To Love With All Your Heart a...

Da greevenna

28.8K 1.6K 39

"Minggu depan kita akan menikah. Kalau kau punya hal yang ingin kau sampaikan mengenai pernikahan silahkan di... Altro

Prolog ; Night Changes
The Character
Prolog ; Night After Earth's Marriage Proposal
Prolog ; We Didn't Match Each Other
Prolog ; God, Why Did He Do That?
Prolog ; I Think I'm Falling in Love
Prolog ; Now, We're Going to Eternal
Phase 1 ; Just A Dream
Phase 1 ; A Little Too Much
Phase 1 ; Let Me Down Slowly
Phase 1 ; Begin Again
Phase 1 ; Lost Star
Phase 1 ; One Time
Phase 1 ; Be Alright
Phase 1 ; What Lovers Do
Phase 1 ; Fall For You
Phase 2 ; Thinking Out Loud
Phase 2 ; Wannabe
Phase 2 ; IDGAF
Phase 2 ; IDGAF 2
Phase 2 ; Counting Star
Phase 2 ; Fix You
Phase 2 ; A Thousand Miles
Phase 2 ; Should've Said No
Phase 2 ; Unfaithfull
Phase 2 ; Sial
Phase 2 ; Everytime
Phase 2 ; You Broke Me First
Phase 2 ; Head Above Water
Phase 2 ; Exile
Phase 2 ; Somewhere Only We Know
Phase 2 ; 7 Years
Phase 2 ; Father
Phase 2 ; Mother, How Are You Today?
Phase 2 ; Clarity
Phase 2 ; Way Back Home
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 1)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 2)
Phase 2 ; Can We Kiss Forever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 1)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 2)
Phase 3 ; Sea - Wherever, Whenever (Part 3)
Phase 3 ; Sea - Maps
Phase 3 ; Sea - Golden Hour
Phase 3 ; Sea - Wherever You Will Go
Phase 3 ; Sea - When You Say Nothing at All
Phase 3 ; Sea - Heaven
Phase 3 ; Sea - Rewrite the Stars
Phase 3 ; Sea - Lovely
Phase 3 ; Sea - Try
Phase 3 ; Sea - Love Someone
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 1)
Phase 3 ; Joong Neo - Party in USA (Part 2)
Phase 3 ; Joong Neo - Stargazing

Prolog ; Please, We Will be Partner From Now

822 58 0
Da greevenna



Sebenarnya acara ospek belum sepenuhnya selesai hari ini. Walau memang dari jadwal yang dibagikan dan juga penutupan salam dari pembina sudah diutarakan, teman-teman sekelas masih ingin bercengkrama mengenal satu sama lainnya atau bisa dibilang membuat lingkaran pertemanan dari ospek ini.

Tidak terkecuali mereka yang mau berteman dengan Mix dan First sebagai primadona kelas. Banyak yang berpikir bahwa kedua lelaki ini akan angkuh untuk bertegur sapa dengan mereka. Sayangnya mereka begitu terpesona dangan senyuman Mix setiap kali mereka menatap dirinya. 

“Kenalin gue Khaotung dari Farmasi”

Satu yang berani untuk berjabat tangan dengan Mix dan First adalah lelaki manis bernama Khaotung. Mix mengulurkan tangannya terlebih dahulu sebelum ponselnya kembali bergetar untuk kesekian kalinya.

“Gue Mix Sahaphap”

Begitu Mix mengenalkan dirinya, ia meminta izin untuk mengangkat telponnya yang sudah lama berdering. 

“Saya pindahkan jadwal untuk cek souvenir hari ini. Mama bisa temani kami malam ini bertemu pihak vendor”

Suara berat tanpa salam itu membuat tubuh Mix mendidih hingga titik tertinggi. Ia lelah setelah seharian harus berdiri di lapangan dan sekarang ia harus segera ke beberapa tempat untuk cek gedung sebelum akhirnya tidak tau kapan waktu istirahat yang ia punya.

