ERLANGGA | END

By pawssieshc

3.4M 103K 1.1K

FOLLOW DULU BARU SECROL ! Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo... More

01. Pertemuan Pertama
02. Pulang Bareng
03. Daren Alpheus Zorion
04. Bohong?
05. Keributan
06. From Someone
07. Wedding
08. Awal yang Baru
09. Nonton Bareng
10. Satu Atap
11. Masuk Tim
12. 5 Menit Cukup?
13. Peliharaan Baru
14. Ungkapan
15. Turnamen
16. Kepergok!
17. Omah Sarah
18. Pindah
19. Perasaan
20. Jebakan
21. Milik Sepenuhnya!
22. Kepergian
23. Sendiri
24. Hari Berikutnya
25. Menang or Kalah?
26. Berita Buruk
27. Siapa Salah
28. Kembali
29. Belum Membaik
30. Muak
31. Rumah Sakit
32. Terpaksa
33. Masih peduli?
34. Kenyataan
35. Berduka
36. Pemakaman
37. Tiba Saatnya
38. Kesedihan
39. Ujian
40. Pisah Rumah
41. Cek up
42. Study Tour
44. Pantai
45. Papa Muda
46. Aku Kamu Nih?
47. Bersama Mereka
48. Pulang
49. Bukti
50. Takut Kehilangan
51. Gak Terima?
52. Pengakuan
53. Kelulusan
54. Marah
55. Anin Birthday's
56. Rese
57. Sate Ayam
58. Kebohongan
59. Yang Katanya Rumah
60. Insiden
61. Akhir dari Kisah
62. Bucin
63. Dubai
64. Welcome baby! [END]
ANNOUNCEMENT
OPEN PO!!
CERITA BARU

43. Truth or Dare

37.9K 1.2K 3
By pawssieshc

Sekumpulan orang turun dari dalam bus, mereka semua melepas penat dengan meregangkan otot otonya yang terasa kencang dan pegal pegal, menempuh jarak waktu sekitar sepuluh jam memang bukan hal yang singkat, kebanyakan dari mereka mengeluh dan pusing berat.

Tapi rasa lelah nya kini tergantikan dengan menghirup udara sejuk kota ini, sesampainya di tempat penginapan, satu persatu dari mereka mulai masuk ke dalam mencari kamar yang dimana satu kamar di isi 2-3 orang.

Lain halnya dengan kedua remaja yang masih setia memejamkan mata, Anin dan Erlan? Yang lain sengaja meninggalkan keduanya di dalam bus. Ini semua ide dari Devan, karena udah sah mau berduaan dimana pun boleh boleh aja, asal gak ada yang ngeliat.

Anin yang merasakan hawa panas dan senyap pun melenguh, yang semula tidur bersandar menjadi duduk tegap, terbangun mengerjapkan matanya berkali kali sambil mengedarkan pandangannya kesana kemari yang ternyata bus sudah kosong, yang lain pada kemana?

"Kak! Kak bangun!" Anin menepuk pelan pipi Erpan agar bangun.

"Eughhh, masih ngantuk Nin." dia menggeliat dan malah memeluk Anin dari samping seraya mendusel di lehernya.

"Ih kak! Bangun gak!" paksanya.

"Jangan di marahin, gue masih ngantuk sayang....." Erlan merengek seperti anak kecil dengan posisi yang masih sama.

"Lah! Sejak kapan lo jadi clingy kaya gini?"

"Sejak punya istri." Erlan membalas sambil tersenyum, mata terpejam.

Sial. Anin tidak bisa menahan bibirnya agar tidak tersenyum. "Yang lain pada kemana? Kita ditinggalin tau, kak!"

"Hm." Erlan berdehem dan masih betah di posisinya.

"Ih kak! Ayo bangun! Lo mau gue cubit?"

Dengan berat hati Erlan terduduk tegap, pasalnya ancaman Anin itu tidak main main. "Iya iya ini bangun."

"Ayo turun, panas banget disini." Anin mengibas ngibaskan tangannya.

Mereka beranjak dari kursi, turun dari dalam bus secara bersamaan. Erlan yang menggandeng tangan Anin sampai di tangga terakhir.

"Orang orang ngeselin banget! Agnes Lexa juga sama! Bukannya bangunin malah di tinggal." ucap Anin.

"Mungkin mereka tau kita butuh waktu berdua Nin," balas Erlan.

"Males banget ih!"

"Marah marah mulu kaya singa."

"Apa lo bilang?" Anin melotot.

"Enggak, lo kalem kaya limbad Nin." Erlan memilih bungkam, becandain Anin tuh serem, selain galak dia juga bisa main tangan, definisi suami takut istri.

