MARRIED WITH CEO {BxB}

By CegilnyaIcung

623K 29.9K 1.1K

Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. A... More

^PROLOG^
<01> Istri Yang Baik?
<02> Rencana
<03> Honeymoon
<04> Janji
<05> Menagih Janji
<06> Marah
<07> Drama Pagi Pasusu
<08> Jalang Noob
<09> Tauran? bukan sih
<10> Hukuman
<11> Masa Lalu
<12> Datangnya Masa Lalu
<13> Jadwal Jatah
<14> Bersiap
<15> Hambatan Sebenarnya
<16> Ketahuan
<17> Dominan Nendra
<18> Maaf Dan Sayang
<19> Tetap Bertahan
Gak Update 😚
<20> Semoga Saja
<21> Hamil
<22> Kesempatan
Mau Nanya. Bukan Update!
<24> Tidak Kuat, Bicaralah.
<25> Ingkar Janji
<26> Terbongkar
PENGUMUMAN!!
<27> Aku Minta Maaf
<28> Random Di Rumah Sakit
<29> Penjelasan
<30> Mari Bahagia Bersama
<31> Pesaing Baru
<32>Arzan Putra Arthur
<33> AKHIR BAHAGIA

<23>

12.1K 703 63
By CegilnyaIcung

Happy Reading 📖🌈

3 Bulan kemudian

Kehamilan Alzan sudah berjalan 3 bulan 3 Minggu.
Dan pasti kehamilan Aciel sudah 6 bulan.

Dan selama 3 bulan ini Arthur hanya mendatanginya 1 bulan sekali. Dan itu pun hanya berbicara sebentar dan langsung pergi.

Perut Alzan sudah sedikit menonjol, namun masih bisa di atasi dengan memakai baju oversize. Dan Alzan pun masih bisa sekolah.

Saat ini Alzan sedang duduk di halte dekat sekolah, Alzan tidak membawa motor karena tadi pagi ada masalah dengan perutnya dan Azlan yang mengantarnya.

"Kemana sih si Azlan gak datang datang?" Tanya Alzan dengan kesal. abangnya bilang dia sudah di jalan, tapi sudah setengah jam tidak menunjukkan batang hidungnya.

"Salang gue gak nerima ajakan Nendra tadi, capek banget harus nungguin yang gak pasti." Ujar Alzan.

Ting!

Suara notifikasi terdengar dari ponsel Alzan. Dan ternyata pesan dari Abangnya.

Azlan👩‍🦲
Dek
Gue gak bisa jemput Lo
Ada urusan.
Telepon aja yang lain
Maaf ya adeku tercinta😍

"Sialan Azlan Anendra!" Alzan menghela napas berat. Bagaimana sekarang ia pulang. Kalau ia menelepon Nendra ia merasa segan, ia sudah banyak merepotkan nya sekarang sekarang ini.

Saat ia melihat ponselnya untuk mencari taksi online, suara klakson membuat ia melihat ke depan.

Sebuah mobil mewah berhenti di depannya. Membuat Alzan penasaran.

Saat pintu mobil terbuka, keluar seorang pria dengan balutan busana mewah, namun saat melihat siapa orang itu membuat Alzan terkejut.

"Iyan!"

•••••

Arthur menghempaskan tubuhnya di kursi kebanggaan nya. Ia baru selesai meeting dan ia di tegur karena tidak fokus.

"Kenapa hidupku menjadi serumit ini?" Tanya Arthur kepada dirinya sendiri.

Arthur mengacak rambutnya kesal, ia harus menunggu 4 bulan lagi untuk membuktikan kebenaran yang sebenarnya.

"Alzan, aku sangat merindukanmu." Lirih Arthur sembari melihat Poto Alzan yang ada di galeri nya.

"Ini salahku karena aku terlalu ragu untuk mengambil langkah, semoga kamu masih bisa memaafkan ku."  Ujar Arthur.

Tanpa menyadari jika Aciel sudah mengepalkan tangannya menahan amarah mendengar ucapan Arthur.

Niatnya untuk masuk dan bermanja gagal.

"Baiklah, aku akan menyelesaikan ini semua." Ujarnya dan pergi tidak jadi masuk untuk menemui Arthur.

•••••

Saat ini Alzan sedang berada di cafe bersama seseorang yang tadi bertemu di Halte.

"Kapan lo pulang, tumben gak ngasih tau dulu." Ujar Alzan sembari meminum jus yang ia pesan

"Baru dua hari yang lalu, gue awalnya mau ngasih kejutan, eh malah liat Lo, jadi gak jadi." Ujar Riyan. Riyandra Sadawira. Sahabat masa kecil Alzan.

Riyan saat keluar SMP dia terpaksa pergi ke luar negeri ikut dengan orang tuanya untuk bisnis.

Dan sekarang dia kembali seorang diri, dengan suatu alasan. Bahkan dia berusaha untuk membuat orang tuanya yakin jika dia bisa kembali sendiri.

Alzan hanya mengangguk mengerti. "Lo mau sekolah dimana?" Tanya Alzan.

"Ya pasti di sekolah Lo lah. Gue kan kesini mau bareng sama Lo." Jawab Riyan dengan gumaman di akhir.

