MARRIED WITH CEO {BxB}

By CegilnyaIcung

629K 30.4K 1.1K

Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. A... More

^PROLOG^
<01> Istri Yang Baik?
<02> Rencana
<03> Honeymoon
<04> Janji
<05> Menagih Janji
<06> Marah
<07> Drama Pagi Pasusu
<08> Jalang Noob
<09> Tauran? bukan sih
<11> Masa Lalu
<12> Datangnya Masa Lalu
<13> Jadwal Jatah
<14> Bersiap
<15> Hambatan Sebenarnya
<16> Ketahuan
<17> Dominan Nendra
<18> Maaf Dan Sayang
<19> Tetap Bertahan
Gak Update 😚
<20> Semoga Saja
<21> Hamil
<22> Kesempatan
<23>
Mau Nanya. Bukan Update!
<24> Tidak Kuat, Bicaralah.
<25> Ingkar Janji
<26> Terbongkar
PENGUMUMAN!!
<27> Aku Minta Maaf
<28> Random Di Rumah Sakit
<29> Penjelasan
<30> Mari Bahagia Bersama
<31> Pesaing Baru
<32>Arzan Putra Arthur
<33> AKHIR BAHAGIA
Extra Part: Arzan & Gavi

<10> Hukuman

21.8K 948 45
By CegilnyaIcung

Happy reading 📖🌈

Alzan menghentikan motornya di sebuah warung sederhana, tempat itu adalah tongkrongan mereka jika sedang senggang. Pemiliknya adalah Abah Wahyu, pria paruh baya dan mereka sudah akrab.

Alzan berjalan dan duduk di bangku yang ada di warung itu. "Huh" Alzan menghela nafas dan melihat kedalam warung yang ternyata Abah sedang membuat gorengan.

"Bah, es kopi kayak biasa satu ya." Ucap Alzan.

Mendengar suara, bah Wahyu yang sedang fokus itu menoleh. "Eh den Alzan. Udah lama euy enggak kesini." Ucap Bah Wahyu, ia segera membuat minuman yang di pesan Alzan.

"Lagi lumayan sibuk sekarang. Abah tau? Alzan udah nikah loh." Ungkap Alzan sembari memperlihatkan cincin di jari manis nya

Abah yang sedang memasukan es batu terkejut. "Yang bener ini teh? Hebat atuh udah nikah sekarang, kenapa? Nge hamilin siapa?" Tanya Abah. Memberikan gelas es kopi kepada Alzan dan ikut duduk karena penasaran.

"Enggak bah. Alzan dijodohin baru Minggu kemarin, makanya Alzan gak kesini kesini." Cerita Alzan.

"Sama siapa? Cewek cantik atau cowok gagah?" Tanya Abah.

"Cowok." Jawab Alzan dan menyedot minumannya.

"Pasti den Alzan yang dibawah ya? Hahaha pasti sih." Ucap Abah tertawa dan bangun dari duduknya dan berjalan ke dalam untuk melanjutkan kegiatan nya.

"Ck dasar si Abah, tapi emang bener sih." Cibir Alzan sembari menyedot minumannya.

"Den tumben kesini? Biasanya kesini pasti abis tauran." Ucap Abah sembari membalikan pisang goreng yang masih berada di minyak panas.

"Asalnya juga mau tauran, tapi gak jadi." Ucap Alzan sembari mengambil jajanan yang di gantung di warung.

"Kenapa gak jadi? Syukur atuh gak jadi mah." Ucap Abah lagi.

"Gak tau, mereka nya pada gaje." Ucap Alzan dan berdiri, ia mengambil gelas es kopinya dan menghabiskan nya, setelah habis ia menyimpan di dekat gorengan dan memberikan uang berwarna biru.

"Ini bah, Alzan mau pulang dulu nanti di cariin." Ucap Alzan.

"Iya atuh ini udah hampir sore, nanti dicariin suami terus dihukum lagi." Goda Abah.

"Iya permisi bah" ucap Alzan menggunakan helm nya dan menjalan kan motornya membelah jalanan.

Abah yang melihat itu menggelengkan kepalanya." Anak muda zaman sekarang beda tapi sama." Ucap Abah dan melanjutkan menggoreng tahu isi.

Beberapa saat kemudian Zidan, Nendra dan Astar datang dengan buru buru, mereka langsung duduk di bangku yang tadi di duduki Alzan.

