Kini reyna berdiri mematung di ruang tamu disebuah rumah mewah yang sangat besar dengan berbagai lukisan dari pelukis terkenal menghiasi diberbagai sudut rumah ini dengan warna cat yang elegant memanjakan mata dan berbagai aksesoris mahal dan mewah yang membuat orang melihatnya akan berdecak kagum.
Setelah mengamati semua sudut rumah ini reyna lalu menoleh ke belakang dimana rafa berdiri dengan memegang sebuah sandal rumah berwarna putih , lalu mendekat ke arahnya dan berjongkok untuk melepas sepatu hak tinggi yang reyna pakai untuk melengkapi penampilan reyna dipesta anniversary orang tua kayla
"Pakai sendal ini lalu naiklah ke-atas dan masuk ke kamar yang pintunya berwarna hitam"perintah rafa saat selesai memakaikan reyna sandal yang dia bawa lalu meletakkan sepatu hak tinggi reyna ke tempat rak sepatu lelaki itu
Reyna tidak mengiyakan ataupun menolak perintah rafa , kini difikiran reyna kenapa dia bisa dengan mudah menuruti ajakan lelaki itu untuk menginap? dengan bodohnya reyna manut-manut saja saat lelaki itu berlari menarik tangannya dan masuk ke sebuah mobil setelah mereka mendapatkan pelepasan yang menggairahkan dibalik pohon itu .
"Apakah ini rumahmu??"tanya reyna
"Iyaa"
"Kenapa sepi sekali?"
"Karna biasanya aku akan tinggal diapartemen dan rumah ini hanya dibersihkan saat pagi hari saja oleh bibi ani pembantu yang dikerjakan oleh mamaku "jelas rafa yang membuat reyna mengangguk mengerti bahwa rumah ini tidak ditinggali oleh lelaki itu "masuklah ke kamarku lalu bersihkan dirimu"titah lelaki itu lagi yang membuat reyna kembali mendongak menatap rafa
"Kenapa tidak bawa aku pulang saja , aku tidak nyaman berada dirumah orang"jawab reyna sambil menautkan kedua tangannya dan melihat kesana kemari
"Kenapa tidak nyaman?"tanya rafa sambil menatap reyna lembut
"Tidak terbiasa saja"
"Kalau begitu mulai dari sekarang biasakan"
"Kenapa begitu??"tanya reyna bingung
"Karna mulai sekarang akan kupastikan kamu akan sering berada dirumah ini"ucap rafa yang membuat reyna menatap aneh ke arahnya
"Aneh kamu..."ujar reyna lalu melangkah berniat untuk mengambil sepatunya yang diletakkan rafa tadi sambil berseru"pokoknya aku mau pulang"dengan nada merengek yang membuat rafa gemas sendiri
Reyna hampir saja bisa menggapai sepatu itu namun gagal saat rafa kini mengangkat tubuhnya dan membawa dirinya berjalan naik ke lantai atas dengan menggendongnya seperti karung beras yang membuat reyna berontak dengan keras sambil berteriak minta diturunkan namun jelas sekali diabaikan oleh lelaki itu yang acuh tak acuh
Lalu membuka pintu berwarna hitam dan masuk ke sebuah kamar yang sangat besar , dan rafa mendudukkan reyna dipinggiran ranjang yang ada dikamar itu lalu mengunci pintu kamarnya dan mengambil sebuah handuk dan menyerahkan handuk itu didepan wajah reyna yang sejak tadi hanya melongo melihat rafa
"Mandi"titah itu mutlak dan mau tak mau reyna menurutinya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi , begitu masuk reyna lagi-lagi terpukau dengan luas kamar mandinya , benar-benar anak sultan fikir reyna saat melihat semua isi rumah ini
Reyna bergegas melepaskan gaun yang dia kenakan lalu melihat pantulannya yang sangat kacau dicermin kamar mandi itu , sekujur tubuhnya memerah dan tentu saja bagian bawahnya masih terasa perih , namun saat lelaki itu mengeluarkan miliknya reyna merasa kosong dan hampa , reyna ingin batang lelaki itu terus mengisi dan melengkapi dirinya fikir reyna berdiri bengong didepan cermin
Plakkkk
Fikiran macam apa itu ujar reyna dalam hati saat tersadar dengan kebodohannya , lalu segera membersihkan diri berendam dengan air hangat untuk merilekskan tubuhnya dan berkeramas , lalu reyna menghentikan kegiatannya saat teringat bahwa dia belum mengabari kedua orang tuanya dimana dia berada saat ini , namun tidak mungkinkan kalau dia jujur saat ini sedang berada dimana dan dengan siapa?? Bisa-bisa orang tuanya akan menikahkan mereka besok pagi jika tau
Reyna harus mencari alasan yang tepat dan jelas walau harus sedikit berbohong fikir reyna , lalu segera memakai handuk dan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah
Begitu keluar dari kamar mandi reyna langsung mematung saat dia melihat rafa yang kini tengah berganti pakaian dengan menggunakan kaus biasa dan celana pendek
"Sudah selesai?"tanya lelaki itu sambil berjalan mendekat ke arah reyna "pakai ini , sementara pakek kaus punyaku dulu ya , besok pagi aku akan suruh seseorang untuk membelikanmu baju baru"ujar rafa sambil menyodorkannya kaus besar milik lelaki itu dan celana pendek yang sepertinya kalau reyna yang pakai akan kedodoran jadi reyna memutuskan untuk mengambil baju kaos saja dan menolak celana lelaki itu
"Aku akan menaruh gaun dan baju dalamanmu ke mesin cuci"ujar rafa yang membuat reyna buru-buru menggeleng
"Kenapa?"tanya rafa bingung saat melihat reyna mencegatnya untuk mengambil baju dalamannya
"Aku akan memakai dalaman ini kembali"jawab reyna membuat rafa mengerti namun tak menyerahkan pakaian dalam itu kembali ketangan reyna
"Ini sudah kotor rey...gak baik kalau dipakai lagi , mending dicuci aja untuk malam ini kamu gak usah pakek dalaman dulu"ujar rafa lalu buru-buru memasukkan semua pakaian reyna kedalam mesin cuci membuat reyna yang melihatnya hanya menghela nafas , lalu kembali masuk kekamar mandi untuk mengganti handuk dengan baju kaos yang rafa berikan tadi , setelah selesai reyna keluar dari kamar mandi
"Aku bantu keringkan rambutmu"ujar rafa lalu mendudukkan reyna didepan sebuah cermin dan menyalakan mesin pengering rambut dan mengeringkan rambut reyna dengan hati-hati
Tak pernah reyna melihat sisi manis rafa yang seperti ini , yang reyna lihat , rafa adalah lelaki yang minim ekspressi , bicara hanya seperlunya saja , bahkan didepan kayla pun rafa tak pernah bersikap semanis dan seperhatian ini , bolehkah reyna tersentuh???
