Pet Me, I'm Your Wolf!

Od Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... Více

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 52

21.5K 1.2K 96
Od Raessyyy_

SIAPAAA YG NUNGGUIN UPDATEANN?

MAKASI YA BENERAN 100+ KOMEN, SENENG BGT AAA😚😚

SO ENJOYYY

---------

"Kalau begitu aku akan minum obat pencegah hamil saja," lirihku pada akhirnya.

Bisa bahaya jika anakku laki-laki, aku tidak mau mengambil resiko itu. Lagipula Alex saja masih sangat manja, mana mungkin aku siap memiliki anak.

Namun, ucapanku sepertinya menyakitinya. Bibirnya mengerucut dan dia menatapku tajam, tidak suka dengan keputusanku.

Tangannya yang melingkari pinggangku, sedikit mencengkram kulitku di sana.

"Coba saja, aku akan terus melakukannya sampai kau hamil, sayang. Biar Bryan Bryan itu tidak mendekatimu lagi, apalagi menjadi selingkuhanmu, tidak boleh!" tegasnya, memelukku dengan posesif.

Tubuh kami semakin merapat dan kepalanya bersembunyi di ceruk leherku. Dari semalam, Alex memang selalu membahas Bryan, seakan pria itu adalah saingan terberatnya.

Padahal kami hanya berteman biasa dan sebenarnya Bryan sudah memiliki pacar. Akan tetapi, aku tidak berniat memberitahunya hal itu, biar saja Alex terus cemburu. Wajahnya yang mengerut dengan pipi mengembung itu terlihat menggemaskan, aku menyukainya.

"Siapa yang akan memberikannya padamu? Aku tidak bilang ingin melakukannya lagi, Al," tolakku menggodanya. Senyum nakalku terbit seiring dengan alisnya yang menyatu, tidak suka.

Tanpa aba-aba, Alex menggigit bahuku gemas dan semakin merapatkan tubuh kami. Badanku yang terekspos sempurna tanpa sehelai benang pun terasa geli saat mengenai kulitnya. Sudah pasti Alex sengaja memancing titik sensitifku.

Nafsu pria itu memang tidak ada habisnya. Bahkan daritadi saja kami tidak jadi jadi tidur.

"Natalie tidak boleh pelit! Tubuhmu, hatimu, semuanya sudah menjadi milik Alex!" ucapnya penuh penekanan.

Padahal menyatakan cinta saja belum, sampai saat ini aku masih tidak tahu bagaimana perasaannya. Alex seperti pria yang belum pernah pacaran saja, dia melewatkan tahapan-tahapan penting dalam berhubungan. Akan tetapi, sepertinya itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan baginya.

Berbeda denganku yang sudah menunggunya dari semalam. Ku kira setelah memberikannya, Alex akan memintaku kembali menjadi pacarnya.

Merenggut sebal, aku menjauhkan kepalanya dan menatapnya dalam. Matanya menatapku bertanya dan bibirnya malah sibuk mencium-cium tanganku.

"Tidak ada yang mau kau katakan padaku, Al?" tanyaku dengan berharap. Telinga serigalanya terbuka lebar, menunjukkan ketidaktahuannya.

Dengan polos, dia menggeleng.

Tidak puas dengan jawabannya, keningku mengerut dan semakin meremas pipinya kencang. Hal begini saja dia kurang tanggap, berbanding terbalik jika berhubungan dengan hal dewasa pasti otaknya cepat bekerja.

Benar-benar menjengkelkan.

Sontak aku melepas pelukannya dan menjaga jarak. Walaupun sia-sia saja karena sedetik kemudian Alex kembali menarik tubuhku.

Tidak mau kalah, aku menghempaskan tangannya dan memberinya peringatan agar tidak menyentuhku. Siapa suruh tidak peka?

"Apa aku berbuat salah, Rolf? Natalie tiba-tiba saja marah," tanya Alex yang semakin membuatku jengkel.

Sepertinya Alex memang tidak mengetahui letak kesalahannya. Menyebalkan sekali mengharapkan hal yang tidak mungkin terjadi.

Apalagi mendengar tanggapan Rolf yang sama bodohnya dengan Alex. Mereka berdua memang cocok dijadikan satu, sama-sama tidak peka dengan perasaan perempuan.

"Tidak tahu, mungkin mate kita ingin bercinta lagi. Lihat bibirnya yang digigit itu, Natalie pasti tidak sabar dimasuki! Ayo kita lakukan lagi Al, lagi lagi!" jawab serigala itu dengan antusiasnya.

Menghela napas lelah, aku membalikkan badan, memunggunginya. Meskipun sulit karena bagian bawahku terasa sangat sakit, akan tetapi tetap ku paksakan demi tidak melihat wajah Alex.

Tangannya langsung memelukku dari belakang dengan bibir yang tidak berhenti mencium punggungku. Kakinya melingkari pinggangku, seakan aku adalah gulingnya.

Terasa berat karena tubuh kekarnya kini bertumpu padaku. Namun, aku sudah terlalu malas untuk mengajaknya berbicara.

