"jayan-ah"|| Xodiac

Por doranghaee

119K 10.2K 4.4K

soon... Más

#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
#15
ANNOUNCEMENT
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#30
ANNOUNCEMENT
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#38

#29

3.4K 249 158
Por doranghaee

Sing ingin pulang.


Sejak awal berada di samping lelaki yang tak ia tahu asal usulnya itu, lelaki yang ia kenal sebagai pemain drama Thailand, lelaki yang menyebut dirinya bernama top tap_sing memasang wajah masam dan hanya tersenyum paksa bila ia merasa harus melakukannya. Sing tak takut Lex mencecarnya setelah syuting nanti saat Lex dapat menyadari ketidaknyamanan di wajah sing yang tidak di tutup-tutupi. Toh, Lex juga tak terlihat ceria seperti biasanya.

Aura aneh lelaki di sampingnya itu begitu kuat. Begitu pikir sing. Aura yang seakan menarik sing untuk menjejal tubuhnya dan perasaan itu membuat sing mual. Ia ingin pulang. Sementara lelaki itu, top tap, selaku tuan rumah dan host dari acara itu terus membuatnya tak nyaman_menyentuhnya, mengelus pahanya, merangkulnya dengan tidak biasa, ya, tidak biasa. Sing tahu mana rangkulan normal dan tidak normal_dan semua itu ia tahan selama satu jam mereka duduk di sana, dengan camera yang menyala.

Saat itu juga, sing menyesal tak cari tahu lebih lanjut soal top tap si aneh itu. Ia mengomel sepanjang jalan pulang sambil mencari tahu siapa top tap sebenarnya dan drama apa saja yang pernah ia mainkan.

"Jadi kau tak tahu kalau dia aktor yang pernah bermain drama di genre itu?" Lex mengerutkan keningnya.

"Tak ada yang memberitahuku... Walaupun itu tak penting dan syuting akan tetap berlanjut walaupun aku tahu hal ini, setidaknya, kalau aku tahu, aku bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu"

Lex terkekeh, "aku paham... Aku bisa melihatnya dari ekspresi mu tadi" Lex menatap sing yang sedang mengkerut mengamati iPad nya. "Tapi, aku juga bingung, kenapa dia hanya menempel padamu ya? Dia seakan-akan tertarik padamu"

Sing balas menatap Lex. "Diam. Kau membuat buluku merinding lagi..." Sing berdecih. Perkataan Lex membuatnya teringat kejadian-kejadian janggal pada saat syuting tadi. Mengingat tatapan lelaki asing itu yang tersenyum padanya, gaya dan ekspresi yang ia buat agar terlihat elok, maka, perkataan Lex sangat mudah dipahami. Lelaki bernama top tap itu tertarik pada lelaki tampan sepertinya... Atau tidak?

Sing bergidik. Ia berharap para kru dan editor akan memotong bagian-bagian aneh yang akan mengundang kontroversi karena ia melakukannya dengan sangat jelas! Oh astaga... Sing hanya ingin tiba dengan cepat dan memasuki dorm dengan seseorang yang menyambutnya.




.





Sing membuka pintu kamarnya. Seharusnya zayyan didalam seorang diri_saat ia melihat Leo baru saja keluar dari dorm tadi_sedang melakukan aktivitas apapun yang tak ingin sing pikiran karena ia tak sabar memeluk lelaki itu.

Lalu, saat pintu itu terbuka dengan suara yang mengemukakan kerinduannya, mata sing berubah syahdu. Zayyan tengah mengangkat tangannya di depan dada, menutup matanya khidmat, berdo'a kepada Tuhannya di atas kain yang ia tahu betul bernama sajadah.

Sangat indah...

Sing terseyum. Zayyan masih memakai sarung pemberiannya. Padahal, zayyan pernah mengatakan kalau sholat juga boleh dilakukan dengan memakai celana. Ah, ia rindu sekali lelaki itu. Padahal belum genap sehari mereka berpisah.



Sing melangkah masuk. Berjalan mendekat. Memeluk punggung lelaki itu tanpa mampu menunggu hingga Zayyan selesai dengan do'anya, mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, mengatakan aamiin dengan suara kecil yang merdu. Maafkan sing, ia tak tahan.



"Hei..." Ucap zayyan pelan ketika ia selesai dengan do'a nya. Memegang lengan besar sing yang bertengger di lehernya, berniat melepaskannnya tapi tak bisa. Sing di belakangnya memeluknya dengan erat. Semuanya terasa ganjil, ketika tak satupun dari mereka bersuara dan tetap memilih diam dengan perasaan masing-masing. Aneh, tapi tak dihindari.


"Kau tak marah?" Bisik sing ditelinganya.

