My Roomate is Duda √ [END] [T...

By puutrh_

2.5M 75.8K 1.1K

JUST FICTION! 17+ "DILARANG PLAGIAT! NYARI IDE ITU SUSAH" "ANTI PELAKOR-PELAKOR CLUB" __________ Violyn Geor... More

II1II
II2II
II3II
II4II
II5II
II6II
II7II
II8II
II9II
II10II
II12II
II13II
II14II
II15II
II16II
II17II
II18II
II19II
II20II
II21II
II22II
II23II
II24II
II25II
II26II
II27II ++
II28II
II29II
II30II
II31II
II32II
II33II
II34II
II35II
II36II
II37II
II38II
II39II
II40II
II41II
II44II
Vote Cover
OPEN PO

II11II

60.8K 1.8K 8
By puutrh_

Selamat Membaca

~0~

"Lo pulang duluan bel" Suruh Violyn pada Bella.

"Lah! terus lo mau kemana?" tanya bella penasaran.

Saat ini Violyn dan Bella sedang berada di parkiran sekolah. Violyn menyuruh Bella untuk pulang terlebih dahulu. Sementara Maggie sudah pulang dari tadi.

"Something" Singkat Violyn.

Bella menggeleng tak setuju, "Ck.. kalau papa gue nanya, gue jawab apa? Mending lo pulang bareng gue!"

"Gue pulang ke apart" Jawab violyn.

Mendengar jawaban Violyn, barulah Bella mengangguk. Gadis itu memasuki Mobilnya dan pamit pada violyn lalu menjalankan mobil itu.

Setelah memastikan Mobil Bella menjauh dari sekolah, Violyn tersenyum senang di tempatnya. IAa mengeluarkan Hpnya dan menghubungi seseorang.

"Jemput gue sekarang! Dia udah pergi"

Tut..

Violyn menunggu beberapa menit, Tidak lama kemudian sebuah Mobil sport hitam berhenti tepat di depan dirinya. seseorang turun dan menghampiri dirinya.

"Lama banget gie" Kesal Violyn menatap Maggie.

Maggie memutar matanya malas. Gadis itu setia duduk di mobil sambil menatap malas Violyn. "Aelah..cepetan! ntar ada yang liat"

Violyn memasuki mobil dan duduk di sebelah Maggie. Kemudian maggie menjalankan mobil itu menuju suatu tempat.

FYI. Sebenarnya maggie tidak benar-benar pulang. Gadis itu sengaja pergi menjauh dari sekolah. Setelah bella benar-benar pergi barulah ia kembali menjemput Violyn.

"Siapa targetnya?" Tanya Violyn memasangkan Airpods di telinganya dan membuka sebuha Ipad yang menampilkan sebuah lokasi.

"Tua bangka itu,saingannya opa yang selalu ngusik opa gue! Kita cuma perlu ngambil berkas itu dan pergi" Ujar MAggie membuat Violyn mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Oke gue paham. penjagaannya gak terlalu ketat, Hanya beberapa penjaga yang menjaga ruangan itu" Balas Violyn sambil mengotak-atik Ipadnya.

"kita bergerak sebelum jam 12. karena gue harus balik ke Apart sebelum tengah malam" Sambung Violyn membuat Maggie menatapnya.

Maggie terkekeh kecil mendengarnya, "Takut kena marah Om Kevan?"

Violyn mengangguk kemudian menggeleng, "Engga, kenapa gue harus takut?"

"Vi.. vi.. gue kenal lo dari lama. Dan baru kali ini gue liat lo takut sama orang selain papi lo" Maggie melirik sekilas pada Violyn.

"Ck.. gimana gak takut! Dia hampir perawanin gue bangsat! Dia grepe-grepein gue masa?!"

"Anjing! serius? Lo digrepe-grepe?! Waw.." Maggie menutup mulutnya shock. "Vi ...Kasih tau gue gimana caranya bisa dapet sugar daddy kayak gitu"

Violyn yang mendengarnya pun memutar bola matanya malas, "Sugar daddy pala lo peang!"

Maggie tertawa kecil mendengarnya. Senang sekali rasanya membuat Violyn marah dan kesal seperti ini. setelah itu keduanya diselimuti keheningan. Maggie yang fokus menyetir dan Violyn yang menyandarkan kepalanya sambil menutup mata.

