Selamat membaca
~0~
-Antariksa Internasional High School-
Pagi Ini AIHS dihebohkan dengan kedatangan seorang gadis cantik. Mata tajam yang melihat kedepan membuatnya terlihat begitu menawan.
Gadis itu terus melewati para kerumunan murid-murid yang mengerubunginya dengan ekspresi datar dan dingin.
"Violyn", Panggil seseorang yang menghampirinya.
Merasa namanya di panggil, Violyn pun berbalik, "ya?"
Violyn Georgia Clarence, Gadis cantik berwajah dingin, ekspresi datar yang selalu ia tunjukkan kepada semua orang membuat banyak orang berspekulasi bawah dirinya sombong. Seorang gadis yang kini kembali ke sekolahnya setelah mekakukan pertukaran pelajar ke Paris, Perancis.
"Akhirnya lo balik Vi" Ucap seorang gadis bernama Maggie Allison. Gadis bermata kucing dengna gummie smilenya. Seorang gadis yang merupakan sahabat violyn sejak di bangku SMP. Bisa dibilang maggie sedikit lebih ramah daripada Violyn.
"Terus?" Balas Violyn menaikkan alisnya menatap datar pada maggie.
Mendengar hal itu maggie langusng mendatarkan wajahnya. Dasar violyn gak peka.
" Ck..ya kan gue kangen sama lo. Akhirnya lo balik juga. Lo gak kangen sama gue?" Tanya maggie penuh harap.
" Nggak" singkat Violyn datar.
" Ck...Yaelah Vi, jangan jujur amat napa" Balas maggie dengan wajah ditekuk.
" Heem"
Maggie hanya bisa pasrah dengan sahabatnya ini, "Terserah vi,terserah"
Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah. Banyak dari para murid yang berbisik-bisik mengenai Violyn.
"Makin cantik ya"
"Masih datar saja itu muka"
"idola gue balik guys"
"ibu dari anak-anak gue balik guys"
"bagaimana reaksinya kalau tahu Arvan sama rose pacaran"
Mendengar bisikan terakhir seketika langkah violyn terhenti. Hal itu membuat para murid bertanya-tanya apa yang membuat violyn menghentikan langkahnya. Violyn menghampiri salah satu dari mereka yang berbicara itu.
"Maksud lo" Violyn menatap gadis itu tajam disertai alis yang menukik tajam.
Gadis itu terlihat ketakutan melihat Violyn, bahunya bergetar dengan tangan yang meremas roknya. Ia menunduk tak berani melihat wajah violyn. Ia merutuki mulutnya kenapa bisa berbicara seperti itu.
Violyn berdecak malas melihat gadis didepannya. Apa susahnya langusng berbicara?
Geram dengan gadis di depannya manggie yang berada di samping Violyn maju dan mengangkat wajah gadis itu, "Lo bisu?atau tuli? Jawab dong!"
Sambil mengangguk patah-patah gadis itu menjawab, "Ar-arvan sama r-rose pacaran"
Hening
Setelah ucapan gadis itu keadaan menjadi hening seketika. Tidak ada yang berani membuka mulut.
"Dimana?" Tanya Violyn dengan nada datarnya.
"h-hah?" Gadis itu terlihat tidak mengerti apa maksud Violyn.
Maggie yang memperhatikan pun merasa geram, "Ck..maksudnya mereka dimana?"
" Bi-biasanya mereka ada di roftoop" jawab gadis itu pelan.
Violyn mengangguk, "Makasih".
Siswi itu hanya mengangguk kemudian menghela napas lega.
Setelah itu Violyn melangkahkan kakinya menuju roftoop diikuti maggie yang mengejarnya.
"TUNGGUIN VI..YAELAH CEPET AMAT JALANNYA"
~0~
Di roftoop, terlihat sepsang kekasih yang tengah bermesraan tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.
" Kalian gak takut tiba-tiba Violyn Datang?" Tanya seorang lelaki yang melihat keduanya bermesraan.
Sepasang kekasih itu menoleh bersamaan melihat lelaki itu. Sang gadis tersenyum miring sambil membelai wajah pria yang berstatus menjadi kekasihnya itu.
"Gak bakalan, ya kan sayang?"
Pria itu tersenyum mengelus rambut gadis yang berstatus sebagai pacarnya itu, "Of Course, Dia itu Bodoh. Palingan sekarang masih di paris, belajar pelajaran gak guna itu, membosankan"
Lelaki yang memperhatikan mereka hanya menggelengkan kepalanya, "Tapi lo keterlaluan ros. Dia sudah nolongin lo, tapi lo malah ngekhianatin dia? Dasar rubah!"
