Rewrite The Stars

By Phinku

1.2K 202 34

"Shaka gak pernah pacaran, gimana kalau Shakira jadi pacarnya Shaka?" --------- 90 persen katanya cinta perta... More

Prolog
1. Bertemu Lagi
2. Dari Jendela Bus
3. Boleh Temenanan?
4. Di Bawah Pohon Flamboyan
5. Jangan Bicara
6. Origami Bangau
8. The One, ya?
9. Pohon Harapan dan Orang Lama
10. Aku Suka Sama Shakira
11. BMKG, katanya
12. Planet Shaka
13. Tanpa Alasan
14. Pangeran Kodok
15. Jelous Nih, Ye

7. Matahari

58 10 0
By Phinku

Shakira kembali melarikan diri dan mengabaikan seruan bunda. Gadis itu terkekeh kecil dengan tangan yang menenteng skateboard. Bunda memintanya istirahat, tapi Shakira merasa itu tidak perlu. Lagi pula cuaca sore ini sangat cerah, sayang untuk tidak berseluncur sambil menikmati semilir anginnya. Shakira menutup kembali pagar rumah. Tepat di depan pagar Shakira dikejutkan oleh buket bunga matahari yang tergeletak. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar, tidak ada siapa-siapa.

Shakira memungut buket bunga itu dan membaca secarik note di dalamnya.

Waktu itu aku bilang kalau kamu mau temenan sama aku, aku bakal kasih kamu matahari
Kamu ingat, gak?

Karena kamu udah mau nerima pertemanan aku, ini bunga matahari dari aku untuk kamu
Sebenarnya aku mau bawain matahari yang asli, tapi nanti dia cemburu sama kamu
Soalnya kamu bersinar terang, lebih indah dari matahari, hehe

Nanti kalo suka sama Shaka, Shaka bawain bulan untuk Shakira

—Shaka

"Dorr!!"

Shakira menjatuhkan skateboard-nya karena terkejut. Tawa Shaka tergelak di sana. Cowok itu baru saja menutup kembali pintu pagarnya—masih dengan tertawa.

"Shakira kalo kaget jadi lucu. Mau main skateboard, ya?"

Shakira mengepal geram, ia berseluncur dengan skateboard-nya dan berhenti tepat di hadapan Shaka.

"Kalo gue jantungan gimana?! Makan tuh matahari!" Shakira memberikan buket bunga itu secara paksa, lalu meninggalkan Shaka yang malah menahan tawa.

Apakah menerima pertemanan dari Shaka adalah sebuah kesalahan? Cowok itu sangat menyebalkan.

"Yaaah, Shakira maafin. Shaka cuma bercanda." Shaka tertawa, buru-buru ia kembali membuka pagar, dan keluar dengan skuter pink milik Rika.

Agaknya Shaka akan mengubah hobi jogging sorenya jadi main skuter pink.

"Shakira terima dong." Shaka bersama skuter pink berhasil menyusul Shakira. Tangan kirinya menyodorkan buket bunga matahari tadi.

Bukannya menjawab, Shakira malah bersenandung ria seolah Shaka adalah mahkluk halus tak kasat mata.

"Waktu itu kan Shakira meluk Shaka, terus kita temenan." Kalimat itu membuat Shakira reflek berhenti dan langsung menatap Shaka yang ikut berhenti.

Wajah Shakira memerah menahan malu mengingat momen itu. "Gak usah dibahas." Shakira merebut buket bunga matahari itu dari tangan Shaka. Gadis itu kembali berseluncur, diikuti dengan Shaka yang menyusul sambil mengulum senyum.

"Besok berangkat bareng? Kan kita temenan, biar tante Dini bisa langsung ke toko kue," kata Shaka yang berada di sebelah Shakira.

"Hm." Shakira balas dengan gumaman sambil mengunyah permen karet. 

"Shakira malam minggu mau ngapain?"

"Nggak ada, paling tidur." Meskipun sudah berteman, sifat Shakira masih terkesan cuek.