"Aku tak ingin marah ketika baru saja selesai sholat. Jadi, bolehkah kau saja yang pergi?"

Sing menggeleng-geleng. Mengusak wajahnya di tengkuk zayyan dan membuat lelaki itu menahan untuk tidak memekik geli.

Ada apa lagi dengan bocah ini? Pikir zayyan.



"Apa kau berdo'a untuk meminta Tuhan menghapus dosa-dosa mu?" Tanya sing. Zayyan bergeming lalu mengangguk. Bukankah itu adalah salah satu permohonan paling utama semua orang tiap kali berdo'a?



"Bagaimana caramu agar Tuhanmu bisa menghapus dosa-dosa mu?"

Zayyan mulai bingung dengan pertanyaan-pertanyaan sing yang absurd. Ah tidak, ia sudah bingung sejak sing masuk kamar dan memeluknya dari belakang padahal ia sedang berdo'a.

"Mendekatkan diri padanya mungkin?" Jawab zayyan.

Sing bergeming seakan paham. Ia lalu memindahkan pelukannya ke pinggang ramping lelaki di depannya itu dan membuat si empunya terperanjat ketika pelukan itu menjadi intens "hei... Kau kenapa sih?"

"Diam... Aku sedang menghapus kotoran-kotoran dari tubuhku"

Zayyan mengkerut. Padahal sejak kejadian di hari hujan itu, sing tak pernah berlagak aneh. Ada apa dengan sing hari ini? Bukankah mereka sudah berjanji?

"Jayan-ah... Lelaki Thailand itu memelukku..."

"Ha?"

Pelukan sing semakin erat. "Aku ingin menghapus nodanya dengan memelukmu. Seperti kau mendekatkan diri kepada tuhanmu"

Zayyan menggigit bibirnya. Ia tahu sing paham dengan konsep penghapusan dosa dari Tuhan untuk hambanya tapi, ia terlalu bahagia untuk membantah.

"Dia memelukku. Menyentuhku. Menjijikkan sekali. Andai sejak awal aku tahu siapa-"

"Kau juga menyentuhku. Memelukku. Bahkan menciumku. Padahal aku dan dia sama-sama pria" potong zayyan. Setengah bercanda setengah serius.

"Itu berbeda. Aku suka melakukannya kalau itu kamu"

Zayyan berdecih. Ia harus segera melerai atmosfer yang tak lagi asing di sekitar mereka itu. Ia melepas pelukan sing. Kali ini serius, "kalau kau merasa kotor ya minta ampunan saja sama tuhanmu. Kenapa harus memelukku? Sana, aku mau lipat sajadah"

Sing cemberut. Ia mengamati saja zayyan yang sibuk melipat sajadahnya dan membuka sarungnya, menampakkan boxer dan paha penuh rayuan itu. Sejak kejadian itu zayyan seakan membangun tameng di sekitarnya. Tameng kokoh tak kasat mata tapi sing dapat merasakannya. Padahal ia masih ingin menyesap bibir manis itu lagi dan tak tahu kapan akan berhenti. Andai ia tahu malam itu adalah kesempatan terakhir, sing pasti akan melakukannya dengan lebih lama.

Ah, sudahlah... Memeluk zayyan tadi sudah cukup untuknya. Zayyan tak menolak dan itu adalah Pluit tanda harapannya tak pupus. Ia berhasil memeluk zayyan dan rasanya semua noda bekas lelaki Thailand itu hilang dari tubuhnya. Ia senang sekali. Sampai-sampai zayyan memilih keluar kamar daripada berduaan dengan sing yang senyum-senyum sendiri. Menakutkan....



.








.










.



Hari ini terasa berbeda. Para member tak bekerja seperti semestinya. Hari yang mulai dingin tapi terasa panas. dengan jadwal yang beruntun padat. Lelah, letih... Sudah berjam-jam mereka bekerja.

Hari ini, semua yang mereka lakukan tak berjalan mulus.


"CUT"





Sutradara itu memijat pelipisnya. Kerutan di kening mencerminkan usianya yang sudah melewati madya.

"Istirahat lima belas menit!" Tukasnya, berdiri dari kursi lipatnya lalu berjalan pada beberapa kru di belakang kamera.

Para member menghembuskan nafas. Berkacak pinggang, melirik satu sama lain. Peluh keringat membasahi kening mereka. Lelah, tapi syuting masih akan berjalan panjang.

"Istirahat lima belas menit" ulang Lex setelah  satu helaan nafas. Para member mengangguk lalu meninggalkan posisi masing-masing.

Lex mengambil minuman kaleng di kontainer dingin yang sudah di sediakan. Melihat beberapa kru dan staff di dalam tenda yang sedang berunding dengan sutradara.