"Bah tadi Alzan kesini gak?" Tanya Astar sembari mengambil Gorengan tahu isi.

"Iya, dia beli es kopi cerita kalau dia udah nikah terus pulang deh soalnya takut dicariin." Ucap Abah sembari duduk karena pekerjaan nya sudah selesai.

"Untung aja deh, soalnya takut kebut kebutan." Ucap Nendra sembari membuat es teh sendiri.

"Sekalian Dra." Ucap Zidan yang langsung di iyakan oleh Nendra.

"Gue juga ya " ucap Astar dengan tangan yang sudah penuh dengan minyak dari gorengan.

"Idih buat aja sendiri." Sinis Nendra.

Astar yang mendengar penolakan tersebut memanyunkan bibirnya. "Jahat banget lo." Ucap Astar.
Namun tidak dipedulikan oleh Nendra.

•••••

Alzan menjalankan motornya santai, Arthur pasti belum kembali karena ia melihat jadwal kerja Arthur dan sekarang dia sedang meeting dari jam 2.15 sampai jam 3.30. dan sekarang baru jam 3.10 yang berarti ada waktu untuk Alzan sampai di rumah dan menjadi istri yang baik.

Alzan berhenti di gerbang rumah besar itu, dan membunyikan klakson, dengan sigap penjaga langsung membuka gerbang itu.

Motor Alzan di simpan di samping rumah agar tidak diketahui oleh Arthur. Dengan santai ia masuk ke dalam rumah tanpa melihat sekitar.

Saat ingin menaiki tangga tiba tiba kaki nya membeku mendengar suara yang sangat ia kenali dari belakang tubuhnya.

"Sudah main nya?" Tanya Seseorang dengan Suara deep nya membuat bulu di tubuh Alzan meremang.

Alzan dengan kaku membalikan badannya dan melihat sang suami yang berdiri tegak dengan kedua tangan di saku celana, jangan lupa senyum tipis namun terlihat mengerikan.

"Kok kamu udah pulang? Bukanya ada meeting ya?" Tanya Alzan sembari tersenyum untuk menenangkan hatinya.

"Pake motor siapa pulangnya?" Tanya Arthur tidak memperdulikan pertanyaan Alzan.

Alzan berkeringat dingin, ia tidak menjawab karena Arthur pasti sudah mengetahuinya.

"Kenapa gak bilang kalau mau main? Oh kan sudah tau ada yang ngawasin ya? Jadi gak perlu izin." Tanya Arthur dan di jawab sendiri.

Alzan hanya diam sembari menunduk takut, sedangkan Arthur menghela nafas kasar. Ia berjalan mendekati Alzan dan dengan gampang menggendong Alzan berjalan menaiki tangga.

"Mau di hukum apa?" Tanya Arthur kepada Alzan yang menenggelamkan wajahnya ke leher Arthur.

"Jangan hukum, ya? Please..." Jawab Alzan dengan wajah memelas.

"No! Kamu sudah melanggar aturan yang aku buat." Ucap Arthur.

"Aturan apa? Aku gak tau kalau ada aturan!" Protes Alzan.

"Kamu tidak membaca email yang ku kirim?" Tanya Arthur.

Alzan terdiam, ia memang tidak pernah membuka email, karena ia tidak pernah memainkan atau menggunakan aplikasi itu.

Arthur membuka pintu kamar mereka dan berjalan membawa Alzan dan langsung membanting nya ke kasur.

Dengan cepat Arthur langsung mengukung badan Alzan yang akan bangun.

"Kasar atau lembut?" Tanya Arthur dengan suara deep yang membuat bulu di tubuh Alzan kembali meremang.

Alzan dengan tenang mengalungkan tangannya ke leher Arthur. Dengan lembut menjilat bibir tipis Arthur menggoda.

"Jangan, please..." Jawab Alzan memohon dengan wajah memelas.

Arthur tersenyum tipis." Baiklah kalau itu maumu...." Ucapnya membuat Alzan tersenyum senang.

"Tapi tidak semudah itu baby."

•••••

Pukul 7 malam tapi Alzan sudah berada di dalam gulungan selimut.

Alzan melamun Dengan mata, bibir bengkak. Dan pipi gembul sebelah kanan nya yang sedikit membiru.

