"jayan-ah"|| Xodiac

By doranghaee

108K 9.5K 4.2K

soon... More

#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#14
#15
ANNOUNCEMENT
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
ANNOUNCEMENT
#32
#33
#34
#35
#36

#13

2.5K 263 67
By doranghaee

"Bukankah fancafe lebih menyenangkan daripada fansign?" Sing berbisik di telinga zayyan saat leo sedang berpose untuk difoto oleh para penggemar.

Zayyan mengangguk. Ia juga pikir begitu. Berhadapan dengan para penggemar secara langsung tanpa dipisahkan oleh panggung membuat suasana menjadi lebih menyenangkan.

"Kita bisa melihat wajah mereka lebih dekat" Kata zayyan, balas berbisik.

Sing menyenggol pinggang zayyan sambil tertawa tertahan. "Mereka cantik-cantik"

Zayyan menahan tawanya agar para penggemar tidak curiga pada pembahasan bisik-bisik mereka.

"Kau benar..."

Zayyan diam-diam melirik para penggemar mereka.

Orang Korea memang memiliki wajah cantik dengan ciri khas nya.

"Bagaimana pendapatmu soal menikah dengan fans?" Bisik sing lagi saat para penggemar sedang antri untuk sesi foto bersama leo.

Zayyan berpikir "aku tak begitu masalah. Bagaimana denganmu?"

Sing menggeleng-geleng "mereka memang cantik. Tapi gadis-gadis di kotaku lebih cantik. Lebih dewasa" Katanya sambil tertawa.

Ah, zayyan ingat sing pernah memberitahunya soal tipe idealnya. Sing suka perempuan yang lebih dewasa. Sing pernah cerita, ia pernah berpacaran dengan gadis di kotanya. Yang ber notabene sebagai teman sekolah sekaligus tetangganya.

Fancafe ulangtahun leo menjadi fanmeet yang menyenangkan untuk mereka bertiga.

Ketiga member itu melepaskan rasa lelah mereka beberapa hari terakhir dan bersenang-senang seperti anak remaja pada umumnya.

Mereka tak bersikap seolah mereka adalah idol diantara para penggemar. Lebih dari itu, menganggap para penggemar sebagai teman jauh lebih menyenangkan.

Ketiga member itu menyimpan banyak kenangan dalam video dan foto yang diambil oleh para penggemar melalui camera handphone mereka.

Senyum dan tawa dari ketiga member itu membuktikan bagaimana mereka senang dengan perlakuan penggemarnya yang telah mendukung mereka dengan sangat baik.

Kado dan hadiah memenuhi cafe itu. Di dususun rapih di meja khusus untuk kado leo. Bahkan beberapa penggemar juga memberikan hadiah kepada zayyan dan sing.

"Ini menyenangkan" Ucap leo kepada sing dan zayyan.

Kedua member itu tersenyum melihat wajah sumringah leo yang tak bisa berbohong.

"Aku berterimakasih pada mereka tapi aku tahu itu tak cukup. Bagaimana caraku membalas kebaikan mereka hingga mereka merasakan kebahagiaan ku saat ini?"

"Jadilah sukses"

Sing tertawa dengan jawaban singkat zayyan yang to the point.

Lalu sing menjawab, "melihat senyumanmu saat ini saja sudah membuat mereka bahagia"

Sing mengatakan itu sambil merangkul leo. Memberinya dukungan kalau ia pasti bisa menjadi idol yang disayangi penggemar.

Diantara hiruk-pikuk fancafe. Dengan canda dan tawa yang menghiasi nya. Seorang gadis yang sejak tadi melihat sing dari kejauhan, dengan Pertimbangan dan rasa cemas_datang mendekat.

"Sing"

Sing menoleh saat mendapati suara perempuan memanggil namanya. Mendapati gadis dengan pakaian sederhananya.

Senyumnya memudar.

Diantara banyaknya penggemar.

Diantara sempitnya kesempatan.

Gadis itu berdiri di depannya.

Tersenyum kearahnya.

"Hai.... " Ucapnya dengan senyuman hangat.