Sudah dua belas jam mereka melakukan syuting MV only fun untuk spesial performance video yang akan di tayangkan oleh akun resmi salah satu star Korea. Sudah dua belas jam pula kelelahan tapi tak ada hasil yang bagus. Tidak. Sejak awal, kolaborasi antara perusahaan itu dan xodiac memang tak berjalan baik. Lex bisa merasakan kalau adanya sesuatu yang tak beres dan di lakukan dengan jujur.

Lex meneguk minumnya. Member lain mengambil lima belas menit mereka untuk beristirahat. Semua wajah terlihat kelelahan bahkan kru dan staff xodiac menampakkan wajah tak ceria seperti biasanya.





"Padahal Louis ko sangat berpotensi untuk membuat grup yang lebih hebat dari ini. Kenapa mendebutkan orang-orang seperti mereka?"

Lex menenggak minumnya untuk kedua kalinya. Suara itu, sayup-sayup perbincangan dari samping tenda, membuat minumnya terasa pahit. Apa yang baru saja ia dengar?


"Visual hanya dimiliki oleh beberapa orang. Omong kosong dengan bakat. Kau lihat sendiri? Tarian mereka sangat tidak sinkron. Cih... Menyebalkan sekali melihatnya"

"Menurutku mereka masih harus banyak berlatih sih... Tapi untuk grup rookie seperti itu, kupikir sudah cukup keren"

"Orang baru sepertimu mana tahu. Aku sudah bekerja seperti ini selama bertahun-tahun dan bisa menilai mana yang pantas menjadi idol dan mana yang tidak. Lagipula, umur mereka sudah sangat tua untuk debut saat ini. Miris sekali"


Senyap sebentar. Lex menyesap minumnya. Tak sadar minuman kaleng itu sudah cukup menciut di genggamannya.


"Tak ada harapan dari grup ini. Satu-satunya yang membuat mereka bertahan sampai sekarang adalah salah satu member dari Indonesia itu. Negara berkembang yang cukup norak"

"Ssst... Dia bisa mendengarmu!"

"Tak usah khawatir... Dia itu.. siapa sih namanya.. Ah, masa bodoh. Kau tak perlu khawatir, Hangul nya masih seperti anak bayi. Ah! Benar... Aku ingat namanya Zayan... Tak bermaksud mengejek, tapi dia hitam sekali... Wajahnya jadi seperti badut hahaha"


Lex melihat bayangan mereka dari balik tenda. Kalau tidak salah, dua orang itu adalah kru dari perusahaan sebelah yang sedang merokok. Lex hanya butuh berjalan beberapa langkah untuk meninju hidung mereka tapi, yang bisa ia lakukan hanyalah mengepalkan tangan dan menahan emosinya.



"Ayo. Waktu istirahat sudah habis. Kembali bekerja walaupun ini sangat membosankan"

Kedua orang itu melangkah setelah membuang dan menginjak sepuntung rokok mereka hingga bara dari rokok itu mati. Dan, betapa terkejutnya wajah dua pria itu begitu mendapati Lex yang sedang menenggak minum kalengnya sambil bersandar di tiang tenda.



"Aah... Hari sudah mulai dingin tapi kenapa minuman ini terasa panas?" Ucapnya, meremas kaleng itu hingga tak berbentuk. Leader itu tersenyum. Matanya membentuk bualan sabit yang mampu mencabik cabik tubuh pria mulut besar di depannya itu.

"K... Kau... Sejak kapan kau di sini?"

Lex melempar sampah minuman kalengnya dan masuk ke dalam tempat sampah dengan gagahnya. "sejak... Rokok pertama?"

Kedua pria itu saling tatap. Diam tak berkutik.



"Lex... Ayo" ajak zayyan yang baru saja berdiri dari duduknya. Melihat zayyan, kulit Tan yang indah miliknya, wajah manis dengan torehan bedak yang cukup cerah. Lex kembali mengepalkan tangannya. Ia melirik angkuh kartu nama salah satu dari dua orang itu yang paling banyak mengoceh tadi. Lalu menatapnya tajam di mata, seolah-olah tatapan itu dapat mengendalikan angin di sekitarnya dan mendorong mundur lelaki itu tanpa ia sadari.

"Lee Kwok min?" Ucapnya, Lex kembali menyunggingkan senyum. Berkata lembut "Kwok min- nim... dengarkan baik-baik. Aku akan mengingat namamu dari sekarang. Nanti, ketika aku sudah lebih sukses dari sekarang, kau adalah orang pertama yang aku cari. Jadi, sebaiknya, mulai sekarang... Teruslah menjelek-jelekkan kami, umpat kami sesukamu... agar pembalasanku kelak terasa memuaskan"

Lex pergi, meninggalkan dua pria itu yang tak bergerak bagai patung, Merangkul zayyan dengan mata bingungnya. Mengarahkan para member dan xodiac pada masa depan yang cerah.

