HIM

Від AchaSyeilla

1.7K 226 127

We are destined to be together, so you will always be mine. Більше

Cast He Is Mine {HIM}
01 : Surprise
02 : Wedding Ring
03 : Wish
04 : Fail
05 : Fittings
06 : Alfa and His Anger
07 : Wedding Day
08 : After Wedding
09 : Meet Alfa
10 : Just Lunetta and Zian
12 : Jealous
13 : Zian and His Anger
14 : Sick and Complicated

11 : Unexpected Thing

95 16 6
Від AchaSyeilla

Vote dan Comment Jusseyo!
Happy Reading, Semoga kalian suka sama chapter kesebelas ini. Kalau ada typo boleh tolong di tandai yaa gais. Maacii 🙏🏻😘💖

.

.

.

"Hardest"

Dalam hidup tentu kita akan selalu mendapatkan berbagai kejutan. Selama hidupnya Lunetta mendapatkan berbagai kejutan yang menrutnya masuk dalam kategori yang sedang, maksudnya kejuatan tersebut tidak membuat Lunetta terpuruk ataupun sedih karena sejujurnya kejutan yang datang hanya membuat Lunetta terperangah untuk beberapa waktu saja.

Akan tetapi, untuk kejutan yang diberikan oleh Tuhan saat ini sangat di luar prediksi Lunetta. Kejutan yang tidak terduga ini membuat Lunetta terjatuh dalam lubang kesedihan yang teramat dalam. Rasa sesak di dadanya semakin terasa menyakitkan saat kedua matanya menyaksikan jasad kedua orang yang disayanginya selama ini.

Setelah beberapa hari lalu dia merasa bahagia karena Zian yang sudah mau menerima dan mengakui perasaannya. Hari ini Lunetta harus mendapatkan kabar bahwa Vikrama Dejanira dan Azalea Dejanira selaku orangtua Lunetta mengalami kecelakan yang menyebabkan keduanya harus meninggalkan Lunetta untuk selamanya.

Avyanna memeluk erat Lunetta yang saat ini sudah terduduk dengan lemas di depan peti kedua orang tuanya. Tangis Avyanna pecah begitu saja menyaksikan keadaan menantu yang amat dia sayangi.

 "Mama Avy, ini cuma mimpi aku aja kan Ma?"

Avyanna yang mendengar suara lirih nan rapuh milik Lunetta semakin mengeratkan pelukannya. Kenapa cobaan ini harus datang menghampiri gadis sebaik Lunetta. Avyanna juga tidak bisa melakukan apapun selain menenangkan Lunetta, sampai pada akhirnya genggaman Lunetta di lengannya mulai melonggar dan mata gadis itu terpejam erat tanpa permisi. 

"Zian! cepet bawa Lunetta ke kamar, dia pingsan," Teriak Avyanna.

Zian menatap Lunetta yang tengah dipeluk oleh sang Mama dengan raut wajah paniknya. Tak butuh waktu lama Zian kemudian mengangkat Lunetta menggendongnya ala bridal style dan berjalan dengan cepat menuju kamar milik istrinya.

Sesampainya di kamar milik Lunetta, Zian lalu merebahkan Lunetta di ranjang dan menarik selimut sampai sebatas dada. Zian mengusap pelan pipi gadis itu berusaha untuk membangunkan istrinya.

"Maafin aku sayang."

Jujur saja Zian sangat merasa bersalah, karena semenjak pernikahannya dengan Lunetta Zian sama sekali belum pernah mengajak Lunetta untuk mengunjungi orang tuanya. Selain jadwalnya yang sibuk, dia juga terlalu egois karena masih kesal akan pernikahannya yang tiba – tiba itu.

Melihat keadaan Lunetta yang saat ini masih terbaring lemas membuat Zian tidak punya pilihan lain selain membiarkannya. Anggap saja Lunetta butuh istirahat untuk sejenak sebelum dia kembali tersadar akan takdir yang harus diterima olehnya. Zian bersumpah bawah dirinya akan selalu menjaga istrinya itu, karena sampai kapanpun hanya dia yang di miliki oleh Lunetta. Terlebih lagi kedua orang tua Lunetta juga sudah menitipkan Lunetta seutuhnya kepada dirinya.

"Lunetta!"

Zian terkejut di tempatnya saat sebuah teriakan masuk ke dalam gendang telinganya. Sampai pada kedua mata Zian menatap seorang laki – laki dengan raut wajah paniknya. Untuk sejenak kehadiran orang asing ini membuat Zian bertanya, apakah lekali ini teman istrinya, tapi mengapai Zian tidak pernah melihatnya.

"Lo siapa?" Tanya Zian sudah sangat penasaran.

Alfa menoleh ke arah Zian yang saat ini sedang menatapnya dengan penuh selidik. Ini pertama kalinya dia bisa bertemu pandang dengan suami sahabatnya, karena pada saat pernikahan keduanya Alfa hanya menatap mereka dari jauh saja.

"Gue ini nanya sama lo, kenapa malah diem aja. Bisu?"

