AL JENDRA

By fiirsyoona

1.6K 371 242

Al Jendra Malsa Raharja, ketua geng Victor yang sama sekali tidak tertarik dengan namanya perempuan. Namun, s... More

PROLOG
šŸ–¤ 1; DRUNKS
šŸ–¤ 2; MEET YOU AGAIN
šŸ–¤ 3; WHO'S THE SENDER OF MASSAGE?
šŸ–¤ 4; CAST
šŸ–¤ 5 ; SOMEBODY SPECIAL
šŸ–¤ 6; LETTER
šŸ–¤ 7; HOME?
šŸ–¤ 8; SHE'S LOVE
šŸ–¤ 9; THE WAR
šŸ–¤ 10; MISS OUR MOMENT
šŸ–¤ 11; PAST AND REASON
šŸ–¤ 12; I WANT YOU
šŸ–¤ 14; WHAT'S WRONG WITH HIM?
šŸ–¤ 15; DEEP TALK
šŸ–¤ 16; HE'S DEVIL
šŸ–¤ 17; ALL NIGHT A LONG
šŸ–¤ 18; CONFESSION
šŸ–¤ 19; MINE
šŸ–¤ 20; JEALOUS
šŸ–¤ 21; SECRET PLACE
šŸ–¤ 22; THE TERROR

šŸ–¤ 13; CRAZY GIRLS

54 15 24
By fiirsyoona

"Karena di balik topengmu yang dingin dan garang itu. Ada diri kamu yang baik dan juga hangat."-Lovela Angelina Cheryl.

__________

"Lo ngapain sih kesini?" Jendra menghempas kasar pergelangan tangan Valeska yang sebelumnya ia genggam dengan kuat.

Valeska menatap Jendra dengan raut sedih. Ia mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah Jendra. "Aku tuh kangen sama kamu, Jendra. Tadi aku ke rumah kamu, tapi kata pelayan di rumah kamu, kamu engga ada. Jadi aku hubungi Papah kamu, dan dia ngasih tahu aku kalau kamu ada di sini. Aku cuma pengin sama kamu, Jendra."

Jendra menghela napas kasar. "Gue engga mau sama lo! Lebih baik lo pergi dari sini sekarang!" titahnya.

"AKU ENGGA MAU!" tolak Valeska keras kepala.

"Lo itu punya otak engga sih? Udah berapa kali gue bilang kalau gue engga suka sama lo? Gue enggak mau diganggu sama lo! Kalau lo ngerti, harusnya lo enggak ngusik gue lagi! Sadar diri, Valeska!" ujar Jendra dengan sorot dingin.

"Kamu kok jadi galak gini ke aku? Padahal sebelumnya kamu selalu lembut dan perhatian sama aku, " kata Valeska, "pasti gara-gara cewek yang ada di dalam markas kamu tadi, kan? "

"Lo nih, udah batu, sok tahu lagi!" ceplos Jendra.

"Aku cuma nanya.... " Valeska memelas.

"Enggak usah bawa-bawa Lovela, dia engga tahu apa-apa." Jendra berkata serius.

"Kamu suka dia, Jen?" tanya Valeska getir.

Jendra tidak menjawab sampai pada detik-detik berikutnya.

"Jawab!" Valeska memaksa.

"Enggak setiap tanya harus dijawab," sahut Jendra ketus. "Mending lo sekarang pulang!"

"Kamu kenapa, sih, jutek gitu? Biasanya ngomong sama aku lembut banget," ujar Valeska, murung.

"Biasanya itu kapan? Jaman kapan?" cecar Jendra.

"Dulu." Valeska mencebikkan bibirnya. "Apa salahnya sekarang kaya gitu lagi?"

Jendra semakin kesal. Sejak tadi kesabarannya sudah diuji. Sekarang, ia tidak bisa menahan lagi. Valeska benar-benar sudah membuat keki.

"Kalau lo enggak mau pulang? Biar gue aja yang pergi!" Jendra berlalu dari hadapan Valeska. Ia melangkah besar-besar menuju ke mobilnya yang berada di garasi markas.