Suatu saat nanti, ingat, xodiac akan menjadi secerah bintang. Karena Lex percaya pada teman-temannya.












"PD-nim...." Panggil Lex begitu syuting selesai. Sang sutradara menoleh dan berhenti dari jalannya saat melihat Lex berjalan setengah lari ke arahnya. "Ada yang ingin ku bicarakan..." Ucap Lex, tersenyum tapi juga serius.




Hyunsik hanya menatap Lex dari jauh.  Leader itu sejak tadi terlihat tidak fokus. Hyunsik tahu, sesuatu pasti mengganggu pikiran lex. Tapi ia tak sampai menebak bahwa Lex akan menemui sutradara, dan berbincang, berdiskusi seperti itu. Apa yang mengganggu pikiran lex? Apa yang anak itu rencanakan?

"Kau juga merasakannya kan Hyung?"

Hyunsik menoleh saat seseorang menepuk pundaknya. Davin di sampingnya juga menatap Lex di kejauhan. "Sejak awal pengambilan video, aku merasa tidak nyaman"

Hyunsik mengangguk "ya, itu dinamakan Celebrity disease. Dan sejak awal, para member merasakan itu. Fokus kami teralihkan, perasaan tak nyaman. Penampilan kita jadi berantakan dan memberatkan para kru dan sutradara"

Sutradara itu mengangguk-angguk. Lalu beralih pada para staf, kru dan juga para member yang sedang bersiap-siap pulang, "PENGUMUMAN..." Teriak sutradara itu. Semua mata tertuju padanya. Aktivitas seketika berhenti. "PERUBAHAN JADWAL... BESOK, LOKASI SYUTING AKAN DIPINDAH KE PANTAI. SEMUANYA DIHARAP BERADA DI LOKASI PADA JAM 9 PAGI!"

Mendengar pengumuman dan perubahan konsep yang tiba-tiba itu, para kru beringsut masam, "bukankah besok take dengan konsep malam? Kenapa harus pagi sekali? Apa ada yang salah PD-nim?"

"Ya. Banyak yang salah. Karena itu, besok, kita akan memulainya dari awal. Dengan konsep yang lebih ceria"

"Kau bercanda Hyung? Kenapa harus mengulang dari awal? Kita sudah berusaha sejauh ini untuk mengambil satu video!" Pria itu berdesih, "lagipula, sekelas grup rookie tak perlu begitu bagus. Tak akan ada yang men-judge mereka"

"LEE KWOK MIN! Besok, berdirilah di sampingku. Akan kuajarkan kau begaimana menjadi sutradara yang kau impi-impikan sejak dulu!"





.








.







.




"PANTAIIII....." Leo berlari menyambut ombak pantai. Meninggalkan sepatu sandalnya di belakang. Lalu berhenti tepat di mana ombak membasahi pasir dengan busanya. Membiarkan ombak yang tenang itu membasahi ujung kakinya.

Zayyan ikut berlari. Menginjak-injak air pantai hingga betisnya.


"TUNGGU AKUUU...." Teriak sing sambil menggulung celana jeansnya, menyusul Leo, zayyan dan gyumin yang mendahuluinya entah sejak kapan.

PD-nim tersenyum lega sambil melihat layar besar di depannya yang menampakkan hasil yang sedang di shoot.





"Gyumin-ah.... Lihat! Kelomang ini mirip dengan mu" seru hyunsik sambil menunjuk kelomang yang berjalan malu-malu.

Gyumin bersedekap, "yeppotaaa... Aku baru pertama melihat kelomang secantik ini"

"Bukankah dia jantan?" Celetuk Wain.

"Dari mana kau tahu?"

"Ukurannya lebih besar dari biasanya"

Davin tertawa, "kalau dia wanita, dia akan sedih mendengar ucapanmu"



"Aku ada ide!" Ucap zayyan tiba-tiba yang entah kapan ada di antara pembahasan kelomang itu. Padahal Davin baru melihatnya bermain bersama sing dan Leo.

Zayyan berlari mengambil spidol permanen di balik kamera. Tempat kru dan staff berada. "Nuna, aku pinjam spidol nya" kata zayyan lalu berlari, kembali bergabung dengan para member.

Zayyan tak mengatakan apapun ketika ia melakukan aksi cemerlangnya. Menuliskan kata 'xodiac' di cangkang kelomang yang berwarna putih dan cukup besar itu. Para member, yang sudah tahu sifat zayyan yang imajinatif, lantas tersenyum dan menyaksikan uraian tangan zayyan di sana.

