DREAM [END]

By pinkveectory

5M 423K 9.9K

[MY ORIGINAL STORY] Mimpi yang Catherine dapatkan merupakan alasan terbesar mengapa ia mengubah tujuan hidup... More

CHAPTER 0 ; Things you can't see
CHAPTER 1 ; Is it the tea
CHAPTER 2 ; It is the tea
CHAPTER 3 ; Cling
CHAPTER 4 ; Dream
CHAPTER 5 ; All night long
CHAPTER 6 ; Out for a while
CHAPTER 7 ; Princess in a tower
CHAPTER 8 ; Edward's POV
CHAPTER 9 ; Not a tea party
CHAPTER 10 ; Midnight talks
CHAPTER 11 ; A promise to keep
CHAPTER 12 ; Loved by everyone
CHAPTER 13 ; Oops
CHAPTER 14 ; U Turn
CHAPTER 15 ; The real Monster is out now
CHAPTER 16 ; Hit n Run
CHAPTER 17 ; Keep you safe
CHAPTER 18 ; Home is where the heart is
CHAPTER 19 ; The new normal
CHAPTER 20 ; Lies beneath the truth
CHAPTER 21 ; The Monster knows everything
CHAPTER 22 ; You all over me
CHAPTER 23 ; What love feels like
CHAPTER 24 ; Mastermind
CHAPTER 25 ; The truth untold
CHAPTER 26 ; The story you can't see
CHAPTER 27 ; Just Us
CHAPTER 28 ; The other side
CHAPTER 29 ; Two is better than one
CHAPTER 31 ; Eyes tells everything
CHAPTER 32 ; His
CHAPTER 33 ; It feels Red
CHAPTER 34 ; Made your mark on me, Golden tattoo
CHAPTER 35 ; Aftercare
CHAPTER 36 ; I do
CHAPTER 37 ; Unbiological
CHAPTER 38 ; Things you have to know
CHAPTER 39 ; A bird who fly too high for you to catch
CHAPTER 40 ; Things you wanted the most
CHAPTER 41 ; As you wish Princess
CHAPTER 42 ; Babe, don't threaten me with a good time
CHAPTER 43 ; Gift
CHAPTER 44 ; Can i go where you go?
CHAPTER 45 ; Nice things
CHAPTER 46 ; Chain around his neck
CHAPTER 47 ; Mine
CHAPTER 48 ; All's well that Ends well [END]

CHAPTER 30 ; God knows best

88.6K 8.2K 221
By pinkveectory

.

.

.

CHAPTER 30 ; God knows best

Setelah negosiasi alot dengan Edward, akhirnya lelaki itu pun mengizinkan Catherine dan Harvey untuk berbicara empat mata didalam ruangan tersebut.

Meskipun beberapa saat lalu, untuk pertama kalinya Edward tidak menuruti permintaan Catherine dan hampir meledakan emosinya didalam ruangan tersebut, semuanya dapat terselesaikan setelah perbincangan panjang dan permohonan Catherine.

Catherine sungguh tidak mengerti dengan perilaku Edward.

Tadi, lelaki itu begitu marah dan melarang keras Catherine untuk berbicara dengan Harvey. Setiap gadis itu bertanya alasannya, Edward tidak menjawab dan selalu mengalihkan topik.

Gadis itu menghembuskan nafasnya, rasanya mustahil untuk menebak jalan pikiran Edward.

"Aku akan berada diluar, 30 menit kau tidak keluar, aku akan menghancurkan pintu itu" ujar Edward penuh ultimatum sebelum pria itu mengecup puncak kepala sang calon istri dan keluar dari ruangan tersebut.

Catherine hanya mengangguk dan menatap kepergian Edward dan Horion.

Gadis itu menatap Harvey, "Maaf atas kendalanya" ujar Catherine.

Pasalnya membujuk Edward butuh waktu lebih dari 1 jam.

Disebrangnya, Harvey tersenyum maklum.