“Kak! Please lah kak gue ga peduli mau souvenir apa aja. Gue masih harus cek gedung hari ini belum juga dekornya”

“Saya sudah bilang mama untuk bertemu denganmu di hotel jam 8 malam”

Begitu ucapan terakhir Earth sebelum memutus sambungan telepon. Mix hampir saja berteriak mengumpat sebelum First menahan lengan nya untuk lebih tabah melihat situasi yang sedang berada di kelas bersama teman-teman barunya.

“Sori, gue duluan ya”

First dan Khaotung mengangguk atas pamitan Mix yang sekarang berlari ke arah parkiran kampusnya. Benar saja, Som dan Jo sudah menunggu dengan manis di sana untuk menjemput Mix yang baru saja selesai dengan ospeknya.

“Mix, ini kita ke convenient hall Lotus dahulu-”

“Ke kantor Earth dulu kak”

Mix sudah tidak tahan lagi, ia benar-benar ingin berteriak di depan wajah lelaki angkuh itu sekarang. “Tapi Mix, kalau kita ke kantor pak Earth dahulu-”

“Kak”

Kali ini Som terdiam setelah mendengar nada rendah yang Mix berikan padanya. Som memang baru mengenal Mix selama beberapa hari. Namun kali ini ia merasa bahwa Mix sedang di titik kemarahannya. 

“Saya langsung menuju kantor pak Earth”, ujar Jo yang memahami situasi mereka berdua.

***

Som hanya bisa pasrah saat Mix berjalan cepat di depan dirinya untuk segera masuk ke dalam gedung kantor Earth. Beruntungnya petugas keamanan yang berjaga tidak menghentikan Mix yang masuk ke area perkantoran karena Som sudah lebih dulu mengambil alih untuk mengantar Mix.

Jangan salahkan para pekerja yang masih berada di kantor yang melihat anak kuliahan itu sedang cemberut dengan wajah lucunya. Mereka tentu berbisik mengomentari Mix yang bersama dengan Som. Siapa yang tidak tau dengan mama muda sekretaris dari pemilik kantor mereka itu. Dan pastinya, siapapun yang bersamanya selalu orang penting.

Termasuk Mix, yang tidak banyak tau telah menjadi tunangan dari boss mereka. 

“Permisi pak”

Som mencoba mengetuk terlebih dahulu sebelum akhirnya seorang lelaki dengan tubuh tinggi dan kulit agak kecoklatan namun tidak begitu berotot membuka pintu. “Som? Bukannya- loh?”

“Maaf pak Podd”, Som sebenarnya sekarang sangat takut sudah membawa Mix ke kantor Earth tanpa persetujuan atasannya itu.

“Siapa?”, suara Earth yang kesal sampai di telinga Mix.

Lelaki yang paling muda itu masuk, menerobos Som dan Podd yang berdiri di depan pintu untuk menampilkan dirinya di depan Earth yang ternyata sedang melakukan rapat bersama Joss dan dua orang lainnya yang tidak Mix kenal.

“Kita perlu bicara”, ujar Mix menghiraukan keempat tamu Earth.

“Kita tidak membuat janji untuk bertemu”

“Harus ya, seorang suami membuat janji untuk bertemu dengan pasangannya?”

Mix benar-benar sedang berada di puncak kemarahannya. Persetan dengan sopan santun yang sudah orang tua-nya ajarkan. Jika ia tidak berbicara dengan Earth sekarang, mungkin sebelum bisa dipersunting lelaki itu, dirinya sudah gila terlebih dulu.

“Saya sedang rapat”

“EARTH!”

“Kita bisa jeda diskusinya. Biar pihak marketing juga bisa ambil sample iklan lebih dulu. Jadi lo bisa ngobrol sama Mix sekarang”

Joss mencoba untuk menjadi penengah diantara keduanya. Benar-benar menengahi mereka berdua yang sedang berseteru sejak malam pertunangan mereka. Hingga akhirnya mereka meninggalkan Mix dan Earth di dalam ruangan tersebut.

“Lo gila mau undang lima ribu orang?” 

“Undangan dari mama”

“Earth! Ga sebanyak itu! Jangan semua orang yang tante kenal atau pernah ketemu juga diundang. Pilih yang memang menurut kalian deket aja. Gue juga bakal bilang ke mama untuk ga semua orang atau partner bisnis mereka di undang. Yang memang dekat aja dan memang sudah punya kerjasama dengan perusahaan!”