Zayyan menutup spidolnya tanda kreasinya sudah selesai. Lex mengambil kelomang itu. Meletakkannya di atas kedua telapak tangannya.

"Hedeura... Kalian tahu, kenapa kelomang selalu berpindah cangkang?"

"Karena mereka membesar?"

"Ya. Tapi, mereka tidak asal berpindah cangkang. Cangkang itu memiliki peran penting, yaitu menjaga bagian perut dan menjaga kelembapan tubuh mereka. Cangkang sempurna bagi kelomang adalah yang mampu membuatnya tetap aman dari predator, memiliki ruang yang pas untuk berlindung dan membuatnya tetap bergerak dengan nyaman. Jadi, cangkang ini adalah cangkang terpilih untuk ia jadikan tempat untuk tinggal" papar Lex. Tersenyum melihat kelomang itu yang malu-malu memunculkan wujudnya.

"Sama seperti kita. Xodiac adalah cangkang yang kita temukan saat kita mulai mencari jati diri. Cangkang yang kuat, yang bisa melindungi kita dari para predator jahat. Cangkang yang akan kita tempati, hingga suatu saat nanti kita harus pergi melepaskannya... Untuk mencari cangkang yang lain"

Para member terdiam. Menatap cangkang bertuliskan xodiac di telapak tangan Lex. Memikirkan betapa berat usaha yang telah mereka perjuangkan hingga mencapai titik ini. Menyesali betapa kurangnya mereka menampakkan kesungguhan saat shooting kemarin.

Lex mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Membiarkan kelomang itu berada di atas mereka. Membiarkan cangkang putih bertuliskan xodiac itu terlihat bersinar.

"XODIAC... LET'S BEYOND THE WORLD!!!" Teriak Lex dengan suara merdu cemprengnya. Diikuti oleh pekikan semangat serta slogan para member yang berkumpul di sana.









"Kau lihat? Mereka hanyalah sekumpulan anak muda yang berjuang untuk menggapai mimpi. Melihat mereka membuat perasaanku hangat. Padahal sudah bertahun-tahun aku menjadi sutradara. Tapi baru kali ini, aku mendapati seorang leader yang begitu bijaksana" sutradara itu tersenyum. Merasakan punggung yang nyaman di senderan kursi lipatnya.

"Ini semua salahku. Seharusnya sejak awal aku paham kalau mereka butuh hiburan. Aku terlalu perfectionist dan menekan mereka dengan terlalu banyak kata 'cut'. padahal yang paling penting adalah mood para member"

Lee Kwok min tak paham. Ia benar-benar tercengang ketika melihat sembilan orang di sana adalah sembilan orang yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Mereka sangat berbeda. Warna yang mereka pantulkan benar-benar berubah 180 derajat. Yang ia tahu, grup dengan sembilan member itu hanyalah grup amatiran yang dipilih tanpa pikir panjang oleh agency yang didirikan oleh Louis ko. Tapi, begitu hari ini tiba, melihat sembilan member itu dengan sinar yang mereka pancarkan di pinggir pantai, Lee Kwok min hanya bisa diam.

Saat take video only fun edisi special performance di rekam satu jam setelahnya di pinggir pantai, menampakkan wajah para member yang berseri-seri, dengan Senyum yang tersirat satu sama lain tanpa adanya paksaan, kemudian Kwok min sadar, bahwa ialah yang sudah bersikap labil selama ini. Bekerja di bawah sutradara yang sudah seperti hyungnya, ia merasa sudah pantas menilai orang hanya dari subjektivitas. Ah, ia jadi sangat malu mengingat semua ucapannya kemarin terciduk oleh salah satu member. Apalagi, kalau tidak salah, member itu adalah si leader yang_kata sutradara_bijaksana.


"Sebagai sutradara, aku bisa melihat adanya potensi besar yang mereka punya. Kau harus lebih banyak berinteraksi dengan anak muda jaman sekarang. Hentikan sikap sombongmu dan mulailah berbaik sangka pada para idol maupun artis. Lagipula, sekali-kali ada baiknya bekerja sambil refreshing seperti ini. Ya kan?"












"HEI... JANGAN SAMPAI BASAH, KALIAN TIDAK BAWA BAJU GANTI...." Teriak nuna staff dari kejauhan.

"NE...." Jawab Leo, gyumin dan zayyan bersamaan.





Hari mulai sore. Langit menjingga oleh matahari yang akan terbenam di laut sana.


"Kelomang tadi sudah pergi ya..." Kata zayyan. Matanya sambil mencari-cari.


"Ian-aaaah....."

