Mentari Sebelum Hujan (SQUEL...

Bởi shtysetyongrm

48.8K 3.4K 1.1K

Akan banyak ujian di hidupmu jika kamu benar-benar berjuang melalui proses yang ada. Setiap tetesan air mata... Xem Thêm

PROLOG
|MSH 1| Selangkah Untuk Maju
|MSH 2| Bunga Tulip
|MSH 3| Satu Hari Menuju Sekolah
|MSH 4| Makan Malam Keluarga
|MSH 5| Hari Pertama Sekolah
|MSH 6| Penolong Mentari
|MSH 7| Menunggu Di Gerbang
|MSH 8| Kantin Sekolah
|MSH 9| Perhatian Surya
INFO CEK
|MSH 10| Asa Untuk Mentari
|MSH 11| 15 Maret 2023
|MSH 12| Hanya Sebatas Wajah
|MSH 13| Rencana
|MSH 14| Bertemu Tapi Tak Bersatu
|MSH 15| Hari Ini Aku Datang
|MSH 16| Flashback On
|MSH 17| Sampai Kapan?
|MSH 18| Perihal Nomor
|MSH 19| Sisi Lain Guru Olahraga
|MSH 20| Antara Cara & Hati
|MSH 21| Apakah Ini Sebuah Kebetulan?
|MSH 22| Tersembunyi
|MSH 23| Tripel Date
|MSH 24| Visual Tokoh
|MSH 25| Terbongkar
|MSH 26| Perjalanan Waktu
|MSH 27| Kerikil dan Bulan
|MSH 28| Terlambat
|MSH 29| Pingsan?
|MHS 30| Apartemen
|MSH 31| Nomor Misterius
|MSH 32| Salah Sangka
|MSH 33| Pesan Misterius 2
|MSH 35| Biologis
|MSH 36| Pulang Untuk Kerinduan
|MSH 37| Anala & Harapan
|MSH 38| Malam Untuk Kerinduan
|MSH 39| Terungkap Malam Ini
|MSH 40| Keputusan Terbaik
|MSH 41| Mentari Sebelum Hujan
SAPA AUTHOR
|MSH 42| Semuanya Baik-baik Saja

|MSH 34| Langkah Awal

819 56 0
Bởi shtysetyongrm

Mungkin kalau dulu aku tidak menyakitinya, situasinya tidak akan terasa menyakitkan seperti sekarang. Hidup dengan lingkungan dan udara yang sama, namun hanya dikenal dengan nama dan wajah samaran saja. Ternyata tidak dikenali oleh anak sendiri adalah patah hati paling sakit di dunia ini.

Kata orang rindu yang paling berat adalah bagaimana kerinduan seorang ayah pada putrinya. Rasa sakit teramat sakit adalah putusnya jarak komunikasi ayah dan anaknya. Pada dasarnya ada kerinduan yang teramat dalam, namun tidak bisa diungkapkan. Ada sebuah pesan yang ingin disampaikan, namun tidak bisa terucapkan. Sekarang ia menyadari satu hal, bahwa perlakuan dan ketidak tanggung jawaban dirinya di masa lampau membuat ia menanggung derita di masa mendatang. Contohnya adalah sekarang. Ia hidup dengan lingkungan yang sama, namun tidak dikenal sebagai seorang ayah.

Rasa sakit yang terus ia dapatkan dan penyesalan yang tak kunjung usai membuat ia ingin berhenti sekarang. Bukan bermaksud untuk berhenti mengejar, namun berhenti lari dari kenyataan. Ia akan memperjuangkan apa yang seharusnya ia perjuangkan. Ia ingin meraih apa yang harusnya ia gapai. Ini tentang perjuangan dan luka yang teramat besar untuk ia rasakan.

"Halo. To the point gue sibuk."

Suara dari seberang sana membuat Dion memegang erat setir mobilnya. Mobil yang bahkan tak kunjung pergi dari halaman apartemen milik Yuda.

"Berapa lama orang melupakan wajah?" tanya Dion secara to the point.

"Anjir. Gak penting banget. Gue lagi kerja. Udah ---"

"Jawaban Lo menentukan segalanya. Apa ketika Lo ketemu orang di masa kecil terus ketemu lagi ketika dewasa Lo bakal lupa?" tanya Dion pada adiknya melalui sambungan teleponnya.

"Seminggu setelahnya orang bakal lupa kalau emang orang itu gak penting. Bye!"

Tut.

Sambungan telepon pun terputus. Dion yang mendengar jawaban Saskia memegang erat setir mobilnya. Kali ini lebih kuat.