Earth mendengarkan Mix yang kini sedang duduk dan membuka tablet yang ia berikan semalam. 

“Kurangi semua list orang yang ga pernah lagi lo temui selama kurun 2 tahun terakhir. Kalau lo mau undang teman lama, pilih yang memang mau lo undang aja”

Mix menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Earth sambil menunjukan semua list yang sudah dikirim mertuanya. “Maksimal gue kasih 2000 orang, buffet gue tambah sampai 500 siapa tau memang nanti ada kekurangan”

Earth menatap lekat wajah Mix yang sekarang sedang memperlihatkan beberapa venue yang sudah Som kirimkan di tabletnya. 

“Ini, karena kita sudah tentukan sekitar 2000 orang jadi cari yang lebih kecil aja untuk venue-nya. Opsi buat aku cek venue juga bisa lebih berkurang jadi sekitar ada 8 tempat”

Sepertinya Earth lebih fokus memandang wajah Mix daripada mendengarkan seluruh hal yang sedang ia utarakan sekarang. Memang pesona lelaki yang akan menjadi suaminya dalam waktu kurang dari 6 hari ini begitu menggoda Earth.

“Kemudian buat buffet-”

“Saya mau setidaknya ada lebih dari 30 macam”

Mix menghela nafasnya, “Kalau begitu kita cocokan mana aja yang menjadi preferensi kakak sama aku”

“Vendor souvenir gimana?”, tanya Mix yang menerima list buffet dari Earth.

“Mama kasih 18 vendor”

“Mau semuanya?”

“Kenapa engga?”

“Kak. Ga perlu kita buat 18 macam souvenir”

Mix kini menggerakkan tubuhnya pertanda bahwa dirinya sedang kesal karena sejak tadi Earth tidak mendengarkan semua masukannya. “Di sini yang nikah bukan cuma kamu kak. Aku juga..”

Mix mencoba mengendurkan suaranya agar lebih di dengarkan oleh Earth. “Kenapa ga perlu? Mau berapa pun uang yang dibutuhkan kamu tidak perlu takut”

Bukan masalah itu.

Mix menghempaskan tubuhnya di sandaran sofa sambil memijat hidungnya untuk mengurangi rasa pusing akibat perdebatan yang tidak berguna ini. Ia hanya buang-buang waktu, padahal jika Earth benar-benar mendengarkan dirinya, mungkin semua nya lebih terasa mudah.

“Kalau semua hanya apa kata mau lo, kenapa ga semua lo yang handle?”, geram Mix pada akhirnya. 

“Yang menikah bukan hanya saya”

“ITU SEBABNYA GUE DI SINI BUAT NGOBROL!”

Teriakan frustasi Mix begitu keras, tentu mengagetkan Earth yang sejak tadi membaca list undangan tamu mereka. “GUE KE SINI, DI SINI BUAT NGOBROLIN SEMUANYA. LITERALLY SEMUA EARTH!”

“Bisa ga sih lo hargai gue sebagai calon suami lo? Dengerin pendapat gue? Seenggaknya kalau lo ga setuju tuh kasih alasan!”

“Gue udah berbaik hati buat terima lamaran lo! Bisa ga sih lo hargai gue sebagai pasangan sekarang?”

“Walaupun mustahil kita bener-bener bakal jadi pasangan..”

Kalimat terakhirnya begitu menyesakkan di dada Mix. Ia selalu bermimpi memiliki pasangan dan keluarga bahagia seperti kedua orangtuanya. Saling mengasihi, saling mendengarkan, saling berbicara dari satu hati ke hati lainnya. Namun yang ia dapatkan sekarang hanyalah teriakan, caci maki dan juga lelah hati yang tidak lagi bisa ia bendung.

“Apa kamu tidak punya cara lain selain berteriak? Telinga saya masih berfungsi dengan baik”

“Saya juga tidak pernah meminta kamu untuk mengurusnya. Sejak awal memang sudah saya siapkan sendiri. Kamu tinggal duduk manis menunggu hari jadi saja”

Perkataan terakhir Earth membuat Mix benar-benar naik darah.

“Earth!”

“Gue calon suami lo. Bukan bawahan lo!”

“Ya memang”

Mix kehabisan kata-kata. Ia benar-benar tidak tau jalan pikiran lelaki ini, berkali-kali Mix berucap hanya berputar di titik yang sama. Tidak ada perubahan apapun dari pembicaraan mereka. Daripada Mix benar-benar akan gila, lebih baik dirinya pergi dan mulai cek venue sebelum nanti malam bertemu dengan mertuanya.

“Saya akan datang terlambat nanti malam, silahkan diskusikan dengan mama mengenai souvenir”

Mix tidak menggubris perkataan Earth dan memilih langsung berjalan menuju pintu. “Hari kamis saya sudah buat janji dengan pihak arsitek untuk melihat hasil akhir dari interior rumah. Saya jemput kamu sekitar jam 2 siang”

“GUE MASIH OSPEK!”

Mix berteriak setelah mendengar ucapan Earth, lagi dan lagi, lelaki itu tidak mendengarkan apapun yang Mix katakan. “Hari jumat kita fitting pakaian”

Mix menutup pintu ruang kerja Earth dengan keras. Membuat seluruh pegawai yang ada di lantai itu menatap Mix yang masih berdiri di depan pintu. 

“AGHHHHH BAJINGAN BAJINGAN BAJINGAN!”

Setelah teriakan kekesalan Mix utarakan di depan pintu ruangan Earth, ia berbalik meninggalkan seluruh suasana lantai tersebut yang masih begitu tegang menatap Mix keheranan. 

Som yang berada di mejanya segera menghampiri Mix yang sudah hampir menangis berjalan menuju lift. Begitu lift berhenti, Mix masuk disusul dengan Som, lelaki itu segera memeluk mama muda tersebut dan menangis kembali. 

Joss dan Podd yang berada di ruang sebelah terdiam memandang pintu lift yang menutup rapat, membawa Mix dan Som turun ke bawah. Pandangan mereka saling beradu hingga Podd akhirnya memberanikan diri masuk ke dalam ruangan Earth.

Ekspektasinya berbeda sekali. Podd dan Joss mengira Earth akan sama frustasinya dengan Mix setelah pertengkaran mereka yang begitu menghebohkan kantor. Earth sendiri sekarang sedang tersenyum di bangkunya sambil memegang tabletnya. 

“Gila. Gue emang jarang lihat elu senyum, tapi yang ini bener-bener serem”, Podd benar-benar bergidik sekarang.

“Earth. Sumpah ya, gue ga pernah paham sama cara lo yang kejar Mix. Anak itu bisa bener-bener gila kalau lo kaya gini terus”

Joss yang mencoba memberikan saran justru mendapat tatapan tidak menyenangkan dari Earth. Earth berpikir ada hal yang disembunyikan dari perkataan Joss. 

“Gue ga bermaksud apapun, cuma lo harus juga dengerin pendapat si Mix. Itu salah satu cara kalau lo mau dapetin hati dia juga Earth”

Podd kali ini juga setuju mengenai ucapan Joss. Earth jika ingin mendapatkan hati Mix harus mulai menurunkan egonya juga. 

“Lo terlalu keras buat dia Earth”

Sesi bimbingan percintaan Joss dan Podd harus terhenti saat seorang lelaki mengetuk pintu ruang kerja Earth. Membuat ketiganya saling berpandangan satu sama lainnya. Seorang lelaki dari berseragam keamanan dan juga seorang pegawai masuk dengan harap cemas.

“Pak, ada sebuah titipan di bawah”, ujar petugas keamanan itu agak takut.

“Titipan apa? Udah di cek? Kalau udah bawa ke sini aja langsung”, Podd berdiri menghampiri petugas tersebut, hendak mengambil apapun barang yang dipersoalkan dua orang itu.

“Ini bukan barang..”

Kali ini mereka bertiga saling berpandangan satu sama lainnya dan segera mengikuti arahan petugas ke ruang keamanan barang datang. 

Nafas ketiganya tercekat melihat sebuah trolley bayi beserta dengan suara tangis khas bayi di dalamnya. Seorang petugas keamanan wanita sedang mencoba menenangkannya dengan memberikan susu formula yang ditinggalkan di sebuah tas kecil yang berada di bawah trolley bayi tersebut.

