AMBER and the vampire prince...

By Nkalestar

257K 11.4K 1.1K

WARNING (18+)❗ Takdir mempertemukan Amber dengan makhluk yang selama ini di anggap manusia hanyalah sebuah mi... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43
Bagian 44
Bagian 45
Bagian 46
Bagian 47
Bagian 48
Bagian 49
Bagian 51
Bagian 52
Bagian 53
Bagian 54
Bagian 55
Bagian 56
Bagian 57 (END)

Bagian 50

2.5K 110 24
By Nkalestar

Pagi hari di dunia immortal, tepatnya wilayah bangsa vampir terlihat sama menakutkannya ketika malam hari. Hutan di sana memang lebat tapi tidak ada satu pun burung yang berterbangan bebas di awan.

Amber membuka matanya dan merasakan rengkuhan erat di pinggangnya. Tanpa membalikkan tubuhnya pun dia sudah paham dan tahu siapa pelakunya. Amber mengelus lengan kekar itu lembut. "Kau tidak akan melepaskanku untuk mandi?"

Tidak ada sahutan dari Giovanni, tetapi Amber yakin pria itu memang sengaja mengabaikannya. Amber memutar tubuhnya hingga wajah mereka saling berhadapan satu sama lain. Giovanni masih berpura-pura menutup matanya, hingga cubitan kecil di hidungnya membuatnya membuka mata itu.

"Aku tahu kau tidak tidur dan memang tidak bisa tidur. Sekarang, lepaskan rengkuhanmu ini dan biarkan aku pergi mandi!"

"Ini masih terlalu pagi untukmu mandi, kau akan kedinginan nanti."

"Aku punya dirimu untuk menghangatkanku, lalu kenapa aku harus takut kedinginan? Sudah, biarkan aku pergi!"

Giovanni masih menahan pinggang Amber hingga membuat gadis itu merasa kesal. Giovanni menampilkan senyum jahilnya dan berakhir dirinya mendapat pukulan keras dari Amber di lengannya.

"Apa kau akan membiarkanku mati kelaparan?!"

"Kau mau mandi atau makan sebenarnya?"

"Aku mau mandi dulu lalu sarapan di dunia manusia! Aku ingin makan di restoran waktu itu dengan menu yang sama."

"Baiklah, aku akan ikut. Tapi ..."

"Tapi apa?"

"Aku akan ikut mandi denganmu juga!"

Giovanni tanpa izin dari Amber, langsung membopongnya menuju tempat pemandian. Amber terkejut dengan perbuatan Giovanni itu. Giovanni tertawa kecil melihat Amber yang melotot padanya.

Sesampainya di tempat pemandian, Giovanni menurunkan Amber. Amber memberikan tatapan tajam pada Giovanni yang mengartikan, 'balikkan tubuhmu, aku mau melepas pakaianku! Awas saja jika kau berani mengintip!'

Giovanni menurut dan membalikan tubuhnya. Setelah mendengar bunyi air, barulah Giovanni berbalik dan melepas pakaiannya sendiri. Giovanni membantu Amber membersihkan tubuhnya dengan menggosok punggung gadis itu.

Amber merasa tangan Giovanni mulai berani merayap ke depan tubuhnya, langsung saja Amber berpindah tempat. "Jangan macam-macam, Gio! Aku ingin cepat menyelesaikan mandi ini dan makan, jangan sampai kau yang aku makan!"

"Bukankah sudah pernah kau memakanku? Kalau kau mau lagi, dengan senang hati aku akan memberikannya. Jadi, kau mau?"

Wajah Amber memanas. Dia termakan omongannya sendiri. Amber berusaha mengabaikan pria itu. Segera menyelesaikan acara mandinya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Giovanni. Giovanni pun bergegas menyelesaikan mandinya, tidak ingin tertinggal dari Amber.

Selepas mandi dan berganti pakaian, mereka berdua pergi menuju dunia manusia menggunakan kekuatan Giovanni tentunya. Amber dan Giovanni berjalan menuju restoran yang tidak lama ini pernah mereka kunjungi. Amber memesan menu yang sama dengan terakhir kali dia pesan di sana, porsinya pun sama.

"Kalau kau sering makan sebanyak itu, aku yakin tidak lama lagi badanmu akan gemuk!"

