, Rizal tak mampu mengikuti Yunan.

Dari balik jendela kaca, Elena dan Nilam memandang dengan penuh harap. Mereka sempat ketakutan saat melihat jin yang merasuki Rizal malah bisa menirukan bacaan yang dibaca Yunan, tapi rupanya jin itu tak sanggup menirukan akhir dari ayat kursi.

Bacaan ayat-ayat terus berlanjut, hingga sampai pada surat An Nisa ayat 45. Salah satu ayat yang biasa dibacakan untuk pasien yang terkena sihir, kata Zhafran pada Yunan beberapa hari lalu.

"Wallâhu a'lamu bi'a'dâ'ikum, wa kafâ billâhi waliyyaw wa kafâ billâhi nashîrâ." (Allah lebih tahu (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Cukuplah Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (kamu))

Krakk!! Mata rantai utama yang tersambung ke tempat tidur pasien, retak. Setelah sekian lama berontak, rupanya Rizal berhasil meretakkan rantai meski rantai besi itu tidak sampai putus.

Yunan sempat terdiam karena terkejut mendengar suara yang lumayan keras itu.

Dua wanita yang menonton kejadian itu melalui jendela kaca, menutup mulut mereka.

"G-Gimana ini, Elena? Apa kita lapor saja ke suster jaga?" tanya Nilam yang mulai mengkhawatirkan keselamatan Yunan di dalam ruang isolasi. Bagaimana kalau Rizal lepas dari rantai ikatannya dan menyerang Yunan?

"J-Jangan dulu, Tante. Kita lihat dulu kondisinya," balas Elena berbisik. Elena merasa sayang. Sudah sejauh ini. Kalau mereka berhenti dalam keadaan Rizal belum sadar dari kesurupannya, semua usaha mereka menyusupkan Yunan ke dalam sana, jadi percuma.

"Innalladzîna kafarû bi'âyâtinâ saufa nushlîhim nârâ, kullamâ nadlijat julûduhum baddalnâhum julûdan ghairahâ liyadzûqul-‘adzâb, innallâha kâna ‘azîzan ḫakîmâ." (Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)

Yunan melanjutkan ayat berikutnya. Surat An Nisa ayat 56. Juga salah satu ayat khusus untuk pasien yang terkena sihir. Lagi, Rizal mengamuk dan menjerit dengan suara melengking.

Sembari terus membaca ayat berikutnya, Yunan memejamkan mata. Berusaha fokus pada makna yang dibacanya. Sulit, dengan suara bising dari Rizal. Terbayang Zhafran. Masya Allah. Zhafran sudah beberapa kali berhasil meruqyah jama'ah dan masyarakat sekitar tempat suluk yang kesurupan. Tapi kejadiannya selalu saat Yunan tak ada di sana.

Kelopak mata Yunan membuka. Dia tidak boleh terdistraksi!

"Tabârakalladzî biyadihil-mulku wa huwa ‘alâ kulli syai'ing qadîr." (Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)

Kali ini sebelas ayat pertama dari surat Al Mulk, termasuk yang utama dibaca dalam ruqyah. Terdengar mantap saat dibaca. Bukan hanya sekadar dibaca. Yunan berusaha menghadirkan guru-gurunya dalam tiap ayatnya. Terutama almarhum Syeikh Abdullah. Guru yang telah menempatkannya di tempat suluk.

"Fa‘tarafû bidzambihim, fa suḫqal li'ash-ḫâbis-sa‘îr." (Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala) itu)

Punggung Yunan terasa hangat. Ia merasa Syeikh Abdullah bersamanya di sini. Tenang rasanya. Ia selalu merasa masih perlu bimbingan beliau, tapi Syeikh Abdullah keburu pergi meninggalkannya.

Rizal menjerit hingga suaranya melengking tinggi. Elena dan Nilam yang masih mengintip dari jendela, bergidik ketakutan.

Gawat, batin Elena. Kalau suara jeritannya sekeras ini, bisa-bisa perawat akan --

"Apa-apaan ini?? Kenapa dia di dalam sana?"

Elena dan Nilam menoleh ke belakang. Romi sedang bertolak pinggang dengan tampang songongnya yang sangat menyebalkan di mata Elena.

"Siapa yang memberi izin laki-laki itu -- siapa namanya? Yunan? Tidak ada yang boleh masuk ke ruang isolasi! Kalian dengar 'kan kata dokter??" omel Romi.

