Mischievous Kiss (BTS -Bangta...

By neerrr_

328K 15.9K 710

Cho Rayoung, menyukai seorang namja bernama Jeon Jungkook dengan sepenuh hati. Namun Rayoung -seorang gadis p... More

Part 1 - Cinta dan Bintang Jatuh
Part 2- Bintang Itu Sangat Bersinar
Part 3 - Aku Semakin Menyukai Bintang Itu
Part 4 - Pelukan Bintang
Part 5 - Ciuman Bintang (1st kiss)
Part 6 - Aku Ingin Melihat Bintang Ku Bahagia
Part 7- Rahasia Bintang
Part 8 - Menjaga Bintang (2nd kiss)
Part 9 - Hantaman Bintang
Part 10 - Menjauh Dari Bintang
NOT AN UPDATE (maaf -.-")
Part 11- Melupakan Bintang
Part 12- Selamat Tinggal Bintang
Part 13- Bersama Bintang
Part 14 - Bintang Jatuh Di Tempat Yang Salah
Part 16- Cinta Dan Bintang Jatuh (pt.2) Kiss! Kiss! Kiss!
MISCHIEVOUS KISS 2 -Sinopsis-
INFO!

Part 15- Keajaiban Bintang Jatuh (kiss!kiss!kiss!)

17.4K 1K 108
By neerrr_

MISCHIEVOUS KISS -part 15- Keajaiban Bintang Jatuh (kiss!kiss!kiss!)

"Untuk mu tak pernah ada kata menyerah bagi ku. Aku mencintai mu, Jeon Jungkook."

-Rayoung

"Kau hanya mencintai ku!"

-Jungkook
~~~~~
Cast :
Cho Rayoung
Jeon Jungkook
Kim Taehyung
Han Hyuna
Jung Nana
Kim Hyemi
And Other Cast
~~~~~

Rayoung POV

   Apa jawaban yang harus ku beri pada Taehyung malam ini? Apakah aku akan menerimanya? Namun benarkah jika aku sudah bisa menerima Taehyung di hati ku? Jika iya, mengapa selalu nama Jungkook yang selalu di panggil oleh hati ku? Jeon Jungkook, bukan Kim Taehyung.

   Namun aku tidak ingin menyakiti Taehyung dengan segala kejujuran hati ku itu. Aku tidak bisa membiarkan pria sebaik ia tersakiti begitu saja, hanya untuk gadis biasa seperti ku.

   Mungkin aku butuh waktu. Sampai saat dimana aku dapat menerima Taehyung dan melupakan Jungkook. Aku yakin butuh waktu yang lama dan sangat sulit. Namun aku tidak ingin menyakiti Taehyung dengan jawaban yang akan ku beri padanya saat ini. Aku hanya tidak ingin melihat pria sebaik Taehyung harus tersakiti.

    Dengan segala keyakinan, aku mencari kontak Taehyung dalam ponsel ku. Dan seketika timbul rasa takut yang besar dalam diri ku saat ingin menghubungi kontak Taehyung dalam ponsel ku.

   Sebagian ego ku berkata, terima saja Taehyung dan lupakan Jungkook. Jadi kau tidak perlu menyakiti Taehyung dan dirimu sendiri. Sehingga kau tidak perlu membatalkan rencana mu untuk menemui Taehyung malam ini.

   Namun disaat aku sudah menutup kontak Taehyung, sebagian hati kecil ku berkata, kau tidak mencintai Taehyung! Dan lama kelamaan suara hati itu semakin terdengar jelas. Kau tidak mencintai Taehyung! Kau tidak mencintai Taehyung! Kau hanya mencintai Jungkook!

   Sehingga setetes air mata mengalir begitu saja dari kedua mataku. Dengan segera aku memanggil kontak Taehyung dan menguatkan hati ku untuk mendengarkan apa yang hati kecil ku katakan. Karena mengikuti hati kecil adalah jalan terbaik menurut ku saat ini.

    Segera aku kembali mencari kontak Taehyung dan menghubunginya. Nafasku memburu menanti jawaban Taehyung. Hingga beberapa detik kemudian aku merasa nafasku tercekat saat mendengar suara Taehyung di ujung sana.

    "Annyeonghaseyo? Rayoung-ah?"

   Aku mencoba mengatur detak jantung ku yang berdetak tak beraturan saat mendengar suaranya. Mendengar suaranya yang selalu di penuhi dengan perhatian dan perasaan, tak urung membuat ku merasa menjadi orang paling jahat yang telah melukai hatinya.

   "Rayoung-ah? Kau masih disana?" Kembali ku dengar suaranya saat aku tidak mengucapkan sepatag kata sedikitpun.