"Seminggu setelahnya kalau orang itu gak penting," ucap Dion dengan mengulang jawaban Saskia yang memberikan jawaban melalui telepon.

Seolah diberikan keberanian, Dion yang sudah menunggu kembalinya pasangan suami istri Surya dan Dina yang ikut hadir ke dalam apartemen Yuda bersiap-siap di mobilnya. Ia berusaha untuk menyakinkan dirinya, bahwa apa yang ia lakukan saat ini bukan kesalahan yang harus ia sesali nantinya. Ia harus berjuang bukan? Memperjuangkan hak dan anaknya.

Dion yang memakai jas seolah tahu situasi saat ini. Ia berjalan keluar tanpa topi atau pun masker, menemui seorang wanita yang ia ketahui adalah Dina kakak ipar Raina istrinya. Yap! Beberapa menit yang lalu ketika ia baru saja menaiki mobilnya ia melihat dua orang tersebut ada di tempat yang sama. Ia yakin seseorang pasti merencanakan ini untuk mempertemukan dirinya dengan Surya dan Dina. Sampai saat ini ia tak mengetahui siapa yang merencanakan semuanya. Dengan cepat, Dion keluar dari mobilnya ketika Dina berjalan ke arahnya. Bukan ke arahnya, namun hendak masuk ke dalam mobil yang hanya berjarak dua mobil saja dari mobilnya.

"Permisi," ucap Dion pada akhirnya, membuat seorang wanita yang baru saja melewati dirinya menghentikan langkahnya. Wanita itu menolehkan kepalanya dan saat itu lah tatapan mereka bertemu satu sama lain. Jujur dalam hati ia terus berdoa bahwa Kak Dina tidak mengenali dirinya sebagai Dion. Dion yang telah merusak adik iparnya hingga meninggal dunia.

"Iya? Ada apa?" tanya wanita itu diluar dugaannya.

Dion sempat terdiam di tempatnya. Jarak mereka yang tidak terlalu jauh, serta wajah dirinya yang terpampang nyata saling berhadapan saat ini membuat ia takut Dina akan mengenali dirinya. Namun respon yang ia keluarkan diluar prediksi dari dirinya.

"Kak Dina bukan, sih?" tanya Dion semakin menipiskan jarak mereka. Melihat bagaimana kak Dina seolah berpikir di tempatnya membuat Dion menyambung kata-katanya.

"Saya salah satu klien kakak kala itu," sambung Dion dengan alibinya.

"Astaga! Maaf saya kira siapa. Pantesan muka kamu kaya gak asing buat saya," balas Dina dengan senyumannya.

Dion menganggukkan kepalanya dengan senyuman khas miliknya.

"Kakak ingat saya, kan?" tanya Dion dengan tatapan yang berubah. Ia seolah memastikan dengan menipiskan jarak mereka lagi.

"Kamu klien saya, kan? Saya seolah pernah lihat kamu, tapi saya tidak ingat kamu siapa. Maaf, umur tidak bisa dibohongi," balas Dina membuat Dion bernapas lega di tempatnya.

Dion menyodorkan tangannya, yang kemudian dibalas hangat oleh Dina yang seolah tak ingat apa-apa. Pertemuan Dion dan Dina kala itu hanya saat Dion hadir di rumah duka Raina. Itu pun Dion hanya datang tanpa menyebutkan namanya siapa. Mungkin singkatnya pertemuan mereka, umur Dina yang sudah semakin tua membuat dia tidak ingat dengan dirinya. Fakta membuktikan bahwa masa transisi dari remaja ke dewasa akan adalah banyak perubahan dalam diri seorang remaja untuk menuju dewasa termasuk area wajah. Kenapa orang bisa melupakan nama tapi seolah tidak asing dengan wajah? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang ada di Jerman kondisi kognitif yang kian menurun ketika kita bertambah usia atau ingatan yang tidak panjang membuat kita sering melupakan nama namun tidak asing dengan wajah. Itu lah mengapa Dina seolah mengingat dirinya, namun lupa dengan namanya.

"Saya Bagaskara," ucap Dion memperkenalkan diri dengan nama belakangnya saja. Setelah mereka saling berjabat tangan, ia tersenyum di tempatnya. Ia merasa lega saat ini. Setidaknya satu beban untuk memastikan sudah tidak terasa berat lagi. Mulai saat ini ia juga bisa menemui Mentari melalui Dina.

"Kakak apa kabar?" tanya Dion membuka obrolan lagi.

"Alhamdulillah baik. Jujur, ya, wajah kamu ini seolah tidak asing buat saya. Sepertinya saya pernah lihat kamu selain menjadi klien saya, tapi dimana, ya?" tanya Dina berusaha untuk mengingat.

