AL JENDRA

Von fiirsyoona

1.6K 371 242

Al Jendra Malsa Raharja, ketua geng Victor yang sama sekali tidak tertarik dengan namanya perempuan. Namun, s... Mehr

PROLOG
πŸ–€ 1; DRUNKS
πŸ–€ 2; MEET YOU AGAIN
πŸ–€ 3; WHO'S THE SENDER OF MASSAGE?
πŸ–€ 4; CAST
πŸ–€ 5 ; SOMEBODY SPECIAL
πŸ–€ 6; LETTER
πŸ–€ 7; HOME?
πŸ–€ 8; SHE'S LOVE
πŸ–€ 9; THE WAR
πŸ–€ 10; MISS OUR MOMENT
πŸ–€ 11; PAST AND REASON
πŸ–€ 12; I WANT YOU
πŸ–€ 13; CRAZY GIRLS
πŸ–€ 14; WHAT'S WRONG WITH HIM?
πŸ–€ 15; DEEP TALK
πŸ–€ 16; HE'S DEVIL
πŸ–€ 17; ALL NIGHT A LONG
πŸ–€ 18; CONFESSION
πŸ–€ 19; MINE
πŸ–€ 21; SECRET PLACE
πŸ–€ 22; THE TERROR

πŸ–€ 20; JEALOUS

37 7 14
Von fiirsyoona

“Cemburu itu tandanya cinta.” —Al Jendra Malsa Raharja.

___________

Lovela turun dari motor besar Jendra, yang disusul juga oleh lelaki itu. Kini mereka sedang berada di tempat parkir khusus murid di SMA GALAKSI. Suasana masih cukup sepi sebab waktu masih sangat pagi. Hanya beberapa murid saja yang baru berdatangan.

Lovela menyerahkan helm full face hitamnya kepada Jendra yang langsung diterima oleh lelaki itu. “Gue mau piket dulu. Lo bisa langsung masuk ke kelas aja, Jen, ” katanya.

“Enggak. Gue bakal temanin lo piket,” ucap Jendra sambil meletakkan helm full face hitam milik Lovela di atas tangki motornya.

“Enggak usah, deh. Entar lo malah gabut di sana. Mending sarapan di kantin, atau kerjain PR lo.” Lovela masih menolak niat baik Jendra untuk menemaninya, membuat lelaki itu berdecak sebal.

Jendra mengambil tas ransel Lovela hingga gadis itu sedikit terkejut. “Gue bantu lo piket. Tas lo gue bawa.”

“Eh, lo mah, masih aja suka bikin gue salting gini!” ujar Lovela dengan nada merajuk.

Jendra pun terkekeh geli. “Tas lo ngehalangin tangan gue buat rangkul pinggang lo,” ucapnya, lalu melingkarkan tangannya di pinggang Lovela.

Remasan tangan Jendra di pinggang Lovela membuat gadis itu berusaha bernafas dengan teratur. Sisi lain Jendra ini baru pertama kali diketahui oleh Lovela. Mereka pun berjalan bersama menuju ke kelas Lovela, meninggalkan area parkir. Tanpa mereka tahu, bahwa ada Revano yang sedari tadi melihat kedekatan mereka dari dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari posisi mereka.

Revano mengepal erat tangannya di atas setir mobil. Rahangnya mengeras, begitu juga dengan tatapan matanya yang menajam seperti mata tombak.

“Gue enggak rela Lovela pacaran sama cowok brengsek itu!” ujarnya geram. “Gue bakal pisahin kalian dengan cara apapun!”

🖤🖤🖤

Jendra dan Lovela melangkah masuk ke dalam kelas 11 IPA-1, yang merupakan kelas Lovela. Keadaan masih sangat sepi. Jendra pun mengikuti langkah Lovela yang membawanya menuju ke bangku kedua yang berada di barisan paling pojok.