   Aku tak bisa! Aku tidak bisa sejahat ini pada Taehyung. Kenapa bisa aku masih memilih Jungkook disaat ada pria sebaik dan setulus Taehyung yang datang dan menawarkan kebahagiaan untuk ku? Apakah aku sudah gila? Apakah aku sangat bodoh? Ya, kau memang sangat bodoh, Cho Rayoung!

~~~~~
Author POV

    Taehyung mengernyit heran saat ia tak kunjung mendengar suara Rayoung di ujung sana. Dan entah untuk alasan mengapa, timbul rasa khawatir dalam dirinya saat pertama kali menerima telepon dari Rayoung. Namun ia yakin, ada sesuatu hal yang terjadi pada gadis yang ia cintai itu. Apakah karena malam ini? Dimana ia memaksa Rayoung memberikan jawaban untuknya?

   "Rayoung-ah? Kau baik-baik saja? Apakah terjadi sesuatu? Tolong bicara padaku. Ada apa?" Taehyung kembali mencoba memanggil Rayoung.

   "............"

   "Rayoung-ah? Cho Rayoung?"

   "..........."

   "Rayoung, jika kau tidak menjawab sampai saat ini, aku bersumpah akan datang ke tempat dimana kau berada sekarang. Jelaskan padaku kenapa? Jangan diam seperti ini. Kau membuatku khawatir."

   Disaat kesabaran Taehyung mulai menipis, dari ujung telepon ia dapat menedengar isak tangis Rayoung yang semakin lama semakin besar. Rasa khawatir yang ia rasa pun terbukti. Ada sesuatu yang salah pada gadis itu.

    "Rayoung-ah?! Ada apa?! Aku segera ke tempat mu sekarang. Kau ada dimana? Apakah di restoran atau di-"

    " Taehyung ,"

    Taehyung terdiam mendengar lirihan kecil Rayoung. Ia lega mendengar suara gadis itu. Namun tidak saat mengetahui ada rasa sedih dan ragu dalam suara itu.

    "Ya? Ada apa?"

    "Maafkan aku, Taehyung-ah."

    "Maaf? Untuk apa?" Seketika timbul rasa takut dalam diri Taehyung saat mendengar ucapan Rayoung. Ia bisa merasakan kemana arah pembicaraan Rayoung kali ini.

   "Maaf jika aku menyakiti mu. Karena-"

   Di ujung telepon sana, Rayoung mencoba mengumpulkan segenap kekuatannya untuk melanjutkan ucapannya pada Taehyung. Dan hal itu sukses membuat Taehyung merasa tersiksa akan waktu menunggu kelanjutan dari ucapan Rayoung.

   "Maaf, Taehyung-ah. Aku meminta mu untuk melupakan ku dan melupakan semua perasaan mu padaku."

   Taehyung melepaskan nafasnya yang tadi sempat tertahan dengan kasar. Ia merasa ada sebuah belati tajam yang menusuk hatinya. Sehingga sangat sakit dan perih.

   Sambil tersenyum miris dengan pandangan kosong ia menjawab ucapan Rayoung. Masih dengan sisa-sisa kesadarannya.

   "Rayoung-ah," Taehyung mengadah menatap langit-langit kamarnya dan tersenyum miris. "Apa salah ku? Apa aku menyakiti mu? Apa aku terlalu memaksa mu? Jelaskan pada ku alasan mu meminta ku untuk melupakan mu, ku mohon."

   "Tidak tahu," Rayoung menjawabnya dengan lirih. Ia juga menangis di ujung telepon sana. Hanya saja Taehyung tak dapat melihatnya. "Aku hanya mengikuti kata hatiku. Maafkan aku, Taehyung. Aku minta maaf."

   "Tapi Rayoung- Rayoung?! Cho Rayoung?!"

   Taehyung mendesis marah saat Rayoung memutuskan sambungan teleponnya begitu saja. Ia menatap ponsel di tangannya dengan sisa-sisa kemarahan dan kekecewaan atas ucapan Rayoung tadi.

    Ia sakit. Ada banyak kata-kata kemarahan yang ia tahan dalam hatinya saat ini. Karena ia adalah orang yang tidak biasa menyeruakkan kata-kata hanya untuk meredam amarahnya. Ia adalah pria yang tenang. Namun tidak ada orang yang tahu, jika di balik ketenangan itu tersimpan suatu hal yang menjadikan ketenangan itu sebagai bom waktu yang siap meledak kapan pun.

~~~~~
Rayoung POV

    Apakah yang aku lakukan sudah benar? Apakah aku sudah menyakiti hati Taehyung? Apakah ia akan membenci ku? Apakah hubungan ku dan Taehyung sudah berakhir? Dan aku yakin semua jawaban itu adalah, iya. Aku berhak mendapatkan itu semua.

   Aku membiarkan beberapa saat dimana aku menangis karena telah menyakiti pria sebaik Taehyung. Aku tidak peduli jika nanti kedua mataku akan membengkak lantaran menangis. Aku sudah sangat jahat pada Taehyung.

    Taehyung-ah, maafkan aku. Semoga kau menemukan gadis lain yang lebih baik dari diriku. Maaf karena aku masih sangat mencintai Jungkook. Maafkan aku, ku mohon.
~~~~~
Author POV

    Rayoung tersenyum kecil saat menyambut kedatangan keluarga Jeon di restoran Appa-nya. Ia juga mencoba tersenyum kepada Jungkook yang saat ini terlihat sangat tampan.

   "Rayoung aku merindukanmu!" Nyonya Jeon segera menghambur memeluk Rayoung dengan erat saat pertama kali melihat gadis itu.

   "Ahjumma, aku juga merindukanmu." Rayoung membalas pelukan Nyonya Jeon tak kalah erat.

   Setelah puas memeluk Rayoung, Nyonya Jeon melepaskan pelukannya dan tersenyum senang menatap Rayoung. "Kau baik-baik saja? Apa kau makan dengan baik? Kau tidur dengan nyenyak? Kau terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Apa kau sakit?"

   Rayoung tersenyum menenangkan pada Nyonya Jeon. "Tidak, aku tidak sakit. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."

   "Tapi kenapa kau terlihat sangat kurus?"

   Dan banyak sekali pertanyaan yang terucap dari Nyonya Jeon saat melihat keadaan Rayoung saat ini. Serta berbagai kata rindu yang terucap dari Nyonya Jeon untuk Rayoung.

   Tuan Cho segera mempersilahkan keluarga Jeon untuk duduk di tempat yang sudah di sediakan khusus untuk mereka. Namun saat Rayoung ingin membantu Tuan Cho, Nyonya Jeon segera menahan Rayoung agar tetap berada bersamanya. Karena ia masih sangat merindukan Rayoung.

   "Rayoungie, lihat! Ini untuk mu. Apa kau menyukainya?" Nyonya Jeon memberikan sebuah paper bag berisi beberapa potong baju yang sengaja ia beli untuk Rayoung.

   Rayoung tersenyum senang menerima paper bag itu. "Woah, Ahjumma. Baju-baju ini cantik sekali. Aku sangat menyukainya! Terima kasih banyak, Ahjumma."

   Nyonya Jeon tersenyum senang mendengar ucapan Rayoung. "Benarkah? Woaah, aku tahu kau pasti terlihat sangat cantik saat memakai baju-baju itu. Jadi aku tidak ragu lagi saat membelikan baju-baju lucu itu untuk mu. Aku senang jika kau menyukainya!"

   Nyonya Jeon tertawa senang dan kembali memeluk Rayoung untuk yang ke sekian kalinya saat ini. Membuat Tuan Jeon tersenyum senang dapat melihat istrinya kembali bahagia saat bersama Rayoung. Namun tidak dengan Jungkook. Ia tersenyum pahit dalam hati saat melihat kebahagian di wajah eommanya saat bersama Rayoung. Karena ia tahu, ia tidak akan bisa membuat Rayoung terus bersamanya dan membuat eommanya tertawa bahagia seperti itu.