Arthur benar benar menghukumnya tadi. Ia kira Arthur akan membebaskannya, namun ternyata Arthur malah menghukumnya lebih parah.

Malam ini ia tidak bisa berjalan gara gara keganasan Arthur, tidak tahu besok bisa atau tidak. Semoga saja bisa karena ia baru sehari sekolah.

Cklek

Pintu terbuka memperlihatkan Arthur yang bertelanjang dada sembari membawa nampan berisi makan malam.

Arthur berjalan menghampiri Alzan dan menyimpan nampan itu di nakas samping kasur, setelah itu ia duduk di samping kasur.

Arthur mengusap kepala Alzan membuat Alzan tersadar dari lamunannya.

"Makan dulu, atau mandi dulu?" Tanya Arthur dengan lembut.

Alzan tidak menjawab pertanyaan Arthur, air matanya kembali turun membasahi pipi gembul nya.

"Hei.. jangan nangis lagi, aku minta maaf ya? Gak bakal aku ulangin lagi. Asalkan kamu juga jangan nakal terus ngebantah ucapan aku, oke?" Tanya Arthur sembari mengusap pipi kanan Alzan lembut. Alzan hanya diam sembari sedikit terisak.

"Mandi dulu setelah itu makan oke?" Tanya Arthur yang sekarang di jawab anggukan oleh Alzan.

Arthur mengangkat tubuh telanjang Alzan yang penuh dengan tanda dari Arthur dan membawanya ke kamar mandi. Air hangat sudah terisi di bathtub.

Arthur meletakan tubuh Alzan perlahan dan keluar dari kamar mandi membiarkan Alzan berendam sebentar di air hangat.

Arthur mengambil ponselnya dan menekan kontak VIP.

"Hallo tuan? Ada yang bisa saya bantu?"  Ucap seseorang di sebrang sana.

"Ryo, bisakah kau membelikan salep pereda nyeri untuk ku?" Tanya Arthur.

"Baik tuan, akan saya belikan." Jawab Ryo.

"Terimakasih." Ucap Arthur dan langsung mematikan panggilan sepihak tanpa mendengar jawaban Ryo terlebih dahulu.

Sedangkan di sisi lain, Ryo menghela nafas melihat kelakuan atasannya.

"Tuan Arthur?" Tanya seorang remaja yang berada di pelukan Ryo.

Saat ini Ryo sedang berada di dalam gulungan selimut bersama dengan kekasih nya. Mereka baru selesai melakukan ritual panas.

"Iya dia nyuruh aku buat beli salep. Kamu gapapa kan aku tinggal sebentar." Tanya Ryo sembari mengusap lembut rambut kekasih nya.

"Gak papa, itu pasti buat Alzan, Alzan pasti dihukum, dan dihukum nya karena ikut sama aku." Ucap kekasih Ryo.

"Bukan salah kamu Zidan. Kamu gak salah, aku pakai baju dulu. Kamu jangan tidur, kamu belum makan malam." Ucap Ryo keluar dari gulungan selimut. Memakai bajunya dan pergi untuk membeli salep pesanan tuan nya.

"Kasihan banget lo Alzan, pasti sekarang lo gak bisa jalan. Tenang aja besok gue izinin kalau Lo gak sekolah." Ucap Zidan dan bangun menuju kamar mandi. Badan dia lengket karena ritual panasnya dan terganggu Karena telepon dari atasan sang kekasih.

•••••

Hallo🙌🙌

Aku update lagi setelah pas sepuluh hari gak update 😭😭

Dan sekarang aku update jadi jangan lupa vote dan
Komen nya

Babay🌈

Continue Reading

You'll Also Like

Toxic X By Yara

Fanfiction

23K 2.5K 29
"Tidak ada 'mantan' yang tinggal bersama seperti itu!" "Ada, buktinya kami berdua" Bright mengabaikan bagaimana temannya-Jeff bereaksi begitu berlebi...
26.2K 2K 41
"Anda bukan cinta sama saya tapi anda itu terobsesi!" "You're wrong honey! I love you and i'm obsessed at the same time!!" Cerita ini mengandung: Bo...
138K 9.3K 26
aku seorang fanboy.. sangat mengagumii band dari TEMPT tersebut , terutama dia perth tanapon.. dia mahasiswa ditempatku kuliah. Hanya saja kami beda...
232K 19K 93
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...