Let Me Love You

By chokopiw

188K 8K 62

[Warning! Mature content] ✓Private Random ✓Finished Just a love story written based on the author's imaginati... More

Just Info
Prolog
First -- Bertemu
Second -- Dokter gila
Third
Fourth -- Ternyata MODUS
Fifth -- Lamaran Sungguhan
Sixth -- kamu (bukan) yang ku tunggu
Seventh -- The Wedding
Eighth -- I Want You Too!
Ninth -- Oh damn! I love you
Tenth -- Tears
Eleventh -- I hate you, I love you
Twelfth -- Again?
Thirteenth -- Let it go
Fiftheenth -- Give me more
Sixteenth
Seventeenth -- I'm pregnant
Eighteenth
Nineteenth
Twentieth
Epilog
Extra Part

Fourtheenth -- Terjatuh, tuk kedua kalinya

6.8K 314 1
By chokopiw

Camel menatap awan-awan berwarna putih yang menggumpal di atas sana, Camel kembali melarikan diri dari tanggung jawabnya di rumah sakit. Sungguh ia tidak ingin menginjakan kaki di rumah sakit itu kembali.

Kilasan memori tentang dirinya yang meminta cerai kepada Aulion masih terngiang di kepalanya, padahal kejadian itu sudah beberapa hari yang lalu terlewati. Tapi memori itu terus berputar seakan ingin membuatnya menderita.

Camel mengernyitkan dahi kala melihat awan-awan berwarna kelabu berarak menghampiri dan seperti menendang awan-awan putih menjauh dari hadapannya. Hujan akan segera turun, kebetulan sekali hujan datang.

Camel selalu suka hujan. Karena aromanya yang teramat khas dan menenangkan. Ya, walaupun tidak setiap saat ia suka hujan, karena ada beberapa bagian dari hujan yang tidak begitu ia sukai. Namun untuk kali ini, Camel senang hujan akan datang.

Camel menengadah menatap langit. Menunggu akan datangnya hujan. Ayolah hujan, cepat turun. Aku ingin segera menumpahkan kesedihanku.

Sudah beberapa hari ini Camel selalu menghabiskan waktunya untuk selalu mengunjungi taman dan duduk di atas salah satu bangku yang terletak disana. Camel selalu tenang saat menatap orang-orang di sekeliling yang sedang bermain di taman, wajah mereka tampak terlihat senang dan bahagia. Dan hal itu menular pada dirinya.

Bermain dengan anak-anak di taman adalah pilihannya untuk lari dari masalah. Dia memang kurang dewasa untuk membereskan masalah yang benar-benar membuatnya tidak sanggup, dan tentunya masalahnya dengan Aulion membuat hatinya tercabik-cabik.

Wanita bodoh mana yang malah mengiyakan lamaran pria yang baru dikenalnya beberapa hari hanya untuk membuatnya move on dari kekasihnya yang dulu? Hanya Camel wanita bodoh itu.

"Tante, mau main barbie denganku?" Camel menunduk untuk menatap gadis kecil berkuncir dua yang menatapnya polos dengan mata bulatnya. Menggemaskan sekali!

"Hei, siapa nama kamu? Ayo sini duduk disamping tante. Kita main barbie bersama." Camel segera mengangkat tubuh gadis kecil itu dan mendudukannya di sampingnya. Camel mengusap puncak kepalanya. Rasanya ia ingin memiliki seorang anak.

Bicara apa kamu ini Camel? Anak? Anak dari siapa? Bahkan suami saja kamu tidak punya. Camel tertawa getir dalam hati. Menertawakan nasibnya yang selalu buruk.

"Ibu kamu dimana?"

"Mommy pelgi, tante." Gadis cilik itu menatap Camel dengan mata berkaca-kaca.

Pergi? Pergi kemana orang tua dari anak lucu ini?

"Hm pergi? Ibu pergi kemana?"

"Mommy bilang, dia mau cali uang untuk Fia. Mommy jalang pulang tante. Fia kesepian karena Mommy dan Daddy pergi."

Sungguh kasihan sekali gadis cilik itu.

"Terus kamu kesini sama siapa?"

"Sama Bibi Salma. Fia dali dulu dilawat cama Bibi, tante."

Camel tersenyum kecut mendengar cerita dari bibir gadis cilik di hadapannya itu. Ibu yang menelantarkan anaknya. Mungkin ia memang tidak berhak menghakimi. Tapi di satu sisi, kasihan juga melihat anak yang masih kecil ditinggal kerja oleh Ibunya. Bahkan jika sampai tidak pulang.

Camel kembali memfokuskan diri pada gadis cilik itu dan tersenyum lebar, "Sekarang Fia gak akan kesepian lagi, karena tante akan menemani Fia bermain."

Gadis cilik bernama Fia itu membulatkan matanya dengan binar-binar bahagia dan memeluk Camel tanpa rasa canggung sedikitpun.

---

Setelah bermain cukup lama di taman bersama gadis cilik bernama Fia akhirnya ia meninggalkan taman itu dan memilih Café terdekat sebagai kunjungan selanjutnya. Setelah seorang wanita muda menghampirinya bersama Fia di taman, akhirnya Fia dibawa pulang oleh Bibi—yang katanya sudah merawatnya sedari kecil itu dan berterimakasih sekali karena telah menemani Fia bermain.

Camel menyesap cokelat hangat yang dipesannya sembari sesekali pandangannya menatap keluar jendela. Café itu adalah Café langganannya.

