the twins sick figure (END)

By bolabola_boba

328K 27.9K 948

Karya 3 "APA?" pekik seorang pemuda bernama RAYYAN SAPUTRA. "Bagaimana bisa?, wah nggak ngotak nih..." sangga... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
EPILOG
announcement!!!
announcement CERITA BARU!!!

CHAPTER 20

7.5K 656 19
By bolabola_boba

Kini Rayyan dan Zayyan tengah dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk pemeriksaan mingguan Rayyan.

Suasana tidak terlalu canggung lantaran Zayyan yang senantiasa mengajak sang kembaran untuk berbicara, entah itu pertanyaan random, atau pun sebuah lelucon yang keluar dari mulut Zayyan.

Sedangkan Rayyan hanya bisa menggelengkan kepala, ia tidak habis pikir, bagaimana bisa selama 30 menit perjalanan sang kembaran tidak henti-hentinya berbicara, bahkan dia yang mendengarkan saja terasa lelah.

"Sudah kak, diam lah! Apa kau tak lelah berbicara terus sedari tadi?" Ucap Rayyan dengan nada bergurau.

"Tentu saja tidak, bukankah kau juga menyukainya huh?!" Dengus Zayyan sebal.

"Tidak tuh?!" Jawab Rayyan dengan nada mengejek, Zayyan berdecak dan menggerutu dalam hati.

Sedangkan Rayyan tersenyum tipis, inilah alasan ia selalu menggoda sang kakak, yaitu ingin melihat wajah cemberut yang kakaknya miliki.

Tanpa disadari, kini mereka telah tiba di kawasan rumah sakit, mereka berdua berjalan bersama menuju ruangan dokter Fahri yang selalu melakukan tes mingguan untuk Rayyan, tujuannya agar mereka mengetahui perkembangan perihal kondisi tubuh Rayyan.

Sebelum melakukan serangkaian tes, mereka terlebih dahulu menunggu di dalam ruangan sang dokter, selagi dokter Fahri melakukan pemeriksaan pada pasiennya yang lain.

Rayyan merasakan rematan pada jari-jari tangannya, apa lagi saat ia merasakan sesuatu yang basah di balik telapak tangan miliknya.

"Kak, bisakah kau tenang?, di sini aku yang melakukan pemeriksaan bukan kakak!" Pekik Rayyan mulai jengah dengan tingkah sang kakak.

"Tentu, tapi bagaimana jika hasilnya lebih parah dari minggu sebelumnya?" Tanya Zayyan cemas.

Rayyan terkekeh pelan, lihatlah kakaknya ini, padahal dirinya yang melakukan pemeriksaan, tapi kenapa kakaknya yang bersikap berlebihan?

"Kak dengarkan aku, selama aku masih bisa bernafas.... itu berarti aku masih sehat dan baik-baik saja, sudah lah tidak usah di pikirkan lagi!" Yakinnya lalu mengakhiri suasana yang mulai canggung.

Senyap, sesaat setelah Rayyan mengucapkan kalimat itu, entah kenapa Zayyan merasa tidak terima atas ucapan sang adik, memang benar, selama adiknya bernafas ia bisa bernafas lega, namun bagaimana jika hasil pemeriksaan hari ini penyakit yang di derita sang adik menjadi semakin parah?, ia tidak akan siap untuk mendengar dan menerimanya, apa lagi hubungan mereka baru membaik belakangan ini, Zayyan tidak siap jika ada sesuatu yang membahayakan kehidupan adiknya, dan membuat mereka kembali menelan pahitnya pil kehidupan.

Suara pintu terbuka mengalihkan fokus kedua anak kembar yang berada di dalam ruangan tersebut, sosok dokter Fahri telah datang setelah melakukan tugasnya di ruangan yang lain.

"Maaf telah membuat kalian menunggu, tadi dokter ada pasien darurat." Ucap sang dokter sembari menuju ke kursi miliknya.

"Baiklah Ray, mau lanjut ngobrol atau melakukan tes?" Tanya dokter Fahri, karena sebelumnya, saat ia menuju ke ruangan kerjanya terdengar percakapan dari dua pemuda yang sekarang berada di hadapannya.

"Langsung saja dok, seperti biasanya kan?" Tanya Rayyan yang mendapat anggukan, segera Rayyan berjalan menuju bangkar yang telah tersedia di dalam sana lalu merebahkan tubuhnya.

Dokter Fahri mulai melakukan beberapa prosesur pemeriksaan pada tubuh Rayyan, seperti pengambilan darah, cek tekanan darah, laju jantung, dan masih ada beberapa hal lagi, dokter Fahri harus ekstra teliti dalam menjalankan pemeriksaan, karena salah sedikit saja bisa berimbas pada kehidupan dari seorang Rayyan.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, kini tiba saatnya mendengarkan keterangan dari dokter Fahri, sebelumnya mereka juga harus menunggu belasan menit untuk mengetahui hasil pemeriksaan darah milik Rayyan.

Suasana tegang menyelimuti mereka bertiga, apa lagi saat kedua anak kembar itu melihat raut wajah dokter Fahri yang seperti menunjukkan ekspresi sedih.