"Lalu, kenapa jika aku gemuk? Kau akan meninggalkanku dan mencari wanita yang punya tubuh kurus kering?"

Giovanni mendegus, memilih diam daripada meladeni gadis itu terus. Giovanni memperhatikan Amber yang makan dengan lahap. Dari pantulan kaca di depannya, matanya mendapati seseorang yang ia kenal sedang duduk bersama seorang wanita. Giovanni menoleh ke tempat seseorang itu yang ternyata adalah Diego. Diego duduk bersama Elena tak jauh dari mereka.

"Itu benar Diego, apa yang dia lakukan di sini bersama wanita itu?"

Amber melirik Giovanni yang berbicara sendiri sambil memandangi satu objek. Amber mengikuti arah pandang Giovanni, dia ikutan terkejut. "Diego!"

"Benar. Tapi kenapa dia datang ke tempat ini dengan seorang gadis manusia?" Amber mengangkat bahunya cuek dan melanjutkan makannya. Meski begitu, gadis itu juga ikut berpikir. Pemandangan tidak biasa bagi Giovanni dan Amber. Sebelum Diego menyadari keberadaannya, Giovanni menyamarkan aura dan bau tubuhnya menjadi manusia biasa.

Sedangkan Diego, pria itu terus menatap Elena yang terus menunduk sejak mereka sampai di restoran itu. Bahkan saat memesan makanan tadi, Diego lah yang memilih makanan untuknya. Diego sendiri hanya memesan minuman saja.

Pesanan mereka datang, barulah Elena mengangkat kelapanya. Mata gadis itu berbinar melihat hidangan restoran tersebut. Maklum karena dirinya belum pernah menginjakkan kaki sekalipun di tempat seperti ini. Bisa makan untuk esok hari saja dia sudah bersyukur, tidak terpikirkan sama sekali untuknya mendatangi tempat-tempat seperti itu.

Diego menyuruh Elena makan, gadis itu makan dengan pelan. Diego terus memperhatikannya membuat Elena merasa malu. 'Kenapa dia terus menatapku begitu? Dia membuatku malu saja!'

Meskipun makannya pelan, tapi bisa sampai habis. Diego dan Elena pergi dari restoran itu tanpa menyadari sama sekali keberadaan Giovanni dan Amber yang mengikuti mereka. Giovanni berbisik ke telinga Amber di sampingnya. "Kau berpikiran sama denganku, Am?"

Amber mengangguk. Mereka keluar dari tempat persembunyian saat Diego semakin menjauh dari sana. Mata Giovanni dan Amber membelalak lebar ketika melihat Diego membawa Elena memasuki sebuah gedung apartemen. Mereka saling berpandangan.

"Cih, dia tidak memberitahuku apapun mengenai hubungannya dengan seorang manusia!"

"Ck, memangnya harus dia memberitahumu apapun yang dia lakukan!?"

"Tapi dia menjalin hubungan dengan seorang manusia, bertentangan dengan peraturan bangsa kami! Ini tidak bisa di biarkan, aku ak---"

"EKHEM!"

Amber melotot padanya. Giovanni menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu pura-pura melihat sekitarnya, menghindari tatapan Amber yang seakan ingin membunuhnya. Amber mendengus, berbalik dan meninggalkannya. Giovanni langsung menyusul Amber.  'Dia menyalahkan Diego seakan dia tidak melakukan hal yang sama! Giovanni menyebalkan!'

Di dalam apartemen Diego, Elena dan Diego saling duduk berdampingan di sofa. Tidak ada yang memulai pembicaraan sampai Diego berdiri dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Sebelum Diego mendorong pintu itu untuk terbuka, Elena menghentikannya.

"Diego, tunggu!"

Diego memberinya tatapan bertanya, Elena nampak malu-malu sebelum mengatakan, "apa kau tidak merasa lapar?"

Diego menaikkan satu alisnya, lalu menggeleng. Elena memilin ujung bajunya untuk mengurangi rasa gugupnya. Elena melirik Diego sekejap lalu menurunkan sendiri kerah baju yang menutupi lehernya. Diego melotot padanya. "Jangan mulai lagi, Elena! Berapa kali aku katakan aku tidak mau meminum darahmu!"

"Tapi kenapa?! Kau tidak menyukai darah manusia? Kau minum darah siapa selama ini?!"