Tidak butuh waktu lama, Maggie dan Violyn sampai disuatu tempat. Bangunan bertingkat dua yang terlihat minimalis namun terkesan mewah. Keduanya langsung masuk ke rumah itu.

Didalam terlihat seorang Pria paruh baya tengah duduk dengan menyilangkan kaki ditemani sebotol Wine di atas meja.

"Kalian terlambat" Ucap Pria itu, Marcell Allison.

"Sorry opa, Vio nih ngurus anaknya dulu" Ujar maggie tersenyum dengan gummy smilenya. Sementara Violyn langsung melotot mendengarnya. Ingin rasanya ia memukul mulut Maggie sekarang.

Kening marcell mengerut heran, Anak? Violyn udah punya anak?

"Kamu udah punya anak?" Sebuah pertanyaan tercetus dari bibir Marcell.

Violyn menggeleng ribut lalu memandang Maggie tajam, "Sialan! gara-gara lo Ini!"

"Ngga opa, Vio kan belum nikah! masa udah punya anak?" Lanjut Violyn.

"Calon anak maksudnya opa. Dia kan lagi deket sama duda" Ceplos maggie santai.

Wajah Violyn semakin mendatar mendengar ucapan Maggie barusan. Kenapa sahabatnya suka sekali membocorkan apapun tentang dirinya.

"Siapa?" Tanya Marcell.

"Kevanno Lucian Marquez" Ujar Maggie cepat.

Marcell mengerutkan keningnya, kemudian menatap Violyn tersenyum miring. "Kamu hebat bisa membuat seorang Kevanno yang terkenal dingin tertarik sama kamu vio"

"Satu hal yang harus kamu tahu. Jika dia sudah mengklaim sesuatu menjadi miliknya, maka itu akan menjadi miliknya seutuhnya" Tekan Marcell seakan memperingatkan Violyn.

Violyn tak terlalu memikirkan ucapan Marcell. Ia hanya menganggukkan kepalanya saja. "Jadi tujuan aku sama Maggie cuma berkas itu?" Tanya Violyn mengalihkan Pembicaraan.

Marcell tersenyum dan mengangguk, "Iya, setelah itu kalian langsung kembali"

Maggie dan Violyn mengangguk mengerti. Setelah itu mereka pamit ke kamar masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh mereka sejenak sebelum beraksi.

FYI. Marcell adalah kakek Maggie dari papanya. Pria paruh baya yang sangat menyayangi MAggie maupun Violyn. IA sudah menganggap violyn seperti cucunya sendiri. Ia dan kakeknya Violyn sudah bersahabat sejak kecil. Keduanya membangun sebuah agen rahasia yang bertugas mengambil barang-barang penting yang dicuri oleh seseorang, yang kini di lanjutkan oleh kedua cucu mereka.

~0~

Bella sampai di mansionnya. Gadis itu langsung masuk dan disambut dengan keluarganya yang duduk santai di ruang keluarga. Bella menghampiri keluarganya dengan duduk di samping Giana. Baru saja duduk, ia langsung disuguhkan pertanyaan tentang Violyn.

"Kok kamu sendiri? vio mana?" Tanya giana.

Bella melepas tasnya kemudian membuka almameternya, "Dia pulang ke apart"

Giana mengangguk mengerti, kemudian wajahnya berubah tersenyum miring menatap Bella membuat gadis itu bingung.

"Bell..hubungi papa kamu kalau Vio pulang ke apart. Biar papa kamu ke sana" Titah Giana tersenyum penuh arti.

Bella segera menghubungi papanya dengan mengatakan bahwa Vio akan pulang ke apartemennya.

"Udah?" tanya giana.

Bella mengangguk. " Tapi grandma, Bukannya papa bilang malam ini ada urusan. kemungkinan besar papa gak bakal pulang ke mansion atau apartement".

Giana tersenyum lebar pada cucunya itu, "Gak papa. Grandma yakin papamu bakal pulang kalau denger nama Violyn. Biar Violyn sama papa kamu makin deket. Kalau bisa langsung kasih cucu buat grandma"

Mendengar ucapan giana, bella tersenyum lebar. Kedua perempuan berbeda generasi itu berpelukan layaknya teletabis. Sementara Alvaro menatap polos keduanya dan Gion hanya menggelengkan kepalanya. Dasar perempuan! pikirnya.

