My Roomate is Duda √ [END] [T...

By puutrh_

2.5M 75.9K 1.1K

JUST FICTION! 17+ "DILARANG PLAGIAT! NYARI IDE ITU SUSAH" "ANTI PELAKOR-PELAKOR CLUB" __________ Violyn Geor... More

II1II
II2II
II3II
II4II
II5II
II6II
II7II
II8II
II9II
II10II
II11II
II12II
II13II
II14II
II15II
II16II
II17II
II18II
II19II
II20II
II21II
II22II
II23II
II25II
II26II
II27II ++
II28II
II29II
II30II
II31II
II32II
II33II
II34II
II35II
II36II
II37II
II38II
II39II
II40II
II41II
II44II
Vote Cover
OPEN PO

II24II

50.7K 1.6K 27
By puutrh_

Selamat Membaca sayang-sayangkuuu><

~0~

Disebuah cafe, dua orang gadis sedang menatap satu sama lain. Gadis berambut pirang yang menatap gadis satunya sambil tersenyum penuh arti.

"So? Rosseane, How?" Gadis itu meminum teh nya dengan anggun layaknya putri bangsawan.

"Fuck you, Clara!" Umpat Rosseane menatap gadis pirang bernama Clara.

Kekehan kecil terdengr dari Clara, "Calm down Rose. Jawabannya cuma dua. Lo setuju atau nggak"

"Kenapa harus Arvan? Lo bisa minta yang lain! Uang atau apa kek!"

Clara menggeleng,"Gue maunya dia, Bukan uang lo. uang gue udah banyak"

"Ck..Fine. Lo boleh ambil Arvan, asal rencana kita berhasil" Final Rose membuat Clara tersenyum lebar.

"Deal" Clara bangkit dari kursinya. Gadis meletakkan dua lembar uang bewarna merah. Menepuk dua kali pundak Rose lalu sekilas tersenyum.

Roseanne menatap punggung kurus itu datar. "Gue gak bakal biarin Lo ambil Arvan dari gue"

Setelah itu Roseanne pergi dari sana. Ia menaiki sebuah taksi menuju ke salah satu apartement mewah.

Wajah sombong dan jalan yang berleggak lenggok membuat Gadis itu mendapat banyak cibiran dari beberapa orang di sana.

"Siapa dia?"

"Ck..anak zaman sekarang penampilan kok kaya tante tante"

"Pasti dia jadi simpanan"

"Apa orang tuanya tidak mendidiknya dengan baik?"

"Sok cantik lagi"

Rose tetap berjalan tanpa mendengarkan cibiran yang tertuju padanya. Dengan santai gadis itu memasuki lift tanpa memedulikan tatapan orang yang tertuju padanya.

Ting..

Lantai 10. Gadis itu langsung keluar dan berjalan menuju salah satu apartement. Rose memasukkan pin pada pintu apartement dan akhirnya pintu pun terbuka.

Gadis itu langsung masuk dan melempar tasnya asal. Lalu menuju kamar seseorang.

Cklek.. Pintu kamar terbuka menampilkan sosok laki-laki yang masih tertidur tanpa menggunakan atasan.

Dengan senyuman lebar Rose menghampiri laki-laki itu. Ia mulai membuka pakainanya dan hanya meninggalkan tanktop serta hotpants miliknya.

"Arvan..Sayang~" Bisiknya dengan suara manja sambil memeluk laki-laki itu, Arvan.

Apartement yang dikunjungi rose adalah milik Arvan. Apartement yang menjadi tempat keduanya memadu kasih saat bahkan saat Arvan masih berpacaran dengan Violyn dulu.

"Kamu ngap-"

Cup

Rose langsung menyambar Arvan membuat laki-laki tersenyum di sela-sela ciuman keduanya.

Grep

"You Want it babe?~" Ucap arvan yang sekarang berada di atas Rose.

"Yes.."Balas Rose tersenyum genit. Jari lentiknya mulai meraba-raba dada bidang Arvan yang membuat Arvan tersenyum miring.

Cup~

~0~

Violyn terbangun dari tidurnya. Ia menatap bingung kamar yang ditempatinya.

"Perasaan gue ketiduran di sofa deh, Kok bisa di kamar?"

Violyn memandang seisi ruangan yang terlihat tidak asing di matanya. Netranya menelusuri semua sudut ruangan sampai sebuah benda membuatnya terdiam. sekarang Violyn sadar ia berada di mana.

"Sial~ ini pasti kerjaan Maggie" Violyn berucap lirih menatap sebuah bingkai foto di atas meja. Ia beralih melihat dinding yang sudah menunjukkan pukul 09.00.

"Awas Lo gie!" Geram Violyn mengingat wajah menyabalkan sahabatnya itu.

