Hatimu Bukan Untukku

By CmheiChanTik

60.2K 3.3K 440

Syahira Dewi menginginkan Aaron Erlangga Sadhya selamanya. Jika memang dia akan di buang dia akan mempersuli... More

First
Second
Third
Fourth
Fifth
sixth
seventh
Eight
ninth
Tenth
eleventh
twelfth
thirteenth
fourteenth
fifteenth
sixteenth
seventeenth
eighteenth
nineteenth
twentieth
twenty-one
twenty-third
twenty-fourt
twenty-fifth

twenty-second

2.8K 180 30
By CmheiChanTik

Jatuh cinta terjadi begitu saja sedangkan mencintai merupakan pilihan hidup.

Apakah kekerasan merupakan salah satu bentuk cinta?  Aaron hidup dengan orang yang ada di pikirannya sementara jiwanya mati bersama orang yang ada di hatinya.

Andaikata mencintai sesuatu, haruskah di bebaskan ?    Jika ia kembali padamu bukanlah itu milikmu selamanya. Jika tidak, maka sejak awal dia bukan lah milikmu.

Saat bersama Tifiliu dunia yang bising terdengar hening dan masalah sulit terasa sangat ringan, menenangkan.  Berharap alam semesta menghendaki,  tak ingin semua ini berhenti dan tidak perlu hal lain selain dia, Tifiliu. Pemilik hatinya.

Sekujur tubuh meremang, bergetar panas dingin dengan dada terasa seperti siap meledak karena sebuah kebahagiaan yang meluap-luap membanjiri emosi ketika kedua mata Aaron melihat buah hati untuk pertama kalinya.

Tidak puas Aaron memandang dan mengagumi kesempurnaan manusia kecil yang dalam darahnya mengalir darah dirinya sendiri. Melihat betapa rapuh dan kecil nya tubuh itu menimbulkan rasa iba, naluri melindungi, dan janji yang terukir dalam hati.

Untuk keduakalinya, Aaron kembali merasakan jatuh cinta. Perasaan terpesona dalam suasana berbeda pada mahluk kecil di hadapannya. Jika Tifiliu ketenangan maka bayi ini penyemangat, dan jika Tifiliu pemilik hatinya maka bayi ini adalah penguasa hatinya.
.
.
.

Di kepala bayi terpasang bandana lucu  warna merah jambu senada dengan baju dan kain bedong. Tertidur lelap tidak terganggu meski  jari-jari tangan Aaron menyentuh membelai-belai lembut pipi merahnya.

Aaron berpindah menyentuh bandana yang di pakai anaknya bertekstur lembut dan halus cukup elastis, fleksibel, mungkin dari bahan nilon. Perlahan menarik lepas bandana takut-takut membangunkan anaknya.

Bagaimana jika bandana itu membuat alergi atau terlepas dan terbelit di leher anaknya ? Amit-amit, Aaron menggeleng bergidik ngeri membayangkannya.

Harusnya Dewi memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan saat menggunakan aksesori seperti bando pada anaknya yang bahkan baru berusia tiga hari. Dasar wanita egois bodoh.

Aaron meneliti ruangan yang didekorasi dengan sifat-sifat dan segala hal-hal feminim di dominasi warna merah jambu.  Kekhawatiran tidak berdasar mulai memenuhi pikiran Aaron memperkuat keraguan. Sepertinya dia perlu berkonsultasi dengan dokter anak yang berpengalaman.

Walaupun dari buku yang Aaron baca penyebab pipi bayi baru lahir merah itu karena saat lahir kulit bayi masih tipis dan sensitive, sehingga rentan mengalami kemerahan bila terpapar zat atau benda tertentu. Kondisi kulit merah ini bisa merupakan hal yang normal, tapi bisa juga pertanda adanya alergi bukan ?

Aaron mengalihkan pandangan dari bayinya pada Dewi yang sedang bersedekap tangan di dada menunjukan wajah pongah menantang duduk di atas ranjang pasien, kedua kaki pendeknya  menjuntai menggantung.

Menyimpan bandana lalu meraih satu buket bunga Lily pink berukuran sedang dari sofa single samping box bayi. Aaron yang hakekatnya tidak terbiasa datang dengan tangan kosong bersyukur bisa menyempatkan diri mampir membeli bunga untuk Dewi. Berharap wanita  pendek yang suka mengumbar menjajakan tubuhnya dengan baju murahan kurang bahan di hadapannya tidak besar kepala dan menyalah artikan perhatian Aaron. 

Aaron mengulurkan buket bunga Lily tepat di hadapan Dewi yang terdiam menatap dirinya lekat penuh permusuhan.

"Berhenti melihat ku dengan mata melotot, kau terlihat jelek sekali Dewi..."

Dewi mendesis sinis. Rona wajah bahagia Aaron saat menatap bayinya sungguh menjijikan, pria itu sepertinya telah hilang ingatan bagaimana dulu dia meminta Dewi membuang menggugurkannya. Dewi  ingin sekali mencekik leher Aaron sampai mati lalu membawanya ke neraka.

Menarik nafas mengumpulkan tenaga, Dewi menepis kasar buket bunga Lily yang Aaron ulurkan sampai terlempar. Dengan kekuatan  penuh dendam, Dewi  meninju kasar bagian tengah panggul suaminya yang sialnya merupakan pusat tubuh kebanggaan Aaron.