"Aku yang memberi Syeikh Yunan izin," aku Elena tanpa ragu. Nilam nampak ketar-ketir. Mencium gelagat perkelahian yang akan terjadi sesaat lagi.

"Kenapa kamu bolehkan dia masuk?? Gimana kalau Rizal mengamuk dan menyerangnya? Kamu mau tanggung jawab??" bentak Romi dengan urat nadi nampak di keningnya.

"Aku yang akan tanggung jawab! Aku sengaja membiarkan Syeikh Yunan masuk. Rizal kerasukan jin jahat! Dia harusnya diruqyah! Bukannya hanya diikat di sana dan diberi obat penenang!" jawab Elena.

"S-Sudah. Sudah. Romi, tolong izinkan Syeikh Yunan mencoba. Ini salah satu ikhtiar kita. Kita 'kan tidak tahu. Siapa tahu --," kata Nilam meraih lengan Romi, berusaha membujuk putranya.

Romi melepaskan genggaman ibunya. "Ibu gak kapok-kapok! Waktu itu sudah coba ruqyah Rizal ke ustaz, gak sembuh juga, 'kan? Malah ustaznya ketakutan gitu! Percuma, Bu!"

Bacaan Yunan terhenti. Ia menoleh ke luar jendela, menyadari ada perselisihan di sana.

"Hei kamu! Cepat keluar dari sana!" teriak Romi sambil menunjuk ke arah Yunan.

"Kak Romi, aku disiksa, Kak!" ucap Rizal lirih, dengan ekspresi takut di wajahnya.

Semua terkejut melihat Rizal bicara seolah normal. Apakah ini efek pengobatan dokter atau efek ruqyah?

"Aku akan panggil perawat untuk mengeluarkan orang itu dari sana!" putus Romi berbalik badan dan berjalan cepat ke koridor.

Nilam menelan ludah. Elena sudah pasrah. Ini usaha terbaik yang bisa dilakukannya untuk kesembuhan Rizal. Kalau ternyata gagal, ya apa mau dikata.

Yunan melihat Rizal tersenyum miring. Ia tak perduli dan melanjutkan bacaan ruqyah.

"Qul uuhiya ilaiya annna hustama'a nafarum minal jinnni faqooluuu innaa sami'naa quraanan 'ajabaa." (Katakanlah (Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan)," lalu mereka berkata, "Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur'an))

Surat jin, sembilan ayat pertama. Rizal kembali menjerit dengan tangan dan kaki berusaha lepas dari rantainya.

"Wa annahuu kaana rijaa lum minal insi ya'uuzuuna birijaalim minal jinni fazaa duuhum rahaqoo." (dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat)

"Wa annaa lamasnas sa maaa'a fa wajadnaahaa muli'at harasan shadiidanw wa shuhubaa." (Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api)

"Wa annaa kunnaa naq'udu minhaa maqoo'ida lis'sam'i famany yastami'il aana yajid lahuu shihaabar rasada." (dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya)

Kraaakkkk!!!

Mata rantai di kaki Rizal, patah pangkalnya. Elena dan Nilam menjerit ketakutan.

Yunan spontan mundur menjaga jarak. Kaki Rizal berusaha menendang Yunan tapi tidak sampai.

Yunan melanjutkan membaca bacaan terakhir. Al Muawwidzat. Surat Al Ikhlas tiga kali, surat Al Falaq tiga kali dan surat An Nas tiga kali.

Usai Al Ikhlas tiga kali, kembali suara nyaring terdengar. Kali ini mata rantai yang menahan tangan Rizal, patah juga.

Rizal kini bebas. Ia terbang ke arah Yunan dan mendorong Yunan hingga terjatuh ke lantai. Elena dan Nilam spontan menjerit.

Elena berlari ke pintu dan hendak masuk ke dalam sana. Dia sudah bilang akan bertanggung jawab, dan dia sungguh-sungguh akan berusaha melindungi Yunan meski nyawa taruhannya.

"J-Jangan, Elena! Jangan masuk ke sana!" pinta Nilam memelas. Dia tidak tega kalau melihat Rizal sampai melukai Elena.

Suara langkah kaki banyak orang, membuat dua wanita itu menoleh ke arah koridor. Romi datang bersama dua orang perawat laki-laki.

Di dalam ruang isolasi, Yunan terjerembab ke lantai. Di atasnya, Rizal tersenyum seperti predator yang hendak memangsa buruannya.

Senyum Rizal hilang saat mendengar Yunan nekat melafalkan surat Al Falaq dua kali.

