My Roomate is Duda √ [END] [T...

By puutrh_

2.5M 75.9K 1.1K

JUST FICTION! 17+ "DILARANG PLAGIAT! NYARI IDE ITU SUSAH" "ANTI PELAKOR-PELAKOR CLUB" __________ Violyn Geor... More

II1II
II2II
II3II
II4II
II5II
II6II
II7II
II8II
II9II
II10II
II11II
II12II
II13II
II14II
II15II
II16II
II17II
II18II
II19II
II20II
II21II
II22II
II23II
II24II
II26II
II27II ++
II28II
II29II
II30II
II31II
II32II
II33II
II34II
II35II
II36II
II37II
II38II
II39II
II40II
II41II
II44II
Vote Cover
OPEN PO

II25II

48.8K 1.6K 25
By puutrh_

Hai.. Hai.. Aku up lagi nih...

Selamat Membaca

~0~

Saat ini Violyn tengah berada di dapur bersama Giana dan Tamara. Mereka bertiga memasak makanan untuk makan siang. Beberapa kali Violyn melirik ke arah Tamara yang sibuk memotong sayuran. Violyn menghela napas berulang kali sampai Tamara yang berada tak jauh darinya terkekeh kecil.

"Kamu sakit Vi?" 

Spontan Violyn menoleh dan menggeleng lalu tersenyum kikuk menatap Tamara, "Nggak tante, aku nggak sakit kok"

Tamara kembali terkekeh kecil. Tangannya sibuk memotong-motong sayuran, tapi sesekali ia melihat Violyn, "Saya dan Kevanno itu sepupu. Kami juga sangat dekat. Tapi satu tahun lalu saya harus ke inggris dan menetap disana. Dan ini ketiga kalinya saya mengunjungi Kevanno". Tamara melirik Violyn yang tampak serius mendengarkannya, "Gak usah khawatir. Kevanno benar-benar mencintaimu, saya jamin itu. Dan maaf untuk kemarin. Kamu jadi salah paham" Tamara tersenyum di akhir ucapannya. 

Violyn menundukkan wajahnya. Jujur saja ia sangat malu sekarang. "Gue pengen ngilang aja rasanya. Huwaaa mamii! Vio maluuu"

Tiba-tiba Bella datang menghampiri mereka dengan senyum lebarnya. Violyn yang mengetahuinya merasa was-was pada gadis itu.

"Asik banget kayanya" Celetuk Bella melihat mereka satu persatu. Dia berjalan ke arah Giana yang sibuk memotong daging.

"Grandma" Panggilnya menatap Giana tersenyum.

Giana melihat Bella dengan tatapan heran. "Kenapa?"

"Ntar malem aku sama bunda izin party ya..yaa" Giana yang mendengarnya terdiam sesaat. Tapi ketika bella merayunya dengan mengeluarkan puppy eyes yang membuat Giana mengangguk.

"Yess!" Girang Bella tersenyum lebar, "Tapi nanti grandma izinin ke papa ya, Ntar aku sama bunda kena marah"

"Iya, nan-"

"Sejak kapan kamu manggil Vio bunda?" Tanya Tamara memotong ucapan Giana. Tamara memberi kode pada Giana membuat wanita itu tersenyum mengerti.

Bella diam berpikir. Gadis itu menatap Tamara sengit, "Ya sejak Vio jadi bunda aku lah!"

Tamara tersenyum miring menatap Bella, "Emang kapan Vio jadi bunda kamu heem? Emang Vio Nya mau?" Sekilas Tamara melirik Violyn yang sibuk mengaduk sop di kompor.

Bella terdiam mendengar ucapan Tamara. Dia menatap Violyn yang sibuk memasak dengan sendu. Ucapan Tamara sedikit membuat hatinya kacau.

Tamara yang melihat Bella terdiam tersenyum tipis, "Makanya suruh papa kamu cepet nikahin Vio"

Violyn yang mendengarnya spontan menoleh menatap Tamara dan Bella. "Eeee.. aku permisi mau ke kamar Al. Soalnya aku udah janji mau main sama dia" Dengan terburu-buru Violyn pergi setelah mematikan kompornya.

Bella dan Tamara saling bertatapan satu sama lain dan tersenyum. Giana yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dasar!

"Ntar malem kalian beneran jadi party?" Tanya Tamara menaikkan alisnya sebelah.

"Jadilah, kan tadi udah izin sama grandma" Jawab Bella tersenyum. Tamara membalas senyum itu dengan senyuman juga.

"Kalian nggak ngelakuin yang macem-macem kan?" Tanya Giana penuk selidik.

"Nggak kok! Kita nggak ngelakuin apa-apa kan tante"

Tamara mengangguk tegas, "Iya tante...Tante gak usah khawatir gitulah. Kita gak ada ngapa-ngapain kok"

"Oke! Awas kalau kalian macem-macem! Kalian bakal tau akibatnya!" tegas Giana menatap Bella dan Tamara datar. Bagaiamana tidak? Pasalnya ia sangat tahu sifat keduanya. Bella yang sangat jahil dan Tamara dengan otak liciknya. Ntah berapa kali kedua perempuan itu membuat Mansion gempar dengan rencana mereka.