"Tidak apa-apa. Sesuai rumornya, Duke Emeric bukan orang yang mudah"

Benar, dan kelihatannya wanita yang terlihat masih bugar dan cantik di kepala 5 ini tak merasa takut sama sekali.

"Jadi, haruskah kita mulai?"

**

Edward mengerutkan dahinya saat melihat para pendeta berjubah putih berada didepan ruangan saat lelaki itu membuka pintu.

"Salam, Duke"

"Apa yang kalian lakukan disini?"

Para pendeta itu tentu diundang ke pesta debutante Catherine, hanya saja saat ini pesta telah usai dan tidak seharusnya mereka berada disini tanpa izin.

"Atas perintah Raja dan Pendeta agung, kami ditugaskan disini, Duke" jelas Saint Paulus yang berada diantara 5 Pendeta lain.

"Tugas apa yang kau maksud?"

"Menyegel ruangan ini, Duke"

Sontak saja wajah Edward mengeras.

"Apa maksudmu?"

"Edward, Percakapan antara makhluk yang diberkati tidak boleh didengar siapapun bahkan kita, para pendeta harus menyegel ruangan itu untuk beberapa saat" Jelas Horion.

"Tidak" Tolak Edward dengan tegas.

"Sayangnya, itu bukanlah sesuatu yang bisa di negosiasikan" lanjut Horion sembari membiarkan para pendeta melakukan tugas mereka.

Melihat Edward yang seakan ingin membantai mereka semua, Horion pun segerea menghentikannya.

"Catherine bisa celaka bila kau mengganggu mereka, Edward" ucap Horion penuh penekanan.

Mendengar itu, Edward menatap Horion dengan tatapan tajam.

"Kau membahayakan Catherine?"

"Tidak, namun bila kau mengganggu para pendeta yang sedang menyegel ruangan, maka kau yang membahayakan Catherine"

***

"Aku sudah mendengar satu dua cerita tentangmu" ucap Harvey, ramah.

Catherine membalas senyuman ramah wanita tersebut.

"Raja pernah membicarakan-mu namun hanya sebatas nama dan sebuah alamat"

Harvey mengangguk.

"Aku memang memutuskan untuk menjaga privasiku semenjak kuil dan kerajaan mengetahui berkat dewa yang diturunkan padaku"

Karena sedari awal Harvey memang hanya seorang rakyat biasa, wanita itu memutuskan untuk tetap hidup tanpa sorotan meskipun disisi lain ia tetap membantu kerajaan melalui mimpi-mimpi-nya.

"Kapan kau pertama kali mengalami mimpi-mimpi itu?" tanya Catherine.

Harvey terdiam sejenak sembari mencoba mengingat.

"Sekitar usia 30,"

Catherine mengerjapkan matanya. Ternyata perbedaan usia mereka saat mendapati berkat, cukup kontras.

"Biasanya para pemimpi mendapati berkat diatas usia 25, anda adalah kasus yang langka, Putri"

Catherine bahkan sudah mendapati berbagai mimpi diusia 16 tahun. Apa dewa memiliki masalah saat melihat tenggat waktu pemberian berkat?

"Saat ini aku adalah muridmu, tolong berbicaralah dengan nyaman" ujar Catherine yang diangguki oleh Harvey.

Entah bagaimana, melihat Harvey membuatnya terpana. Wanita yang mengaku sebagai rakyat biasa itu memiliki aura anggun dan keibuan yang membuat siapapun nyaman.

"Tentang mimpimu... apakah ada yang membuatmu tidak nyaman?" tanya Harvey. Saat ini raut wajahnya terlihat serius.

Untuk beberapa saat, Catherine terdiam, mencoba cari cara yang tepat untuk menjelaskan sesuatu yang selalu mengganjal dihatinya selama ini.