"Itu bukan urusanmu."

Sekarang Elena lebih berani dengan memeluk Diego. Diego mencoba melepas pelukan itu tanpa menyakiti gadis itu. Elena menggeleng kuat. "Aku mohon, biarkan aku berbuat sesuatu untuk membalas kebaikanmu!"

Diego terdiam. Elena menarik tengkuk Diego dan mendekatkannya ke lehernya sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa Diego mulai terpancing. Aroma darah Elena yang bisa ia cium meski jarak mereka cukup jauh, apalagi dengan jarak sedekat ini.

Elena tersenyum merasakan deru nafas Diego yang memberat mengenai kulit lehernya. Diego menatap Elena dengan matanya semerah darah juga taring vampirnya. Elena sebenarnya takut, namun...

" ...Diego, aku menyukaimu."

Mata Diego terbuka lebar, dia berharap telinganya tidak salah dengar. Elena tersenyum padanya dan mengelus wajahnya. Diego tidak tahu sesuatu yang ia rasakan sekarang. Dia mungkin saja senang mendengar ungkapan cinta dari Elena.

Diego mulai menancapkan taringnya perlahan ke leher gadis itu. Diego tidak mau terlalu menyakiti Elena. Elena memejamkan matanya rapat-rapat. Sakit lalu digantikan gelombang kenikmatan yang ia rasakan. Kaki Elena tidak mampu menopang tubuhnya, merosot ke lantai diikuti Diego yang memeluknya.

Diego menjauhkan mulutnya dan memperhatikan Elena yang hampir pingsan itu. Diego membawa tubuh lemas Elena ke dalam kamar gadis itu dan membaringkan di ranjang dengan lembut.

"D--diego ..."

"Aku di sini. Tidurlah."

"A--aku tidak tahu, kapan perasaan ini muncul. Aku seperti gadis konyol yang menyukai penolongku sendiri. Kau berpikiran sama juga, kan? Maafkan aku sudah lancang menyu---"

"Sudah, jangan banyak bicara lagi! Tidur dan pulihkan tenagamu."

Diego terus menemani Elena sampai gadis itu benar-benar tertidur. Diego menghela nafas lalu mengacak-acak kasar rambutnya. 'Cih, aku tidak mengerti dengan semua ini ...cinta? Apakah vampir sepertiku mampu mencintai seorang manusia ...?'

Diego langsung berpindah dimensi dari kamar Elena menuju kamarnya sendiri di kastil vampir. Diego pergi mencari keberadaan Giovanni maupun Amber, terserah siapa dulu yang akan ia temui. Diego berhenti di depan pintu kamar Amber. Ia sangat yakin sekarang Giovanni berada di dalam sana.

Belum tangannya mengetuk pintu kamar tersebut, orang di dalam sana sudah membukanya duluan yaitu Giovanni. Giovanni dan Diego sama-sama terkejut lalu Diego menarik tangan Giovanni.

Diego berhenti menarik Giovanni saat sudah berada tak jauh dari kamar Amber. Diego memastikan kondisi di sekitarnya, dia sengaja mencari tempat sepi. Giovanni menatapnya heran.

"Dengar, jangan menertawakanku setelah apa yang aku tanyakan nanti!"

Giovanni menaikan satu alisnya. Kegugupan Diego nampak jelas di mata Giovanni. Seketika, Giovanni langsung mengerti maksud Diego. Pria itu pura-pura menyimak Diego dengan serius dan mencoba menahan tawanya.

"Begini ...em, sebenarnya ..."

" ...? Jangan bertele-tele, aku masih punya pekerjaan lain!"

"Ck, sabarlah sebentar! A--aku ..."

"Menyukai seorang gadis manusia?"

Mata Diego langsung melotot padanya. Giovanni menyeringai dan berbalik badan akan meninggalkannya namun itu hanya untuk memancing Diego saja. Benar, Diego menghentikannya dan langsung berbicara tanpa terbata-bata seperti sebelumnya.

Continue Reading

You'll Also Like

169K 10.8K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
1M 47.2K 27
[ SUDAH TERBIT] TAMAT ( Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan) SINOPSIS : Suasana sangat tegang hanya karena perkataan pria yang sedan...
1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
1.2M 102K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...