Zayyan menoleh. Beomsoo datang dengan spidol dan kelomang bercangkang cokelat di tangannya. Wajahnya berseri-seri. Tapi, ada apa dengan panggilan 'ian-ah' itu? Sing bergidik mendengarnya. Padahal jaraknya sedang jauh dari kedua orang itu.

"Bisa kau menggambarkan wajahku di sini?"

Zayyan tertawa "ini terlalu kecil untuk menggambar wajah". Beomsoo memanyunkan bibirnya. "Kalau begitu tulis namaku saja deh..."

Zayyan mengangguk. Mulai menulis. Saat zayyan menulis namanya dengan ejaan yang salah yang di sengaja, beomsoo mencengkram kedua bahu zayyan dan memaju mundurkannya dengan helaan frustasi namun terlihat manja. Sing yang melihatnya dari kejauhan berdecih. Ada apa dengan beomsoo? Kenapa ia berlagak seperti sangat dekat dengan zayyan? Kan, sing jadi tak fokus membangun istana angry bird nya!




.



Lex sedang berjalan ketika seseorang menahan bahunya. Lex menoleh. Lee Kwok min menatapnya dengan mata sungkan. "Apa... Kau ada waktu?"

Lex mengidikkan bahu. "Aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku"

Saat Lex hendak pergi, Kwok min bergerak cepat menghadang langkahnya. Lalu ia membungkuk kecil, "aku minta maaf"

"Untuk apa?"

Pria itu bangkit dari bungkuknya. Menatap Lex segan "atas perkataanku kemarin. Aku sadar bahwa aku terlalu labil dan berlebihan"

Lex memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Tersenyum kecut. "Kalau kau bersungguh sungguh. Minta maaf lah kepada semua member. Terutama zayyan!"

Lex pergi dari hadapannya. Kwok min melihat punggung itu manjauh. Mendatangi temannya dengan canda tawa yang sangat ceria. Ia mengepalkan tangan. Harga dirinya seakan jatuh terinjak-injak. Baru kali ini ia merasakan kekalahan yang nyata. Walau ia sadar perkataannya kemarin sangatlah jahat, Kwok min masih tak menyangka ia berada di posisi itu. Rasanya sangat menyakitkan.

Lalu, saat para member sudah berkumpul untuk pulang, ia memberanikan diri untuk berdiri di hadapan sembilan lelaki itu. Membuat para member kaget karena tundukan yang sedemikian rupa dan begitu tiba-tiba.

"AKU MINTA MAAF!!!"

Zayyan yang ada paling dekat darinya hanya melongo. Mereka saling berpandangan.

"Aku sudah berkata jahat kepada kalian dan tidak serius melakukan pekerjaanku kemarin. Aku benar-benar menyesal. Tolong terimalah permintaan maafku"

Ia bangkit, melirik zayyan sekilas lalu menunduk, "dan juga, aku minta maaf karena telah menjelek-jelekkan mu di belakangmu. Aku berjanji tak akan melakukannya lagi"

Zayyan yang tak tahu apa-apa lantas mengangguk-angguk ragu.

"Yah... Padahal aku berharap kau tak meminta maaf secepat ini. Tapi melihat kesungguhan mu juga membuatku puas. Saranku, kerjalah dengan baik dan berhenti menjudge orang-orang yang kau tak tahu benar mereka siapa. Nanti cangkangmu bakal retak di injak orang loh..." sambar Lex dengan lagak santainya.

Lee Kwok min mengusap lehernya. Malu sekaligus merasa bersalah. Ia menutup keangkuhannya dengan berjabat tangan dan cipika-cipiki dengan para member. Leo, si paling tak suka jika seseorang mengganggu zayyan lantas mencengkram jabatan tangan lelaki itu.

"Aku tak akan memaafkanmu sampai kau bilang padaku tentang olokanmu pada zayyan"

Lee Kwok min bergidik "Ka...kau tak perlu tahu. Lagipula aku sudah berjanji tak akan mengatakannya lagi"

Tapi Leo tidak menyerah. Ia menggertak "katakan saat ini juga atau aku akan melaporkanmu pada bosmu!"

Cengkraman itu semakin kuat sampai-sampai lelaki itu memekik tertahan.

Sing lalu menahan tangan Leo "sudah Leo. Kau hanya akan membuat masalah. Setidaknya dia sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf"

Leo berdecih lalu melepas tangan lelaki itu. Ia beringsut masuk ke dalam mobil lebih dulu dengan wajah kesalnya. Kalau ia tahu sejak awal bahwa lelaki bernama Kwok min itu menjelek-jelekkan mereka, ia pasti tak akan setenang Lex dan sudah menghabisi kru hidung palsu itu sejak kemarin.