"Mau ikut Shaka?"

"Ke mana?"

"Abis sholat magrib Shaka jemput," jawab Shaka.

"Ke mana dulu."

"Petualangan bersama kapten Shaka ke dunia warna-warni."

Shakira memutar mata malas. "Terserah lo."

***

"Kai, sempak lo sisa satu? Gue ambil ya." Raja dengan balutan handuk itu tengah berdiri di depan sebuah lemari coklat setinggi dua meter. 

Kai sang pemilik rumah—termasuk lemari langsung menoleh dari game mario bross di PS-nya. "Jangan woi sisa satu, belum nyuci gue."

"Yah, udah kepake nih masa gue lepas lagi? Lo gak usah sempakan aja ya." Raja memilih barisan baju kaos milik raja, ia mengambil kaos merah dan celana selutut seolah isi lemari itu adalah miliknya. 

Kai kalah dari gamenya. "Yee, si anying!" Sebenarnya ini bukan kali pertama Raja meminjam pakaiannya, sering bahkan tidak bisa hitung jari mengingat lamanya sudah mereka berteman. Tidak hanya Raja, Delvin dan Shaka pun menganggap lemari Kai adalah pakaian bersama, apalagi saat mereka menginap seperti sekarang. Kamar Kai adalah markas.

"Woi handuk!" Delvin menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. 

"Oiya lupa gue." Raja melempar handuk Kai yang langsung Delvin tangkap. 

"Malam minggu gue mau jalan sama Shakira," kata Shaka yang asyik tengkurap di atas kasur sambil mengutak atik frekuensi radionya.

"Lo gak ikut jaga stan? Gak papa sih, demi melihat kawan gue menuju pelepasan gelar jomblonya," sahut Kai.

"Ikut dong." Shaka akhirnya menemukan saluran yang memutar musik Bahtera Cinta karya Rhoma Irama.

"Lo mau ngajak Shakira?" tanya Raja.

"Woi sempak mana kok gada?" Delvin dengan handuknya menimbrung, cowok itu tengah berdiri di depan lemari Kai yang terbuka lebar.

"Gausah sempakan, udah abis," sahut Kai seadanya.

"Yah, gue lupa bawa nih, masa gak pake? Yaudah pake yang tadi ajalah." Kalimat Delvin berusan membuat Kai, Raja dan Shaka bergidik geli.

"Terus gimana, Ka? Lanjutin." Kai dan Raja ikut menimbrung di atas kasur.

"Ya udah, gitu aja," sahutnya lempeng.

Kai mengubah posisi dari tengkurap menjadi duduk bersila. "Ah lo mah masa gitu doang?"

"Ya emang gitu, emang lo mikirnya gue bakal ngajak dia candle light dinner gitu? Bukan cara Shaka banget." Shaka menyahut. 

Shaka jadi teringat saat menerima comblangan tentang candle light dinner oleh sahabatnya, dan menurut Shaka itu membosankan dan tidak sesuai dengan gayanya dalam menunjukan keromantisan. Tidak, bukan berarti Shaka tidak menyukai itu. Tapi, menurut Shaka akan terasa aneh jika melakukan candle light dinner di masa awal PDKT. Eh, PDKT? Entahlah, apapun itu Shaka akan melakukan dengan caranya dan gayanya. 

"Shaka mah modelan yang perpus date, ngelukis date, camping, yang gitu-gitulah pokoknya." Delvin menyahut. Cowok itu kini terlihat segar dengan rambut setengah basahnya.

"Vin," panggil Shaka membuat Delvin menoleh ke arahnya. Shaka memberikan finger love dengan mulut yang dimonyongkan.

Delvin bergidik geli. "Yok ah berangkat."

Shaka mengelus dada. "Astagfirullah, magriban dulu atuh."

"Dua," timpal Raja.

"Tiga," Kai juga.