~~~~~
Rayoung POV

    Malam ini ia terlihat sangat tampan. Dengan kemeja putih yang di balut dengan sweater hitam, menandakan jika ia tidak suka dengan udara dingin seperti ini.

    "Rayoungie, kau harus makan yang banyak." Ahjumma menaruh beberapa makanan utama dalam porsi besar dalam piring ku.

   Aku tersenyum kecil dan mengangguk sopan. "Terima kasih banyak, Ahjumma. Aku akan makan dengan lahap."

   Aku kembali menyantap makanan ku dan sesekali melirik ke arah Jungkook yang malam ini terlihat sangat tampan.

   Arrgh!! Tidak penting jika malam ini ia terlihat sangat tampan atau tidak. Yang terpenting adalah, apa jawaban yang harus ku beri pada Taehyung jika melihat Jungkook saja masih membuat jantung ku berdegup kencang seperti ini?! Apakah aku jahat? Apakah aku sudah keterlaluan pada pria sebaik Taehyung?

    Ooh, ayolah, Cho Rayoung! Lupakan pria jahat itu! Lupakan dia, Jeon Jungkook. Ia akan segera bertunangan dengan Hyuna sebentar lagi. Kau tidak mungkin masih mengharapkannya saat ia sendiri sudah tidak melihat mu 'kan? Ayolah, Cho Rayoung! Lupakan dia! Lupakan dia!

   "Jungkook-ah," Aku mendengar Ahjussi memanggil Jungkook. Namun aku berpura-pura tidak peduli dan mencoba untuk tetap fokus makan.

   "Ya, Appa?" Sahut Jungkook, dan aku sempat mencuri pandang ke arahnya tadi. Aissh, sial! Kenapa ia selalu terlihat mempesona seperti ini!

   "Apa Hyuna jadi datang?"

   Hyuna? Ahjussi bilang, Hyuna?!

   "Uhukk!!! Uhukk!!!" Aissh, daging sapi sialan! Aku jadi tersedak gara-gara memakan mu.

   Ahjumma segera memberi ku segelas penuh air putih dan membantu ku untuk minum. Aissh, kenapa kau bisa tersedak seperti itu, Rayoung?!

   "Kau baik-baik saja?" Tanya Ahjumma.

   Aku tersenyum malu dan mencoba bersikap biasa-biasa saja. "Iya, aku tidak apa-apa. Tadi aku hanya terburu-buru makan."

   "Lain kali hati-hati, aku selalu khawatir setiap mengingat jika aku sedang jauh dari mu, Rayoung."

   Aku mengangguk kecil dan tersenyum berterima kasih. "Kau sangat baik, Ahjumma. Tapi aku tidak apa-apa."

   Aku menatap sekilas ke arah Jungkook yang menatap ku dengan tajam. Ia terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun tertahan saat menemukan pandangan ku yang juga tertuju padanya. Hingga Jungkook membuang tatapannya dari arah ku. Namun, benarkah? Ataukah itu hanya perasaan ku saja?

   "Hyuna akan segera datang," Jungkook menggantungkan ucapannya dan kembali menatap ku dengan tajam. "Bersama Taehyung."

   Taehyung?! Ia bilang Taehyung?! Apa-apaan ini?!

    "Permisi, aku ingin ke toilet." Aku segera bangkit dan membawa ponsel ku menuju toilet.

   Sesampainya di toilet, aku segera menelepon Taehyung. Aku ingin bertanya, apa yang di katakan Jungkook tadi benar. Atau kah, Jungkook hanya ingin mempermainkan ku. Namun untuk apa pria dingin itu mempermainkan ku?

   "Taehyung-ah!" Aku segera berteriak memanggil namanya saat telpon ku di angkat di dering ke tiga.

   "Ini Hyuna, bukan Taehyung. Aku sedang berada di depan restoran Appa mu. Dan Taehyung sudah masuk ke dalam untuk menemui Appa mu."

   "YA!!!" Aku berteriak marah pada Hyuna. Namun Hyuna sudah terlanjur menutup teleponnya dan membuat ku semakin marah.

   Aku segera berlari keluar dan kembali ke meja makan. Namun yang aku lihat adalah Taehyung yang sudah berdiri di depan Appa.