"Sayang, aku tidak mengerti apa yang kau mau jika hanya diam saja. Apa aku melakukan kesalahan hmm?" tanyanya dengan mengesampingkan rambutku. Dia tidak memaksaku untuk berbalik, Alex lebih memilih bangkit dari kasur untuk melihat wajahku.

Sudah terlanjur sebal, mulutku tidak dapat menahannya lagi.

"Kau tidak mencintaiku! Aku sudah memberikan segalanya padamu, akan tetapi tidak pernah ada satu kata itu di otakmu, selalu saja hal-hal mesum yang kau pikirkan!" keluhku yang membuatnya terdiam. Tangannya berhenti mengelusku dan tubuhnya menegang kaku.

Penasaran, akhirnya aku kembali membalikkan badan dan melihat wajahnya yang sedang tersenyum. Bukannya merasa bersalah, Alex malah menutup mulut, menahan tawanya.

Refleks aku memajukan bibir dan menyembunyikan wajah di dadanya, merasa menyesal sudah mengatakan hal itu. Hampir saja, aku memberitahunya kekuatanku.

Namun, ucapan Alex selanjutnya berhasil membuatku tegang. Jari-jarinya yang mengelus rambutku, seakan sedang memintaku untuk menatapnya.

"Jujur padaku, kau membaca pikiranku ya, sayang?" tanyanya dengan alis yang terangkat sebelah. Matanya menyipit, menatapku dengan menelaah.

Merasa terciduk, aku mengedipkan mata berulang kali dan melihat ke arah lain, canggung. Dengan cepat pula aku menggeleng dan mengerut, menunjukkan raut wajah bingungku.

Tentu saja aku tidak ingin dia mengetahuinya. Membaca pikiran orang adalah hal yang privasi, aku hanya takut Alex menjadi tidak nyaman berada di dekatku.

"Tidak! B-bagaimana aku bisa melakukannya?" tanyaku balik dengan terbata-bata. Jelas sekali aku memang payah dalam hal berbohong.

Tanganku menutupi wajah dan berulang kali menyangkal, berusaha meyakinkannya. Yang alhasil Alex semakin menertawakanku.

Merasa gemas, dia memelukku kian erat dan mencium rambutku terus menerus hingga berantakan. Akan tetapi kepalanya tetap mengangguk, seakan pura-pura percaya.

"Mate kita imut sekali. Aku ingin memasukinya lagi di kamar mandi, dapur, ruang tamu, di balkon sekalipun. Ide bagus, kan Rolf?" pikirnya yang membuat mataku terbelalak.

Hanya dengan memikirkannya saja tubuhku terasa panas dingin. Apalagi di alam luar, aku tidak mau, terlalu memalukan. Membayangkan ada orang yang akan melihatku, menimbulkan denyutan hebat di bawah sana.

Menatapnya tajam, sebisa mungkin aku tidak akan membiarkan Alex memaksaku. Kalau bisa jangan menyentuhku lagi untuk selama-lamanya, kemaluanku saja masih terasa sangat sakit sampai sekarang.

"Tentu saja, Al, ayo lakukan sekarang! Tunggu apalagi? Aumm!" balas Rolf dengan mengaum kencang di dalam sana. Suaranya terdengar sangat serak, seperti tengah menahan sesuatu. Ditambah lagi dengan miliknya yang mulai menegang di bawah sana.

Ini tidak dapat dibiarkan. Sontak aku mendorong dadanya menjauh.

"Aku tidak mau! Kita baru saja beres melakukannya!" tolakku dengan menggeleng berulang kali. Tanganku bergerak aktif memukul-mukul badannya, memberikan efek jera.

Namun secepat kilat pula Alex menahan tanganku dan membawanya ke atas kepala. Badannya kembali menjadi di atasku dan kakinya memaksaku untuk mengangkang.

Ini posisi yang berbahaya.

"Aku tidak bilang apa-apa sayang. Got you!" ucapnya dengan menyeringai puas, mengejekku. Spontan aku melihat ke arah lain, terlalu malu untuk mengakuinya.

Tidak mungkin bagiku untuk menyangkalnya lagi, Alex sudah mengetahuinya. Bibirku mengerucut dengan pandangan sedih, merasa bersalah.

Terbilang sangat sering aku membaca pikirannya, Alex pasti akan marah. Bahkan aku sampai tahu jika dia membeli celana dalam baru hanya untuk kegiatan malam ini. Yang sayangnya aku belum sempat melihatnya secara langsung.

Tadi kami terlalu terburu-buru, aku sampai tidak sadar saat melakukannya. Semuanya mengalir seperti aliran sungai.

Menatap wajahnya ragu-ragu, aku meneguk ludah dengan kasar.

"M-maaf sudah melakukannya tanpa izin, Al. Sebenarnya aku mulai bisa menahannya sekarang, hanya saja aku selalu penasaran dengan apa yang kau pikirkan," ungkapku tanpa ada lagi yang ditutup-tutupi.

Senyum tulusnya tersungging jelas di bibir dan tanpa aba-aba dia menggigit pipiku hingga terdapat bekas giginya. Refleks aku memukul dadanya kencang, merasa sebal.