"Jendra... jangan pergi, dong!" seru Valeska.

Namun, Jendra sama sekali tidak menghiraukan Valeska. Ia sudah muak sekali menghadapi tingkah menyebalkan gadis itu. Daripada ia terus meladeninya, dan semakin stres dibuatnya. Lebih baik ia yang mengalah, dengan pergi dari markas.

Sebelum ia melajukan mobilnya, ia mengirim pesan kepada Narendra terlebih dahulu. Meminta kepada sahabatnya itu untuk mengantar Lovela pulang ke rumahnya.

"Valeska sialan!" decak Jendra kesal.

Lalu ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi diatas rata-rata. Kebiasaan yang selalu ia lakukan ketika sedang marah atau bad mood.

🖤🖤🖤

Lovela mengusap kedua lengannya yang terasa ngilu karena hembusan angin malam. Hawa dingin seolah menusuk ke dalam tulangnya. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju ke kediamannya bersama dengan Narendra. Iya, lelaki itu mengantarnya pulang, sebab Jendra yang menyuruhnya karena katanya lelaki itu ada urusan mendesak sehingga tidak bisa mengantarnya.

"Ini belok ke kanan atau masih lurus?" Narendra berkata membuat lamunan Lovela buyar seketika.

Lovela memandang jalanan di depannya, lalu menjawab, "Belok kanan, Kak."

Narendra mengangguk paham. Kedua netranya menatap ke kaca spion motornya yang menampilkan wajah Lovela. "Mau pake jaket gue?" tawarnya.

"Eh, enggak usah, Kak. Gue udah pake cardigan, kok." Lovela menolaknya dengan lembut.

Narendra melepaskan jaket hitamnya yang terdapat lambang geng VICTOR di bagian belakang punggungnya. Ia menoleh ke belakang, lalu memberikannya kepada Lovela.

"Pake," ceplos Narendra, "gue enggak terima penolakan."

Lovela pun menerima jaket hitam Narendra dengan canggung. Kemudian segera memakainya, sehingga tubuhnya kini menjadi dilapisi dengan tiga kain. "Thank you, Kak."

Lampu lalu lintas yang semula berwarna merah, kini telah berubah menjadi hijau. Narendra pun kembali melajukan motornya, melanjutkan perjalanan menuju ke rumah Lovela. Sesekali ia melirik ke arah spion untuk memperhatikan gadis yang kini sedang duduk di belakangnya. Memastikan agar gadis itu baik-baik saja, sebab saat ini ia membawa gadis itu menggunakan motornya.

Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di depan pintu gerbang kediaman Firmansyah. Lovela turun dari motor Narendra. Membuka helmnya, lalu memberikan helm itu kepada lelaki yang masih duduk diam di atas motor sambil menatapnya.

"Kak, ini helmnya," kata Lovela, tangan kanannya yang memegang helm mengulur kepada Narendra.

"Oke, " sahut Narendra, lalu mengambil alih helm dari tangan Lovela.

"Oya, ini jaket lo-"

"Pake aja," potong Narendra cepat.

"Tapi, nanti lo kedinginan, Kak. Lagian gue udah sampai di rumah." Lovela berkata seraya melepaskan jaket hitam Narendra.

"Gue balik dulu, " tutur Narendra menghiraukan ucapan Lovela, lalu melajukan motornya cepat, meninggalkan Lovela yang masih berdiri terdiam di depan gerbang.

Lovela menatap sosok Narendra yang sudah hilang di ujung jalan. Kemudian memandang jaket hitam di kedua tangannya. "Kak Naren aneh banget. Tapi masih anehan Jendra, sih. Bisa-bisanya dia nitipin gue sama sahabatnya. Sepenting itu ya, cewek tadi?"

"iya sih, calon tunangan. Ya udah pasti diprioritaskan," lanjutnya, lalu tertawa miris.

Lovela melangkah memasuki gerbang rumahnya yang sudah dibuka oleh Pak Aman. Pria paruh baya itu menyambut kedatangan Lovela dengan senyuman ramah.