"Saya klien kakak."

Dina yang menyadari sesuatu terasa janggal dengan jawaban yang diberikan oleh pria yang ada di hadapannya.

"Klien saya? Saya, kan, seorang bidan. Saya bukan dokter umum. Yang secara otomatis say ----"

"Bukan saya, tapi istri saya yang pernah berkunjung dengan kakak," balas Dion cepat membuat Dina pada akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Sayang!" panggil seseorang yang membuat ia sangat kenal sekali dengan suaranya. Suara yang membuat ia harus berpisah dan suara yang sempat menyatukan dirinya dengan Raina, namun karena pendirian dan rasa keegoisan yang ada di dalam hatinya, membuat suara ini semakin membenci dirinya.

"Kalau begitu saya permisi," ucap Dion yang segera melangkahkan kakinya ke arah depan, padahal mobilnya di belakang. Ia sengaja berjalan ke arah depan, karena Surya datang dari arah belakang. Jujur saya jika harus bertemu dengan Surya, ia belum sanggup. Interaksi yang pernah terjadi antara dirinya dengan kakak Raina membuat ia yakin bahwa Surya pasti akan mengenali dirinya. Itu sudah pasti. Dari suara hingga bentuk tubuhnya Surya pasti akan mengenalinya.

"Tadi itu siapa? Kok dari samping seperti pernah bertemu atau mendengar suaranya," tanya Surya seraya menatap lurus pada pria yang saat ini berjalan di depan mereka kian menjauh.

"Salah satu pasien. Istrinya pernah jadi pasien aku dan dia ikut menemani mas," balas Dina apa adanya.

Surya terus menatap pria yang saat ini sudah menghilang dari hadapannya. Ia menatap sang istri lalu tersenyum padanya.

"Aku kira dia Dion," sahut Surya tersenyum.

"Gak mungkin mas. Kalau dia Dion aku sudah mengenalinya. Awal dia menegur aku kira dia Dion karena wajahnya gak asing, tapi ternyata aku salah besar. Dion, kan, sudah kita pastikan ada di Amerika. Dia tidak akan mengingkari surat perjanjian bukan?" tanya Dina pada suaminya.

"Aku rasa tidak akan. Kalau sampai dia mengingkari dan Saskia mengecewakan kita, aku akan bawa Mentari pergi dari sini," balas Surya dengan tatapan seriusnya.

"Ayo masuk mobil. Itu gak akan terjadi. Aku tahu Saskia, mas. Dia gak akan mungkin mengkhianati kita. Kalau Dion ada di Indonesia, dia pasti sudah mencari Mentari karena rasa rindunya, kan? Tapi nyatanya Mentari aman-aman saja," ajak Dina yang kemudian diberikan anggukan kepala oleh Surya yang kemudian membawa istrinya masuk ke dalam mobilnya.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil dan Surya yang sudah pergi menjalankan mobilnya saat ini, Dina menanyakan hal serius pada suaminya.

"Apa yang membuat kamu berpikir kalau pria yang ngobrol sama aku tadi Dion, mas?" tanya Dina pada akhirnya.

"Suaranya," balas Surya dengan mengemudikan mobilnya.

"Emang kamu hafal suara dia?" tanya Dina semakin penasaran. "Kita gak pernah ketemu dia lagi, loh."

"Sangat sangat hafal. Setiap kata maupun suaranya yang kala itu ia ucapkan di depan aku dan Raina, aku menghafalnya hingga sekarang. Kata-kata dan ucapan yang buat aku dendam sama dia," balas Surya merasakan sakit hati juga emosi ketika harus mengingat nya.

Dina terdiam. Ia hanya mengelus lengan suaminya tanpa sepatah kata apa pun lagi di tempatnya.

"Aku janji akan mengusahakan hal apa pun agar Dion tidak bisa membawa Mentari. Karena secara sah Mentari adalah anak kita bukan anak dia," tutur Surya dengan keteguhannya.

"Sabar mas," balas Dina yang tak mampu berkata-kata lagi di tempatnya.

#TBC

ADA YANG KANGEN SAMA CERITA INI?

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian berupa vote dan komen guys.

Next?

FOLLOW ME

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

166K 26.3K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
278K 30.6K 33
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
62.2K 3.4K 19
seorang gadis bernama Gleen ia berusia 20 tahun, gleen sangat menyukai novel , namun di usia yang begitu muda ia sudah meninggal, kecelakaan itu memb...
1.1M 61.8K 65
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...