Sing menatap zayyan yang, rupanya,  juga sedang menatapnya dengan tatapan sedih. Mata itu berkaca-kaca seakan berbicara bahwa hatinya sedang sakit. Bahwa ia butuh sing untuk menenangkannya. Ya, zayyan pasti kaget ketika tahu seseorang mengoloknya di belakang. Lelaki itu punya hati yang sangat sensitif. Padahal zayyan sudah bersusah payah untuk melupakan komentar buruk di media sosial... Kenapa... Hah... Sayangnya sing tak boleh melakukan kekerasaan disaat ia berada dalam cangkang xodiac.

Sing mengambil tangan zayyan. Menuntunnya untuk naik ke dalam mobil. Mengambil jok paling belakang untuk duduk berdampingan di sana. Sambil menepuk-nepuk bahu zayyan, sing menggenggam tangan zayyan dengan tangan satunya yang bebas.

"Gwenchana... Aku disini..."









"Kami memaafkanmu. Kembalilah bekerja dengan baik dan senang hati" kata davin saat ia berjabat tangan sebagai perpisahan dengan lelaki itu. Kwok min tersenyum. "Aku akan mengingat kebaikan kalian dan akan mendukung kalian sampai kalian sukses" ucapnya. Lex menepuk punggung pria itu. " Kalau begitu, akan kuingat namamu. Ketika aku sukses, kau akan menjadi salah satu orang yang kucari"

Kwok min terdiam. Ia tak bisa menahan haru dan sangat memalukan ketika ia harus menyeka air matanya yang jatuh membasahi pipinya. "Terimakasih" ucapnya.

Berawal dari orang yang berada di garda terdepan untuk mencemooh xodiac, kini Kwok min menjadi orang di garda terdepan yang mengantar kepergian mereka. Kini ia paham, apa yang sutradara itu maksudkan. Setelah paham, ia jadi mudah menyunggingkan senyum tanpa harus memikirkan wajah tak simetrisnya yang aneh.

"Rupanya, menjadi bahagia semudah itu ya..."


.







.








.





Sing pikir, awalnya beomsoo hanya bercanda seperti biasa pada zayyan. Mereka memang cukup dekat. Yah, mereka kan sepantaran. Mungkin lebih sepemikiran. Tapi ia mulai terganggu sejak panggilan Ian-ah itu muncul. Ia merasa seseorang seakan-akan ingin mengambil posisinya. Sing tak ingin memikirkannya lebih jauh atau ia akan malu pada diri sendiri.


Namun makin kesini beomsoo semakin memperlihatkan keberaniannya mendekati zayyan. 'ian-ah..' Ian-ah...' sampai-sampai sing ingin menariknya menjauh jika saja orang itu bukan hyungnya.

"Hyung apa yang kau lakukan tadi?" Tanya sing saat mengganti kostumnya di dalam ruangan khusus.

"Apa?"

"Kupikir candaanmu cukup berlebihan. Kau hampir mencium zayyan tadi"

Beomsoo terkekeh, "aku hanya ingin menggodanya. Dia sangat menggemaskan jika sedang panik"

Tuh kan, andai saja bukan sesama member xodiac, sing sudah mengajak beomsoo taruhan bola. Siapa yang menang dia dapat zayyan. Eh, bukankah itu terlalu dramatis? Entahlah, intinya...

Ia cemburu!







"Jayan-ah..."

"Hm?"

"Bukankah akhir-akhir ini beomsoo sedang mendekatimu?"

Zayyan menautkan alis sambil mengetik sesuatu di handphone nya, "Apa maksudmu? Aku dan dia sudah dekat sejak dulu"

"Bukan...bukan begitu...maksudku-" ucapan sing terhenti saat zayyan tertawa. " Apa yang membuatmu tertawa?"

Sampai-sampai ia menyeka sedikit air yang keluar dari sudut matanya saking lucunya.
"Ricky mengirim meme. Lucu sekali hahhahaha.... Ini lihat, kau akan tertawa terpingkal-pingkal" ucap zayyan di sela tawanya sambil memperlihatkan video meme berdurasi lima belas detik itu pada sing.

"Apanya yang lucu?" Reaksinya dengan wajah datar.

Zayyan berdecih. "Humormu rendah sekali... Ah iya, aku harus mengirimkannya meme yang baru kulihat kemarin. Dia pasti tertawa sampai pingsan"



"YAK"

"APA SIH?"



Sing mengambil paksa handphone zayyan. Melemparnya sembarangan di atas kasur. "Tidakkah kau lihat aku sedang cemburu? Kau sedang mengujiku ya?"

Masa bodoh. Ia sedang kesal dengan beomsoo. Sekarang di tambah Ricky.

"Hah?"

"Zayyan... Mulai sekarang kau tak boleh terlalu dekat dengan beomsoo dan Ricky!"

"Karna kau cemburu?"