"Astagfirullah." Delvin mengelus dada. "Muka lo semua biasa aja anying." sungutnya kesal, pasalnya muka ketiga temannya tampak seperti pak ustad film Hidayah seolah Delvin habis mengkafirkan diri. 

"Astagfirullah," sahut Shaka.

"Astagfirullah." Kai.

"Astagfirullah." Raja.

"Astagfirullah." Delvin ikutan.

"Abis magrib langsung ke rumah gue ngambil lukisan, kalo belum kelar dekor malam ini, lanjut besok abis pulang sekolah," kata Shaka.

"Terus lanjut rumah gue ngambil gramophone bokap," sahut Raja.

"Baiklah lagu selanjutnya merupakan request dari bang Shaka, terima kasih untuk  bang Shaka yang sudah mengirimkan SMS dan requetsnya, bahagia dan sehat selalu, semoga semakin disayang pacar dan  uang yang lancar." Suara penyiar radio itu mengintrupsi setelah lagu Rhoma tadi berakhir. 

"Dia jones," Kai menyeletuk.

"Hey Jude, don't make it bad." Shaka langsung duduk bersila saat lagu request-nya diputar, cowok itu mulai ikut menyanyikan salah satu lagu favoritnya dari grup band The Beatles.

"Take a sad song and make it better." Saking seringnya mendengar lagu itu, Raja yang notabene-nya tidak tertarik dengan musik aliran British rock pun sampai hapal lirik lagunya. 

***

Selepas sholat magrib Shaka dan ketiga temannya bergegas menuju rumah. Mobil pick-up hitam yang akan mengangkut lukisan-lukisan Shaka itu dikemudi oleh Shaka dengan Delvin di sampingnya, sedangkan Raja dan Kai di bak belakang seperti kambing, andai saja ada rumputnya.

"Kai, untung kita ganteng ya?" Raja membuka suara ditengah hembusan angin yang membawa rambutnya bergoyang.

"Yaelah muka kita mah gak ngaruh duduk di belakang." Padahal Kai yang paling kekeh untuk duduk di depan. Sayangnya ia dan Raja kalah dalam hompimpah yang membuat keduanya berakhir di bak belakang.

"Eh, tadi cewe yang nanya Id Line sama instagram, lo kasih?" tanya Raja.

Kai mengangguk dengan ekspresi jumawa. "Yaiya lah! Kepincut sama tampang gue kali, ya?" Kai mengacak rambut french crop-nya yang cocok dengan postur tingginya yang gagah. Kai itu yang paling tinggi, lalu Shaka, kemudian Raja dan yang terakhir Delvin. Ya, meskipun berbeda satu dua senti, tetap saja Kai yang paling tinggi, jadi tidak heran kalau manusia 184 cm itu mantan kapten basket di sekolah.

Raja bergidik geli.

"Ja, kenapa ya buat lupain dia tuh susah?" Kai bertanya sambil melihat kendaraan-kendaraan di belakang mereka, sesekali melempar senyum pada cewek cantik.

"Sona?" tebak Raja, dan Kai mengangguk. "Bukan susah sih, tapi kenyataannya lo nya aja yang gak mau. Lagian, dia gak bisa dilupain, ikhlasin aja sih kata gue. Ya, walaupun gue tau kalo ngikhlasin orang yang masih disayang tuh gak semudah kentut kuda."

"Gak semuanya harus dilupain, sih, Kai. Kalo lo belum bisa ya gak usah. Buat apa juga dilupain? Ikhlasin aja sih biar kayak kepulan asap yang menyatu diudara." Raja kembali bersuara.

"Sok bijak anying!" Kai mendorong kepala Raja dengan telunjuknya.

"Si bego, gue ngomong beneran. Ajak balikan noh, ribet amat," sahut Raja.