~0~

Tidak terasa marahari mulai mulai tenggelam digantikan sang bulan yahg bersinar terang dil langit. Violyn dan Maggie sedang mempersiapkan seluruh kebutuhan yang harus mereka bawa. Beberapa senjata seperti pisau dan pistol mereka sisipkan di pinggang masing-masing. Mereka juga menggunakan topeng agar tidak siapaun mengenali mereka.

Setelah selesai keduanya saling bertatapan kemudian mengangguk. Mereka pergi ke ruang tamu menemui Marcell yang sudah menunggu keduanya. Mereka duduk berhadapan dengan Marcell yang ditatap datar oleh pria itu.

"Kalian Siap?"

Maggie tersenyum tipis menatap Violyn, "Are you ready Mrs. V?"

"Of Course Mrs. M" Balas Violyn tersenyum miring.

"Let's play" Gumam Violyn menatap ke depan.

Keduanya pamit pada Marcell dan pergi dari sana. Mereka menaiki sebuah mobil dengan Violyn yang menyetir.

"Ready?"

"Yes!"

Violyn melajukan mobil itu secepat mungkin layaknya seorang pembalap. Maggie terlihat menikmati semuanya. Gadis itu tersenyum sambil menutup mata.

30 menit kemudian, Mobil mereka sampai di depan sebuha bangunan perusahaan bertuliskan JF Company. Salah satu perusahaan terbesar dibidang properti. Kedua perempuan itu turun dari mobil.

Violyn menatap bangunan yang menjulang tinggi itu sambil tersenyum. Rasanya sudah lama ia tak beraksi seperti ini.

Mereka langusng menyelinap masuk dengan melumpuhkan penjaga pintu depan. Violyn langusng menaiki Lift dan mencari ruangan itu. ia tersenyum lebar melihat sebuah ruangan yang tidak lain tempat berkas itu berada.

"I Found it .." Gumamnya tersenyum menuju ruangan itu.

Tepan saat tangannya menyentuh gagang pintu, ternyata sebuah tanga kekar juga menyentuh gagang pintu itu. Jadilah tangan Violyn seperti digenggam oleh orang itu yang ternyata adalah seorang pria.

Seketika Violyn melihat Orang itu yang ternyata juga melihatnya. Tak tanggung-tanggung Violyn langsung menodongkankan pistol ke hadapan pria itu yang dibalas todongan pistol oleh pria itu.

"Who are you?" Tanya Violyn memandang tajam Pria di depannya.

Pria tak menjawab. Ia hanya menatap Violyn datar dan dingin layaknya musuh. "Kau tak perlu tau siapa aku nona. Menyingkirlah dari hadapanku!"

Violyn tersenyum miring, "Aku? Menyingkir? Seharusnya kau lah yang menyingkir tuan!"

"Aku tidak ingin melukai wanita seperti mu, Lebih baik menyingkir dari hadapanku sekarang!" Seru Pria itu lantang.

Violyn tetap kekeh berdiri sambil menodongkan pistolnya. Ia sama sekali tak menghiraukan ucapan pria di depannya.

"Aku. tidak. mau" Tekan Violyn menatap pria di depannya.

"Baiklah jangan salahkan aku, jika kau terluka!" Tekan pria itu balik pada Violyn.

~0~

Sementara Maggie yang berada dibawah berdiri dengan panik. Gadis itu mondar-mandir sambil menggigit kukunya menunggu Violyn yang tak kunjung datang.

"Mana sih tu anak? lama banget!"

"Ngambil berkas doang juga! Biasanya gak selama ini! Anjing! Violyn sialan..gue khawatir bangsat!" gerutu Maggie mengumpati Violyn.

DOR

DOR

Suara Pistol yang dicetuskan bersamaan membuat Maggie semakin panik tak karuan. tanpa berlama-lama ia berlari menaiki Lift dan menyusul Violyn ke ruangan itu.

"Anjing! Liftnya lama banget!"

TING

Maggie segera keluar dan mencari dimana Violyn berada. HIngga samilah ia di depan satu ruangan yang pintunya terbuka. Matanya membola melihat Violyn yang terduduk lemas sambil memeluk berkas itu.

"VIOOOO..."

"Kenapa bisa gini?! Siapa yang ngapain lo?"

"Bilang sama gue Vi?"

Violyn hanya bisa menghela napas pelan. Oh tuhan! mengapa disaat seperti ini, bisa-bisanya maggie mencecarnya dengan beragai pertanyaan.