Ya, sebelum menikah dengan Aulion ia memang sering datang ke Café tersebut hingga beberapa karyawan yang bekerja disana sudah begitu mengenalnya. Camel selalu melakukan me time setiap seminggu dua kali. Untuk memanjakan mata sejenak dan tentunya merefresh otaknya yang terasa penat itu.

Lonceng yang berada di pintu berdenting kencang hingga membuat Camel memfokuskan diri untuk melihat siapa yang baru memasuki Cafe. Dan sialnya, itu Aulion! Camel merutuki Aulion yang entah kenapa bisa datang ke Café ini.

Camel segera mengambil sesuatu yang dapat menutupi wajahnya dan menghindar dari Aulion. Karena lari adalah pilihan yang paling tidak memungkinkan di saat pria itu sedang mengobrol di dekat pintu.

"Apa kabar, Camel?" kali ini Camel merutuki dirinya karena mungkin Aulion memang sudah melihat keberadaannya sesaat setelah memasuki Café.

Camel menurunkan tissue yang menutupi wajahnya dan mendongak untuk menatap Aulion yang berdiri tepat di hadapannya. Camel menghela napas.

"Baik." Camel hanya menjawab sekenanya dan terlihat tidak berminat sama sekali.

"May I?" Aulion menunjuk kursi di hadapannya dan ia hanya bisa pasrah karena pria itu langsung duduk tanpa menunggu persetujuannya.

Oh ayolah, jangan merusak suasana Aulion.

Aulion duduk di hadapan Camel dengan tenang dan berdeham. "Sepertinya kamu tidak pernah terlihat sibuk ya, Camel."

Camel melirik Aulion sekilas dan mengangguk, "Ya, begitulah."

"Kamu tidak bekerja?"

"Aku masih ingin menikmati waktu santaiku.

"Apa kamu tidak ada acara setelah ini?"

Kali ini Camel melirik Aulion dengan sedikit minat. "Kenapa memangnya?"

"Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan. Ya, hitung-hitung refreshing bersamaku,"

Camel menatap Aulion curiga, "Aku sedang tidak mood berjalan-jalan."

Aulion menggeser kursinya supaya lebih dekat lagi dengan Camel dan hal itu membuat Camel risih.

"Kali ini saja. Aku ingin berdua denganmu."

"Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi, dokter Aulion terhormat."

"Kamu tidak bisa menolak Camel." Lagi-lagi kalimat itu meluncur dari bibir Aulion.

Camel menggeram kesal pada pria yang kini berada di sampingnya itu. "Kenapa tidak? Kita-sudah-tidak-ada-hubungan-lagi." Camel menekan kalimat yang diucapkannya untuk memperjelas bahwa keduanya sudah tidak ada hubungan apapun lagi dan supaya Aulion segera menyingkir dari hadapannya.

"Sekali ini saja."

"Tidak Aulion. Memangnya kamu siapa bisa memaksaku seenaknya?"

Aulion terdiam menatap Camel dalam. Tatapan matanya itu benar-benar. "Karena sampai kapanpun juga kamu masih akan tetap menjadi istriku, karena aku tahu bahwa kamu belum menandatangani surat perceraian kita segorespun."

Camel tergelak mendengar ucapan Aulion, bagaimana bisa... Camel merutuki dirinya sendiri. Dia benar-benar tidak bisa kabur untuk sekarang.

"Kamu tidak akan bisa menolakku, Camela."

"Jelas aku bi--Aaaaak! Turunkan aku Aulion!"

Sial! Dia menggendongku di atas pundaknya.

Camel menggerak-gerakkan kedua kakinya supaya pria yang tengah menggendongnya tanpa malu itu mau menurunkan tubuhnya. Bisa dipastikan bahwa mereka menjadi tontonan menyenangkan bagi pelanggan disana.

"Terkutuk kau Aulion! Turunkan aku!"

"Aku hanya ingin jalan berdua saja denganmu, Camel. Ini resikonya jika kau menolak."

"Sialan! Kau membuatku malu Aulion! Cepat turunkan aku! Kau itu benar-benar gila!"

Aulion terkekeh mendengar ucapan dari bibir Camel dan ia segera mendudukkan tubuh Camel di atas jok mobil miliknya saat mereka sudah keluar dari area Café dan memasangkan seatbelt pada Camel yang terus meronta.

Camel menggeram kesal saat Aulion sudah duduk dibalik kemudi dan menatapnya menggoda.

Aku bersumpah akan menendangmu Aulion!

✖✖

a/n hai, temu lagi kita wkwk. Kali ini saya gak akan menargetkan berapa chapter yang akan saya republish karena itu malah membuat saya jadi keteteran-_- dan ini baru sampai chapter 14 yang mana masih ada 11 chapter lagi yang harus di revisi wkwk. Enjoyed!

Lia Mulyani

Revision: 09 September 2017

Continue Reading

You'll Also Like

168K 20.2K 35
SUDAH TERBIT DI PLAYSTORE https://play.google.com/store/books/details?id=AF6zDwAAQBAJ THE FLOWERS SERIES Book # 3 18+++ Michaella Adijaya tidak perna...
88.6K 2.4K 23
Mencari ketulusan seseorang itu susah banget. Kita ga bisa bedain mana orang yang tulus sama kita dan mana orang yang pake topeng. Saat kita sadar te...
4.6M 58.6K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
231K 24.4K 48
[✔ | harry styles fanfiction] ❝When Harry Styles living with an asshole wife.❞ Perempuan yang saat ini telah resmi menjadi istri seorang Harry...