Aaron yang masi jet lag, tidak sigap meringis reflek menyentuh selangkangan lalu menangkupkan kedua tangan di kejantanannya. Dia membungkukkan tubuh kesakitan melangkah mundur menjauhi Dewi. Sesak ngilu bukan main sakit minta ampun, luar biasa nikmat.

Aaron shock mendapatkan perlakuan Dewi yang berbahaya mengancam kelangsungan hidupnya. Bagaimana jika dia cidera dan tidak mau berdiri lagi?    Ular betina sialan bertingkah terlalu jauh.

Tubuh Aaron diam tidak bergerak. Bernafas dengan hidung dan mengeluarkannya dengan mulut terus di lakukan secara berulang-ulang sampai merasakan perubahan dan sensasi pada dada beserta anggota tubuh lainnya. Perlahan ketenangan kembali Aaron dapatkan dan rasa sakit berangsur sedikit menghilang.

"Jangan sembrono Dewi, tahan tingkah preman mu. Aku tidak masalah kau pukul atau tampar sekalipun, tapi tidak di bagian tadi"

Suara Aaron pelan dan datar, namun tegas penuh ancaman. Kedua matanya memerah menatap Dewi bengis. Aaron menarik, merengkuh memeluk Dewi erat,  mendaratkan satu kecupan panjang di puncak kepala Dewi.

"Itu sakit sekali..!!!"

"Aku senang mendengarnya Aar.. sungguh...!!!!"

"Tidak lucu"

Dewi melepas paksa pelukan suaminya, menatap sengit Aaron yang jelas terlihat berbeda. Pria berwajah tampan insting buaya pergi ke Jepang mendadak ada pekerjaan. Alasan klise tak berbobot. Baru-baru ini Dewi bisa melihat Aaron tidak bahagia dalam hidupnya, mungkin dia kerepotan menjalani dua kehidupan sekaligus, menyedihkan.

Tentunya Dewi senang melihatnya. Mungkin sebentar lagi Aaron akan kurus kering lalu mati tersiksa. Jika tidak, Dewi yang akan gila.

"Aku penggoda, bukan pelawak...!!"

"Ya, itu dirimu yang sesungguhnya"

Aaron tersenyum kecut mendengar penuturan Dewi. Merogoh saku jas formal yang dia kenakan, mengeluarkan satu kotak biru kecil lalu membukanya.

Satu kalung bertahtakan berlian sama persis seperti yang Aaron berikan pada Tifiliu menyilaukan mata. Kalung menyerupai the hipe diamond yang Aaron pesan langsung dari Prancis. Saat itu Aaron memesannya satu khusus untuk Tifiliu, tapi entah setan apa yang merasuki jiwa dan pikiran sampai Aaron meminta di buatkan dua dalam bentuk dan rupa sama.

Sambil menyelam minum air, hadiah yang sama di situasi berbeda dan tentunya untuk dua wanita yang bertolak belakang.

Dewi terhipnotis melihat kalung bertaburkan berlian putih dan  berlian biru sebagai liontinnya. Sekujur tubuh Dewi meremang, merinding merasakan kedua tangan Aaron menyentuh lehernya memakaikan kalung terindah yang pernah Dewi lihat.

"Apa kau sedang menyogok ku...? Cih...!!! Menjijikan Aar"

Lain di hati, lain di mulut. Dewi berkata seakan tidak menyukai apa yang Aaron berikan padahal hatinya teramat senang, diam menerima dengan bibir berkedut tipis.  Menahan diri agar tidak berteriak kegirangan.

"Ck...! Kamu bukan orang penting yang perlu di sogok"

Aaron memungut buket bunga Lily dari lantai dan kembali mengulurkannya, dan kali ini Dewi menerimanya dengan senyum manis di buat-buat.

"Dewi....kamu telah menjadikan aku pria sempurna. Aku telah memiliki anak perempuan cantik. Dia merupakan hal terindah yang pernah ada"

Di ujung lidah Aaron sudah terpatri kata maaf dan juga terimakasih siap untuk di ucapkan, tapi dia memilih kembali menelannya.

Harga diri dan martabat akan jatuh jika Aaron mengucapkan kata terimakasih terlebih kata maaf pada Dewi yang berpikir dangkal.
.
.
.

Aaron adalah kesulitan yang membuat Dewi takut menerima kebenaran  di atas kenyataan.

Alasan kenapa Dewi tidak bisa menyerah karena dia tumbuh besar dengan menyaksikan ayahnya mengatasi segala rintangan hidup yang menimpanya. Dewi yakin ayahnya menangis hingga tertidur beberapa malam bahkan bertahun-tahun, namun dia tetap bangun setiap pagi dan melakukan pekerjaan luar biasa dalam membesarkan Dewi. Dewi tidak pernah bisa menjadi lemah, dia belajar jadi yang terbaik untuk menjaga perasaan ayahnya.

Berpisah karena perselingkuhan hanya akan membuka luka lama.

Percaya atau tidak, bukankah pria akan tetap menghubungi masa lalunya walaupun sekedar tanya kabar, bahkan di luaran sana  mungkin juga banyak pria yang  masih bisa menemui masa lalunya meskipun dalam keadaan tergila-gila dengan cinta barunya.

Tunggu saja sampai  habis toleransi Dewi, karena kesabaran ada batasnya.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 4.3K 15
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
534K 38.7K 38
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
3M 23.7K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
6.1M 315K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...