"Ayah sama Bunda udah pulang, Pak Aman?" tanya Lovela.

Pak Aman menggelengkan kepalanya samar. "Belum, Non Vela."

"Oke, Pak. Makasi ya?" Lovela menyahut dengan ramah. Lalu melanjutkan langkahnya menuju ke rumah.

Tiba-tiba suara notifikasi pesan dari ponselnya berbunyi. Lovela segera mengeceknya. Rupanya Jendra yang mengiriminya pesan. Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas setelah membaca isi pesan itu.


"Tahu aja cara ngebujuk cewek. Dasar Jenton!" gumam Lovela. Kedua pipinya sudah memerah merona.

🖤🖤🖤

Pagi ini Lovela dikejutkan dengan kehadiran Jendra di halaman rumahnya. Ternyata lelaki itu benar-benar menepati janjinya semalam untuk mengajaknya berangkat sekolah bersama. Lovela sama sekali tidak menduganya. Ia pikir Jendra berkata seperti itu hanya untuk membujuknya karena maybe merasa bersalah telah meninggalkannya di markas. Rupanya Jendra tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Lama banget. Lo sarapan sambil ngitung nasi atau gimana?" Jendra berkata setelah Lovela menghampirinya.

"Iya sorry. Emang beneran lama banget? Kayaknya cuma sepuluh menit doang, deh, lo nunggunya?" sahut Lovela.

"Sepuluh menit itu udah lama buat gue," ceplos Jendra, "lain kali pas gue jemput lo, lo harus udah selesai sarapan. Gue enggak suka nunggu."

"Dih, ngatur. Emang lo siapa gue?" Lovela melirik tak suka kepada Jendra.

"Majikan lo. Kenapa? Enggak amnesia kan, lo?" ujar Jendra, mukanya songong sekali.

Lovela mencebikkan bibirnya kesal. "Nyebelin lo!"

"Emang," sahut Jendra, "nih, pake helmnya!"

Lovela pun mengambil helm dari tangan Jendra. Kemudian memakainya. Ketika ia akan menaiki motor Jendra, lelaki itu menginterupsinya untuk tidak naik dulu. Lalu lelaki itu turun dari motor, dan membuka jaketnya. Membuat Lovela mengerutkan keningnya bingung dengan kelakuan lelaki itu.

"Pake jaket gue buat nutupin paha lo itu." Jendra berkata seraya menyerahkan jaket abu-abunya kepada Lovela.

Lovela pun menurut. Ia mengambil jaket Jendra, lalu mengikatnya di pinggang, sehingga jaket itu menutupi pahanya.

"Pegangan, gue enggak tanggung jawab kalau lo sampe jatuh nanti," ucap Jendra membuat Lovela tersenyum jahil.

"Modus lo?" goda Lovela.

Jendra merotasikan bola matanya malas. "Otak lo tuh yang modus! Buruan pegangan!"

Lovela pun melingkarkan tangannya di perut Jendra. Kini mereka sudah sama-sama menaiki motor sport hitam Jendra. Jendra menutup kaca helmnya, membuat wajahnya tidak nampak bila di lihat dari luar. Tanpa sepengetahuan Lovela, lelaki itu tersenyum kecil. Sementara Lovela sudah menahan mati-matian agar tidak tersenyum senang. Bohong jika ia tidak menyukai posisinya sekarang. Rasanya ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

Jendra pun menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Bibirnya yang menyunggingkan senyum itu masih belum mau luntur dari wajahnya. Perasaannya pagi ini sungguh terasa berbeda dari biasanya. Ia merasa senang karena ada Lovela bersamanya. Apa ia sudah mulai suka dengan gadis itu?

"Ah, enggak. Enggak mungkin," pikir Jendra. Kemudian kembali fokus menyetir motornya. Terus aja nyangkal, Jen, wkwk.

🖤🖤🖤

Lovela berjalan dengan santai menyusuri tiap koridor kelas yang nantinya membawanya menuju ke kelasnya. Banyak sekali murid-murid yang menyapanya. Apalagi murid lelaki, mereka bukan hanya menyapa tetapi juga menggodanya.

