the twins sick figure (END)

By bolabola_boba

328K 27.9K 948

Karya 3 "APA?" pekik seorang pemuda bernama RAYYAN SAPUTRA. "Bagaimana bisa?, wah nggak ngotak nih..." sangga... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
EPILOG
announcement!!!
announcement CERITA BARU!!!

CHAPTER 15

9.3K 795 58
By bolabola_boba

Rayyan membuka netranya, rasa pusing tiba-tiba saja menyerang kepalanya, netranya mengerjap melihat sekeliling ruangan, ia tidak mungkin asing dengan ruangan ini.

Dalam hatinya memekik senang, bagaimana tidak, ia telah kembali ke dunia aslinya, dimana dia dapat bertemu dan berkumpul dengan keluarga kandungnya.

Rasanya ia tidak percaya, tapi ia juga senang, setidaknya ia sekarang bisa berjumpa dengan keluarganya dan akan membalas perbuatan sang adik, enak saja ia di timpuk pakai novel se enak jidat, walau pun itu hanya kumpulan lembaran kertas yang di jadikan satu, namun tetap saja sakit, apa lagi novelnya setebal dua kali buku paket.

Ia perlahan melangkahkan kakinya keluar dari kamar, ingin sekali rasanya ia berjumpa dengan keluarganya, ia yakin, pasti sebelumnya ia hanya bermimpi, tidak mungkin ia bisa memasuki novel yang bahkan alurnya ia tidak tahu.

Tangannya memegang kenop pintu kamar, tapi tangannya terlewat begitu saja, ia berulang kali mencoba, namun tetap saja, ia tidak bisa, apa lagi saat ia berusaha mendobrak pintu, dirinya kembali terpental saat keras, seperti ada sesuatu yang menghalangi tubuhnya.

Rayyan mengacak rambutnya frustrasi, bagaimana bisa menjadi seperti ini, bukankah sekarang ia sudah kembali? Namun kenapa sekarang tubuhnya menjadi aneh?

Rayyan berbalik menuju ranjang miliknya, namun tatapannya terpaku dengan tubuhnya yang masih berada di atas ranjang, ia bingung sekarang, jika tubuhnya berada di atas ranjang, lalu kenapa ia bisa berjalan-jalan di kamar?

Semakin di pikirkan semakin ia tidak mengerti, apa lagi saat ia menatap tangannya yang terlihat transparan, Rayyan kalut, ia tidak ingin seperti ini, memang ia ingin segera kembali kesini, tapi tidak dengan wujud seperti ini.

Berulang kali Rayyan mencoba memasuki raganya, namun tetap saja tidak bisa, raganya seakan menolak keberadaan jiwanya.

Apa kah sekarang dirinya sudah mati, jika itu benar, bagaimana bisa dirinya masih berada di kamar? Apa lagi dengan baju yang sama seperti terakhir kali dirinya kehilangan kesadaran. Namun jika tidak, apa alasannya ia tidak bisa memasuki raganya sendiri, ingat! raganya sendiri, bukan raga milik orang lain.

Rayyan menyerah, ia lebih memilih duduk di samping raganya sembari menatap wajah miliknya. Jika di pandang, dirinya tidak sejelek itu, namun apa alasannya sang adik selalu mengatainya jelek, Rayyan berdecak, ia tidak habis pikir, bagaimana bisa wajah tampannya di pandang rendah oleh sang adik, padahal wajahnya mempunyai standar yang tinggi.

Lama termenung, ia merasa ada sesuatu yang aneh, kenapa sekarang ruangan ini berkedip-kedip, Rayyan mengusap matanya beberapa kali, mungkin ia hanya salah pandang karena rasa takutnya, namun tidak, ruangan yang ada di mimpinya semakin jelas, ia bingung, mungkinkah selama ini dirinya di sini hanya mimpi? Sebenarnya dimana dunia aslinya, di sini atau kah yang berada di dalam mimpi? Ia tidak tahu, sungguh.

Apa lagi tubuhnya semakin transparan, bahkan Rayyan sendiri tidak bisa melihat tubuhnya sekarang, dan perlahan-lahan tubuhnya menghilang.

.
.
.
.

Rayyan membuka matanya perlahan, ruangan bercat putih dan bau obat-obatan kembali ia rasakan, ia bingung, sebenarnya apa yang terjadi, bagaimana bisa ia bisa berada di sini.

Kepalanya tertoleh ke samping, di sana ada orang tuanya, saudara kembarnya, juga sang adik kecil, ia bingung sekarang, ia harus mempercayai yang mana, dunia ini atau dunia yang tadi sempat ia singgahi.

Tapi sekarang kenapa rasanya begitu sakit, ia merasa seperti sesuatu di renggut darinya secara paksa, tapi apa?

Tanpa sadar Rayyan menitihkan air mata, apa yang harus ia lakukan sekarang, sebenarnya siapa keluarga aslinya, ia merasa dua dunia ini terasa begitu nyata, sampai ia bingung harus mempercayai yang mana, yang membedakan setidaknya kehidupan yang ia jalani tidak sesakit seperti kehidupannya di dunia yang ini.

Dian yang melihat sang anak membuka mata berjalan menghampiri, akhirnya setelah dua hari sang putra tidak sadarkan diri kini netranya telah terbuka.