“Taro aja tas gue di sini, Jen. Gue mau ambil sapu dulu, ” kata Lovela, lalu berjalan menuju ke belakang kelas yang terdapat alat-alat pembersih seperti sapu, lap pel, kanebo, ikrak, dan lain-lain.

Jendra pun meletakkan ransel Lovela yang berwarna biru tosca itu ke atas bangku yang tadi ditunjukkan oleh gadisnya itu. Kemudian ia melangkah menghampiri Lovela yang mulai melaksanakan tugas piketnya yaitu menyapu lantai kelas.

“Biar gue bantu, ” ucap Jendra, kemudian ia pun mengambil sapu dan mulai melakukan aktivitas seperti kekasihnya itu. Namun mereka berbeda tempat. Lovela menyapu di bagian barisan bangkunya yang berada di pojok kiri, sedangkan Jendra menyapu di barisan bagian pojok kanan.

Lovela mengulas senyum simpul ketika melihat Jendra dengan serius menyapu lantai. Bahkan lelaki itu tidak mengindahkan teman-temannya yang satu persatu mulai memasuki kelas dan terkejut akan kehadirannya.

“Emang cowok gue itu ganteng banget. Buktinya semua cewek langsung terpana ngelihat mukanya,” gumam Lovela sambil melirik ke arah Jendra. Hingga beberapa detik kemudian, ia mengerucutkan bibirnya. “Gue kan jadi cemburu. Apa besok-besok gue make over aja ya, tuh cowok biar keliatan sedikit jelek?”

Lovela kembali memperhatikan teman-teman kelasnya yang dengan terang-terangan mengagumi Jendra yang mulai menyelesaikan acara menyapunya. “Hih! Pengen gue colok deh, semua mata mereka!” kata Lovela, jengkel.

Beberapa menit kemudian, mereka pun selesai menyapu lantai kelas. Jendra mengajak Lovela untuk sarapan bersama di kantin. Ketika mereka sedang berjalan bersama di tengah lorong koridor kelas, tiba-tiba Valeska datang menghampiri mereka dengan raut merah padam.

“Jendra! Kenapa kamu jalan sama cewek jamet ini, hah?” tanya Valeska dengan nada kesal.

Lovela yang masih panas akan kejadian di kelasnya tadi, pun semakin panas mendengar perkataan Valeska yang menyebutnya ‘jamet’. Berani sekali gadis itu mengejeknya dengan sebutan itu? Apa gadis itu ingin menantangnya duel?

“Heh, kunti bogel! Lo ngatain gue apa tadi? Jamet?” Lovela mengulas senyum miring, kemudian jari telunjuknya mendorong bahu kanan Valeska dengan sedikit kuat, membuat gadis itu mundur satu langkah. “Lo nantangin gue atau gimana? Muka lo aja udah kayak roti salju, pake segala ngatain orang lain! Mirror dong!”

Valeska merotasikan bola matanya malas. Lalu kedua tangannya terlipat di depan dada sembari memandang Lovela remeh. “Gue sama lo itu cantikan gue. Harusnya lo yang mirror! Jendra itu enggak cocok sama upik abu macam lo!”

Kedua tangan Lovela mengepal kuat. Rasanya ia ingin menonjok keras rahang Valeska sekarang juga. Namun, ia berusaha menahannya karena tidak iinginmembuat keributan. “Gue upik abu? Hahaha! Kalau gue upik abu, lo apa? Remahan rengginang? Sadar diri dong, sekarang gue itu pacarnya Jendra. Sedangkan lo? Lo Cuma mantan calon tunangannya!”

Perkataan Lovela membuat Jendra menahan tawanya. Begitu juga dengan beberapa murid yang melintasi mereka. Sedangkan Valeska sudah kesal setengah hidup. Baru kali ini ada gadis yang berani melawannya. Apalagi gadis itu sudah menjadi pacar Jendra, lelaki yang sangat ia cintai sejak dulu. Apa ia akan dikalahkan oleh gadis itu? Tidak, tentu saja ia tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Lovela, gadis itu harus segera ia singkirkan.