Namun, bukan Lovela namanya kalau tidak gila. Ia pun membalas setiap godaan para murid lelaki itu dengan senang hati, membuat mereka malah lebih baper daripada Lovela sendiri.

"Pagi, Vela Cantik. Makin cantik aja nih, bunga-bunga di taman aja sampe kalah," ucap Rayan-murid kelas 10 IPS-1.

Lovela tersenyum manis, lalu menoleh kepada Rayan yang sedang berdiri di depan kelasnya. "Kamu juga ganteng, Rayan. Pangeran berkuda putih aja sampai kalah," sahutnya, lalu mengedipkan sebelah matanya.

Hal itu sontak membuat Rayan oleng. Ia memegang dadanya yang berdesir. Perasaannya berbunga-bunga karena ucapan dari Lovela. Bukan hanya Rayan yang baper, tetapi murid lelaki lain yang menyaksikannya juga turut baper akibat kedipan menggoda Lovela.

Sementara itu Lovela melanjutkan langkahnya dengan senyuman manis yang terpatri di bibirnya. Sampai ketika ia sampai di depan ruang musik, tiba-tiba seseorang menarik tangannya kuat hingga membuatnya terkejut. Lovela menatap pelaku itu yang kini malah membawanya masuk ke dalam ruang musik.

"Lo?" Lovela berkata seraya memperhatikan seorang gadis yang tengah mengunci pintu ruang musik.

Usai mengunci pintu, gadis itu berjalan menghampiri Lovela yang masih diam terkejut. Ia terkekeh sinis. Kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. "Halo, Lovela Angelina Cheryl. Nice to meet you... again."

"kaget ya? Tenang aja, gue engga bakal ngapa-ngapain lo disini, " sambung gadis itu.

Lovela menghela napas pelan. "Lo tunangannya Jendra, kan? Siapa nama lo? Kita belum kenalan kemarin."

Valeska tertawa geli. Lalu tangan kanannya mencengkram kuat dagu Lovela. "Enggak usah sok akrab dan ramah, Vela. Gue enggak suka sama lo!" tekannya sambil meyorot tajam Lovela.

Lovela mengerutkan keningnya. "Are you crazy?" tanyanya, heran.

Valeska mengulas senyum miring. "Yes, I'am crazy because Jendra. I love him so much. Dan gue enggak akan biarin siapapun ngerebut dia dari gue. Termasuk lo, Lovela!"

Lovela mengepal erat kedua tangannya. Kemudian tertawa keras, hingga membuat Valeska terheran-heran. Apa gadis yang kini sedang dilabraknya itu juga sudah gila?

"Lo juga harus tahu, Cantik. Gue juga segila lo. Jadi, ayo kita sama-sama bersaing buat dapatin Jendra. Gimana?" kata Lovela seraya menaikan sebelah alisnya dan menyunggingkan smirk andalannya.

🖤🖤🖤

-To be Continued-

Lanjut???

Bagaimana dengan part kali ini, J Girls??

Gimana guys? Kalian tim Jenlove atau Jenval? 😂

Ternyata Jendra direbutin sama duo cegil, alamakkkkk😭

Mau cepetan next enggak? Pliss komen setiap part ya😖💓

Jangan lupa vote juga💖💖

10+ komentar for next part!!! 🔥

Kalau udah tembus 10+ komentar, aku bakal langsung update!😻

Hayuk, J Girls! Semangat komentarnya ya! ❤

See u cewenya Al Jendra!💋

_______

Jendra : "Anjing, gue direbutin cegil! "

Author Val : "Cegilnya cantik-cantik, kok, Jen. Tenang aja. Mereka sayang betulan sama lo!"

Jendra : "Tahu gue. Masalahnya gue enggak sayang siapa-siapa!"

Author Val : "Masih proses, Jen. Entar juga lo sayang sama salah satunya, wkwk...."

Jendra : "Kagak bakal!"

Author Val : "Dih, tengok aja entar!" 😏😂

_______

Continue Reading

You'll Also Like

966K 93.6K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

935K 50.8K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.7M 272K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...