Alfa mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali dia menonjok wajah milik Zian. "Lo bisa keluar? Gue ada perlu sama Lunetta."

"Atas dasar apa lo nyuruh gue keluar? Gue ini suaminya udah sepantasnya ada di samping Lunetta, sedangkan lo ini siapa? punya hubungan apa sama istri gue?"

Lunetta mengerjapkan matanya membuat atensi Zian dan juga Alfa sepenuhnya tertuju pada Lunetta. Sesaat setelah kedua mata gadis itu terbuka pandangan Lunetta langsung tertuju ke arah Alfa yang saat ini tengah menatapnya dengan manik mata penuh dengan kekhawatiran.

"Alfa," Panggil Lunetta dengan suara lirih.

"Iya Ta, aku di sini buat kamu."

Lunetta yang mendengar jawaban Alfa langsung menarik sahabatnya itu membawanya ke dalam pelukan yang diiringi dengan isakan tangis yang amat menyakitkan untuk Alfa dengar.

🦢


Zian menatap ke arah Lunetta dan juga Alfa yang tengah terduduk di depan pusara milik kedua orang tua Lunetta. Iya, mereka semua sudah berada di area pemakaman, dan Zian sedari tadi tidak bisa mengontrol kekesalannya karena Lunetta yang cenderung lebih membutuhkan Alfa dibanding dirinya.

"Kenapa? cemburu ya karena Lunetta deket sama Alfa?"

Zian menolehkan kepalanya dan mendapati Agas tengah tersenyum mengejek ke arahnya. Langsung saja Zian memukul kepala Agas dengan keras membuat adiknya itu mengaduh sambil menatapnya dengan tajam. 

"Kok gue malah di geplak sih, emang perkataan gue salah?"

"Lo mending diem kalo gamau gue tendang," Peringat Zian dengan tekanan di setiap kalimatnya.

"Alfa itu sahabat Lunetta dari semasa SMP. Hubungan antara kedua orang tua mereka pun udah akrab banget kaya keluarga kita sama keluarga Lunetta. Dari SMP Alfa itu selalu ada di samping Lunetta bahkan orang tua Lunetta selalu bilang sama Alfa buat jagain putri sematawayangnya itu. Dari penjelasan gue udah bisa di pastikan hubungan mereka tu lebih dari sahabat sih dan gue rasa mereka berdua dulu sebelum adanya pernikahan tiba – tiba pasti mereka saling cinta."

Zian mengepalkan kedua tangannya setelah mendengar kalimat panjang yang terucap dari mulut Zian. Hal tersebut tentu saja membuat amarah Zian naik ke permukaan, kedua matanya pun menjadi semakin menggelap saat indra penglihatnya melihat Alfa yang merangkul Lunetta dan Lunetta yang bersandar nyaman di bahu milik lelaki sialan itu.

"Sebelum lo emosi, harus gue tegaskan kalo di kalimat terakhir gue tadi itu cuma spekulasi gue aja. Karena pada kenyataanya Lunetta dari SMA tu malah suka sama kakak kelasnya yang bernama Ziandru Fileas," Lanjut Agas dengan bangga.

"Maksud lo?" Tanya Zian dengan keterkejutannya.

"Pasti lo nggak tau kan, kalo Lunetta itu adik kelas lo dulu di SMA Alexandria? Dulu pas lo kelas tiga Lunetta baru masuk di SMA itu."

Zian mencoba mengingat kembali kenangannya semasa SMA. Akan tetapi semakin Zian menggali wajah Lunetta tetap tidak muncul di kepalanya, dan dia juga sama sekali tidak menemukan kenangan apapun dengan Lunetta. 

"Lo jangan nagco deh! Gue sama sekali ga inget Lunetta satu sekolah sama gue apalagi sampe tau dia suka sama gue. Satu momen sama Lunetta ga muncul sama sekali di kepala gue," Jelas Zian.

"Sepupu Alfa itu temen gue dan cerita yang tadi gue jelasin itu juga karena sepupu Alfa yang ngomong ke gue. Wajar kalo lo ga kenal Lunetta karena di SMA aja kerjaan lo cuma masuk kelas, ikut ekstra basket, terus kumpul sama geng lo kan."

"Kalo yang soal Lunetta suka sama lo, lo inget  sendiri aja lah. Dan saran gue lo jangan terlalu kesel sama si Alfa lagian meskipun Alfa suka sama Lunetta dia juga gabisa berbuat lebih, kan Lunetta juga udah jadi istri sah lo terus lo itu udah dapet poin plus karena Lunetta sukanya sama lo," Lanjut Agas sambil menepuk pundak milik Zian sebagai bentuk semangat juga agar kakaknya itu bisa tenang dan tidak memikirkan hal yang negatif tentang hubungan Alfa dengan Lunetta.