   "Kim Taehyung!!!" Aku berteriak memanggil namanya dan berlari menghampirinya.

   Semua orang memperhatikan ku. Namun aku tidak peduli. Aku tahu apa yang akan Taehyung katakan pada Appa.

    Aku menarik Taehyung untuk berjalan menjauh dari yang lain. Namun entah mengapa, ia menahan lengan ku dan langkah ku. Ada semburat keberanian dalam mata cokelatnya. Dapat ku lihat itu.

   "Biarkan aku menyelsaikan semuanya malam ini. Di depan semua orang yang ada di sini."

   Aku mengernyit heran mendengar ucapan Taehyung. Namun sedetik kemudian aku tahu kemana arah pembicaraannya. Dengan segera aku menolak mentah-mentah ucapannya.

   "Kau gila?!" Desis ku pada Taehyung tanpa mengurangi sedikitpun jarak diantara kami. "Di depan Appa dan keluarga Jeon?! Aku mohon lupakan semuanya."

   "Lupakan semuanya?" Taehyung tersenyum miris mendengar ucapan ku. Ada rasa sakit dalam nada bicaranya. "Mudah bagimu untuk bilang seperti itu. Bahkan hanya lewat telepon seperti tadi. Tapi tidak dengan ku. Karena aku tahu, kau masih sangat mencintai pria itu. Jeon Jungkook."

    Aku mengerjap tak percaya mendengar ucapan Taehyung. "Lalu apa mau mu sekarang? Bukankah sudah jelas jika kau mengetahui apa alasan ku untuk meminta mu melupakan ku?"

   "Tidak semudah itu, Rayoung-ah. Kau boleh bilang jika kau akan baik-baik saja saat aku melepas mu dan tetap mempertahankan perasaan mu pada Jungkook. Tapi aku yakin, kau akan terus tersakiti dan hancur oleh perasaan mu pada Jungkook."

    Benarkah? Oh, apakah saat ini aku menangis mendengar ucapan Taehyung? Mengapa Taehyung tahu dengan jelas isi hati ku? Oh Tuhan, ku mohon lenyapkan aku saat ini juga.

   "Taehyung-ah," Dapat ku rasakan jika kedua tangan Taehyung menggenggam erat tangan ku. Dapat ku lihat sebuah amarah melingkupi kedua matanya.

    "Ku mohon, ucapkan dengan lantang di depan semua orang yang ada di sini. Apa jawaban mu yang sejujurnya. Kau ingin memerima ku atau tetap mempertahankan perasaan mu pada Jungkook. Sehingga aku dapat mengabulkan ucapan mu di telepon tadi jika kau mengatakan dengan lantang jika kau masih mencintai Jungkook, di depan semua orang."

   Eoh?! Ia sudah gila! Apa yang ia katakan barusan itu adalah sebuah hal tergila yang pernah ku dengar!

    "Tidak mau!!!" Aku segera menepis kedua tangan Taehyung yang menggenggam erat tangan ku. Aku rasa ia sudah benar-benar gila! Ia tidak berfikir apa yang ia katakan barusan akan membuat banyak orang tersakiti. Terutama dirinya sendiri. Dan ia masih saja ingin membuat rasa sakit pada dirinya semakin dalam dengan meminta jawaban jujur dari ku!?!?

    "Wae?! Kenapa tidak bisa?!"

    "Apa maksud mu berbicara seperti itu? Kau sudah tahu apa jawaban jujur dari ku!"