"Ohh oke." Ujar Alzan dan melihat ke jam yang ada di cafe

"Yan, gue harus pulang, pasti ortu nyariin." Ujar Alzan dan diangguki oleh Riyan. Padahal yang sebenarnya, perutnya sedikit tidak nyaman.

"Yaudah, gue anterin pulang." Ucap Riyan berdiri dari duduknya.

•••••

Di mobil Riyan, mereka fokus dengan kegiatan masing masing. Alzan memainkan ponselnya dan tentu saja Riyan fokus pada jalanan.

Ingin sekali Riyan berbicara dengan Alzan, namun melihat Alzan serius dengan ponselnya membuat Riyan mengurungkan niatnya.

Setelah sampai di gerbang rumah Alzan, alzan keluar dari mobil. Alzan terkejut ketika melihat Arthur di teras rumah. Dengan pakaian dan rambut acak-acakan. Seperti gembel namun tampan.

"Gue ikut ke dalem ya, gue mau nyapa mama lo. Terus ngasih oleh oleh." Ujar Riyan sembari membawa 2 paper bag di tangannya.

Alzan hanya mengangguk canggung. Dan masuk ke dalam setelah memberikan kunci mobil Riyan kepada satpam.

Arthur yang melihat Alzan dengan orang lain mengeram kesal.

"Sayang." Panggil Arthur. Alzan hanya diam sedangkan Riyan terkejut saat Arthur memanggil Alzan seperti itu.

"Kamu kesini, kenapa? Berantakan gini kayak gembel." Ujar Alzan mendekati Arthur. Dan merapikan rambutnya yang berantakan dan basah karena keringat.

"Capek banget. Nanti anterin ke rumah sakit ya. Kayaknya aku harus periksa kesehatan." Ujar Arthur dan di jawab anggukan oleh Alzan.

Alzan melirik ke arah Riyan. "Ar, ini Riyan, temen kecil aku yang baru pulang dari luar negeri. Yan, ini Arthur, suami gue." Ujar Alzan.

Riyan terkejut saat Alzan bilang suami. "L-lo udah nikah?" Tanya Riyan terkejut

"Iya, mungkin udah empat bulan lebih kayaknya." Jawab Alzan.

"Yaudah ayo ke mama kan. Kamu ke kamar aja. Aku mau nganterin Riyan ke mama." Ujar Alzan dan di jawab anggukan oleh Arthur.

Setelah Arthur masuk untuk ke kamar, Riyan langsung bertanya kepada Alzan.

"Lo kok bisa nikah?" Tanya Riyan.

"Perjodohan, awalnya juga gak mau, tapi lama kelamaan nyaman terus cinta deh." Jawab Alzan.

"Tapi kita ada konflik lumayan lah. Tapi gak papa." Ujar Alzan.

Riyan hanya terdiam mendengarkan ucapan alzan.

"Yuk mama pasti sekarang lagi masak. Yuk sekalian makan." Ajak Alzan dan mereka masuk ke dalam.

•••••

Hubungan Arthur dan Alzan memang tidak terlalu buruk. Walaupun Arthur hanya datang sesekali Alzan tetap menerima. Mungkin itu keinginan bayi.

Keluarga Alzan juga menahan kekesalan nya kepada Arthur. Alzan terlalu baik untuk bajingan seperti Arthur.

Saat ini Arthur sudah mandi dan mengganti bajunya. Dia sudah segar dan tampan.

Arthur menunggu Alzan dengan berbaring di ranjang sembari memainkan ponsel.

Cklek

Alzan datang dengan senyum manis dan tangan membawa nampan berisi cangkir kopi.

Alzan meletakkan nampan Pitu di nakas dan menghambur ke pelukan Arthur.

"Kangen." Gumam Alzan.

"Gimana kabar baby nya? Udah di periksa?" Tanya Arthur sembari mengusap perut Alzan yang di singkap sedikit.

Alzan menggelengkan kepalanya. "Mau sama Kamu." Ujar Alzan.

"Oke besok ya?" Tanya Arthur dan mengangguk semangat.

"Tadi siapa?" Tanya Arthur

"Temen aku. Dia baru pindah ke sini." Jawab Alzan.

"Masih bisa nunggu kan?" Tanya Arthur sembari mengusap lembut pipi gembul Alzan

"Gak tau. Kesabaran aku mungkin lima puluh persen lagi." Jawab Alzan mengambil tangan Arthur.

"Iya nanti aku bakal yang bakal berusaha ngejar kamu."

"Takut banget kamu ngejar." Kekeh Alzan.

"Iya, makanya kamu diem ya?" Tanya Arthur

"Aku mau lari, tapi kamu harus ngejar." Ujar Alzan

"Nanti aku kejar." Kekeh Arthur mengecupi brutal pipi gembul Alzan.

"Gelii!" Pekik Alzan.

•••••

Aku rindu moment Arzan!!

Jangan hujat aku ʘ⁠‿⁠ʘ

Aku update yaa.

Jangan lupa vote komen nya♡⁠˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱







Continue Reading

You'll Also Like

166K 26.3K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
200K 19.2K 71
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
231K 20.4K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

112K 11.5K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...