“Jendra, aku bakal pastikan kalau kita akan bertunangan secepatnya!” ucap Valeska, lalu pandangannya beralih kepada Lovela. Ia mengepal erat kedua tangannya. “Buat lo, cewek enggak tahu malu. Gue pastikan lo bakal menyesal karena udah berani ngerebut Jendra dari gue!”

“Jangan main-main sama gue, Valeska. Gue enggak akan biarin lo macam-macam sama Vela, ” sahut Jendra dengan nada penuh penekanan.

Mendengar itu, kedua netra Valeska berkaca-kaca seraya menatap Jendra yang kini memasang raut dingin kepadanya. Menghela napas kasar, Valeska pun beranjak pergi dari hadapan kedua pasangan itu. Kedua langkahnya melaju cepat menuju ke arah rooftop sekolah. Namun, ketika ia sampai di anak tangga yang menghubungkan rooftop, seorang lelaki memanggil namanya.

“Lo Valeska kan?” tanya lelaki itu, membuat Valeska menghentikan langkahnya. Gadis itu pun menoleh kepada lelaki yang kini berdiri di belakangnya. “Gue mau ajak lo kerjasama. Tenang, enggak ada pihak yang dirugikan dalam kerjasama ini.”

Valeska menaikan sebelah alisnya. “Kerjasama buat apa?”

“Memisahkan Jendra dengan Lovela. Gimana? Tertarik?” ungkap lelaki itu, lalu mengukir smirk dibibirnya.

🖤🖤🖤

Siang ini suasana markas VICTOR sangat lah ramai. Alasannya adalah sebab Jendra mengadakan acara makan-makan untuk merayakan hubungannya dengan Lovela. Lelaki itu memesan banyak sekali makanan, bukan cuma itu ia juga memberikan uang pajak jadian kepada anggotanya sebesar satu juta per orang.

Gara-gara Rafif yang bilang kalau pasangan baru jadian harus kasih PJ besar-besaran kepada teman-temannya agar hubungan mereka tetap langgeng sampai kapanpun. Jendra yang entah kenapa bisa percaya dengan omongan lelaki itu pun akhirnya menurutinya. Iya begitu lah, manusia kalau sudah bucin. Terkadang otaknya berubah menjadi lemot.

“Mantap lah, Bos! Gue yakin hubungan kalian langgeng sampai maut memisahkan!” ucap Rafif, lalu memakan pizza yang tersisa satu.

“Beruntung kali lah, Jendra nih. Dapat cewek spek bidadari macam Neng Lovela!” sahut Zidan seraya menatap Lovela dengan kagum. Namun, tatapannya tak berlangsung lama karena Jendra menoyor kepalanya sedikit kencang.

“Jangan liat-liat cewek gue, ya! Gue colok mata lo entar!” ujar Jendra, galak. Posesif mode on, guys wkwk.

“Ya elah, Bos. Santai aja kali, gue enggak akan nikung lo, kok!” kata Zidan sedikit kesal. “Kecuali kalau Neng Lovela izinin gue nikung lo!”
Perkataan Zidan membuat Lovela dan teman-temannya yang lain tertawa.

Namun tidak dengan Jendra, lelaki itu justru mendelik sebal kepada anggotanya itu. Untung saja Zidan adalah temannya, kalau bukan sudah ia buang ke dasar jurang.

“Udah, Jen. Jangan ngambek gitu dong, jelek mukanya!” ucap Lovela sembari mengelus pelan bahu Jendra.

Jendra menghela napas pelan. “Untung lo temen gue, kalau bukan udah gue patahin leher lo, Dan!”

Kedua netra Zidan melotot setelah mendengarnya. “Eh, jangan dong, Bos! Entar gue is dead! Emangnya lo mau kehilangan anggota lo yang paling ganteng, kalem, dan mempesona ini?”