Di saat serius seperti ini saja, Alex masih menggodaku. Apa dia tidak sadar jika taring serigalanya masih melekat di sana? Pipiku terasa ngilu dibuatnya.

Namun, gelengan kepalanya sedikit menenangkanku.

"Tidak apa-apa, sayang. Aku senang kau bisa mengerti pikiran Rolf, anjing liar itu sangat haus perhatian, bukan?" tanya Alex yang langsung dibalas Rolf dengan geraman.

Ekornya terlihat menegang marah, begitu pun dengan telinga serigalanya yang menegang kaku.

"Aku mendengarnya, bodoh! Kau yang haus perhatian, sampai-sampai aku tidak dapat kesempatan berduaan dengan Natalie. Enak saja menuduhku seperti itu," balas Rolf tidak mau kalah.

Seperti biasa mereka akan berantem dan saling menyalahkan satu sama lain. Rasanya sangat menyenangkan mendengar kedua mahkluk itu selalu membawa-bawa namaku, aku merasa diperebutkan.

Tertawa renyah, aku hanya menggeleng, tidak ingin ikut campur.

Mau Alex ataupun Rolf, keduanya sama saja di hatiku. Mendukung salah satunya hanya akan menimbulkan perpecahan. Lagipula mereka berdua terlalu menggemaskan.

Mataku sampai menyipit membayangkan Rolf sebagai roger sumatra yang terpenjara. Sepertinya lain kali aku harus meminta Alex bertukar dengan Rolf, sudah lama aku tidak melihatnya dalam bentuk serigala.

Setelah puas, mataku kembali terbuka dan tidak ku sangka langsung bertatapan dengan Alex. Wajahnya terpaku dan mulutnya menganga lebar, seakan sedang melihat pemandangan yang menakjubkan. Refleks keningku mengerut, penasaran.

"Kau sangat cantik sayang, jangan pernah tertawa di hadapan pria lain! Itu juga hanya milik Alex!" ucapnya dengan mengelus pipiku, lembut.

Senyumku yang masih mengembang di bibir, tanpa aba-aba Alex menciumnya berulang kali. Tidak tanggung-tanggung matanya sampai tertutup, seakan tengah menikmati permainannya.

Jantungku masih berdegup cepat mendengar ucapannya. Entah mengapa setiap kalimat posesif yang keluar dari mulut Alex selalu berhasil menimbulkan debaran.

Sesaat, Alex melepaskan tautan bibir kami, tanpa berpindah sedikit pun. Jarak kami yang sangat dekat, membuatku dapat merasakan napasnya yang hangat menghembusku.

"Baca pikiranku lagi, sayang. Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu," lirihnya dengan suara parau. Setelahnya Alex melanjutkan ciuman kami yang tertunda dengan lebih bergairah.

Tangannya menahan tengkuk ku dan kepalanya sudah sedikit miring, memperdalam lumatannya. Bahkan aku sampai dapat merasakan lidahnya yang mencoba menerobos masuk.

Namun, seketika otakku bercabang mendengar pikirannya yang serius. Tubuhku menegang dan bibirku hanya terdiam kaku, tidak lagi membalas ciumannya.

"Aku mencintaimu, sayang, dan besok lusa adalah hari pernikahan kita. Sebenarnya sudah ku siapkan dari beberapa bulan yang lalu. Ini mungkin telat dan kau tidak ada pilihan lain selain menerimaku, tapi aku akan tetap menanyakannya. Apa kau mau menikah denganku?"

-----------

EHEHEH SIAPAAA YG SENENG HAPPY ENDINGG?

BTWW GUE ADA KABAR BURUK, NOVEL INI UDAH MAU TAMAT AAAA😱😔😭💔

GUE KASIH TAU SKRG BIAR NNTI G PD KAGET KLO TIBA" ADA TULISAN END

APAAA MSH ADA SCENE YG KALIAN PGN BGT BACA DI PMIYW?? (MUNGKIN BISA GUE PERTIMBANGIN UTK GAJADI TAMAT)🌝🌝

DANNN RENCANANYA GUE MAU BUAT CERITA BARU, ADA YG PNYA SARAN IDE ALURNYAA??

JGN FANTASI LG G SIEE EHEHEH BUT WHO KNOWS😇

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS DI BAB INI YAA

LOVE YOUUU🤍

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

140K 13.9K 24
Girl and Big Ben sequel. Bukankah kini semuanya tampak seperti terulang kembali seperti piringan hitam usang yang memutar jalan kita dalam roda, hing...
832K 69.8K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...
JENO FAMILY Od Melk

Nezařaditelné

32.6K 2K 18
Keseharian keluarga Lee Jeno dan Mark Lee dengan anaknya yang bahagia "Sayang aku udah gak tahan" "Bangun kalian semua! Sebelum mommy siram pake air...
244K 11.4K 26
COMPLETED✔ 🚫DON'T COPY MY STORY!🚫 ✨Cek profilku untuk lihat ceritaku yang lain ya✨ --- Dia murid baru. Dia membuatku tertarik. Dia pria tampan. Dia...