"Bagaimana hasilnya dok?, tidak ada sesuatu yang serius kan dok?" Tanya Zayyan penuh selidik, pasalnya jantungnya juga dua kali lebih cepat saat berdetak menanti penjelasan dari dokter Fahri.

Dokter Fahri menghela nafasnya perlahan, perasaanya terasa campur aduk, apa lagi selama beberapa tahun ini, dirinya lah yang menangani Rayyan.

".... buruk!, kenapa bisa seperti ini Ray?, bukankah dokter telah memberi tahumu bahwa kamu harus selalu menjaga kondisi fisik dan psikismu?" Tanya dokter Fahri dengan suara lirih.

Rayyan tersenyum, lantas berucap, "aku sudah berusaha semampuku dok, jika hasilnya seperti ini.... tak apa, mungkin ini semua sudah menjadi garis takdirku." Tulusnya.

Zayyan memandang wajah sang kembaran yang tengah berbicara, jika seperti ini, berarti dirinya juga gagal salam menjaga sang adik, padahal adiknya tidak pernah menghilang dari jangkauan matanya.

"Oh... iya dok, aku mau menanyakan sesuatu!" Pekik Rayyan saat mengingat sesuatu yang memang beberapa hari ini selalu mengganggunya.

"Apa itu? Katakan!" Saut dokter Fahri cepat.

"Belakangan ini kepalaku selalu terasa pusing, dan juga aku beberapa kali mengalami mimisan dan pingsan, apakah ada sesuatu?" Jelas Rayyan di akhiri pertanyaan di akhir.

Zayyan terdiam, kenapa adiknya ini merahasiakan hal seperti ini seorang diri?, apa lagi dirinya yang selalu setiap saat berada di dekat sang adik.

"Kenapa aku tidak tahu Ray?" Tanya Zayyan sedikit kecewa.

"Bu bukan seperti itu kak, a aku hanya tidak ingin mengganggu waktu istirahatmu, lagi pula kejadian itu terjadi saat tengah malam.... dan aku tidak ingin merepotkan kalian." Jelas Rayyan dengan kepala menunduk, tidak berani menatap sang kakak.

Zayyan menghela nafasnya lelah, kenapa kepala milik sang adik selalu di kelilingi dengan pikiran negatif, padahal adiknya itu bisa saja meminta tolong, tidak ada yang akan di repotkan jika itu menyangkut tentang keluarga.

"Hah... baiklah, tapi berjanjilah pada kakak, setelah ini kamu tidak akan mengulanginya lagi!" Ucap Zayyan mutlak pada sang adik, Rayyan hanya mengangguk mengiyakan ucapan sang kakak.

"Baiklah... sekarang giliran dokter.." sanggah dokter Fahri, si kembar dengan cepat mengalihkan fokusnya.

"Itu biasa terjadi pada penderita sepertimu Ray, tapi ingat ini, jika gejalanya lebih sering terjadi, segeralah lakukan pemeriksaan, mengerti?" Peringat dokter Fahri.

Mereka berdua mengangguk, setelahnya, mereka membicarakan beberapa hal lagi, selang beberapa menit berlalu, mereka memutuskan untuk kembali ke mansion untuk beristirahat.

Sebelumnya mereka ingin pergi ke sebuah taman untuk melakukan jalan-jalan kecil di sana, namun saat dalam perjalanan menuju ke tempat tujuan, Rayyan telah terlelap di samping sang kakak dengan kepala yang menyender di bahu bidang milik Zayyan, alhasil mereka tidak jadi ketaman dan memutar arah untuk kembali ke mansion.

Tangan Zayyan mengusap pucuk kepala sang adik, rasanya ringan seperti tidak ada beban yang bertengger di pundaknya, padahal di sana adiknya tengah menyenderkan kepalanya.

"Semoga lekas sembuh Ray, maaf sebelumnya aku terlalu menuruti egoku sendiri." Ucap Zayyan pelan.

Tanpa Zayyan sadari, air mata keluar dari kelopak mata miliknya, rasanya begitu menyesakkan sehingga nafasnya terasa tertahan.






I'm back yedeulra......

Vote and coment juseyo.......


Niat hati pengen ganti sampul, tapi masih bingung mikirin abs mana yg harus aku pajang.....😭

Sekalian mau curhat, aku udh punya alur cerita baru.... tapi bingung mau buat nama.....
Saranin nama-nama orang kerajaan dong.... yang banyak juga nggk apa-apa kok, tapi cowok😚😅

Continue Reading

You'll Also Like

236K 19.1K 21
Lyon Alfarizky, laki laki minim teman dan suka ngereog itu mati hanya karena mengomentari novel yang ia baca kemudian bertransmigasi ke dalam novel t...
1.3M 101K 112
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
141K 8.1K 18
Theo seorang pengusaha sukses harus meregang nyawa di usianya yang masih muda bukannya bertemu kedua orangtuanya di surga ia malah bertransmisi ke tu...
389K 5.5K 17
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...