Aku Bukan Sasaeng | Na Jaemin

By userdnwhynot

1.6K 981 285

[BANTU FOLLOW YA] Menceritakan tentang Adhara Gralind, gadis 20 tahun yang bekerja di perusahaan yang menaun... More

DARI AUTHOR
PROLOG
01. Bertemu Cha Yu Ri
02. Ruang Tengah NCIT
03. Pingsan
04. Nasi Goreng
05. Konten
06. Dia Mengembalikannya
07. Sahabat Lama
09. Diary Adhara
10. Live
11. Americano Jaemin
12. Tanda Tanya?
13. Tolong
14. Sadar
15. Bandara
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19

08. Baru Di Mulai

83 58 43
By userdnwhynot

Happy Reading Guys
Jangan Lupa Vote yaa
Komen juga boleh kasih aku saran, masukan, apapun boleh.

💗
.
.
.
.
.

08. Baru Di Mulai

"Wadohhh no, gue lupa lagi," Jaemin memegang pundak Jeno dengen ekspresi yang panik tapi santai.

Jeno hanya mengangkat alisnya, "Gue lupa buang sampah bekas kopi, masih di atas meja, bisa di amuk sama oh man jeong."

Jaemin sebenarnya tidak takut dengan Staff kebersihan, malah dia suka menggoda dengan sengaja melakukan kesalahan. Itu salah satu agar dia bertahan hidup katanya.

"Alah palingan lo sengaja, biar dia marah2," Jawab Jeno yang hafal dengan kelakuan Na Jaemin.

Jaemin terkekeh kecil, "Seriusan ini."

"Dahlahh," Jeno yang bodo amat langsung menyenderkan kepalanya di jendela mobil.

"Emang lo paling suka bikin noona kesel, jem," Itu suara Haechan yang duduk di depan, sambil memasang earphonenya.

Jaemin langsung menyergap leher Haechan dengan lengannya dari belakang, "Malah lo pernah bikin si Adhara nangis gara2 lo pernah pecahin guci galon, Adhara di marahin sama Staff manager ngaku lo!!"

Haechan melepas earphonenya dan melepas tangan Jaemin langsung berbalik kebelakang berhadapan langsung dengan Na Jaemin. "Yee, masa lalu dibahas aje lu. Gue juga udah ngaku ama Senior Cha."

"Besok besok pecahin lagi aja, Gue suka liat Staff Adhara nangis Hahaha," Chenle tertawa dengan senangnya. Member Dream kini memang sudah akrab dengan Adhara. Bahkan Adhara tak segan segan memukul mereka jika mereka terlampau menyebalkan. Apalagi kesabaran Adhara yang setipis tissue dibagi seratus itu.

"Orang marah aja lucu banget, napa ya orang indo tu auranya beda banget? Aku juga suka banget sih sama sijeuni indonesia. Coba Staff Adhara sijeuni, paling udah ku cerca pertanyaan," Kini giliran jisung yang menyampaikan pendapatnya. Member Dream memang sangat suka dengan Sijeuni Indonesia.

"Kalo dia sijeuni, mungkin gak sih dia masuk sini?" Tanya Jeno yang tiba-tiba serius.

"Gaklah. Takut jadi sasaeng. Pak Lee juga mikir mikir kali," Jawab Renjun dengan judesnya.

"Tapi dia pernah pake foto gue dulu," Jaemin menggaruk alisnya yang tetiba terasa gatal.

Semua member terkaget, mereka bahkan lupa dengan hal itu. Mereka kira Jaemin juga melupakannya, tapi ternyata tidak.

"Gue yakin dia pasti sijeuni," Batin Na Jaemin.

"Tapi dia asik kan orangnya, kalo emang dia fans kita, toh dia juga gak pernah ngusik privasi kita kan? Kita juga aman aman aja," Mark kini menengahi.

"bener!!"

"pinter lu, hyung"

"Top, gue suka gaya lu bang!"

Jaemin tersenyum.

"Dia juga baik, kadang dia bantuin kita bikin konten, ya kan??" Kata Chenle.

"Iya, dia juga banyak kasih ide bagus buat kita, gak mungkin dia mau nyelakain kita," Jeno menyetujui ucapan Chenle.