"Ceritakanlah dengan perlahan, aku akan mendengarkan"

Catherine menghembuskan nafasnya dan mencoba menjabarkan mimpi demi mimpi yang ia alami. Terutama mimpi mengenai Edward dan Abigail yang selama ini mengganggunya.

...

"Aku selalu bertanya-tanya

Mengapa rasanya begitu nyata? Setiap mengalami mimpinya, rasanya hatiku diremas hingga keakarnya, karena itu aku sempat berfikir bahwa mimpi itu adalah kehidupanku sebelumnya..."

Harvey menganggukan kepalanya, pernah merasakan hal tersebut.

"Catherine...

Saat kau mendapat petunjuk untuk membantu kerajaan dari dewa melalui mimpi apa yang kau rasakan?"

Catherine terdiam. Gadis itu berusaha mengingat mimpi yang pernah ia alami beberapa waktu lalu.

"Tidak ada, rasanya saat itu seperti aku hanya menonton sebuah adegan teater, dan setelah terbangun perasaanku terburu-buru untuk segera memberitahu raja"

Harvey mengangguk sekali lagi.

"Tepat sekali"

Wanita bergaun cokelat muda tersebut menatap Catherine.

"Kau tidak merasakan apapun karena kau tidak ada disana.

Mari kita ambil contoh.

Jembatan yang seharusnya hancur. Didalam mimpi itu, kau tidak merasakan emosi apapun karena kau bukanlah seseorang yang berada di sana. Kau bukanlah orang yang mati tertimpa beton dan reruntuhan jembatan, kau bukanlah raja yang terpuruk atau hal lainnya. Kau hanyalah perantara dewa untuk memberi petunjuk.

Karena itu kau hanya bisa merasakan emosi di mimpi yang menunjukan visual dirimu, dan kau mampu merasakan sakitnya"

Catherine terdiam. Mendengarkan semua penjabaran Harvey dengan seksama.

Untuk pertama kalinya, ia merasa berbicara dengan orang yang mampu mengerti.

"Tapi Catherine..."

Harvey mengeluarkan buku tebal dari tasnya dan membukanya di halaman yang sudah diberi tanda.

"Dewa tidak akan pernah memberikan para pemimpi masa depan mengenai hidup mereka sendiri. Tentu dengan alasan itu akan merusak keseimbangan. Karena kita diciptakan untuk menolong para manusia bukan mengambil keputusan untuk masa depan kita sendiri."

Catherine membaca kitab yang diturunkan para dewa tersebut.

Netra violet itu mengerut saat membaca kata demi kata dari buku tersebut.

Tidaklah seorang pemimpi akan mengetahui hidupnya di depan.

"Lalu apa arti mimpiku? Mengapa Dewa terus memberiku mimpi tersebut?"

"Dewa sedang menuntunmu" jawab Harvey tepat setelah pertanyaan Catherine terlontar.

"Menuntun?"

Andrea mengangguk.

"Mimpi itu adalah pemicu agar kau bertindak sesuai dengan apa yang Dewa inginkan"

Catherine mengerutkan dahinya dengan mata mengerjap.

"Apa saja yang telah kau lakukan setelah mendapat mimpi itu?"

Catherine terdiam sejenak sembari mengingat-ingat.

"Meraih Raja, membantu kerajaan agar bisa membuat kesepakatan, dan membatalkan pertunangan..."

Harvey mengangguk dengan senyum tipis diwajahnya.

"Tepat seperti yang Dewa inginkan.

Kau tidak memiliki figur ayah yang pantas karena itu Dewa membuatmu meraih Raja Horion sehingga beliau bisa menjadi sosok ayah bagimu.

Pertama kali kau berani mengungkapkan mimpimu pada Raja bukan? Awalnya kau ragu dengan mimpimu, sampai akhirnya Raja memastikannya dengan pendeta agung. Semua itu membuat istana, kerajaan dan kuil melindungimu. Itu adalah perantara Dewa untuk menjagamu di dunia ini.