"Ck..gue gak papa. Cepetan bantu gue berdiri! kita balik. berkasnya udah ada di gue"

Maggie mengangguk ribut dan segera membantu Violyn bangkit dan pergi dari sana. Sesampainya di bawah maggie membantu Violyn masuk ke mobil. Ia segera masuk dan duduk di kursi kemudian dan menjalankan Mobil itu secepat mungkin.

"Kok bisa sih?" Tanya Maggie panik.

"Ck..nanti gue cerita. sekarang lo fokus nyetir mobil, biar nih peluru cepet keluar dari lengan gue!" Balas Violyn Menutup matanya sejenak.

Maggie yang melihat Violyn menutup mata semakin panik. Gadis itu tak berhenti mengoceh sedikit pun.

"Vi..tahan dong"

"Jangan mati dulu njir..belom juga jadi nyonya marquez"

"Ntar yang jadi temen gue siapa?"

"Ntar yang bantuin gue neror si ulat keket itu siapa?"

"Jang--"

"Stop it Maggie Allison. Gue ngantuk! Bukan pingsan apalagi MATI" tekan Violyn yang membuat maggie berkedip-kedip karena terkejut.

"Oke gue diem" Ucapa Maggie menutup mulutnya rapat.

Beberapa menit kemudian, Akhirnya mobil mereka sampai di Mansion itu. keduanya turun dengan Maggie yang memapah Violyn.

Sementara di dalam, Marcell yang duduk menunggu mereka dikejutkan dengan kedatangan Violyn yang terluka.

"Kenapa bisa seperti ini?"

maggie menggeleng, "Gak tau opa, Waktu maggie sampe, Vio udah kek gini"

Marcell menggeleng pelan kemudian menghubungi dokter pribadinya untuk datang malam ini.

"Opa minta maaf, lagi-lagi kalian terluka karena ini" Sesal Marcell yang dibalas gelengan kedua cucunya itu.

"Ini bukan salah opa. Lagian udah biasa juga kok. Cuma luka kecil opa" Ujar Violyn tersenyum tipis. Wakau sebenarnya ia merasakan sakit pada lengannya.

"Yang Vio bilang bener opa. Kita gak masalah kok" Sambung Maggie tersenyum lebar.

TIdak lama kemudian seorang wanita ber jas putih memasuki Rumah itu dengah sebuah tetoskop di lehernya. Ia menunduk sopan pada Marcell.

"Malam tuan. ada Apa anda menghubungi saya?"

Marcell melirik Vio yang dibalas Anggukan mengrti dokter itu. Dokter wanita itu langsung duduk di sebelah Violyn. perlahan-lahan ia membuka jaket Violyn dan meninggalkan Tanktop hitam miliknya.

Dookter itu santai mengeluarkan peluru yang ada di lengan Violyn. Setelah membersihkan lukanya, Ia membalut lengan Violyn dengan perban.

"Sudah Tuan"

Marcell mengangguk. Dokter itu pergi dari sana setelah tugasnya selesai.

"Aku mau balik Opa" Ucap Violyn yang mengundang maggie dan Marcell menatapnya.

"Lo yakin?" Tanya Maggie terdengar khawatir.

"Heem"

"Ngga mau nginap disini?" Tawar Marcell.

"No! Aku harus balik ke apartement" Tolak Violyn.

Mau tak mau Marcell membiarkan Violyn Balik ke apartment dengan diantar Bodyguardnya. Karena tidka mungkin Violyn menyetir sendiri dengan keadaan seperti itu.

"Semoga om kevan gak ada di apart" Batin Violyn berharap.

Continue Reading

You'll Also Like

45.6K 2.3K 23
Niran cewek problematik yang hobi bikin onar di sekolah tiba-tiba dijodohkan dengan CEO muda kaya raya yang lemah lembut dan penyayang. Apa jadinya? ...
48.9K 4K 57
[SEQUEL GOOD KISSER●JJK] COMPLETE 15+ Bukankah tidak ada akhir selain sebuah kematian?
158K 14.5K 47
[COMPLETED] Start : 24 Juni 2020 Finish : 28 Desember 2022 Revisi : [soon] ___ "Nona Lee bawakan berkasnya!" "Nona Lee buatkan aku susu!" "Nona Lee...
1.1M 29.3K 32
Repost yuk buruan di baca. Dan juga tersedia Versi Ebooknya yang bisa kalian beli di Google Play Store. # Alana Frestine Collins # Seorang gadis yang...