Perempuan bernama Rose itu tertawa ringan mendengarnya, " Salahin dia kenapa bodoh? kenapa dia mau nolongin gue?"
Roseanne Anastasya, gadis yang ditolong oleh Violyn ditengah jalan saat ingin diperkosa segerombolan para lelaki.
"HAHAHAHA..kamu bener sayang. Namanya juga perempuan bodoh" Mereka tersenyum layaknya pasangan yang bahagia.
BRAAK
Pintu roftoop terbuka secara tiba-tiba yang membuat ketiganya terkejut bersamaan. Mata mereka membola sempurna ketika melihat seseorang yang baru mereka bicarakan sedang berjalan menghampiri mereka.
" Violyn" Gumam Rose.
Violyn berjalan menghampiri mereka sambil bertepuk tangan seolah pemandangan di depannya adalah hal yang istimewa.
" Hebat!..hebat ya kalian. Baru gue tinggal beberapa bulan, udah pacaran aja loh.waw!!" Sambil tersenyum manis Violyn berjalan menghadap Rose.
Sementara Maggie yang melihat senyuman Violyn bergidik ngeri, "habislah kalian! Kalian sudah membangunkan singa, mampus!"
Pria yang berada di sebelah Roseanne berusaha menggapai Violyn yang langsung ditepis sang empu, "sa-sayang ini nggak seperti yang kamu liat"
"Udahlah sayang, lagian dia sudah liat semuanya" Ucap rose sengaja mempengaruhi Arvan.
Violyn yang melihatnya hanya terkekeh kecil, matanya menatap lekat pada Rose. "Seorang takyat jelata yang merangkak menjadi seorang Ratu, Waw hebat!. Tapi...kalian coock kok, sama-sama gak tahu malu" Violyn menekan setiap ucapannya.
Hal itu berhasil membuat amarah Rose terpancing, gadis itu mengepalkan tangannya. Lalu ia menunjuk violyn tepat diwaahnya yang hanya ditatap datar oleh Violyn. " Pantes arvan bosen sama lo. Lo nggak bisa ngasih apa yang arvan mau" Seakan ingin membuat Violyn cemburu, Rose sengaja menarik tengkuk Arvan dan mencium bibirnya didepan Violyn.
Melihat pemandangan di depannya, Violyn hanya menatap datar. Ia tentu mengerti apa maksud Rose "Come on girl, tubuh gue Cuma buat suami gue nanti. Bukan untuk orang yang belum tentu jadi suami gue. Apalagi laki-laki bajingan kayak dia"
" Dan buat lo" Violyn beralih menatap Arvan.
" Tuan Arvan Fernandez, mulai hari ini kita putus. Gue sama lo udah gak ada hubungan apa-apa lagi" Ucap violyn datar.
Dengan tatapan meremehkan, Arvan tertawa melihat Violyn, "Gue pastiin lo akan nyesel putus sama gue. Seharusnya lo bersyukur jadi pacar gue"
Violyn semakin mendatarkan wajahnya mendengar hal itu. Lain halnya dengan maggie yang langsung memasang wajah julidnya.
"Dih, bersyukur apaan?! Emangnya lo udah ngasih apa sama vio? Orang apa-apa Vio yang bayar! Dasar gak modal!"
" udah Gie, cabut. Gerah, banyak setan disini" Vio melangkahkan kakinya keluar roftoop diikuti maggie.
Maggie yang memang bar-bar berhenti sejenak lalu melambaikan tangannya, "Dadah jalang!"
" Sialan lo maggie!" Rose ingin mengejar Maggie namun di tahan oleh Arvan.
" Udah sayang, gak usah ladenin mereka"
~0~
" Vi seharusnya lo cakar mukanya dia, jambak kek, atau tonjok aja mukanya. Gereget banget gue, tu cewek gak tau terima kasih banget. Dan sekarang lo tau? Akhir-akhir ini nyokap sama bokap gue selalu belain dia. Gara-gara dia gue berasa anak tiri di mansion gue sendiri" Maggie tak berhenti mengoceh, ia mebgeluarkan segala unek-unegnya pada Vio yang hanya didengarkan oleh Vio tanpa di jawab.
Lantaran kesal karena hanya di diamkan, maggie memekik kesal pada sahabatnya itu,
"VIOOO GUE NGOMOOOONG!"
" Ck..gue tau, gak perlu teriak bego"
" Tapi lo cuma diem Vio"
" Maggie allison, gue denger apa yang lo bilang. Akan ada waktunya untuk kita ngebales dia oke. Sabar, ayoo bolos. Gue badmood buat belajar"
Vio menarik Tangan Maggie menuju parkiran. Dan ya kedua gadis itu pergi membolos di hari pertama violyn kembali bersekolah.
~0~
Terima kasih sudah membaca