   "Namun orang yang seharusnya mendengar seluruh jawaban mu itu belum mengetahuinya!"

~~~~~

Author POV
    Sementara itu dalam diam, Jungkook hanya bisa menahan diri untuk tidak menarik Rayoung menjauh dari Taehyung saat melihat kedekatan mereka berdua. Ingin rasanya menarik Rayoung menjauh dari hadapan Taehyung dan merengkuh gadis itu agar tetap tenang dan hangat dalam dekapannya. Namun lagi-lagi semua itu harus terhalang oleh egonya. Ia lebih memilih untuk mendengar egonya sendiri di bandingkan kata hatinya.

   "Taehyung-ah," Rayoung menatap Taehyung dengan pandangan memohon.

   Semua orang yang berada di ruangan itu menatap Taehyung dan Rayoung dengan pandangan tak mengerti, terkecuali Jungkook. Yang sangat mengerti dan paham atas apa yang sedang terjadi saat ini.

   Taehyung menatap Rayoung dengan dalam. "Aku hanya ingin kau bahagia, Rayoung. Jika kau tidak ingin mengungkapkannya, maka aku tidak akan segan-segan mengambil mu untuk menjadi milikku. Dan membuat mu melupakannya untuk selamanya."

    "Oppa benar,"

    Semuanya memperhatikan asal suara dari ucapan itu. Dapat dilihat jika Hyuna berjalan masuk ke dalam restoran dan menghampiri tempat dimana mereka semua berada.

   Rayoung membelalakkan matanya saat mendengar dan melihat Hyuna. Tak ia sangka Hyuna akan meramaikan suasana yang sudah sangat tegang ini. Ia merasa seperti sedang melakukan eksekusi mati di hidupnya.

   Jungkook menegakkan tubuhnya kala ia melihat Hyuna berdiri tepat di hadapan Rayoung dengan penuh keberanian. Ia tidak pernah melihat sisi Hyuna seperti ini selama ia kenal dengan Hyuna. Gadis itu terlihat berani, marah dan menantang Rayoung. Inilah sisi gelap Hyuna yang belum Jungkook ketahui.

   Berdiri menantang di hadapan Rayoung, Hyuna menatap Rayoung dengan penuh amarah dan kekecewaan. Tatapan yang tidak pernah Rayoung lihat pada Hyuna selama ini.

   Dengan tenang namun tetap dengan nada tegas, Hyuna berkata. "Apa yang akan kau katakan? Apakah benar jika kau mencintainya? Calon tunangan ku, Jeon Jungkook?"
  
    Rayoung menundukkan wajahnya dari pandangan Hyuna. Ia tidak bisa di sangsikan oleh dua orang dekat dalam hidupnya seperti ini. Terlalu sakit dan melelahkan baginya berada di posisi seperti ini.

   "Maaf," Hanya itu yang dapat Rayoung ucapkan dengan sangat lirih.

   "Maaf?" Hyuna menatap Rayoung dengan amarah yang tertahan. "Apa maksud mu dengan kata maaf itu?! Kau mencintainya?! Diam-diam kau mencintai Jungkook?! Kau menusuk ku dari belakang, Cho Rayoung?! Iya?!?!"

    "Hentikan ucapan mu!!!" Nyonya Jeon maju mendekat dan menarik Rayoung agar menjauh dari hadapan Hyuna. Ia tidak tahan melihat Rayoung terus-terusan di sudutkan seperti itu.

   Tuan Jeon dan Tuan Cho ikut bangkit dan menahan Nyonya Jeon agar tidak berbuat hal aneh. Mereka takut akan terjadi keributan besar jika Nyonya Jeon sudah marah.

   "Yeobo, lebih baik kita biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Mereka butuh ruang untuk menyelesaikan masalah mereka." Tuan Jeon mencoba menarik Nyonya Jeon menjauh.

   "Tidak!" Bantah Nyonya Jeon dengan keras. "Aku tidak bisa membiarkan Rayoung di sudutkan oleh Hyuna seperti ini!"

   Hyuna mengerjap kaget mendengar ucapan Nyonya Jeon yang lebih memilih untuk membela Rayoung di bandingkan dirinya. Padahal, Hyuna adalah calon tunangan dari anak kandungnya sendiri 'kan?

    "Ahjumma," Panggil Hyuna pada Nyonya Jeon. "Aku tidak bermaksud menyudutkan Rayoung. Aku hanya ingin mengetahui kebenaran jika ia sudah menusuk ku dari belakang. Selama ini ia mencintai Jungkook. Dan aku tidak terima itu."

   "Tidak terima?! Kau bilang tidak terima?! Seharusnya Rayoung yang berkata seperti itu padamu. Karena kau lah perusak utama hubungan dari Jungkook dan Rayoung! Kau tahu itu?"

   Air mata mengalir dengan deras saat Hyuna mendengar ucapan menyakitkan dari Nyonya Jeon seperti itu. Ia merasa sangat sakit saat dirinya harus di abaikan oleh Nyonya Jeon begitu saja.

    Jungkook mengepalkan kedua tangannya dengan geram saat melihat keadaan semakin kacau. Ia benci keadaan ini. Dan ia tidak akan membiarkan semuanya berlarut-larut terlalu lama.

~~~~~
Rayoung POV

   Aku terus memundukkan wajah ku saat keadaan semakin kacau. Dimana Ahjumma berteriak marah pada Hyuna. Dan aku lah topik utama dari semua itu. Dapat ku rasakan tangan Taehyung yang kembali menggenggam erat tangan ku. Seakan memberiku kekuatan untuk tetap bertahan dan bangkit. Namun aku tidak bisa.

   Kenapa seperti ini? Aku hanya ingin menjaga perasaan setiap orang. Namun kenapa mereka.memaksaku untuk terus menyakiti mereka? Ku mohon, aku sudah lelah.

   "Cho Rayoung,"

   Suara itu? Benarkah itu suaranya? Setelah sekian lama diam dan hanya memperhatikan, haruskah ia berbicara di saat ini?

   Aku mendongak dan menemukannya tengah berjalan mendekat ke arah ku, Taehyung dan Hyuna. Untuk sesaat aku berharap ia akan datang pada ku dan menarik ku pergi dari semua kekacauan ini.

   Namun aku salah. Ia menghampiri Hyuna dan menarik lengan gadis itu untuk pergi. Tapi tidak dengan reaksi Hyuna. Gadis itu menolak pergi saat Jungkook menariknya menjauh. Ia menepis tangan Jungkook begitu saja.

   "Tidak, aku tidak akan pergi." Ucap Hyuna dengan tegas pada Jungkook. "Sampai Rayoung mengakuinya. Mengakui semua perasaannya pada mu di depan ku."

   Aku menatap Hyuna dengan pandangan tak percaya. Gadis itu? Benarkah ia gadis yang telah aku relakan untuk bersama Jungkook selama ini? Kenapa ia bisa begitu saja menyudutkan ku seperti ini?

   "Han Hyuna," Dapat ku lihat kilatan marah di mata Jungkook saat pria itu memanggil nama Hyuna. Namun mengapa? Mengapa ia harus marah?

    "Hentikan semua omong kosong mu itu. Kau membuat keadaan semakin kacau." Lanjut Jungkook sambil terus menatap Hyuna.

   Dapat ku rasakan tangan Taehyung menggenggam tangan ku semakin erat. Aku menatap raut wajah Taehyung yang terlihat sangat marah.
  
   "Omong kosong?" Desis Taehyung pada Jungkook. "Jadi kau menganggap semua perasaan Rayoung pada mu selama ini hanya omong kosong?!"

   Aku terbelalak mendengar ucapan Taehyung. Begitu juga dengan Hyuna dan yang lain. Aku menggenggam lengan Taehyung dengan erat dan menggeleng. "Taehyung-ah, jangan!"