Lalu Edward? Haruskah kujelaskan? Pria itu mengira kau akan selalu tetap disisinya karena itu tak menunjukan afeksi apapun, lihatlah apa yang terjadi setelah kau berniat pergi. Bak anjing gila kehilangan majikannya" jelas Harvey tanpa sedikitpun rasa takut setelah memanggil Monster Utara sebagai Anjing Gila.

Disisi lain, Catherine hanya bisa mematung. Mencoba mencerna seluruh informasi yang baru saja masuk ke otaknya.

"Dewa memang terlihat sedang mempermainkan perasaanmu, dan mungkin kau baru bisa memahami semua ini setelah kuberi tahu, karena sejujurnya usia 16 tahun sungguhlah usia yang sangat belia untuk seseorang diberkati" jelas Harvey.

Masih terdiam, Catherine menatap teh nya yang sudah tak panas lagi dengan tatapan kosong.

Dalam benaknya ada sedikit rasa tak adil. Jadi selama ini ia merasakan sakit hati tanpa alasan?

"Apa karena itu aku tak bisa membenci Edward?"

Harvey mengangguk-anggukan kepalanya.

Mata abu-abu wanita itu menatapa Catherine dengan tatapan teduh.

"Ya, bisa dibilang begitu.

Kita sudah dipilih oleh Dewa bahkan saat sebelum kita lahir, Catherine. Kita manusia utusan para Dewa yang tidak bisa memiliki hati kotor.

Pernahkah kau bertanya-tanya mengapa rasanya sulit untukmu membenci seseorang? Atau murka pada sesuatu? Atau pernahkah kau merasa ingin membunuh? Mencuri? Atau haus kekuasaan?"

Catherine menggeleng. Sejauh apapun ia mengingat, gadis itu rasanya tak pernah merasakan hal seperti itu.

Ambillah contoh Edward dan Abigail. Sudah sewajarnya jika Catherine membenci mereka kan? Namun mengapa rasa marah itu hanya bertahan beberapa saat dan padam begitu saja?

"Karena Dewa menciptakan kita dengan hati yang tidak bisa kotor.

Bayangkan bagaimana jadinya jika manusia biasa yang memiliki berkat kita? Mereka tidak akan ragu untuk memanfaatkan segalanya dan siapa yang tahu apa saja yang bisa mereka lakukan. Menjadi raja? Mengaku dewa? Atau bahkan mengungkapkan kebohongan mengenai mimpi mereka?"

Tunggu... jadi pujian masyarakat yang memanggilnya titisan dewi itu tidak sepenuhnya... salah?

Baiklah ini bukan saat yang tepat untuk mengingat hal tersebut.

"Karena itu kau tidak bisa membenci Edward, ataupun keluargamu yang mengasingkan-mu, karena perasaan negatif tidak diizinkan masuk kedalam hati kita.

Pahamilah Catherine, mimpi itu adalah petunjuk tersirat.

Dewa menuntunmu untuk mengambil langkah. Dewa menginginkanmu melakukan segala hal yang telah kau lakukan setelah kau mendapatkan mimpi itu, agar kau mendapatkan takdirmu yang sesungguhnya."

Ia mengambil langkah berpisah dengan Edward... namun justru membuatnya semakin melekat pada pria tersebut.

Apakah ini yang sebenarnya Dewa inginkan?

***
TBC

Published, 26-07-2023

Gimana? Ada yang tebakannya bener??

Anyways, sampe sini kalian suka ga sama dream? Give me your thoughts dongg, soalnya kemarin sempet writers block, i need something to boost my energy❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 154K 49
โ€ขAiris Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
2.9M 185K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...
69.2K 7.2K 15
Bagaimana jika seorang gadis pekerja keras meninggal saat ia tertidur, hal itu terjadi karena kebakaran di rumahnya akibat kosleting listrik dan buka...
1.8M 102K 25
โApakah aku bisa menjadi ibu yang baik?โž โPukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.โž ยฉbininya_renmin, 2022