"Akhirnya putra bunda bangun!" Ucap Dian penuh syukur, tangannya mengusap pucuk rambut sang anak yang lepek, lalu beralih mengusap air mata di pelupuk mata sang anak.

"Ada yang sakit?" Tanya Dian, Rayyan menggeleng pelan. Jujur, dirinya tidak merasakan sakit sekarang, tak tahu nanti.

Aryan turut menghampiri sang putra, di susul dengan Zayyan, raut khawatir terlihat jelas di wajah mereka, namun juga rasa kecewa tidak bisa di pungkiri.

"Bagaimana bisa kau melakukan hal itu Ray?, apakah kau lupa dengan kondisi tubuhmu? Seharusnya kau menjaga kondisi tubuhmu, bukan malah memperparah!" Aryan meluapkan segala isi hatinya pada sang anak, padahal ia juga tahu bahwa Rayyan baru saja membuka mata.

"Apa maksudnya?" Bingung Rayyan, ia bertanya dengan suara lirih, seingatnya ia tidak pernah melakukan hal yang aneh.

"Bagaimana bisa kau mengajak adikmu bermain sepeda sedangkan cuaca hari itu sangat panas? Utamakan kondisi tubuhmu Ray, ayah tidak mau kondisimu semakin memburuk." Peringat Aryan.

Rayyan tidak habis pikir sekarang, bagaimana bisa keluarganya menyimpulkan semua itu, "Bukan aku tapi..." ucapan Rayyan tertahan, maniknya bertatapan dengan milik sang adik, ia tahu sekarang adiknya tengah ketakutan soal kejadian yang ia alami.

"....maaf." hanya kata itu yang bisa Rayyan ucapkan sekarang, jika seperti ini ia tidak tahu lagi harus berucap seperti apa.

"Baiklah, lain kali jaga kondisi tubuhmu, ayah tidak ingin kejadian ini terulang kembali, jika terjadi lagi, ayah tidak tahu harus berbuat apa pada tubuhmu." Ucap Aryan.

Amira hanya menatap tanpa minat, mana ia tahu akan berakibat seperti ini, beruntung kakaknya yang jahat itu tidak memberi tahu ayahnya.

"Lebih baik kamu istirahat saja!" Pinta Zayyan, sebenarnya ia tak tega melihat sang adik yang harus mendapatkan ceramah panjang lebar dari sang ayah, namun jika tidak seperti ini, ia khawatir adiknya ini akan mengulangi kesalahan yang sama, sudah cukup dirinya di buat senam jantung beberapa hari yang lalu, tapi untuk ke depannya tidak lagi, mulai sekarang ia harus lebih protektif untuk menjaga sang kembaran agar kejadian serupa tidak akan terulang lagi.

Tanpa menjawab ucapan sang kembaran, Rayyan memutuskan untuk kembali tertidur, rasanya sakit saat keluarganya tidak mengerti akan situasinya, padahal ia hanya ingin hubungannya dan sang adik membaik, ia sebenarnya juga tidak mengira bahwa akan menjadi seperti ini, namun mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.

Melihat sang anak kembali tertidur, Dian memutuskan untuk memanggil dokter untuk mengetahui kondisi sang anak, apa lagi anaknya itu telah tertidur cukup lama, karena biasanya anaknya tidak pernah seperti ini.

Entah lah, mungkin keluarganya yang kurang mengenal Rayyan, atau Rayyan yang tidak mengenal mereka.

Dan aku pun tak mengenal kalian......








Di sini aku mau jelasin, alur yang aku buat di cerita ini alur maju, jadi kecil kemungkinan ada adegan flashback, kalau pun ada mungkin nggk banyak....

Dan soal alasan kenapa si adik (pr) yang tampoleble kayak benci bgt sama Rayyan itu mungkin udah aku jelasin di beberapa paragraf atau mungkin ada di salah satu dialog (tapi lupa chapter berapa), tapi nggk terlalu jelas banget, karena aku di sini hanya terpaku pada 2 tokoh yaitu Rayyan sama Zayyan, so kalo ada yang tanya alasannya mungkin kalian bisa baca ulang.....

Biasalah ya, namanya juga anak-anak, jadi terpengaruh oleh lingkungan tempat dia tinggal (soalnya anak tetanggaku juga gitu, tapi aku nggk kok✌️🙂), jangan terlalu sayang sama Amira, dia anak baik kok....😊

Sedikit penjelasan dari saya sebagai istri jungkook yang di tinggal wamil, sekian terima kasih 🫶🥰

Vote and coment juseyo.....

DAPET AYANG GEPENG BARU🤧

Continue Reading

You'll Also Like

13.9K 1.2K 7
Bagaimana jika seorang remaja yang berumur 17 tahun bertransmigrasi ke tubuh seorang bayi yang baru berumur satu tahun? Alvian Mahatma berumur 17 ta...
141K 8.1K 18
Theo seorang pengusaha sukses harus meregang nyawa di usianya yang masih muda bukannya bertemu kedua orangtuanya di surga ia malah bertransmisi ke tu...
524K 39.8K 51
jiwa seorang pemuda yang gila karena mental nya yang kian hancur dan melebur. melakukan apapun tetap membuat dirinya di pandang remeh dan selalu mend...
156K 11.7K 16
(Sudah tamat + proses revisi) Davin azka Iskandar seorang pemuda berumur 17 tahun yg labil tetapi cerdas, dia adalah anak yatim piatu. Orang tua nya...