66 - Tepi Sungai

224 49 8
                                    

.

.

Kemuliaan berdo'a bukanlah ketika do'a diqobul, melainkan ketika kita mengakui kelemahan kita di hadapan Allah saat meminta.

.

.

***

Bulir-bulir derasnya hujan, turun merata di seluruh wilayah ibukota menjelang tengah malam.

Di tepian kali itu, bebatuan kali sampai tergerus dan terbawa arus kali yang ketinggiannya terus naik tiap menitnya.

Sementara, di kedalaman air, sebongkah batu besar, bergoyang ke kanan-kiri, mengikuti gelombang air yang bergejolak. Wajah pria yang tertimpa batu, nampak tenang dalam amukan arus kali.

Suara sholawat yang berulang, terus bergema meski telinga Johan -- nama pria itu -- tak lagi mampu mendengarnya. Dan sekalipun mampu, Johan yang dulu masih hidup pun, tak mengerti bacaan apa itu.

"Ya Rabbi sholli 'ala Muhammad. Waftah minal khoiri kulla mughlaq."

(Ya Allah ya Robbi, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, bukalah segala kebaikan yang terkunci)

Terus. Diulang dan diulang lagi.

Dari kejauhan, muncul sekelompok ikan abu-abu yang berenang cepat ke arah Johan. Ikan-ikan itu mengelilingi tali yang mengikat tubuh Johan dengan batu di atasnya. Tali tambang itu digigiti oleh gerombolan ikan bergigi tajam. Ikan-ikan itu adalah ikan bawal predator yang memakan ikan-ikan kecil. Mereka bukan ikan-ikan yang umum ada di sungai dan kali, namun ditambak secara khusus. Ikan-ikan itu terlepas dari tambak saat air meluap, lalu mereka bergerak ke arah mana mereka merasa terpanggil.

Gigi-gigi tajam menggerogoti anyaman tali yang tebal dan mengoyaknya hingga tali nyaris putus di beberapa sisi.

"Ya Rabbi sholli 'ala Muhammad. Waftah minal khoiri kulla mughlaq."

(Ya Allah ya Robbi, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, bukalah segala kebaikan yang terkunci)

Tali terputus. Ikan-ikan itu berenang kembali ke asalnya, seolah paham bahwa tugasnya sudah usai.

Gelombang air yang besar datang dan mendorong batu besar yang menimpa tubuh Johan. Jasad Johan kini terseret tergulung gelombang dahsyat, jauh. Perlahan, jasad Johan makin dekat dengan permukaan air.

"Ya Rabbi sholli 'ala Muhammad. Waftah minal khoiri kulla mughlaq."

"Ya Rabbi sholli 'ala Muhammad. Waftah minal khoiri kulla mughlaq."

.

.

Yunan terbangun dan menemukan istrinya tidur sambil memeluknya. Hujan deras nampak dari tirai jendela yang terbuka. Langit masih gelap, jelas ini belum masuk waktu Subuh.

Arisa ikut terbangun dan langsung memeluk suaminya lebih erat.

"Sayang?" ucap Yunan heran. Ada apa? batinnya. Semalam, apa yang terjadi? Oh ya. Mereka sempat bertengkar, karena pertanyaan Arisa padanya. Pertanyaan yang terpaksa dijawab jujur oleh Yunan. Pelukan antara dirinya dan Raesha, yang sebenarnya terlarang karena mereka bukan mahram. Setelah itu, Arisa menangis lalu ia bilang perlu waktu untuk sendiri. Karena rasa bersalah, Yunan mengizinkan istrinya keluar dari kamar, tapi istrinya tak kunjung kembali. Tiba-tiba rasa kantuk yang luar biasa itu datang menyerang. Lalu, mimpi itu. Johan, lelaki yang masuk berita di televisi. Pria yang dikatakan menghilang setelah kejadian kejar-kejaran dan saling tembak yang terekam CCTV. Johan ditimpa batu besar yang diikat ke tubuhnya. Ditenggelamkan di dasar kali. Ada Syeikh Abdullah di sana. Amalan itu ...

ANXI EXTENDED 2Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum