My Roomate is Duda √ [END] [T...

By puutrh_

2.5M 75.9K 1.1K

JUST FICTION! 17+ "DILARANG PLAGIAT! NYARI IDE ITU SUSAH" "ANTI PELAKOR-PELAKOR CLUB" __________ Violyn Geor... More

II1II
II2II
II3II
II4II
II5II
II6II
II7II
II8II
II9II
II10II
II11II
II13II
II14II
II15II
II16II
II17II
II18II
II19II
II20II
II21II
II22II
II23II
II24II
II25II
II26II
II27II ++
II28II
II29II
II30II
II31II
II32II
II33II
II34II
II35II
II36II
II37II
II38II
II39II
II40II
II41II
II44II
Vote Cover
OPEN PO

II12II

59.2K 1.9K 7
By puutrh_

selamat membaca

~0~

Violyn sampai di apartemen tepat pada pukul 12.00. Setelah menurut bodyguard Marcell untuk segera pergi barulah ia masuk dan naik secara mengendap-endap. Tepat di depan pintu apartemen, Ntah kenapa Violyn merasa takut. Jantungnya berdegup kencang yang membuatnya tangannya sedikit bergetar saat menekan pin tersebut.

CKLEK

Pintu terbuka dan menampilkan Apartemen dalam keadaan gelap. Dalam hati Violyn merasa lega. Artinya Kevanno tidak kembali ke sini.

Violyn langsung menuju kamar untuk mengganti bajunya. Dibukanya pintu kamar itu dan terlihatlah kamar yang sangat gelap. Violyn melangkahkan kakinya memasuki kamar itu. Tapi baru saja selangkah, Tiba-tiba..

CTAK

Lampu kamar menyala terang pertanda ada yang menghidupkannya.

"mampus! Sial banget gue! " gumam Violyn sambil menutup matanya sekejap lalu membukanya kembali.

Violyn dapat melihat ada sepasang kaki yang berdiri di hadapannya. Dapat Violyn pastikan jika pria itu adalah Kevanno.

"Dari mana?"

Suara dingin itu masuk ke indra pendengaran Violyn. Dalam hati ia merutuki dirinya yang ceroboh.

Violyn sama sekali tak menjawab pertanyaan tersebut. Ia hanya berani menatap lantai di bawahnya.

"Apakah lantai lebih menarik daripada saya heem?"

Violyn dapat merasakan jika pria itu semakin mendekat, Bahkan sekarang sudah berada di belakangnya.

Tubuh Violyn meremang begitu merasakan helaan napas menerpa leher belakangnya. Apalagi tangan kekar Kevanno sudah melingkar di pinggang rampingnya.

"Dari mana heem?"

Violyn menelan ludahnya susah payah, lalu mendongakkan kepalanya. "A-aku ada urusan om"

"Sial! kenapa gue jadi takut?! "

"Urusan apa yang membuatmu sampai terluka Mrs. V?"

Tubuh Violyn seketika menegang kala Kevanno menyebutkan panggilannya sebagai agent. Bagaimana pria itu bisa tahu?

Violyn membalikkan tubuhnya dan menatap Kevanno berani. "Siapa Om sebenarnya? Gimana om bisa tahu kalau aku--"

"Lupa dengan pertemuan beberapa jam lalu Mrs. V?" potong Kevanno menatap Violyn tersenyum miring.

Violyn terdiam menatap Kevanno. Tampak ekspresi terkejut di wajah cantik itu yang membuat Kevanno tersenyum miring.

"Om?! Laki-laki.. itu?!.. "

"Iya itu saya! Pria itu adalah saya. Pria yang menembakkan pelurunya ke lengan kamu!"

Dengan spontan Violyn memundurkan langkahnya menatap Kevanno waspada. Pikirannya begitu berkecamuk dengan semua pertanyaan yang timbul di kepalanya. Siapa Kevanno? Kenapa dia bisa tahu identitas Violyn?

Kevanno memajukan langkahnya semakin mendekati Violyn yang membuat gadis itu semakin mundur dan jatuh tepat di atas kasur.

Saat Violyn ingin bangkit, sialnya Kevanno dengan cepat mengukung gadis itu agar tidak lepas darinya.

"Lepas!"

Bukannya melepaskan Violyn, Kevanno malah membungkam bibirnya dengan kasar. Bahkan membuka jaket Violyn dan membuangnya ke sembarang arah. Sehingga hanya meninggalkan tanktop hitam di tubuhnya.

"Eeemh~eeem~lepas!"

"Kamu milik saya Violyn! " Tekan Kevanno di sela-sela Ciumannya.

Violyn menggeleng ribut menatap tajam Pria itu. "I'm not Yours, Jerk!"

"Saya tidak butuh persetujuan kamu baby girl!"

Kevanno melanjutkan aksinya kembali dengan mencium Violyn kasar. Bahkan ia tidak sadar jika tangannya tidak sengaja menekan lengan Violyn yang terluka.

Violyn menggelengkan kepalanya ke kanan kiri menolak ciuman itu. Sungguh, Ia benar-benar benci dengan pria yang menciumnya secara paksa seperti ini.

Sambil menahan sakit di lengannya Violyn terus berusaha memberontak. Dengan sekuat tenaga ia berusaha mendorong Kevanno dan menendang aset pria itu.

"Aaagrh! " Erang Kevanno kesakitan memegang aset miliknya.

Cepat_cepat Violyn bangkit sambil memegang lengannya menuju ke arah pintu yang sialnya pintu itu terkunci. "Sial! sial! Kenapa gue selalu sial dalam keadaan kayak gini bangsat?!"

"Kamu nggak akan bisa ke mana-mana Violyn"

Violyn semakin panik ketika mendengar suara itu. Dapat dipastikan jika Kevanno melangkah mendekatinya.

"Bangsat! Seharusnya gue nginep di mansion Maggie! Bukan pulang kemari!"

Akhirnya Violyn berbalik dan menatap kevanno yang sudah berdiri di depannya. "Apa mau om?!" Tanya Violyn pada akhirnya.

Kevanno sama sekali tak menjawab pertanyaan Violyn, melainkan ia mendekati Violyn yang membuat gadis itu waspada.

"Om! Jangan-jangan mace--"

Sreet

Tubuh Violyn diangkat begitu saja dan didudukkan di kasur. Violyn terdiam tidak melanjutkan ucapannya dan memandang wajah Kevanno rumit.

"Luka kamu keluar darah" Spontan Violyn melihat lengannya.

"Tunggu sebentar, saya ambil kompres dan P3K" Kevanno keluar dari kamar meninggalkan Violyn yang menatapnya bingung.

"Lo aneh om! Lo yang buat gue luka! Tapi om malah bersikap seakan gak terjadi apa-apa" Violyn bergumam sambil menatap Lengannya yang sudah mengeluarkan darah.

Terlihat perban yang semula putih kini bewarna merah pekat akibat rembesan darah yang keluar.

10 menit berlalu, tapi Kevanno gak kunjung menampakkan batang hidungnya. Lama kelamaan Violyn mengantuk karena menunggu Kevanno yang tak kunjung datang. Tanpa peduli dengan lengannya, Violyn membaringkan tubuhnya dan menutup matanya sejenak yang berakhir tertidur.

Tidak lama kemudian, datanglah Kevanno dengan semangkok air dan sekantong plastik di tangannya. Bibirnya tertarik ke atas ketika melihat Violyn yang tertidur dengan darah yang sedikit mengering di lengannya.

Matanya melihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan Pukul 01.05 dini hari. Pantas saja Violyn tertidur, pikirnya. Ternyata ia pergi terlalu lama.

Pergi? Iya! Kevanno pergi untuk membeli obat. Kotak obat di apartement nya ternyata kosong, terpaksa Kevanno harus keluar membeli obat dan meninggalkan Violyn sendiri.

Tanpa berlama-lama Kevanno bergegas mendekati Violyn dan meletakkan mangkok kompresan itu di atas meja nakas.

Dipandangnya wajah Violyn yang Tertidur pulas Tangannya terulur menggeser rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu.

"Menggemaskan.Tapi kenapa kalau bangun seperti singa?" Gumam Kevanno terkekeh sendiri.

Tanpa mau berlama-lama Kevanno segera mengobati lengan Violyn dengan membersihkannya terlebih dahulu. Beberapa kali terlihat Violyn meringis saat Kevanno tak sengaja menyentuh luka tembakan itu. Lalu dengan telaten membalut luka itu dengan perban baru. Setelah selesai dengan aktivitasnya, Kevanno mengecup singkat pelipis Violyn.

"Kamu milik saya Violyn! Milik Kevanno Lucian Marquez!"

Kevanno beranjak dari tempat tidur untuk mengembalikan mangkok berisi air itu dan Obatnya.

Sesampainya kembali di kamar, Kevanno pergi menuju kamar mandi. Ia menatao cermin dengan seringaian di wajah tampannya.

"Marcell Allison! gara-gara kau gadisku terluka! Gara-gara kau aku harus melukai gadisku! Aku akan memberimu pelajaran tua bangka"

Seringaian kejam muncul di wajah Kevanno. Setelah mencari seluruh identitas Violyn. Ia sedikit kesal dengan Marcell. Bagaimana bisa pria itu membiarkan dua gadis muda menjadi agent seperti itu? Apalagi saat mengetahui jika Vian, papinya Violyn membiarkan Violyn bahkan mendukung gadis itu. Apakah Vian tidak takut putrinya terluka?

"Vian Clarence?" Kevanno terkekeh kecil mengingat sahabatnya itu."Mertua, Tidak terlalu buruk jika aku menjadi menantumu bukan?" ucap Kevanno pada dirinya sendiri dengan senyum miring di wajahnya.

"Aku akan mendapatkan Putrimu Vian, Apapun caranya"

Ntah hal gila apa yang akan dilakukan pria itu untuk mendapatkan Violyn, si gadis bar-bar yang suka mengumpati dirinya.

~0~

Continue Reading

You'll Also Like

467K 19.5K 32
Menjadi pengasuh bayi?
21.3K 1.2K 88
Imagine of Park Chanyeol yang diupload ulang dan diganti judulnya ya karena berantakan chapternya n ga sesuai sama alur ceritanya.
55K 8.6K 154
• NOVEL TERJEMAHAN • Kaisar terlahir kembali. Ketika dia masih menjadi pangeran keempat yang arogan dan mendominasi, dia ingin menyelesaikan ratu keh...
4.4K 294 8
Kehidupan giselle yang harus menikah dengan tetangga masa kecilnya, yang sama sekali tidak pernah memiliki hubungan spesial diantara keduanya.