"Ngeselin! Gue pecat lo jadi suami tau rasa!"

"Erlangga junior gak lama lagi cooming soon, lo gak bisa pecat gue." Erlan menyeringai.

"Apa sih, lo gak bosen apa bahas itu mulu? Gue aja males dengernya." Anin memalingkan wajahnya.

"Gue mau punya anak, memang salah? Kalo gue berharap, hm?"

"Enggak, lo gak salah kak! Tapi menurut gue lebih baik kita fokus sama masa depan, lo juga kan sebentar lagi pegang perusahaan ayah sama papa, pasti butuh banyak materi, jadi mending lo fokus ke situ aja, jadi kalo soal anak bisa belakangan, itu bisa di urus nanti," tutur Anin menjelaskan.

"Masa depan gue udah jelas jelas lo, Anin. Apa lagi yang harus gue kejar? Harta? Iya?"

"Ih bukan gitu maksudnya, maksud gue tuh, mending lo fokus mikirin gimana caranya supaya perusahaan orang tua kita tetep berkembang kalo lo yang pegang! Nanti kan berabe kalo semisal belum siap lo keteteran sendiri."

"Males, kalo perusahaan mulu yang di pikirin kapan punya anaknya?"

Anin menarik napas lalu menghembuskan nya pelan. "Tau ah! Cape gue ngomong sama lo! Di otak lo tuh kayanya isinya anak anak anak mulu! Di kira hamil semudah itu apa?"

"Itu tugas lo jadi ibu, tugas gue bagian nyumbang benih benih cebong."

"Yaudah nyumbang ke Syela aja sana! Biar nambah banyak sekalian!"

°°°°


Sore menjelang malam, semua siswa beristirahat, sebagian dari mereka berkumpul ria di ruang tengah sambil bermain game dan bercanda tawa, merasa bebas.

Devan datang membawa alat beruba botol kaca bekas minuman menaruhnya di atas meja yang mengundang pertanyaan.

"Ngapain tuh botol lo pungut?" Faldo menyerngit bingung, apa temannya ini mau jadi tukang rongsokan.

"Kita mau main truth or dare! Jadi gimana? Lo pada mau ikutan kan?" Devan menaik turunkan alisnya.

"Bwolehhh, pasti seru tuh! Gue mau ikutan!" seru Agnes mendekat ke meja.

"Gue juga." Lexa pun ikut berpindah tempat.

"Gue juga sama Erlan ikutan, iya kan Lan?" ujar Syela.

"Hm."

"Anin? Anin Lo gak mau ikutan?" tanya Devan.

Dan Anin yang tengah duduk lesehan sendiri di karpet sambil memangku boneka beruang itu pun menggeleng pelan. "Enggak Van, gue gak ikutan."

"Loh kenapa? Kita semua fix ikutan, masa lo sendiri gak mau sih?"

"Ck! Gue gak mau, males! Pasti aneh aneh!" ucap Anin.

"Gaklah anjay, paling buat lo gue nanya soal hubungan lo sama Erlan doang, tenang aja, gue gak akan bikin lo malu, Nin." Devan mencoba meyakinkan dirinya.

Anin terdiam sejenak menatap satu persatu orang yang menatap penuh harap padanya agar ikutan. Kecuali Syela, terlihat sinis duduk mepet di dkeat Erlan.

"Gimana? Buruan, jangan kebanyakan mikir."

"Yaudah deh! Oke! Gue ikutan!" Anin menaruh boneka beruangnya di sembarang tempat lalu mendekat duduk melingkar.

Kini di tengah tengah mereka sudah ada sebuah botol yang akan di putar untuk menetukan giliran.

"Gue mulai ya." Devan memutar botol tersebut dan berputar sesuai arah jarum jam.

"Anin." tunjuk Devan. botol itu berhenti mengarah pada perempuan itu.

Terdengar Anin menghela napas. "Baru mulai loh ini, udah kena aja, ck."

"Gimana? Truth or dare?" tanya Devan.

"Gue pilih------ truth aja! Kalo dare pasti aneh aneh!" jawab Anin pasrah.

"Oke! Satu orang tiga pertanyaan."

"Pertanyaannya jawab dengan sejujur jujurnya!" Anin mengangguk.

"Siapa cowok pertama yang lo naksir di sekolah selama hidup?"

Brak!

Faldo menggebrak meja. "Fix! Si Erlan bakalan ngeluarin hukuman abis ini!"

Anin meringisi jadi takut sendiri kalo harus menjawab jujur. Walaupun sebenarnya Erlan sudah tau siapa orangnya. Dan Daren lah yang di sukai Anin saat masih di SMP.