   "Jangan?! Kau bilang jangan?!" Kedua mata Taehyung menatap ku dengan tajam. "Ia sudah menyakiti mu dan kau masih bilang, jangan?!"

   "Aku hanya-"

   "Bukankah kau senang jika perasaannya padaku selama ini hanya sebuah omong kosong? Jadi kau bisa mengambil hatinya dan memilikinya?" Jungkook menyentakkan Taehyung dan aku dengan ucapannya.

   Taehyung berdesis marah, sedetik kemudian aku mendapati diri ku dan yang lain berteriak kencang saat melihat Taehyung memukul rahang Jungkook dengan sangat kencang. Hingga membuat Jungkook hampir jatuh terhuyung membentur meja jika saja Ahjussi tidak menahannya.

   "Taehyung!!!" Aku mencoba menahan lengan Taehyung agar tidak kembali melayangkan pukulan pada Jungkook. "Apa yang kau lakukan?!"

   Dapat ku lihat Ahjussi terlihat sangat marah saat melihat anak kesayangannya di pukul begitu saja oleh orang lain. "Kau tidak bisa memukul anak ku begitu saja, Kim Taehyung!"

   "Aku minta maaf, Ahjussi. Tapi anak mu memang pantas menerimanya. Ia sudah menyakiti perasaan Rayoung dan Hyuna. Ia berhak menerimanya." Ucap Taehyung tanpa rasa takut sedikitpun.

   "Bagaimana bisa-"

   "Taehyung Oppa benar." Dan ku lihat Hyuna mulai menangis kecil saat berbicara.

~~~~~
Author POV

    Hyuna menatap Jungkook yang saat itu juga sedang menatapnya. Ia berjalan mendekati pria itu. Lalu menangis dengan kencang di hadapan pria itu.

   Semua orang bingung dengan sikap Hyuna. Karena gadis itu hanya menangis sambil terus menatap Jungkook dengan pandangan nelangsa. Hanya Taehyung saja yang mengetahui alasan pasti di balik sikap Hyuna tersebut.

   "Jungkook-ah," Panggil Hyuna setelah cukup lama menangis dalam diam. "Kau tidak pernah memperlakukan ku layaknya seorang kekasih. Kau juga tidak pernah memberikan perhatian pada ku. Bahkan, kau tidak pernah mengucapkan kata sayang pada ku."

    Hyuna berhenti di sela-sela tangisnya yang semakin terisak. "Apakah itu yang disebut cinta? Bahkan menganggap kau menyayangi ku saja sangat sulit untuk ku. Kau dekat, tapi tak pernah bisa ku gapai."

   Hyuna berdiri tepat di hadapan Jungkook. Dengan penuh air mata ia memukul-mukul dada bidang Jungkook dengan kedua tangannya. "Berhenti! Berhenti mempermainkan ku! Aku tahu kau tidak mencintai ku! Ku mohon berhenti!"

   Jungkook merasa ucapan Hyuna seperti sebuah palu besar yang memukul tepat di hatinya. Ia tetap diam saat Hyuna memukul dirinya hingga berulang-ulang kali. Yang bisa ia lakukan hanya menatap Hyuna dengan pandangan maaf.

    "Han Hyuna," Bisik Jungkook tepat saat ia menahan kedua tangan Hyuna yang sedari tadi memukulnya. "Maafkan aku. Ku mohon maafkan aku."

    Hyuna menangis semakin kencang. Dan dengan satu gerakan, ia memeluk Jungkook dengan sangat erat sambil menyurukkan wajahnya dalam-dalam di dada Jungkook. Ia memeluk Jungkook dengan sangat erat dan penuh dengan tangisan.

   Dengan ragu, Jungkook melingkarkan lengannya di pundak Hyuna dan menenangkan gadis itu dengan mengelus punggung Hyuna berkali-kali. Sehingga terlihat kedekatan yang sangat intim di antara mereka berdua.

    Ada sebuah perasaan didalam hati Rayoung yang hancur saat melihat perhatian yang Jungkook beri pada Hyuna. Ia dulu juga pernah berada dalam posisi Hyuna. Menangis dalam pelukan Jungkook. Rasanya sangat tenang dan damai.  Namun saat melihat Hyuna yang saat ini berada dalam pelukan Jungkook, tak urung membuat hati Rayoung serasa hancur berkeping-keping.

   Melihat itu, Taehyung segera menatap Rayoung dengan pandangan khawatir. Ia melihat kedua mata gadis itu sudah dibanjiri air mata sejak tadi. Namun ada suatu perasaan yang terbaca jelas di kedua mata Rayoung saat ini. Perasaan hancur dan tersakiti.

   "Rayoung-ah," Taehyung mencoba menggenggam tangan Rayoung untuk memberi gadis itu kekuatan.

   Namun dengan sekali hentakan, Rayoung mundur secara perlahan dari hadapan Taehyung. Masih dengan pandangan yang terfokus pada Jungkook dan Hyuna, Rayoung merasa seperti hancur dan jatuh berantakan merasakan sakit yang teramat dalam.

   Saat merasa pertahanannya sudah hancur dan tidak terbentuk lagi, Rayoung segera pergi berlari dan meninggalkan tempat itu. Diiringi teriakan dari hampir semua orang -terkecuali Jungkook dan Hyuna- gadis itu tetap berlari sekencang mungkin. Berharap dengan berlari kencang dapat membuat rasa sakitnya tertinggal jauh di belakang.

   "CHO RAYOUNG!!!" Teriak Taehyung pada Rayoung yang baru saja berlari keluar melewati pintu utama.