"Udah sii, ngomongin dia mulu," Celetuk Jaemin yang sepertinya sudah bosan dengan bahasan ini.

"Nanti mau makan apa?" Mark mengalihkan pembicaraan.

"Tteokbokki," Member Dream kompak menjawab dengan semangat dan berteriak, sampai Mark reflek menutup telinganya. Hehe mereka memang sangat suka dengan makanan pedas.

***

Cha Yu Ri meraih tangan Adhara, memberikan sepucuk surat beramplop putih dengan logo YM di pojok kiri bawah.

"Kamu di pecat!" Ucap Yu Ri dengan nada datar dan tatapan yang begitu tajam.

Adhara menggigit bibirnya, rasa takut disekujur tubuhnya. Rasanya ingin menangis sekeras-kerasnya. Entah bagaimana kehidupan selanjutnya jika dia kehilangan pekerjaan ini. Adhara punya cukup tabungan untuk pulang, tapi sungguh, apa yang akan dia katakan pada ibunya?

"Tapi salah saya apa eonni?" Tanya Adhara dengan sekuat tenaga menahan air matanya agar tak terjatuh di depan Cha Yu Ri.

"Aku hanya melaksanakan perintah, Adhara," Cha Yu Ri meninggalkan Adhara dan tersenyum sinis, seperti ekspresi yang menyatakan misinya berhasil. Apa yang dilakukan Cha Yuri?

Tanpa membaca surat itu Adhara berlari ke tempat sepi, Yaps di taman belakang gedung YM. Gedung YM memiliki taman yang biasanya dibuat para staff dan artis bersantai namun hanya ramai kala malam hari. Jika siang hari akan sangat jarang dikunjungi.

"Gue dipecat tanpa tau salah gue apa heheh? Emang boleh kek gitu? Huhh dari dulu gue emang benci sama ni agensi. Tapi kenapa gue sayang banget sama artis jebolan sini?" Monolog Adhara itu sebelum tangisnya tak terbendung. Kini rasanya ingin menghancurkan seluruh tanaman yang ada disini. Adhara menangis dalam diam. Meringkuk di pojok taman.

Tak lama kemudian...

"Kenapa lo?" Tanya sosok laki-laki dengan kaos putih dan hem biru muda sebagai outher dilengkapi celana jeans biru muda dan sepatu NOBRANDS dengan gambar ayam jago.

Adhara mengangkat kepalanya, hanya melihat sepatu pria itu, NOBRANDS.


"hah? Sepatu itu kan?" Suara hati Adhara, kini Adhara membuka lembaran masa lalu.

Flashback on :

"Selamat ulang tahun, Jem. Sehat selalu. Dan semoga kedepannya lu tambah waras ya! Gak gila lagi. Capek gue," Ucap Adhara yang di depannya terpampang jelas wajah cantik Na Jaemin yang sangat ia kagumi.

"Bukan itu yang mau gue omongin Na, gue pengen ngomong terimakasih udah lahir di dunia. Tapi loo kek bangke, gue benci banget sama lo Na, gimana dong?" Batin Adhara. Adhara sendiri tidak paham dengan perasaannya sekarang.

Dia begitu mengagumi Na Jaemin sebelum berinteraksi dengannya langsung. Namun selama Adhara bekerja disini Na Jaemin sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia harapkan.

Na Jaemin yang suka membentak Adhara, Na Jaemin dengan tatapannya yang jahat, Tidak mengerti perasaan orang lain, Na Jaemin yang seenaknya sendiri, Na Jaemin yang sangat cuek dan ketus.

Memang apa yang Adhara harapkan? Na Jaemin seperti di bubble? Salah besar jika Adhara mengharap itu.

“Nih, buat lo," Adhara memberikan hadiah kecil untuk Jaemin. Tas coklat yang di dalamnnya belum ada yang tau isinya.

"Makasih, tapi gak usah repot," Jaemin menolak pemberian Adhara.

"Terserah mau lo buang,  lo bakar, terima! Gue susah payah dapetin ini," Adhara tetep kekeh memberikannya dengan Tetap mengulurkan tangannya agar bingkisan itu segera diambil oleh Na Jaemin.