"Gak ada yang lain apa pertanyaannya selain itu?" ujar Anin.

"No! Lo tinggal jawab aja, Anin! Masa gitu aja nyerah? Lo takut ya sama Erlan?"

"Enggak! Siapa juga yang takut! Orang gue cuma ngerasa pertanyaan lo itu terlalu kuno! Basi! Yang elite dikit kek!"

"Yailah Nin, tinggal jawab doang anjir!" kesal Devan.

Anin mengerucutkan bibirnya "Nyesel gue ikutan!"

"Mau jawab atau enggak? Kalo enggak berarti lo cemen!"

"Ish! Iya deh iya! Nih gue jawab ya! Siapa cowok pertama yang gue naksir? Ya jelas Daren lah! Dia first love gue di SMP, udah!" balas Anin.

"Widihhhh, baru tau gue, pantesan tuh anak sering nanyain lo terus, tau nya lo cewek yang suka ngejar ngejar dia." Devan tertawa terbahak bahak.

"Iyalah, gimana gue gak tergila gila sama dia coba? Atlet renang yang punya body atletis, cakep, pintar dalam segala hal! Siapa sih yang gak naksir sama dia?"

"Buset! Langsung di jawab ke intinya." Mahen tercengang, bisa bisanya Anin memuji muji Daren di hadapan suaminya sendiri.

"Hm, terus, pertanyaan kedua apa? Buruan! Gue mau ke kamar!"

"Cielah, lari dari masalah nih ceritanya?" goda Faldo.

"Enggak! Apaan sih! Buruan deh!" paksa Anin.

"Oke! Pertanyaan kedua! Selama sebulan lo di kasih berapa duit sama Erlan?"

"Itu?" Devan mengangguk.

"Gak nentu sih! Sekarang aja udah gak pernah di kasih uang bulanan! Temen lo pelit sama gue Van!"

Seketika Erlan memicingkan matanya, apa yang di katakan Anin itu tidak benar, padahal tiap minggu Erlan selalu kasih seratus juta bahkan lebih ke rekening Anin, apa segitu belum cukup?

"Wah parah Lan! Bener bener lo ya? Ck ck ck." Faldo menggelengkan kepalanya.

"Kalo gak tau yang sebenarnya mending lo diem!" tekan Erlan.

"Uh ngweriiiiiii." Faldo berlagak takut.

"Pertanyaan terakhir! Ini yang paling bahaya! Kapan terakhir kali lo ciuman sama Erlan?"

Brak!

Lagi dan lagi Faldo yang menggebrak meja. "Lo kalo ngasih pertanyaan yang privasi dikit lah anjer buset dah!"

"Truth Fal truth! Udah jelas harus jawab jujur! Gue sih setuju sama Devan! Plus kepo juga sama pasutri ini hehe." Agnes terkekeh.

"Nah!"

"Jadi gimana Nin? Kapan terakhir kali lo ciuman sama Erlan?"

Jantungnya seakan berdebar, sialnya malah kena jebakan. Salah satu privasi nya akan di ketahui oleh teman temannya. Devan laknat, bisa bisanya ngasih pertanyaan di luar dugaan.

"Terkahir kali pas------," Anin melirik Erlan yang kini malah memasang senyum smirk seolah menantangnya. Tanpa melakukan apapun pembalasannya sudah terbalaskan, ini yang Erlan tunggu tunggu.

"Pas kapan Nin?"

"Pas------," Anin memejamkan matanya dan menjawab cepat. "Pas waktu di kamar mandi selesai ujian!"

Godobrak!

Anin langsung berlari meninggalkan mereka semua menutupi wajahnya menggunakan boneka, menahan malu. Selesai ujian kemarin, memang benar Anin dan Erlan melakukan itu atas keterpaksaan Erlan yang tiba tiba nyosor.

Seketika semua tertawa lebar melihat tingkah Anin. Sedangkan Erlan tersenyum puas, ternyata Anin masih ingat kejadian di kamar mandi kala itu.

"Sumpah Nin! Lo kenapa dah." Lexa tak kuasa menahan geli di perutnya kebanyakan tertawa.

"Kalian pada kenapa sih, emangnya ada yang lucu?" Syela menatap tak suka orang lain tertawa karena Anin.

Continue Reading

You'll Also Like

AKSARA By 🦋

Teen Fiction

7.1M 364K 75
BAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebel...
783K 53K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
5.6K 256 20
"Emang Om ngga malu pacaran sama anak SMP?" "Berhenti panggil gue 'Om', gue masih SMA!" © kimviitaelove, 2022.
3.8M 297K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...