~~~~~

Author POV

    Rayoung terus berlari sekuat dan sekencang yang ia bisa. Tak ia pedulikan udara dingin yang menusuk kulitnya. Baginya itu tidak sesakit hatinya untuk saat ini.

   Hingga sampai di titik lelahnya, Rayoung berhenti di sebuah taman kota yang cukup sepi karena hari sudah malam. Ia duduk di dekat salah satu pohon yang cukup besar dan rindang.

   Ia menangis dan menumpahkan semua rasa sakitnya dalam tangisan. Hingga tidak bisa di bayangkan lagi bagaimana hancurnya ia saat ini. Karena ini adalah saat-saat terburuk dan terperih dalam hidupnya.

   "Bodoh! Kau bodoh!" Rayoung merutuki dirinya sendiri dengan penuh isakan dan rasa sakit. "Bisa-bisanya kau masih merasakan cinta pada Jungkook setelah melihat kejadian tadi?! Bodoh! Rayoung bodoh!!!"

   Hingga beberapa saat kemudian hujan turun dengan lebatnya membasahi tubuh Rayoung yang saat itu sudah kedinginan. Namun Rayoung tak peduli. Ia lebih suka berada di bawah guyuran hujan di bandingkan harus kembali ke restoran Ayahnya dan mengingat betapa besar rasa peduli Jungkook pada Hyuna.

   Wajahnya sudah pucat pasi dan bibirnya mulai membiru karena udara dingin akibat guyuran hujan yang membasahi tubuhnya. Namun ia tak peduli. Benar-benar tak peduli.

  Hingga beberapa saat kemudian ia tidak merasakan lagi adanya tetes-tetes hujan yang mengguyur tubuhnya. Bukan karena hujan telah berhenti. Namun karena ada sebuah perlindungan dari seseorang yang saat ini tengah mengadahkan payungnya di atas Rayoung agar gadis itu tidak terkena tetes-tetes air hujan.

    Rayoung mengadahkan kepalanya saat ia tidak merasakan lagi tetesan air hujan membasahi kepalanya. Ia terkejut saat melihat sebuah payung telah berada tepat di atas kepalanya. Melindunginya dari tetesan air hujan yang membasahi dirinya. Namun lebih terkejut lagi dirinya saat melihat siapa pemilik payung itu.

   "Jungkook-ah?" Rayoung segera bangkit dan menatap Jungkook yang saat itu sedang mengulurkan sebuah payung pada dirinya. Jungkook membiarkan tubuhnya basah di guyur hujan.

   Jungkook tetap diam dan membiarkan hujan membasahi tubuhnya di saat ia berusaha melindungi Rayoung dari guyuran hujan dengan payung yang dia bawa.

   Dalam diam Jungkook menatap Rayoung dengan sorot kesedihan. "Apa yang kau lakukan?"

   Rayoung segera tersadar dan mendorong tangan Jungkook yang terulur padanya bersama sebuah payung yang tadi sempat melindunginya dari hujan. Ia tidak butuh perlindungan dari Jungkook.

  "Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu." Balas Rayoung tanpa berani menatap wajah Jungkook. "Kau tidak seharusnya berada disini. Kau seharusnya menenangkan Hyuna dan menjaganya."

   Rayoung segera berjalan menjauh dari Jungkook. Namun Jungkook lebih dulu menahan lengannya dan menahannya berdiri tepat di depan Jungkook. Sehingga tanpa Rayoung inginkan, ia kembali melihat wajah tampan Jungkook. Dan kedua mata indah pria itu. Semakin membuatnya merasa sakit dan hancur.

   "Lepaskan aku!" Rayoung mencoba melepaskan cekalan Jungkook pada lengannya. Namun sia-sia. Tenaga pria itu jauh lebih besar di bandingkan tubuh kecil Rayoung.

  Tak ada yang Jungkook katakan. Tak ada yang Jungkook lakukan. Ia hanya menatap Rayoung dengan pandangan yang sulit di artikan sambil terus menahan lengan Rayoung dan melindungi Rayoung dan dirinya dari guyuran hujan dengan payung yang ia bawa. Sehingga jarak di antara mereka berdua sangatlah dekat.

    "Kau hanya mencintaiku." Sebuah pernyataan yang membuat Rayoung tertegun terucap begitu saja dari mulut Jungkook.

    "Kau terlalu percaya diri!" Rayoung mendorong Jungkook dengan kedua lengannya dan membuat payung yang Jungkook bawa terjatuh dan membuatnya kembali di guyur oleh hujan deras.

   "Kau fikir aku mencintai mu?! Taehyung telah meminta ku untuk menjadi kekasihnya! Ia bilang ia mencintai ku! Dan akan ku buktikan padanya jika perasaannya padaku selama ini tidak sia-sia! Aku akan mencintai Taehyung dan melupakan mu!!!"

    "Tidak Rayoung!" Jungkook mencengkram bahu Rayoung dengan kedua tangannya. "Kau hanya mencintai ku! Kau hanya boleh cinta padaku!"

  Rayoung terbelalak mendengar ucapan Jungkook. Ia menatap Jungkook dengan seluruh amarah yang ia tahan selama ini. Bisa-bisanya Jungkook berkata seperti itu setelah selama ini sikap tidak pedulinya terhadap Rayoung?

    "Benar! Kau benar! Kau benar!" Rayoung berteriak marah di depan Jungkook. "Aku memang hanya mencintai mu! Aku memang hanya cinta padamu! Aku hanya cinta padamu, Jeon Jungkook! Namun kau bahkan tidak pernah mem-"

   Jungkook menutup bibir mungil Rayoung dengan bibirnya dan membiarkan hal itu bertahan cukup lama. Ia memejamkan matanya dan mempertahankan ciumannya pada bibir mungil Rayoung disaat gadis itu terbelalak maksimal dengan tindakan Jungkook saat ini. Ia ingin memberitahu apa yang ia rasakan pada Rayoung lewat ciuman ini.