"Mati kamu, Yunan Lham!!" seru Rizal dengan pendar merah di matanya. Tangannya hendak mencekik leher Yunan. Jika jin itu sampai berhasil membunuh Yunan, bisa dipastikan dia akan mendapat banyak pujian dan penghargaan dari tuannya. Yunan adalah salah satu incaran para setan dan bahkan iblis.

Tanpa disadari jin itu, Yunan merogoh sesuatu di kantung jaketnya. Ia terkejut melihat Yunan mengeluarkan sebuah tabung kecil berisi air kekuningan dan helai-helai daun hijau di dasarnya.

Satu semprotan ke wajah, membuat Rizal berteriak kesakitan seolah wajahnya melepuh.

"B-Breng-sek kamu, Yunan Lham!!" maki Rizal yang kini sibuk mengelap sisa air semprotan di mukanya.

Pintu ruang isolasi mendadak terbuka.

"Itu dia! Cepat keluarkan dia dari sini! Dia menyiksa adik saya!" titah Romi pada kedua perawat.

Insting membuat Elena maju dan menghalangi kedua perawat itu.

"Jangan! Tolong tunggu sebentar lagi! Sebentar saja!" cegah Elena sembari merentangkan tangan.

Kedua perawat itu saling tatap dalam keraguan.

"Ngapain kalian diam saja! Ayo cepat keluarkan dia!" kata Rizal sambil menunjuk ke arah Yunan. Urusan Rizal sakit aneh ini membuatnya kesal bukan kepalang. Dia jadi repot begini . Dotambah lagi, wanita bernama Elena ini sangat mengganggu. Bukan saudara, bukan pacar Rizal juga, tapi banyak tingkahnya. Menyusahkan!

Yunan mendekat ke arah Rizal dan meraih ubun-ubun pria itu.

"Rizal, ini saya. Yunan Lham. Kamu dengar, 'kan?" bisik Yunan di telinga Rizal.

.

.

Rizal berada di sebuah tempat mengerikan. Sebuah hutan belantara tanpa cahaya bulan. Sangat gelap dan lembab. Sesekali hewan malam muncul dan hanya nampak matanya saja. Mata mereka berwarna merah.

Ia tahu tubuhnya telah diambil alih oleh makhluk menyeramkan itu, yang bertaring dan berambut panjang, dengan mata sipit seolah tertarik ke samping. Tahu, tapi tak bisa melakukan apa-apa.

Dari tadi, tiap Rizal berdo'a dan berzikir, dia akan diganggu oleh makhluk-makhluk berbentuk aneh, kadang seperti kain putih tercabik-cabik yang terbang ke wajahnya, seolah menyuruhnya diam saja.

Ya Allah. Aku ingin kembali. Tolong aku, ya Allah. Rintih Rizal sebelum ia menangis. Entah tangisan ke berapa.

"Rizal, ini saya. Yunan Lham. Kamu dengar, 'kan?"

Tangis Rizal terhenti. Itu adalah suara Syeikh Yunan, dia mengenalinya. Rizal melihat ke sekeliling. Suara hewan malam tak lagi terdengar. Ini terlalu sunyi. Sesuatu terjadi, entah apa.

"I-Iya, Syeikh! Saya dengar! Tolong saya, Syeikh! Saya takut! Keluarkan saya dari sini!" sahut Rizal menjerit ke arah langit kelam.

"Dengan izin Allah, kamu akan segera keluar dari sana. Bersabarlah."

Rizal kembali menangis mendengarnya. Padahal belum terjadi, tapi ucapan Yunan barusan terdengar seperti janji yang indah di telinganya. Dan dia percaya, Yunan adalah seorang yang menepati janji.

Setitik cahaya berpendar di ujung sana. Di antara deretan batang pohon tinggi di kedalaman hutan dengan akar-akar pohon bergelantungan. Cahaya itu perlahan semakin terang.

"Ikuti cahaya putih."

Rizal manut pada perkataan Yunan dan mengikuti cahaya itu, yang kini menerangi seisi hutan dan membuat makhluk-makhluk kegelapan menyingkir.

Saat tubuh Rizal dikelilingi cahaya, ia kembali meneteskan air mata. Rasanya hangat dan nyaman sekali. Terbit niat dalam hati. Nanti jika ia tersadar sebagai Rizal yang sesungguhnya dan bukan dalam kuasa makhluk jahat, ia berjanji akan mengikuti langkah Syeikh Yunan. Bukan langkah Yunan secara fisik, akan tetapi mengikuti ilmu dan menyambungkan batin dengannya.