“Apa apaan ini?”, Earth hampir mengamuk jika Joss tidak menahan tangannya.

Podd sekarang sedang meneliti trolley bayi tersebut, juga dengan bayi yang sedang digendong oleh karyawan wanita. “Cek cctv semua gedung, cari siapapun yang sedang bercanda dengan hal ini”

Empat petugas tersebut mengangguk segera memeriksa seluruh cctv yang mereka pantau. “Jangan bicara apapun mengenai ini. Satu kata kalian keluarkan, maka habis semua hal yang sudah kalian miliki sekarang”, ujar Joss yang kini sedang mengunci pintu ruang keamanan.

“Earth”

Podd menemukan sebuah surat dari balik selimut bayi tersebut dan segera memberikannya pada Earth yang sedang kebingungan dengan tibanya sebuah trolley bersama dengan bayi di dalamnya.

*Stardius Club 20XX, Aku hamil setelah malam itu. Ini anakmu*

Bagai sebuah petir yang menyambar di siang bolong. Earth mencengkram kuat surat tersebut dan segera meminta Joss dan Podd membawa trolley dan bayi itu ke kediaman rumah keluarganya.


Joss dan Podd saling bertatapan setelah selesai mengumpulkan semua hal yang seharusnya sudah mereka bereskan sejak lama. Mereka bahkan tidak menemukan apapun setelah mengembalikan data yang sudah mereka hilangkan. Satu-satunya yg menjadi titik mereka adalah seorang wanita yang siang ini datang bersamaan dengan Mix di kantor.

Wanita tersebut sempat duduk di area cafe dengan trolley bayinya. Ia sempat menitipkan pada pegawai cafe dan berakhir menghilang begitu saja.

Wajah Earth sudah sangat gelap menatap bayi yang berada di gendongan Podd. Jika tidak Podd amankan, mungkin sejak mereka tiba di kediaman Ter ini, Earth sudah menghabisi nyawa anak itu.

"Pernikahan kurang dari 5 hari lagi"

Ucapan Earth tidak pernah lepas dari pandangannya pada anak tersebut. Podd benar-benar harus menjauh dari Earth yang sejak tadi hanya memandang bayi yang ada di gendongannya.

“Earth, gue bener-bener udah hapus semua hal yang berkaitan dengan kejadian lo di Stardius. Lo harus inget gimana caranya lo bisa di hotel”

Joss dengan tenang berbicara pada Earth yang sekarang meremas kuat kepalanya sendiri. “Cari wanita itu bagaimanapun caranya. Bawa dia ke hadapanku dan jangan sampai Mix atau seluruh keluarga tau”

Joss mengangguk dan segera menghubungi seseorang. Earth kembali kepada bayi yang berada di gendongan Podd. “Earth, kalau ini bener anak-”

“Tidak”

“Saya tidak akan pernah menganggap dia anak saya. Bahkan jika DNA kami cocok. Saya hanya akan menerima anak dari suami saya”

Podd mengunci mulutnya rapat. Ia berpikir, jika sekali lagi mulutnya berpendapat mungkin nyawa anak yang ada di gendongannya bisa melayang. Dia tidak bercanda.

Earth benar-benar mengerikan sekarang. 

“Cukup sulit untuk menikahi Mix. Saya tidak mau semua rencana selama satu tahun ini gagal hanya karena kehadiran seorang bayi”

Joss dan Podd lagi-lagi saling bertatapan. Sebenarnya mereka sangat tau bagaimana persiapan Earth buat memenangkan tender proyek pembangunan di Jepang setelah tau bahwa Nine memasang harga di sana. 

Sejak pertemuan pertama Earth dengan keluarga Nine sewaktu pesta, lelaki ini begitu terobsesi mengikuti seluruh gerakan Nine hingga berkesempatan untuk memasang harga dalam permainan bisnisnya. Alasannya hanya satu. Putera tertuanya begitu mempesona di samping Nine selama pesta. Earth bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paras sempurna seorang siswa kelas 12 yang sudah mencuri perhatiannya sejak awal.