Sing terdiam. Terpaku di tempat. Sementara zayyan dan leo memandanginya bingung.

Kenapa sing harus bersikap seperti itu kepada penggemar?

Gadis itu menjulurkan secarik surat yang dibalut dengan amplop merah muda kepada sing.

"Ini.. Aku menulis surat Untukmu. Kuharap kau ingin membacanya" Ucapnya dengan suara yang lembut.

Leo tertegun. "Kau dari hongkong?" Tanyanya begitu mendengar gadis itu berucap dalam bahasa kanton, bahasa yang sama dengan sing.

Gadis dengan rambut hitam se punggung itu tersenyum pada leo, mengangguk.

"Aku terbang dari hong Kong begitu tahu akan ada fancafe"

"Waah.. Daebak"

Leo masih tertegun. Ia tak tahu ada penggemar dari China yang jauh-jauh datang hanya untuk mendatangi fancafe ulang tahunnya dan memberikan surat kepada idol nya.

Walaupun ia tak begitu kaget_karena, memberi surat pada idol adalah hal yang sudah biasa untuk grup idol rookie_tapi tetap saja leo memikirkannya. Bukankah itu berarti ia adalah seorang penggemar yang~seserius itu?

Sing menerima surat itu tanpa menatap wajah gadis itu. Lalu menyimpannya di saku_diantara beberapa surat lainnya yang hanya ia letakkan di meja kado leo.

Gadis itu membungkuk, memberikan salam perpisahan dan ucapan selamat kepada leo.
Lalu mundur dari barisan depan dan hilang diantara kerumunan penggemar.

"Kau mengenalnya?"

Zayyan tahu ada yang salah dengan sing begitu menyadari ekspresi nya berubah saat melihat gadis tadi.

Sing pasti mengenalnya.

Merasakan ketegangan diantara sing dan gadis tadi membuat zayyan penasaran. Ia penasaran apakah sing akan menjawabnya atau itu adalah hal sensitif untuk di jawab.

Tapi pada akhirnya sing tak menjawab. Dan insiden pertemuannya dengan gadis itu membuatnya menjadi pendiam_walaupun ia bersikap seolah tak ada yang terjadi dan kembali bersenang-senang_zayyan bisa menyadari mood sing yang berubah. hingga fancafe berakhir, dan membuat suasana di dalam mobil menjadi hening di sepanjang perjalanan pulang.

.

.

.

Malam itu sing tak bisa tidur.

Ia sudah membaca surat pemberian gadis itu.

Yang tanpa membaca surat saja, membuat sing kepikiran hanya dengan melihat gadis itu. Apalagi ketika ia membaca surat pemberian gadis itu di dalam mobil saat perjalanan pulang tadi.

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Tapi kantuk tak kunjung mendatanginya. Ia berakhir berbaring dengan mata terbuka, memandang langit-langit kamar.

Disisi lain ia berpikir, bahwa hal itu akan mempengaruhi aktivitas dan hari-harinya setelah ini. Lalu dengan cepat member lain akan menyadarinya dikarenakan ia adalah member yang ceria dan banyak omong.

Sing tak ingin itu terjadi. Ia tak ingin membuat member lain khawatir.

Sing bingung.

Ia menghembuskan nafasnya berat sambil mengubah posisinya menghadap kiri.

Menghadap zayyan.

Ah, lelaki itu sedang tertidur lelap.

Ia penasaran bagaimana jika ia membicarakan ini pada zayyan? Bagaimana reaksinya? Apakah zayyan bisa memberinya solusi?

Zayyan kemudian mengubah posisinya dalam tidurnya. Menghadap sing yang tengah memandangnya. Mereka berhadapan.

Sing menatap wajah itu. Wajah damainya membawanya kedalam perasaan yang lebih tenang.

Disaat yang tepat, zayyan membuka matanya. Mengerjapkannya, menata penglihatannya yang masih buram.

Ia terbangun.

"Kau belum tidur?" Tanyanya dengan suara serak yang lembut. Ia mengucek matanya, memperjelas penglihatannya.

Alih-alih menjawab, sing malah balik bertanya.

"Kau bangun?"