“Dih, pede lo, Bocil! Enggak ada yang bakal merasa kehilangan! Justru senang karena di VICTOR udah engga ada bocil kematian kayak lo!” seloroh Adinata, membuat Zidan mendengkus.

“Setan lo, Din! Kita musuhan sekarang, ya!” ujar Zidan jengkel, membuat Adinata menjulurkan lidahnya.

“Hayuk musuhan! Gue juga udah bosan temenan sama lo!” balas Adinata.

“Oh gitu? Oke!” Zidan mengangkat jari telunjuknya ke arah Adinata, lalu ke arah dirinya. Setelah itu tangannya bergerak membentuk isyarat ‘end’. “Kita putus, Din!”

Adinata tertawa renyah. “Lo kira kita pacaran, hah? Pake putus segala?”

Mboeh! Kesal aing!” decak Zidan membuat Adinata terbahak. Sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah kedua temannya itu.

“Omong-omong, pelaku yang nyebarin foto Lovela di HC udah ketemu belum, Fif?” Reynan yang sedari tadi sibuk memakan ayam geprek sambil menyimak obrolan teman-temannya pun menyeletuk membuat perhatian semua orang teralih kepadanya.

Rafif menoleh kepada Reynan, lalu menganggukan kepalanya pelan. “Anak jurnalistik. Tapi, gue rasa bukan dia yang ngambil foto Lovela. Buat pelaku yang ini, gue masih cari.”

“Gue rasa tetap anak SMAGAL pelakunya,” celetuk Lovela.

Jendra berdecak. “Kalau gitu lo harus segera temuin pelakunya, Fif! Biar gue bisa kasih tuh orang pelajaran!”

“Mungkin orang yang enggak suka sama lo, Vel, ” kata Narendra membuat Lovela mengerutkan keningnya, “atau orang yang enggak suka sama hubungan kalian.”

“Kalau beneran gitu, berarti Valeska bisa masuk jadi tersangka. Iya kan?” ujar Zidan.

Adinata mengangguk setuju. “Tuh cewek kan terobsesi banget sama, Jendra. Bisa jadi sih!”

“Udah jangan suudzon, enggak baik. Mending nanti kita cari bareng-bareng aja,” ucap Reynan, mengingatkan teman-temannya untuk positif thinking.

Jendra menghela napas panjang, lalu menatap Lovela yang kini berdiam diri seraya memikirkan perkataan anak-anak VICTOR. Lalu, tangannya melingkari pinggang Lovela, membuat gadis itu sedikit tersentak. Jendra mendekatkan tubuh gadis itu dengannya. Lalu ia mengulas senyum lembut kepada gadis itu.

“Jangan khawatir, kita bakal selesain masalah lo ini,” ucap Jendra yang membuat Lovela tersenyum simpul.

I believed you, Jendra,” kata Lovela, lalu melingkarkan kedua tangannya kepada pinggang Jendra, mendekap tubuh lelaki itu.

Semua teman-temannya yang melihat keromantisan mereka pun bersiul dan menggoda mereka. Bahkan, Zidan sampai berdrama sakit hati seolah-olah ia menjadi korban perselingkuhan. Lalu Rafif yang menjadi partner dramanya, dengan berperan sebagai sahabat yang memenangkan Zidan. Namun, berbeda dengan yang lain, Narendra justru malah bangkit berdiri dari sofa, dan beranjak pergi menuju ke kamar inapnya di markas.

🖤🖤🖤

Lanjut???

Bagaimana dengan part kali ini, J Girls??

Mau cepetan next enggak? Pliss komen setiap part ya😖💓

Jangan lupa vote juga💖💖

10+ komentar for next part!!! 🔥

Kalau udah tembus 10+ komentar, aku bakal langsung update!😻

Hayuk, J Girls! Semangat komentarnya ya! ❤

See u cewenya Al Jendra!💋

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

6.2M 266K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
375K 20.7K 70
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
4.5M 266K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
MARSELANA Von kiaa

Jugendliteratur

910K 50.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...