   Rayoung tak tahu harus berkata apa lagi. Karena yang ia rasakan saat ini hanya bibir Jungkook yang semakin menekan bibir mungilnya dan menenggelamkan seluruh kata-kata penuh amarah yang ingin Rayoung ucapkan. Rayoung, menyukai ciuman hangat ini. Ia merasakan perasaan tulus Jungkook dalam ciuman ini.

   Setelah cukup lama, Jungkook melepaskan ciumannya dan menatap Rayoung dengan tajam namun di penuhi oleh rasa bersalah. Ia menatap kedua iris Rayoung dengan sendu. Terlihat jelas di matanya tentang semua penyesalannya selama ini. Ia menyesal telah menyakiti Rayoung.

   "Maaf untuk selama ini." Lirih Jungkook hampir tidak terdengar dan terbenam karena suara hujan.

  Tak ada yang dapat Rayoung katakan, meskipun ia tahu dengan jelas apa maksud dari ucapan Jungkook. Namun ia tidak tahu harus berkata apa. Jantungnya masih berdetak sangat kencang dan fikirannya masih melayang-layang akibat perlakuan Jungkook terhadap dirinya.

   "Apakah kau mengerti arti ciuman ini?" Tanya Jungkook setelah ia menatap mata Rayoung dengan dalam.

   Tidak tahu harus berkata dan berbuat apa, Rayoung masih saja menatap Jungkook dengan pandangan terkejutnya. Ia masih merasa tidak dalam dunia nyata saat menerima ciuman dari Jungkook.

    "I-ini, ciuman kedua." Terbata-bata Rayoung mengucapkannya.

   Jungkook tersenyum kecil mendengar ucapan Rayoung. "Sebenarnya, ini ciuman yang ketiga "

   "Eoh?" Rayoung mengernyit heran mendengar ucapan Jungkook. "Ketiga? Aku hitung baru du-"

   Lagi-lagi Rayoung terbelalak kaget saat Jungkook kembali mencium bibirnya sekilas dan membuatnya seketika berhenti berbicara. Kedua pipi Rayoung bahkan sudah sangat merona saat ini.

   "Jungkook-ah, k-kau?"

   "Mulai saat ini, jangan pernah menghitungnya lagi. Karena aku yakin, suatu saat nanti kau tidak akan pernah bisa menghitung seberapa banyak ciuman yang akan ku beri padamu."

   Serasa seperti beban yang seakan-akan telah di angkat dari dalam hatinya, Jungkook dapat tersenyum bahagia dan menangkup wajah Rayoung dengan kedua tangannya. Wajah yang saat ini sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya besar dan mata yang membulat sempurna.

   "Saranghaeyo, Cho Rayoung."

   Rayoung mebelalakkan matanya mendengar ucapan Jungkook. Ia merasa seperti di dunia mimpi mendengar Jungkook berbicara seperti itu padanya. Tapi ia bahagia. Sangat bahagia.

    Namun belum sempat ia ingin berbicara, Jungkook kembali menariknya dalam rengkuhan pria itu dan membiarkan Rayoung merasakan nyamannya berada dalam pelukan seorang pria yang mencintainya.

   Dalam rengkuhan Jungkook, Rayoung tersenyum bahagia sambil membalas pelukan Jungkook dengan sangat erat. Seakan tak ingin membiarkan pria itu kembali pergi darinya.

   "Nado saranghaeyo, Jeon Jungkook."

   Jungkook mengangguk kecil dan tersenyum seraya mempererat pelukannya pada gadis yang saat ini berada dalam pelukannya. Setiap eratan pelukan itu menunjukkan jika Jungkook tak ingin kehilangan Rayoung. Untuk selamanya.

   Dan malam itu, di tengah hujan deras yang mengguyur mereka berdua, ada sebuah cinta yang berhasil di ungkapkan. Dan ada sebuah cinta tulus yang akhirnya terbalas setelah sebelumnya saat kemarin cinta tulus itu tersakiti dan hampir hancur. Namun kedua cinta itu akhirnya bersatu. Layaknya seperti keajaiban bintang jatuh, cinta mereka dapat bersatu. Untuk kebahagiaan mereka, Jungkook dan Rayoung.

~~~~~

Aku minta maaf untuk keterlamabatan ku yang sangat ini *bow*.

Tapi jujur, kemarin file MK ini ke delete di laptop aku yang abis di install ulang. Aku lupa buat back up, jadi hilanglaaahhh --"

Makasi untuk kalian yg masih mau nungguin cerita ini. Berhubung tersisa part terakhir dari ff ini, aku mau tau dong kesan dan pesan kalian dengan ff ku ini. Tulis di comment atau post di akun aku jg gapapa. Aku sangat menghargai kalian yang sudaj menyempatkan diri untuk read, vote dan comment di ff ini.

Mischievous Kiss ini selalu aku buat dengan serius dan sungguh2. Jd aku bakal seneng kalau bisa tau gimana kesan dan pesan kalian setelah baca ff ku selama ini.

Terima kasih!!! ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

5.3K 308 25
pemeran utama : 1.park y/n (you) 2.ikon 3.bts dll Gw nggak nge plagiat in cerita orang ya Jgn plagiat in cerita gw please vote and Comment ya guys
126K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
228K 34.3K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
423K 4.4K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...