"Tidurlah lagi" Pintanya dengan suara malam yang halus.

Zayyan menggeleng-geleng.

"Aku tak bisa tidur dengan nyenyak. Kupikir ini ke tiga kalinya aku terbangun malam ini"

"Kenapa?"

Zayyan menghembus. Menarik selimut menutupi bahunya.

"Kau membuat ku khawatir"

Sing tergugu. Zayyan mengkhawatirkannya.

Ah tentu saja zayya mengkhawatirkan nya. Toh, zayyan lah yang melihat pertemuannya dengan gadis tadi. Sing sangat pusing memikirkan gadis itu hingga tak mengingat zayyan akan mengkhawatirkannya sampai tak bisa tidur dengan baik.

Tapi yang membuat sing lebih tergugu lagi adalah, ketika zayyan bertanya dengan mata sipit baru bangunnya,

"apa itu gadis yang pernah kamu ceritakan?"

Melihat sing dengan wajah diam kagetnya membuat zayyan melanjutkan ucapannya.

"Ah.. Kamu pernah cerita, kamu berkencan dengan gadis yang berasal dari kota yang sama denganmu"

Iya sing ingat. Tapi hal yang membuatnya terkesima adalah, bagaimana zayyan masih mengingatnya dan mengetahui gadis itu adalah gadis yang ia ceritakan, serta bagaimana zayyan mengatakan itu dengan suara seraknya, dengan wajah manis setengah kantuknya.

"Jadi kau mengingatnya..." Ucap sing.

Malam membuat suara mereka terdengar jelas walaupun mereka saling berbicara dengan suara pelan.

"Dia jauh-jauh datang untuk memberimu surat. Bukankah surat itu sangat berarti?"

Sing diam.

Isi surat itu mengandung rahasia.

Tapi ia tak bisa untuk menahan, untuk tidak memberitahunya pada zayyan.

Mungkin zayyan bisa membantunya mencari jalan keluar.

"Dia tak menulis banyak. Hanya beberapa kabar dan sedikit kenangan-kenangan kita dulu"

Zayyan mendengarkan. Mencoba memahami perasaan sing melalui ekspresi yang lelaki itu pancarkan ketika bercerita.

"Kami sudah lama tidak berhubungan. Kupikir itu adalah tahun lalu ketika aku gagal di big hit entertainment"

"Dia memblok semua media sosial ku. Nomorku. Aku berusaha menghubunginya tapi ia menghilang seakan di telan bumi"

"Aku baru tahu rupanya ia mengganti telepon nya dikarenakan rusak saat membaca suratnya. Ketika ia mencoba menghubungiku lagi, aku sudah debut dan tidak menggubris pesan apapun dari para penggemar atau siapapun yang tak ku kenal"

"Pada akhirnya dia mendatangiku dari hongkong. Memberiku surat. Memberiku line nya, tapi juga tidak memaksaku untuk menghubunginya"

Ekspresi sing berubah-ubah mengikuti intonasi dan nada bicaranya.

"Ada banyak kemungkinan yang muncul di pikiranku. Apakah secara tidak langsung ia ingin kami kembali berhubungan? Atau mungkin dia hanya ingin bertemu dan mengakhiri semuanya dengan cara yang baik-baik"

Zayyan diam. Ia ingin bertanya sesuatu sebelum memberi sing pendapat.

"Kenapa dia memblokir mu?" Zayyan tahu ia terdengar sedikit ikut campur. Tapi ia tak bisa membantu jika tak tahu apa inti permasalahan dari perpisahan mereka.

Melihat sing yang hendak menjawab tanpa beban membuat zayyan lega.

"Kami sudah pacaran hampir dua tahun. Dia adalah orang yang mendukungku dengan semua hal yang ingin kulakukan. Kau tau kan, sebelum menjadi trainee, aku adalah pemain bola. Kupikir dia sudah nyaman dengan profesi ku itu, dia sangat bersemangat dengan mendukungku untuk menjadi pemain bola nasional. Kalau bisa internasional. Haha.. Menceritakan ini membuatku menjadi mengenang masa-masa itu"

Ya, zayyan tahu sing adalah mantan pemain bola. Ia tak heran begitu pertama mengetahuinya dikarenakan tubuh sing yang tinggi dan otot-ototnya yang lumayan besar.