Kai memang punya tiga mantan, tapi Sona adalah mantan terakhir sekaligus mantan terindah yang kepergiannya belum bisa Kai terima. Kai masih menganggap bahwa itu adalah tanda koma yang merupakan jeda sejenak antara dirinya dan Sona. Tapi Sona menganggap bahwa hari itu merupakan tanda titik dimana semuanya harus berakhir. Bagi Kai, Sona adalah gadis yang benar-benar Kai cintai, sebut saja cinta pertama. Bukan berarti dua mantan sebelumnya Kai main-main, Kai menyukai sekedar suka kedua mantan sebelumnya meskipun hanya bertahan sebulan dan dua bulan.  

"Gue masih gak ngerti salah gue di mana." Kai menghela napas.

"Emang lo gak ada usaha buat ngejar dia gitu? Nanya-nanya?"

Kai mengedikan bahu. "Ya gimana? Udah titik buat dia, gak bisa lanjut paragraf baru atau cuma buat kalimat baru." Kai berdiri hujan-hujanan di depan rumah Sona waktu itu pun tidak menggugah hati gadis itu. Tiga hari Kai tidak masuk sekolah karena demam. 

"Sembilan puluh persen katanya cinta pertama tuh bakal gagal," sahut Raja.

"Ja, gue gak bisa apa jadi bagian dari sepuluh persennya?" Wajah Kai langsung berubah cemberut seperti memohon ke Raja seolah Raja adalah jinnie yang bisa mengabulkan tiga permintaan.

"Muka lo najis!" Raja mengusap wajah Kai.

"Tap—Shakanying!!" Kai mengumpat saat tiba-tiba mobil yang mereka naiki mengerem mendadak.

"Kebanyakan curhat." Shaka menyembulkan kepala dari jendela. Rupanya mereka sudah berhenti tepat di depan pagar rumah Shaka.

"Oh, udah sampe rupanya." Kai melompat turun.

"Asyik banget gibah mantan." Shaka keluar dan menutup pintu mobilnya.

"LOH?!!" Delvin yang baru keluar dari mobil menyeru heboh saat melihat seorang gadis dengan hoodie biru langit menutup pagar rumahnya. "Shakanying kok lo gak bilang kalo tetanggan sama Shakira?!"

Mendengar itu tentu Kai dan Raja langsung menoleh mengikuti pandangan Kai. "Shakanying," Kai ikutan.

Shakira melewati mobil pick-up di depan rumah Shaka, dan menganggap kalau Shaka dan teman-temannya adalah mahkluk halus tak kasat mata. Shakira menyeka air mata di pipi, menutup kepalanya dengan tudung hoodie dan berlari sekuat mungkin dan sejauh mungkin.

Tanpa aba-aba Shaka melempar kunci mobilnya ke Raja yang untungnya dengan sigap Raja terima. 

"Lukisannya ada di ruang art gue, gak dikunci, ambil aja. Gue cabut dulu." Setelah mengucapkan itu Shaka berlari tergesa-gesa ke arah Shakira tadi berlalu.

***

.

.

.

Hehehehe

Jangan lupa bahagia ya teman q, hiduf ini sungguh berattt seperti rindu mu yang belum tersampaikan padanya

dulu waktu sd aku sering ikut nimbrung kakak sepupu ku dengerin radio malam mingggu, kadang dia juga kirim request lagu dan salam salam gitulah hahahaha

Jangan lupa klik vote dan tinggalkan komentar kalian 😘💋

See you next bab

11/1/24

.

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 923 23
Reskal sebenarnya tampan, banyak yang mengidolakannya, tapi dia jomlo. Awalnya jomlo bahagia, hingga dia tidak betah dikejar cewek-cewek yang menyuka...
2.8M 30.7K 5
UPLOAD FULL PINDAH KE MANGATOON -- Kata sebagian orang tidak ada yang namanya dua sahabat antara laki-laki dan perempuan, yang ada hanyalah cinta yan...
1.4M 139K 53
Beberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Nam...
680K 93.4K 42
Bagi Khayana, remaja perempuan yang kehilangan minat hidupnya karena dihantui trauma masa lalu, Enand adalah pahlawan. Bagi Enand, si bocah serampan...