Rewrite The Stars

By Phinku

1.2K 202 34

"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta perta... More

Prolog
1. Bertemu Lagi
2. Dari Jendela Bus
3. Boleh Temenanan?
5. Jangan Bicara
6. Origami Bangau
7. Matahari
8. The One, ya?
9. Pohon Harapan dan Orang Lama
10. Aku Suka Sama Shakira
11. BMKG, katanya
12. Planet Shaka
13. Tanpa Alasan
14. Pangeran Kodok
15. Jelous Nih, Ye

4. Di Bawah Pohon Flamboyan

62 11 1
By Phinku

Gedung tempat Shakira latihan sudah di depan, mobil Shaka baru saja berhenti di halaman parkir. Cewek itu terlihat buru-buru melepas seat belt-nya seolah gedung itu akan pindah tempat jika ia tidak bergegas.

"Boleh ikut masuk? Mau liatin kamu, pasti keren mainnya." Shaka ikutan melepas seat belt-nya.

"Apaan? Gak! Lo tunggu di sini aja, kalo lo bosen tuh di depan ada cilok langganan gue si mang Umay, mampir aja ke situ. Pokoknya jangan masuk, awas aja!" Setelah mengucapkan itu, Shakira melengos pergi begitu saja.

Baiklah, Shaka akan mengikuti permintaannya.

Sesampai di dalam, sudah ada pak Arya dengan lima teman latihannya. Shakira meletakan barangnya di loker, dan bergabung setelah mengganti seragamnya dengan pakaian latihan.

Sama seperti latihan sebelumnya, setelah melakukan pemanasan Shakira berseluncur di atas gelanggang es. Mencondongkan badannya ke depan, menekukan badannya ke kanan kiri, mengayunkan tangan dengan gemulai untuk menahan keseimbangan sambil mendengar instruksi pak Arya.

"Nice, Ra!" Sona, teman ice skating Shakira bertepuk tangan menyuarakan semangat sambil berdiri di pinggir gelanggang es.

Shakira tersenyum, mengacungkan jempol. Pada teknik flip jump, ia berhasil melakukannya dengan baik dan mendarat dengan tepat. Sebenarnya itu bukanlah teknik yang sulit untuk Shakira lakukan. Sudah jarang bermain di gelanggang es membuat Shakira merasa kebahagiaan yang luar biasa atas keberhasilannya melakukan teknik flip jump.

Senyumnya merekah sempurna, ditambah tepukan tangan dari pelatih dan Sona membuatnya semangatnya terbakar untuk yakin kalau ia kembali bisa.

Pak Arya menginstruksikan untuk Shakira melakukan double flip jump yang ia setujui dengan antusias. Shakira bersiap mengambil lompatan. Tak mulus seperti flip jump pertama, kali ini pada pada putaran kedua di udara Shakira terjatuh.

"Ra!" Sona langsung buru-buru menghampiri Shakira.

"Gak papa, gue bisa." Shakira mencoba untuk berdiri.

"Gue seneng lo bisa balik latihan lagi," kata Sona.

Shakira tersenyum singkat, menepuk pelan dua kali di pundak Sona. "Thanks." Shakira kembali berseluncur. Ia kembali melakukan teknik seperti awal tadi. Setelah dua kali putaran di gelanggang es, Shakira ingin kembali mencoba untuk melakukan double flip jump, namun lagi-lagi ia berakhir pada kegagalan. Shakira kembali jatuh.

Ia menghela napas lelah, Sona kembali membantunya untuk berdiri. Seharusnya teknik itu bisa Shakira lakukan, bahkan yang lebih sulit dari itu pun sudah Shakira lalui. Jujur saja, ada buncahan rasa kesal di benaknya yang bercampur sedikit amarah.

"Ra, lo berdarah." Sona memegang bahu Shakira, mengamati cairan merah yang merembes dari hidungnya.

"Shakira silahkan beristirahat dulu," instruksi pak Arya.

Benar saja, saat Shakira mengusap hidungnya terdapat noda merah segar yang mengotori tangannya.

"Lo gak papa?" Sona bertanya.

Shakira terkekeh singkat. "Kayak baru pertama kali liat aja. Gue istirahat dulu."

Sedangkan di luar sana, Shaka menunggu sambil mengemil cilok langganan Shakira. Benar, rasanya seenaknya itu. Shaka sudah memakan lebih dari 20 biji cilok sambil ditemani es marimas melon. Syukurnya cuaca sore ini tak semuram tadi pagi. Senja sudah mulai menunjukkan jingganya meski malu-malu.

"Pak, kenal Shakira gak?" tanya Shaka ke bapak penjual.

"Lho ya iya toh, langganan saya itu. Kenapa, A?" tanyanya dengan aksen Sunda yang khas.

"Cantik kan, pak?" Shaka mengambil cilok terakhirnya.

"Geulis pisan, baik juga orangnya. Biasanya teh Shakira suka ngasih makan kucing di sini, nama kucingnya teh si Cookie."

Mendengar itu, ada rasa kagum dan euforia tersendiri yang sama sekali tidak bisa Shaka definisikan. Pernah kah kalian mendengar kebaikan tentang crush kalian? Yang dapat membuat rasa salting sendiri. Sulit dimengerti, mungkin kah itu perasaan yang Shaka rasakan sekarang? Intinya Shaka tidak mengerti, namun Shaka menikmati rasa itu.

Shaka tersenyum idiot, membayangkan Shakira tengah memberi makan kucing, pasti menggemaskan. "Terus Cookie nya mana pak, biar lain kali kalo saya ke sini saya ikut kasih makan."