 🦢

Malam ini hujan turun dengan sangat deras. Setelah dari pemakaman kedua orang tuanya Lunetta memutuskan untuk menginap di rumahnya. Lunetta terduduk menghadap ke jendela kamarnya dengan tatapan yang kosong. Jujur saja, Lunetta masih belum bisa menerima tentang apa yang telah terjadi kepadanya hari ini. Di benaknya, Lunetta selalu bertanya kepada harus secepat ini? Kenapa harus orang tua Lunetta? Dan kenapa Lunetta tidak turut pergi dengan orang tuanya.

Sebuah lengan kekar melingkar di pundak Lunetta, memeluk gadis itu dengan erat seolah sedang memberikan kekuatan. Lunetta menatap sesaat lengan tersebut dan kemudian mengusapnya pelan dengan senyuman simpul serta air mata yang tidak bisa di bendung lagi.

Zian memutar tubuhnya dan berjongkok tepat di hadapan Lunetta dengan kedua tangannya yang menggengam erat tangan milik Lunetta yang berada di pangkuannya. Hati Zian sungguh sakit melihat kesedihan istrinya, akan tetapi Zian juga tidak bisa melakukan apapun selain memberikan kekuatan dan ketenangan untuk Lunetta.

"Lunetta, liat gue sekarang," Instruksi Zian kepada Lunetta yang saat ini sudah bertemu pandang dengan manik legam milik Zian.

"Lo ga sendirian Lunetta, masih ada Mama Avyanna, Papa Fileas, ada Agas dan yang pasti ada gue yang selalu ada buat lo. Gue akan selalu di sini, tepat di samping lo Lunetta, jadi please jangan sedih lagi ya, hati gue sakit liat lo kaya gini," Ucap Zian dengan tulus dengan di akhiri kecupan hangat yang dia berikan tepat di kening Lunetta.

Zian merentangkan lengannya sebagai bantal untuk kepala Lunetta dan kemudian menarik gadis itu untuk masuk ke dalam pelukannya. Untuk yang pertama kalinya, dia dan Lunetta akhirnya merasakan tidur dengan ranjang yang sama. Zian tersenyum simpul dan mengeratkan pelukannya kepada Lunetta.

Lunetta tentu saja merasa hangat karena pelukan Zian. Dia juga melakukan hal yang sama, memeluk Zian dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik suaminya. Lunetta bisa mencium dengan lebih jelas harum wangi maskulin yang menguar dari tubuh suaminya itu, sungguh harum yang sangat menenangkan. 

"Sekarang tidur ya, jangan nangis lagi," Kata Zian dengan suara lirih.

Lunetta mendongakkan wajahnya, kemudian bertemu tatap dengan Zian. Sebenarnya ada yang ingin Lunetta tanyakan kepada Zian dan itu menyangkut tentang keduanya. Awalnya Lunetta ragu untuk mengatakannya, akan tetapi gadis itu harus mencobanya.

"Kak Zian, gimana kalau kita berdua tinggal di sini?" Tanya Lunetta dengan was – was.

Untuk beberapa saat Zian tidak menjawab pertanyaan Lunetta, cowok itu hanya diam saja yang membuat Lunetta yakin bahwa Zian pasti tidak akan mau mengiyakan tawarannya. "Kalau Kak Zian gamau, gapapa kok Kak aku enggak maksa," Lanjut Lunetta dengan senyuman tulusnya.

Zian mendekatkan wajahnya ke arah Lunetta. Tangannya juga ia gunakan untuk menarik tubuh Lunetta agar semakin rapat dengan tubuhnya.  "Apapun itu gue pasti mau, asal istri gue seneng," Ungkap Zian dengan senyuman manis yang tercetak di bibir tebalnya.

Lunetta turut tersenyum saat mendengar perkataan Zian. Sekarang dia yakin bahwa Zian akan selalu ada untuknya, Zian akan selalu berada di sampingnya. Lunetta mengeratkan pelukannya dan membisikan sebuah kalimat yang membuat Zian tersenyum bahagia.

"Aku sayang banget sama Kak Zian."

Zian menganggukkan kepalanya mengiyakan atas kalimat yang baru saja di ucapkan oleh Lunetta. Sesaat setelahnya, Zian mengangkat wajah Lunetta dan mendaratkan sebuah kecupan singkat di bibir kecil milik gadis itu.

"Gue lebih sayang sama lo, sleep tight my love." 

__________

🦢🦢🦢

To Be Continue!

Gimana nih kesan nya di chapter kesebelas? 🤩

Udah makin keliatan bucinnya 😭😛

Semoga kalian suka dan semakin penasaran sama cerita HIM xixix

Jangan lupa add cerita HIM di library kalian yaa!

Follow ig juga jangan lupaa @letta.rooms

Aku tunggu vote dan komentar kalian! See u di chapter selanjutnya! ❤️‍🔥

Продовжити читання

Вам також сподобається

2.7M 156K 49
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
1.4M 34.4K 46
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
3M 95.4K 28
"Stop trying to act like my fiancée because I don't give a damn about you!" His words echoed through the room breaking my remaining hopes - Alizeh (...
4.5M 285K 105
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...