“Sekarang apa yang mau lo lakuin sama anak ini?”

Podd mencoba untuk mencari jalan keluar saat Joss masih mencari tahu keberadaan wanita yang meletakan bayi ini di kantornya.

“A-”

“Kalau kita titipkan panti dulu bagaimana?”

Joss memberikan saran untuk menyelesaikan permasalahan sang bayi. “Aku ada kenalan yang bekerja di panti. Namun aku harus menghubungi mereka terlebih dahulu sebelum kita bisa ke sana”

“Lalu siapa yang mau urus anak ini?”

Joss dan Podd saling berpandangan kembali. Mereka tidak mungkin meninggalkan bayi itu di rumah ini, bersama Earth. Melihat dirinya sekarang yang sedang kacau karena kehadiran bayi ini bisa membuat mereka berspekulasi bahwa mungkin besok bayi itu benar-benar tidak bernyawa.

“Aku bisa bawa ke rumah dulu. Ada bibi yang bersih-bersih apartemen bisa bantu untuk mengurus”

Joss menawarkan dirinya, “Gue temenin lo, siapa tau pihak panti langsung hubungi gue nanti malam”. 

“Lo jadi mau ketemu sama nyokap lo? Ini udah jam set 8 lewat”

Earth mengusap wajahnya yang masih tegang melihat bayi di gendongan Podd. “Earth. Kalau emang ini hasil perbuatan lo. Mau gimana pun lo harus tetap bertanggung jawab”

Sayangnya ucapan Podd tidak digubris oleh lelaki itu dan pergi meninggalkan mereka yang sedang termenung bersama rengekan bayi yang mulai terusik dari tidurnya. 


“Earth, di sini!”

Wajah sumringah Davika melambaikan tangannya pada Earth dari salah satu resto hotel yang mereka berdua pesan. “Maaf mah aku telat”, ucapnya setelah mencium pipi sang ibu.

Mata Earth kini memandang Mix yang sudah terlelap di samping Davika. Masih menggunakan pakaian putih hitam ospeknya siang tadi, ditambah rona wajahnya yang merah membengkak. Sisa tangisannya siang tadi. 

"Anterin Mix pulang gih, dia belum istirahat sejak pulang ospek tadi"

Davika beranjak dari tempat duduknya untuk pindah ke bangku depan. Earth mengambil tempat duduk sang ibu dan mulai mengusap wajah Mix lembut. 

"Mama sampai sekarang ga nyangka kalau kamu mau nikah"

Senyum Davika tidak lepas walau sekarang sedang mengunyah buah sisa desert yang dia dan Mix pesan. "Dari dulu mama jodoh-jodohin selalu aja kamu tolak-tolak"

"Waktu tiba-tiba kamu bilang mau menikah sama putra pertama Nine mama kaget luar biasa.."

"Tapi juga seneng. Ga salah kamu pilih dia"

Davika kini membulatkan matanya, melihat senyum anak semata wayangnya yang begitu sumringah penuh cinta memandang Mix. 

Detik berikutnya ia harus menjadi saksi sang anak yang selama ini ia besarkan menjadi orang yang keras kepala, mencium pipi tunangannya. 

Jatuh cinta benar-benar mengerikan. 

Ia mampu mengubah seseorang dalam waktu singkat. 

"Earth"

Davika menggapai tangan Earth yang ada di meja. "Mama ucapkan selamat ya. Tolong dijaga dan dicintai lelaki yang menjadi pilihanmu. Seseorang sudah hidup mati untuk membesarkan dia, jangan sampai kamu hanya menggoreskan tangis disetiap langkahnya"

"Mama tau, pernikahan dan berkeluarga tidak mungkin hanya ada bahagia saja. Tapi kalau bisa, lebih banyak lah membuat bahagia daripada luka"

"Mix sudah cukup terluka sekarang. Mama harap pernikahanmu nantinya akan memberikan dia bahagia. Dan mama percaya kamu bisa melakukan itu"

Earth terdiam mendengarkan pesan Davika. Sebelum akhirnya pamit untuk mengantar calon suaminya pulang. 

Continua a leggere

Ti piacerà anche

197K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
67.8K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
50.7K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...