Buru-buru Violyn bangkit dari kasur. gadis itu berjalan menuju pintu. Pintu itu terbuka, bersamaan dengan tangan Violyn yang memegang knop pintu.

Ia terdiam menatap sosok Kevanno yang berdiri di pintu smbil tersenyum yang membawa sebuah nampan di tangannya. Ntah kenapa Violyn merasa gugup melihat wajah pria itu. Bahkan secara tak sadar keringat dinginmuncul di dahinya.

"Mau kemana?" Sial jantung Violyn kembali berpacu dengan cepat mendengar suara lembut itu.

Kevanno tersenyum tipis melihat Violyn yang hanya diam. Ia menarik violyn masuk dengan satu tangan dan satunya lagi memegang nampan. Setelah menletakkan nampan di atas meja, Kevanno menyuruh Violyn duduk di atas kasur.

Violyn hanya diam dan menurut. ia duduk di pinggir kasur. Disusul Kevanno yang duduk di sebelahnya.

"Saya minta maaf" Wajah Violyn tampak bingung mendengarnya. Ia menatap kevanno yang balik menatapnya dengan lembut. Tidak ada tatapan dan wajah datar yang biasa ia tunjukkan.

"Untuk?"

"Kejadian kemarin"

Violyn sempat diam sejenak. Mengingat kejadian apa yang kevanno maksud. Ah, dia ingat. Pasti kejadian di kantor pria itu. Violyn menghela napas pelan menetralkan ekspresi wajahnya.

"Kenapa minta maaf? itu gak salah om. lagian itu bukan urusan aku"

Kerutan tipis muncul diwajah pria itu. Ada rasa tiak suka saat Violyn mengatakan itu bukan urusannya.

"Mau Om deket sama siapa pun, ya itu terserah om!" Lanjut Violyn kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

Kevanno terkekeh kecil mendengarnya. padahal sudah jelas dari nada bicaranya saja jika gadis itu sedang cemburu.

"Kamu nggak cemburu?"

Spontan Violyn menoleh dan melotot, "Apaan.. ya-ya enggaklah. Ngapain..juga aku cemburu!"

"Mending sekarang om jangan deket-deket aku lagi! Ntar pacar om itu cemburu lagi" violyn masih tak berani menatap Kevanno.

"Kevanno tersenyum kecil mendengarnya. " Dia sepupu saya, Tantenya bella. Namanya tamara. Saya gak punya pacar. Karena saya cuma mau kamu" kevanno mengacak rambut Violyn kemudian pergi meninggalkan violyn.

Sebelum membuka pintu Kevanno berhenti dan sekilas berbalik melihat Violyn, "Jangan lupa makan sarapannya. Itu saya buat khusus untuk kamu"

Setelah mengucapkan itu kevanno benar-benar pergi dari sana meninggalkan violyn yang menatapnya rumit.

Di tempatnya Violyn tersenyum tipis menatap sembarang arah. Ntahlah, ada rasa senang di hatinya mendengar jika wanita itu bukan pacar dari Kevanno. Tapi sedetik kemudian violyn menepuk kepalanya pelan.

"Apaan sih! Kok gue malah seneng!"

"Gak..gue gak mungkin suka sama Dia. Gak mungkin..."

Violyn menatap nampan berisi makanan dan segelas air itu bimbang. Ia menatap makanan itu lalu menatap perutnya.

"Makan..enggak..makan..enggak..Tapi gue lapeer"

"Tapi kalau gue makan, Ntar dia ngira yang macem-macem lagi"

Cukup lama berperang dengan pikirannya. akhirnya violyn memakan makanan itu. Rasa lapar sudah menghampirinya sejak tadi. Bodo amat sama kevanno yang bakal mikir macem-macem, Pikirnya.

Tidak butuh waktu lama violyn sudah menghabiskan makanan itu dalam sekejap. Ia mengelus perutnya yang terasa kenyang.

"Enak juga masakannya" Gumam Violyn
tidak sadar tersenyum.

~0~

Ini aku up lagi, karena kalian minta double up. Jangan lupa Vote sama komennya ya sayang 💕

Makasiii udah baca><

Continue Reading

You'll Also Like

Dareen By hiatus🌙

Teen Fiction

124K 8.4K 42
Ini bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat me...
206K 9.5K 32
Aletta gadis cantik dan mungil anak dari mafia dan pengusaha terbesar di indonesia yang di takuti sekakligus banyak yang memusuhi dan ingin menjatuh...
4.4K 294 8
Kehidupan giselle yang harus menikah dengan tetangga masa kecilnya, yang sama sekali tidak pernah memiliki hubungan spesial diantara keduanya.
2.6M 61.1K 119
El Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun me...