"Jadi ketika aku memutuskan untuk menjadi idol, dia tak setuju. Tapi pada akhirnya dia menerima keinginanku itu dengan barat hati. Katanya, kesenangan ku adalah yang paling penting"

"Tapi begitu aku gagal di audisi big hit entertainment, dia merasa tak ada harapan untukku menjadi idol. Tapi aku tidak menyerah dan tetap tekun pada dunia baruku. Itu membuatnya marah, disaat aku bisa sukses menjadi pemain bola, aku meninggalkan impian itu dan beralih ke idol"

Sing menghembus berat. Menampakkan wajah sedihnya.

"Hubungan kami berakhir. Yah, itu salah satu faktor yang membuatku sakit selama seminggu saat awal menjadi trainee. Tapi seiring waktu aku akhirnya melupakannya dan bisa fokus menjadi seorang trainee. Yang kupikir, aku hanya ingin cepat-cepat debut"

Sing terkekeh.

"Makanya, saat melihatnya tadi_setelah waktu yang lama_aku tak tahu harus mengatakan apa untuk mendeskripsikan perasaanku. Aku bingung. Apakah aku masih menyukainya? Atau aku hanya mengenang masa lalu bersamanya?"

Sing menatap zayyan. Bertanya, "menurutmu, apa yang harus kulakukan?"

Zayyan tak serta merta menjawab. Ia jatuh ke dalam cerita sing. Terhanyut dalam perasaan sedih yang sing pancarkan. Kalau dia yang ada di posisi sing, mungkin ia akan menangis.

"Hei kau mendengarkanku? Apa ceritaku begitu membosankan?" Tanya sing saat zayyan tak kunjung menjawab.

Zayyan menggeleng. Tersenyum.

"Aku ingin berkata banyak. Tapi sing, sepertinya aku harus menyadarkanmu terlebih dahulu, kita dilarang pacaran"

Sing terkekeh. Zayyan benar. Apapun yang sing rasakan, ia tetap berakhir menjadi lelaki yang dituntut agar tidak berpacaran.

"Tapi... Kurasa kau harus menghubunginya, selain menjawab perasaanmu_apakah kau masih menyukainya atau tidak_kau harus memastikan apakah dia baik-baik saja"

"Kalau pada akhirnya dia ingin mengajakmu kembali bersama, bilang saja kau tak bisa. Tapi kalian masih bisa berteman dengan baik. Kupikir dia akan mengerti. Mendengar dari ceritamu saja aku bisa tahu dia adalah gadis yang baik dan dewasa"

Ya, seperti tipe gadis yang pernah sing katakan.

Sing menatap zayyan dimata. Terenyuh dengan kata-katanya.

Ia sering lupa kalau zayyan itu lebih tua karena dampak wajah nya yang imut dan tubuhnya yang pendek.

Malam itu zayyan bersikap menjadi Hyung sebagaimana semestinya.

"Aku akan coba menghubunginya besok. Terimakasih, solusi dari mu sangat membantu"

Zayyan tersenyum "tidak masalah. Ceritakan padaku apa saja yang mengganggu pikiranmu"

Ah, benar-benar. Sing jadi ingin memeluk lelaki itu dan mengucapkan kata terimakasih karena ia telah hadir dan menjadi member xodiac.

"Kalau dipikir-pikir, kau belum pernah menceritakan soal kisah percintaanmu. Aku jadi penasaran"

Zayyan terkekeh. Akhirnya pertanyaan yang ia hindari sejak dulu tiba juga.

"Tidak ada yang spesial"

"Bohong. Semua kisah cinta itu spesial"

Sing jadi tambah penasaran.

"Kapan kau pacaran pertama kali.."

"Merasakan sensasi aneh saat jantungmu berdegup kencang.."

"Dan bagaimana perasaanmu saat pertama kali berciuman.. "

"Hei... Aku tak ingin membahasnya"

Sing cemberut "tidak adil. Aku sudah menceritakan kisah percintaanku padamu, walaupun tidak semuanya"

Zayyan menggaruk pipinya yang tidak gatal. Tersenyum salah tingkah.