"Bella kamu bantuin tante mara beresin dapur, Grandma mau ke kamar sebentar" Titah Giana kemudian pergi dari dapur.

__________

"Aku memutuskan untuk tidak mengikuti misi itu pa" Tegas Kevanno menatap Papanya datar.

Saat ini anak dan ayah itu sedang berada di ruang kerja Kevanno. Pria itu meminta ayahnya untuk menemuinya karena ada yang ingin dibicarakan.

"Dan aku juga memutuskan untuk keluar dari dunia hitam itu. Papa bisa berikan kedudukan ketua pada Haris" Lanjut Kevanno meminum secangkir teh di depannya.

Dunia hitam? Dunia hitam yang dimaksud Kevanno adalah 'The Devil'. Sesuai namanya devil yang berartikan iblis. Organisasi dunia bawah yang berisikan orang-orang yang tidak mempunyai belas kasih. Bisnis gelap, Penyelundupan senjata, penyelundupan Obat-obatan terlarang, pertumpahan darah, sudah sangat kental di dalamnya.

Organisasi yang sudah berdiri sejak belasan tahun. The Devil diturunkan kepada Kevanno sejak pria itu berusia 17 tahun. Organisasi ini memang dipimpin secara turun temurun, Yang berarti pemimpin selanjutnya adalah Alvaro.

"Kasih papa alasan yang jelas" Datar Gion menatap putranya itu.

"Kamu tidak bisa keluar sembarangan dari sana Kevanno" Lanjut Gion meminum tehnya.

Kevanno menatap papanya itu datar. Inilah yang ia takutkan jika sudah masuk dalam lingkaran hitam itu. Akan sulit untuk dirinya keluar dari sana.

"Aku tidak ingin anak-anakku terlibat dengan dunia itu pa" tegas Kevanno.

Gion terkekeh kecil mendengarnya. "Anak-anakmu? Atau Violyn?" smirk tipisnya menatao Kevanno.

"Tidak ada hubungannya dengan Violyn"

"Kamu yakin?" Tanya Gion tersenyum miring.

Diam. Kevanno tidak menjawab sama sekali. Pria itu menatap Gion yang masih tersenyum miring padanya.

"Papa rasa Violyn tidak masalah itu. Bahkan papa yakin dia juga menyukai hal-hal yang seperti itu. Kamu tau siapa dia kan? Dan lagi dulunya keluarga Clarence juga mempunyai organisasi seperti kita. Hanya saja mereka memutuskan untuk vakum dari dunia hitam sementara" Jelas Gion.

Kevanno menghela napas pelan. Ia tahu jika Violyn menyukai hal seperti itu. Tapi ia tidak mau Violyn terluka akibat hal itu.

"Aku tetap-"

"Lebih baik pikirkan bagaimana membuat Violyn jatuh cinta padamu" Potong Gion tersenyum kecil.

Wajah Kevanno yang tadinya datar kini semakin datar. "Ck.. jangan mengalihkan pembicaraan pa!"

"Mau papa ajarkan caranya?"

"Aku tetap-"

"Papa punya seribu cara menaklukan seorang gadis"

"Aku-"

"Buatlah Violyn menjad-"

"Pa!" Kevanno menatap Gion tajam. "Berhenti membahas Violyn, Papa udah lari dari topik pembicaraan kita!"

Gion tertawa terbahak-bahak. Sungguh Gion benar-benar suka melihat wajah kesal putranya itu. "Pikirkan lagi. Papa yakin Violyn tidak masalah dengan itu" Gion bangkit dari sofa dan meninggalkan Kevanno yang terdiam. Diambang itu Gion kembali menoleh pada Kevanno yang terlihat sedang merenung.

"Papa yakin kamu akan mengambil keputusan yang tepat" Gumam Gion kemudian benar-benar pergi dari ruangan itu.

Kevanno yang masih diruangan itu mengacak rambutnya kasar. Ucapan Gion masih terngiang-ngiang di kepalanya.

"Violyn memang tidak masalah pa. Tapi aku yang takut jika dia terluka dan akan kehilangan dia" Lirih Kevanno menyenderkan kepalanya di sofa.

"Aku tidak mau kehilangan lagi" Berulang kali Kevanno menghembuskan napas kasar. Tampak sekali Wajah tampan itu benar-benar frustasi.

__________

Makasiii udah baca...
Jangan lupa vote sama komentarnya ya sayang-sayangku❤

Continue Reading

You'll Also Like

Dareen By hiatus🌙

Teen Fiction

124K 8.4K 42
Ini bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat me...
2.6M 61.3K 119
El Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun me...
6.2M 321K 59
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
988K 87.7K 41
Cerita tentang pasutri baru nikah bulan kemarin. -vkook- ©jeonslatte