"Kenapa bengong?"pertanyaan itu membuat reyna kembali dari alam bawah sadarnya
"Aku mau pulang , ibu dan ayahku pasti akan mencariku jika aku tidak segera pulang"jawab reyna yang diangguki oleh rafa
"Ini...kabari mereka kalau kamu menginap dirumahku malam ini"ujar lelaki itu sambil menyodorkan ponsel milik reyna
"Gila aja...aku mau pulang"ucap reyna kekeh
"Gak aku kasih sayang...rumah ini juga kan akan jadi rumahmu juga , jadi kalau mau pulang ya ini rumahmu , lagian ini udah malem banget aku gak kuat nyetirnya"ujar rafa memberikan sebuah alasan yang dicibir oleh reyna yang membuat reyna terpaksa menelpon orang tuanya dan mengabari kalau malam ini dia menginap dirumah temannya dan tidak bisa pulang sebab malam sudah sangat larut ujar reyna beralasan yang diapahami oleh kedua orang tuanya
"Kalau begitu nikahi aku"ujar reyna tiba-tiba setelah menyelesaikan percakapannya dengan orang tuanya
"Pasti"jawab rafa penuh keyakinan saat reyna mengamati raut wajah lelaki itu dari cermin
"Putuskan hubunganmu dengan kayla"ucap reyna lagi untuk menguji rafa yang lagi-lagi dijawab dengan yakin oleh lelaki itu
"Pasti"
"Kenapa begitu yakin untuk mengakhirinya? Tidakkah kamu takut untuk menyakiti hati orang lain?"tutur reyna
"Tidak , aku lebih takut jika kamu pergi meninggalkanku demi mereka"jawab lelaki itu yang membuat reyna tertegun , bagaimana lelaki itu bisa mengucapkan fikiran yang ingin reyna lakukan? Sebenernya reyna sudah berencana untuk pergi dan pindah sekolah lagi dan berniat berpisah dengan orang tuanya juga karna orang tuanya tidak bisa pergi dari kota ini dengan tuntutan pekerjaan yang masih menjadi tanggung jawab mereka , lalu kenapa rafa bisa tau rencananya?
"Kenapa diam?"tanya rafa memecah keheningan saat melihat wajah tertegun reyna"jangan pernah berfikir untuk pergi dari apa yang sudah kita mulai"tambah rafa dengan suara berat yang penuh penekanan lalu mencabut cok dari pengering rambut dan meletakkan alat itu
"Kamu yang memaksa"jawab reyna dengan suara yang bergetar menahan tangis
"Dengar...ingat perkataanku tadi , kamu memintaku untuk menikahimu maka aku akan menurutinya dan itu pasti dan kamu juga menyuruhku untuk mengakhiri hubungan pertunanganku dengan kayla maka aku juga akan melakukannya dan itu pasti , aku hanya butuh waktu untuk membicarakan itu dengan kedua orang tuaku , kamu hanya harus yakin bahwa aku tidak akan pernah pergi dan lari dari tanggung jawab"ujar rafa panjang lebar sambil memeluk reyna yang kini menangis sesegukan , antara takut dan ingin berani...berani dalam artian bolehkan dia egois?
Bolehkah dia egois sekali ini saja demi masa depannya , lelaki yang tengah memeluknya saat ini sudah mengambil mahkota berharganya jadi sudah sepatutnyakan lelaki itu untuk bertanggung jawab?
Disini reyna yang dirugikan jadi sudah sepantasnya kan dia mempertahankan lelaki itu demi masa depannya , walau kini didalam hatinya dia merasa menjadi orang yang menjijikkan karna berniat ingin merebut rafa dari tangan kayla , jadi yang harus reyna lakukan hanyalah mempertahakan rafa bukan??
Fikiran reyna bergelut dengan batinnya , menangis dalam pelukan rafa membuat reyna merasa nyaman dan mengeluarkan semua ketakutan yang dia fikirkan selama ini , membuat rafa semakin mempererat pelukannya setelah mendengar keluh kesah dari gadis yang dia cintai
Setelah lama menangis secara tak sadar reyna tertidur pulas dalam pelukan rafa dan berakhir tidur diranjang yang sama.
_____________________________________
Gimana gaess...seru gak?? Koment dibawah yahh jangan lupa vote juga yang banyak