"Aaah.. Memalukan. Baiklah, aku berkencan untuk pertama kalinya diumur delapan belas"

Sing meng-woah. Ia pikir zayyan sangat kuat menahan masa remajanya disaat dirinya sendiri mulai berkencan diumur sebelas.

"Berapa mantan yang kau punya?"

Zayyan mengingat-ingat. "Empat? Ah.. Tidak... Lima? Ya lima"

"Waah.. Tidak bisa dipercaya. Kau baru pacaran pertama kali di umur delapan belas dan sudah mempunyai mantan sebanyak itu?"

Zayyan membantah "justru itu karena aku tidak tahu cara pacaran dengan benar jadi aku tidak keberatan ketika mereka meminta putus. Aneh sekali. Mereka yang menyatakan perasaan lebih dulu tapi mereka yang mengakhirinya"

"Hahaha.. Begitulah mereka" Sing tertawa.

"Tapi, pasti ada satu orang yang benar-benar kau sukai"

Zayyan berdesir. Sing benar. Dulu ia seperti itu. Tapi kesibukannya di Korea, menjadi trainee, membuatnya berangsur-angsur lupa pada perasaan itu.

"Ada satu wanita" Ucapnya.

"Dia sahabatku. Kami sangat cocok menjadi teman dan saling mendukung. Hal itu membuatku tak tega untuk menyatakan perasaanku dan membuatnya tak nyaman. Jadi kupikir, Lebih baik berteman dalam waktu yang lama"

Sing menggeleng-geleng. Meledek sikap zayyan yang tidak keren.

"Padahal kau tidak tahu bagaimana perasaannya padamu. Bisa jadi dia juga menyukaimu. Kalian hanya terjebak friendzone"

Zayyan menggeleng.

"Tadinya kupikir begitu. Tapi kemudia aku sadar kalau keputusanku benar. Jika saja saat itu aku menyatakan perasaanku padanya, tanpa tahu aku akan menjadi trainee di Korea, itu akan menjadi sedikit membebankan bagaimanapun akhirnya. Jadi, aku tidak menyesal telah memendam perasaanku"

Lagi-lagi sing takjub. Zayyan malam itu benar-benar menampakkan sisi hyungnya.

"Jadi, apa kau masih menyukainya?"

Ditanya begitu, zayyan jadi ikut bertanya-tanya pada dirinya.

"Sekarang, mungkin tidak. Tapi gak tau deh kalau kita bertemu, mungkin perasaanku kembali muncul" Jawabnya tak pasti, diiringi dengan tawa. Kantuknya sudah sepenuhnya hilang.

Sing memerhatikan bagaimana zayyan tertawa. Melihat itu, perasaannya menjadi lebih lega.

"Aku suka suara serakmu ketika baru bangun" Sing tiba-tiba membanting setir pembahasan mereka. Entah apa yang membuatnya berpikir begitu hingga mengucapkannya. Tapi, sejak tadi matanya tak lepas dari wajah zayyan. Dan melihat bagaimana lelaki itu berbicara dengan cara yang imut_selalu imut.

Serta suaranya yang serak khas bangun tidur, yang menjadi hal baru yang sing sukai.

"Terdengar seksi" Imbuhnya.

Zayyan heran. Apasih yang sing pikirkan. Bukankah Semua orang memiliki suara serak yang sama ketika bangun tidur.

"Hei jayan-ah" Tiba-tiba sing penasaran.

"Kalau seandainya kau diberi pilihan, antara temanmu tadi dan aku... Siapa yang akan kau pilih?"

Zayyan diam.

Tuh kan. Akhirnya ia sadar apa yang membuatnya tak nyaman jika berduaan saja dengan sing akhir-akhir ini. Ia sadar sing selalu memberinya pertanyaan absurd yang ambigu.