.

.

"Qul a‘ûdzu birabbin-nâs." (Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia")

"Malikin-nâs." (Raja manusia)

"Ilâhin-nâs." (sembahan manusia)

Rizal menjerit memegangi kepalanya yang kesakitan luar biasa. Sedetik kemudian, ia muntah.

Romi sudah gatal ingin menjauhkan Yunan dari adiknya. Entah apa yang dilakukan Yunan, sampai Rizal muntah-muntah seperti itu. Tapi Elena memegangi tangannya, mencegahnya merusak usaha Yunan untuk menyembuhkan Rizal.

"Min sharril was waasil khannaas." (dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi)

"Al lazii yuwas wisu fii suduurin naas." (yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia)

"Minal jinnati wan naas." (dari (golongan) jin dan manusia)

Yunan memejam. Memohon agar dibukakan pengelihatannya. Siapa dalang dari pengiriman jin jahat pada Rizal?

Yunan merasa dirinya masuk ke pusaran dimensi waktu yang berbeda. Mundur ke masa beberapa hari yang lalu. Tiga orang berjubah hitam berkumpul di sebuah bangunan kosong yang mirip gudang. Bangunan lama berlanggam arsitektur Belanda-Betawi.

Seorang di antara mereka, menyerahkan sesuatu pada temannya. Telapak tangannya dibuka. Beberapa helai rambut ada di sana.

"Jangan terlalu kentara. Tidak perlu membunuh dia. Lumpuhkan saja kemampuannya berpikir, setidaknya sampai pengadilan selesai. Supaya dia tidak mengusikku."

Yunan merasa kesal sekali, melihat Theo Hayden yang tersenyum picik dalam pengelihatannya. Tega sekali. Sebegitu ingin menangnya kah di pengadilan? Sampai harus berurusan dengan dukun dan menyakiti orang lain?

Mata Yunan kembali memejam. Ia ingin melihat orang itu. Theo Hayden. Ada di mana dia sekarang?

Pusaran dimensi waktu kini berkelibat dalam cahaya kecepatan, menuju tempat dimana Theo berada.

Pengelihatan Yunan menampakkan sebuah ruang kerja yang mewah.
Seorang pria sedang duduk di kursi empuk, menulis sesuatu di mejanya.

Alis Yunan menegang. Ia bisa merasakan tangan kanannya menangkap jin yang membuat Rizal kehilangan kewarasannya selama beberapa hari ini. Jin itu sudah lemah karena terbakar. Pasrah tak berdaya.

Perlahan Yunan menarik keluar sesuatu dari ubun-ubun Rizal. Ada riwayat yang mengatakan bahwa orang yang kesurupan jin, sejatinya bukannya kemasukan jin, tetapi jin itu memberi tekanan pada pikiran korbannya. Tapi banyak ahli ruqyah berkata bahwa orang yang menjadi gila karena kiriman sihir, otaknya telah dimasuki jin. Wallahu'alam.

Wajah putih yang berambut panjang, nampak semi transparan, gepeng dan nampak aneh, keluar dari kepala Rizal. Membuat semua orang yang melihat, sontak terkejut. Terutama Elena dan Nilam yang menjerit ketakutan. Itu adalah wajah paling seram yang pernah mereka lihat.

Adalah hal yang bagus, jin itu malah menampakkan diri di depan orang-orang, agar mereka tidak berpikir bahwa Yunan mengada-ngada.

Dalam separuh dimensi yang lain, Yunan masih melihat Theo yang sedang bekerja di kantornya. Jelas sekali.

Meski tahu akan melakukan apa, tapi Yunan masih menimbang-nimbang.

Apa yang sebaiknya dia lakukan pada Theo Hayden?

.

.

***

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

72K 2.5K 11
Diandra merasa keluarga suaminya tidak menyukainya. Pasalnya selama sepuluh tahun menikah Diandra belum memiliki anak. Tidak hanya harus menghadapi m...
15.3K 486 10
Spin Off 'Menjadi Orang Ketiga' Adhi terpaksa menikahi Rena karena kepergok sedang bermesraan. Pernikahan terpaksa ini pun berjalan tersendat. Dari t...
63K 10.9K 20
Pernikahan seperti apa yang kamu impikan? Menikah dengan seseorang yang kamu cintai dan mencintaimu? Dikarunia putra dan putri yang menggemaskan dan...
GUS AZZAM النور द्वारा

आध्यात्मिक

4.7M 285K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...