"YA"


Zayyan bergidik. "Kau gila" gumamnya sambil mengambil handphone nya yang sudah berbunyi beberapa kali tanda pesan masuk. Mengetik balasan pesan Ricky.

"Padahal aku memilihmu menjadi partner challenge tukar bajuku Minggu depan. Tapi kalau kau begini, lebih baik aku sama Leo saja~"

Sing bersedekap, "challenge tukar baju? Kau memilihku? Kupikir kau akan pergi dengan Wain!"

"Aku hanya bercanda saat mengatakannya tahu!"

Sing sumringah hingga lensungnya terlihat jelas. Ia bersimpuh di depan zayyan yang duduk di sisi kasur. Menatap lelaki itu. "Jujur padaku, sebenarnya kau suka kan kalau aku cemburu... Makanya, terkadang kau memancingku"

Zayyan lagi-lagi bergidik. Sing selalu membuatnya geli dengan perkataan menjijikkan lelaki itu. "enak saja..." Tapi, karena itu sing, zayyan tak bisa menahan rona di pipinya yang menyembul karena salah tingkah.

Sing mengelus hidung mungil zayyan dengan ibu jarinya, "kau tahu, kalau kau berbohong hidung ini akan kembang kempis"

"Hei!"

"Saranghae..."

Zayyan terdiam. Sudah lama sejak sing mengatakannya. Hingga saat ini, rupanya debaran jantungnya tak berubah. Zayyan tak tahu kenapa ia tak bisa mendorong sing menjauh ketika lelaki itu mendekatkan wajahnya. Bukankah mereka sudah berjanji? Itu yang selalu zayyan pertanyakan. Pernyataan yang justru ia sendiri tak yakin. Sementara sing semakin mendekat, zayyan mencengkram sepray kasur di kedua sisinya.

Itu akan menjadi ciuman kedua mereka.


"SING.... KAU MENGHABISKAN ODOLKU?!!!!!"



Zayyan sontak menendang dada sing hingga lelaki itu terpintal ke kasur sebelah. Suaranya menarik perhatian Leo yang sedang berada di kamar mandi hingga lelaki itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu untuk memastikan apa yang terjadi.

Namun yang ia lihat justru zayyan yang duduk kaku dengan ponselnya, dan sing yang berbaring santai di lantai, seperti di pantai, ai, ai, ai.... Membuat Leo mengernyit.


"Odolmu habis? Hmm... Sepertinya zayyan yang menghabiskannya" ucap sing.

Sing sialan. Padahal dia lebih sering pakai daripada zayyan.

Lalu, ketika Leo kembali masuk ke kamar mandi dengan wajah manyunnya, sing berkata pada zayyan, "kalau Leo tak berteriak tadi, mungkin kita sedang berciuman sekarang"

Zayyan melotot "berciuman jidatmu!"

Sing berguling ke ujung kasurnya hingga ia berbaring menyamping menghadap Zayyan dengan jarak yang dekat, ia tersenyum nakal, "Jujur saja deh, kalau tak berjanji saat itu, kau masih menginginkannya kan?"



Dan pada akhirnya zayyan kembali menendang sing hingga membuat bunyi bedebuk dikarenakan lelaki itu kembali kerasukan hantu gay dan berusaha mencomot bibirnya.

Sing tertawa terpingkal-pingkal lalu Leo kembali menyimbulkan kepalanya untuk memastikan apa yang terjadi untuk kedua kalinya, sambil mengatakan kalimat legend ketika ia sedang marah.


"DIAM ATAU AKU AKAN KELUAR DARI TRIO RANTAU"



.







.







.






To be continued...





.





.





.





Special buat salah satu reader setia aku 00duduu

SELAMAT ULANG TAHUN🎉🎊🎊

Siapapun kamu, apapun yang sedang kamu lakukan, semoga sukses yaaa dan menjadi manusia yang berguna untuk manusia lainnya okeee?...
Makasih udh baca dan support cerita aku yaa🙌🙌

With love
Doranghae❤️




















Seguir leyendo

También te gustarán

82.2K 8.3K 36
FIKSI
5.1K 597 6
Tidak ada yg mau mengalah, Miya twins si kembar dengan tampang rupawan yg sangat populer dan juga.. perkelahiannya. "OSAMUU!! LO MAKAN PUDING GUA LAG...
3.9K 532 6
Dengan kemampuan dan kehebatan yang dimilikinya. Zayyan, pria manis asal Shenzhen itu akhirnya berhasil masuk ke dalam tim nasional e-sports di liga...
1.7K 167 14
beberapa cerita oneshoot tentang zouhang dan para member tf family gen 3 ada kapal hantunya juga yah terus ada dikit-dikit dewasanya kalau yang belum...