"Aku tak bisa memilih. Dia sahabatku yang mendukungku hingga saat ini. Dan kau, kau temanku. Kita sudah melalui banyak hal, suka dan duka. Jadi, kalian berdua sama. Tanpa kalian aku tak bisa berada di sini sekarang"

Sing cemberut. Padahal jawaban zayyan sudah yang paling benar. Tapi sing tak puas.

"Jujur saja. Kalau aku, kalau diberi pertanyaan seperti tadi, pilih antara gadis yang memberiku surat, yang sangat kucintai dulu, atau kamu?... Aku akan memilihmu"

"Aku akan memilihmu, jayan" Ulangnya. Lebih jelas. Dengan mata yang tak akan goyah.

Zayyan kaget. Tapi ia terpaksa tertawa ringan agar sing tak melihat ekspresi kaget yang salah tingkahnya.

"Kau bisa mengatakannya karena aku disini sekarang. Mungkin kalau kau bertemu dengannya lagi, kau tak akan mengatakan seperti itu. Bagaimana pun, seorang pria pasti lebih memilih pacarnya ketimbang temannya sendiri"

"Kau salah. Aku mengatakan ini karena kupikir, senyumanmu lebih indah daripada dia. Kau tahu kenapa aku baik-baik saja sekarang padahal aku baru saja bertemu dengannya?"

Zayyan diam. Ia tidak tahu. Yang ia tahu, jantungnya yang mulai berdebar. Melihat mata sing yang menatap nya dalam. Menyadari bahwa curhatan soal percintaan mereka tak lagi di bahas.

"Jadi kupikir, dari apa yang kurasakan sekarang, aku lebih memilihmu. Berbicara denganmu, menatap mu, membuatku sadar kalau aku baik-baik saja tanpanya"

Zayyan merasakan perutnya menggelitik.

Lagi, ia merasakan itu lagi ketika mendengar perkataan-perkataan seperti itu dari sing.

Apa sing tahu maksud dari ucapannya?

Lelaki itu tak pernah gagal dalam percintaan. Tapi sebenarnya dia sangat polos.

"O.. Okey... Sebagai member xodiac, kita harus mendukung satu sama lain" Zayyan berusaha bersikap dewasa di saat jantungnya tak baik-baik saja.

"Lupakan soal percintaan dan fokus mengejar sukses. Oke?" Ucapnya yang sebenarnya hanya peralihan untuk kabur dari suasana itu.

Sing tetsenyum. Dalam hati ia bertanya-tanya, mengapa ia selalu berakhir mengatakan hal-hal aneh kepada zayyan? Padahal ia tak pernah seperti itu pada leo ataupun member lainnya.

Zayyan memang punya saya tarik yang kuat, pikir sing, semua member memperlakukan zayyan seperti ia memperlakukannya. Mungkin karena wajah imut berpadu dengan manis miliknya, membuat para member berpikir kalau mereka harus memiliki zayyan?

Sing menggeleng-geleng. Entahlah. Kenapa dia jadi melantur di dalam pikirannya yang berkecamuk?

"Bagaimana kalau kita karaoke?"

Sing bangkit dengan idenya yang brilian.

Zayyan membolakan matanya. Ikut bangkit.

Tiba-tiba mereka menjadi antusias.

"Kaja...! "

Pagi dini hari kedua member itu akhirnya menghabiskan waktu di ruang latihan yang menyiapkan alat karaoke.

Menyingsing pagi dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan dengan suara yang merdu.

Terasa damai dan menyenangkan.

.

.

.

Di pertengahan musim panas pada hari itu. Sing tergesa-gesa menemui zayyan yang baru saja keluar dari ruang latihan.

"JAYAAAN.... "

"Ada apa? Kenapa?"

Sing memegang kedua bahu zayyan

"aku ingin menggunakan satu lagi permintaanku"

"Mwo?"

"Ayolah.. Aku masih punya dua...."

"A... Apa permintaanmu?"

Sing menarik nafas.

"Hari minggu nanti... Temani aku ke gereja"

Sukses, mata zayyan membola.

"MWO??? "

.

.

.

To be continued

*Bonus

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 82 1
Bromance! but romance... Sing ♡ Zayyan [ Oneshot fanfiction ]
462K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
495K 37K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
239K 35.9K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...