"Maksa banget, emang isinya apaan sih? Bagus juga enggak," Jaemin menerimanya dengan terpaksa.

Sebenarnya Jaemin tak ingin berkata seperti itu, tapi entah mulutnya berbeda dengan hatinya. Sangat gengsi. Sebenarnya Jaemin sangat suka diberi hadiah apapun.

Hanya saja, karena terlampu sering bertengkar dengan Adhara, Jaemin malu mengakuinya.

Adhara hanya melihatkan ekspresi mengejek, "Awas lo berantakin ruang tengah lagi, gue giling lo di mesin cuci."

"Gue giling juga lo pake gilingan padi," Balas Jaemin dan mengulurkan lidah mengejek Adhara balik.

"Thank you, oh man jeong. Gue bakal suka sih kado dari lo" Batin Jaemin setelah meninggalkan Adhara sambil melihat tas coklatnya.

Flashback Off :

"Yaa Oh Man Jeong!! Lo kenapaa?" Teriak Jaemin karena Adhara tak kunjung merespon panggilannya. Jaemin kemudian ikut jongkok menyetarakan tingginya dengan Adhara.

"Stok snack habis tuh, isiin gih. Malah nangis disini,"

Adhara segera mengusap air matanya, "Oh Man Jeong, Oh Man Jeong. Suka banget ganti ganti nama orang."

"Lo juga suka manggil gue Na Jeman, impas kan?" Serangan balik dari Na Jaemin membuat Adhara tertawa kecil. Tawa yang tulus. Dan sangat manis.

"Tapi jauh banget, Oh Man Jeong Adhara," ngeles Adhara.

"Udah sii, biarin. Buruan isiin snacknya."

"Gue udah dipecat."

"Hah? Boong lu!" Jaemin langsung berdiri, berharap Adhara tidak mengatakan yang sebenarnya.

Adhara menyodorkan amplop itu, "Lo belum baca? Ini masih segelan," Tanya Jaemin heran. Bagaimana dia tau dipecat, orang belum dibaca.

"Senior Cha yang bilang, udah tau, kenapa harus gue baca"

"Gila lo," Jaemin langsung membuka amplop itu, dan membacanya. "Emang bener ya, pantesan dijuluki negara males baca nomor 1 di dunia, orang penduduknya kek gini"

"Nih Baca!!" Jaemin menundukkan badannya dan menempelkan amplop itu ke jidat Adhara dengan keras.

Plakk!!

"Aduh, jaemin sakit!" Adhara mengambil dan membaca surat itu.

Adhara langsung berdiri saking kagetnya. "Hah? Gue naik jabatan jadi Staff Pembantu Pengelola Sosmed dan Konten. AAAAAA Jaeminn lo gila," Adhara berlari meninggalkan jaemin.

Jaemin hanya tersenyem melihat kelakuan staffnya satu ini. "Untung gue baca tuh surat, coba enggak, udah pulang ke indonesia pasti. Dasar males!" Rasa bangga sedikit mengalir di badan Jaemin.

Adhara yang salah, Jaemin yang dikatain gila. Dasar Adhara gak ada takut takutnya.


Jaemin melihat ke bawah, "Apaain nih?"

Buku Diary Adhara

"Selain males baca, suka lupa, dia juga ceroboh, emang gak ada bakat tu anak" Jaemin mendegus kesal. Mengambil buku itu.

Tanpa sadar, tangan Jaemin membuka halaman pertama.

....

Jaemin reflek menutup mulutnya. Terkejut namun juga ingin tertawa.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Next?
Kira kira apa isi diary Adhara ya?

Jan lupa vote, pembacaku yang baik hati.

Tandai Typo!!

Continue Reading

You'll Also Like

767K 77.7K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
633 550 14
San,untuk pertama kalinya di hidupku aku nangis sampai muntah sebab sakit hati, San,untuk pertama kalinya juga mataku sampai bengkak karnamu. 4 Agus...
73.3K 13.2K 50
Lika liku kehidupan Satya dan Alia, bersama orang-orang terdekat mereka.