"Cookie teh udah mati ke tabrak mobil tahun lalu. Shakira sampai nangis kejer waktu lihat itu di hadapan dia secara langsung," jawab Mang Umay.

Shaka turut berdukacita dan sedih mendengar kabar Cookie.

"Aa teh saha ieu? Pacar barunya Shakira, ya?"

"Baru?"

Mang Umay mengangguk. "Dulu kan teh Shakira sering ajak cowoknya makan cilok ke sini, tapi mamang taunya udah lama putus."

Shaka mengangguk-angguk sambil bergumam oooo "Doain ya, pak, hehe." Shaka meletakkan selembar uang berwarna biru. "Kembaliannya ambil aja buat bapak, soalnya cilok mamang enak banget. Saya pamit dulu, mau nemuin Shakira."

Shaka tidak bisa menahan diri untuk mengikuti perintah Shakira. Cowok itu nekat masuk ke dalam gedung besar di hadapan. Saat ia masuk, terdapat gelanggang es yang luas, bertepatan dengan Shakira yang tengah bermain di sana.

Shaka memperhatikan itu. Seperti gadis yang menari di atas kotak musik, wajah Shakira berseri, terlihat bahagia sekali dari senyumannya. Hati Shaka merasa kehangatan yang ia sendiri tak mengetahui apa sebabnya, ataukah hanya sekedar melihat Shakira yang terlihat bahagia di sana Shaka juga turut merasakan hal yang sama? Semacam ikatan batin yang spontan.

Beberapa kali juga Shaka melihat gadis itu terjatuh dalam permainannya, lalu bangkit lagi, dan itu terus terulang sampai-sampai membuat wajah berseri bahagianya perlahan memudar, digantikan dengan awan kelabu yang murung.

Shakira berhenti, iris matanya tidak sengaja menatap Shaka yang tengah berdiri tak jauh dari belakang pak Arya. Shakira memutuskan untuk menyudahi latihannya. Setelah pamit ke pelatih, Shakira juga pamit duluan pada Sona.

"Keren banget!" kata Shaka saat Shakira menghampirinya.

"Gak, itu gak keren, jelek, gak banget pokoknya." Shakira masih dengan awan kelabunya. "Kok lo masuk? Kan kata gue gak boleh ikut masuk."

"Mau eskrim?" Shaka memainkan alisnya.

Wajah kesal Shakira memudar seketika. "Mau!!" Tidak ada alasan Shakira untuk menolak, mood nya hancur. Shakira membutuhkan eskrim untuk mengubah rasa kesalnya menjadi manis.

***

"Suka?"

Shaka memperhatikan gadis yang duduk di sampingnya tengah memakan eskrim. Di bawah pohon flamboyan merah keduanya duduk di bangku kayu tepian danau. Ada beberapa perahu bebek yang bermain di air dengan dominasi sepasang laki-laki dan perempuan di dalamnya. Matahari yang semakin turun dengan warnanya oranye kemerahan menciptakan pantulan kilauan di atas danau.

"Suka," balas Shakira setelah menggigit cone eskrimnya.

Ada rasa lega yang menjalar di hati Shaka, setidaknya ia bisa memudarkan awan kelabu murung yang menyelimuti wajah Shakira.

"Suka gambar?" Shakira melirik singkat hasil karya Shaka. Cowok itu lebih dulu menghabiskan eskrimnya, lalu sibuk dengan buku sketsa dan pena di tangannya. Goresan-goresan tintah itu menciptakan gambaran pemandangan di hadapan mereka.

"Suka." Shaka mengambil kotak kecil berisikan cat air yang selalu ia bawa di dalam tas. "Mau Shaka gambarin?" Shaka menoleh menatap Shakira yang juga balas menatapnya.

Shakira tidak melihat keburukan atau sejenisnya dari iris mata Shaka, melainkan terpancar tulus dan teduh.

"Boleh."

"Shaka siap mengabadikan Shakira di buku ini." Shaka berdiri, berpindah duduk bersila di atas rumputan tak jauh dari hadapan Shakira.

"Gayanya dong." Shaka memberikan gestur agar Shakira mengangkat sebelah tangan dengan jari peace. "Senyum yang manis."

Shakira tak menolak, ia menuruti apa yang Shaka katakan.

"Kayaknya habis ini Shaka mu mampir ke rumah sakit deh, mau ke dokter sebentar gak papa, kan?" tanya Shaka.

"Kenapa? Lo sakit?"

Shaka mengangguk. "Iya, soalnya senyum Shakira manis banget, bikin Shaka jadi diabetes," ujarnya diakhiri kekehan.

"Modus lo kayak kardus kesiram air."

"Loh, tapi bener. Senyumnya manis."

Shakira berdecak. "Buruan, penat nih tangannya."

"Siap tuan putri!" Shaka memberikan hormat, lalu mulai memainkan pena di atas buku sketsanya.

Akhirnya Shaka berhasil mengganti awan kelabu tadi, meski dengan ekspresi kesal namun dimatanya terlihat menggemaskan.

***
.

.
follow woi

Continue Reading

You'll Also Like

7.5K 922 23
Reskal sebenarnya tampan, banyak yang mengidolakannya, tapi dia jomlo. Awalnya jomlo bahagia, hingga dia tidak betah dikejar cewek-cewek yang menyuka...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.3M 299K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.6K 911 53
[Beberapa part sudah dihapus] [Visual : Mashiho & Kyujin Nmixx] Kehidupan cinta remaja indah yang dibayangkan oleh Arin ternyata tidak berjalan mulus...
405K 10.9K 12
Perlakuan Cakra bagi Sara sangatlah manis seperti brownies coklat buatan laki-laki itu yang selalu memanjakan setiap cela indra pengecap Sara. Namun...