ERLANGGA | END

By pawssieshc

3.4M 103K 1.1K

FOLLOW DULU BARU SECROL ! Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo... More

01. Pertemuan Pertama
02. Pulang Bareng
03. Daren Alpheus Zorion
04. Bohong?
05. Keributan
06. From Someone
07. Wedding
08. Awal yang Baru
09. Nonton Bareng
10. Satu Atap
11. Masuk Tim
12. 5 Menit Cukup?
13. Peliharaan Baru
14. Ungkapan
15. Turnamen
16. Kepergok!
17. Omah Sarah
18. Pindah
19. Perasaan
20. Jebakan
21. Milik Sepenuhnya!
22. Kepergian
23. Sendiri
24. Hari Berikutnya
25. Menang or Kalah?
26. Berita Buruk
27. Siapa Salah
28. Kembali
29. Belum Membaik
31. Rumah Sakit
32. Terpaksa
33. Masih peduli?
34. Kenyataan
35. Berduka
36. Pemakaman
37. Tiba Saatnya
38. Kesedihan
39. Ujian
40. Pisah Rumah
41. Cek up
42. Study Tour
43. Truth or Dare
44. Pantai
45. Papa Muda
46. Aku Kamu Nih?
47. Bersama Mereka
48. Pulang
49. Bukti
50. Takut Kehilangan
51. Gak Terima?
52. Pengakuan
53. Kelulusan
54. Marah
55. Anin Birthday's
56. Rese
57. Sate Ayam
58. Kebohongan
59. Yang Katanya Rumah
60. Insiden
61. Akhir dari Kisah
62. Bucin
63. Dubai
64. Welcome baby! [END]
ANNOUNCEMENT
OPEN PO!!
CERITA BARU

30. Muak

44.3K 1.2K 89
By pawssieshc

Tung!

"Bangsat! pala gue sakit cok!" Faldo mengaduh kesakitan saat tongkat bisbol mengenai jidatnya yang mulus seperti pantat bayi.

"Berarti masih bisa di gunain," sementara pelakunya memasang wajah tak berdosa, Mahen terus mengayunkan tongkat bisbol itu mencoba pergerakan tangannya agar lebih cepat.

"Sialan lo! Benjol pala gue anjing!" Faldo menunjuk ke arah jidatnya.

"Yailah, gitu doang, gak mungkin di amputasi Fal!"

"Bacot lo!" balas Faldo kesal.

Sekarang mereka berada di kamar milik Erlan, sambil menunggu orang itu pulang Mahen dan Faldo tidak bisa diam, setiap lihat barang bagus dikit pasti tangannya melipir kesana kemari, contohnya seperti tadi, Mahen memainkan tongkat bisbol milik Erlan yang tersimpan di lemari khusus tanpa seizin si pemilik kamar.

Di sana mereka tidak berdua saja tentunya, ada Devan dan Daren yang sedang berdiri di samping kasur menemani Syela yang sedang di periksa oleh dokter.

"Gimana dok? Nih cewek perlu kita lempar aja ke sungai amazon biar cepet sembuh?" ucap Devan yang langsung mendapat geplakan.

"Moncong lo Van!"

"Mumpung gak ada tante Resha! Gue mau bikin ni cewek---,"

"Bikin Syela kenapa, Van?" tanya Resha yang baru saja memasuki kamar sambil membawa camilan untuk ke empat teman putranya.

"Eh tante." Devan menggaruk belakang kepalanya. "Anu tan, ini, maksud saya mau bikin Syela sembuh pake semburan mbah jambrong hehe."

"Kamu ini ada ada saja, dikira Syela ketempelan makhluk halus apa?" Resha geleng geleng kepala.

"Bukan ketempelan makhluk halus tan, tapi dia emang setannya." batin Devan menjawab.

"Ini tante cuma bawa makanan ringan sama minuman dingin aja, kalo kalian mau masak mie atau makananan yang lain tinggal minta aja ya sama bibi di dapur, anggap aja ini rumah kalian sandiri," ujar Resha pada mereka.

"Ashiappp tan! Tenang aja, kita ini kan anak anaknya tante juga hehe," seru Faldo cengengesan sambil nyomot camilan yang di sediakan, seketika rasa sakit di jidatnya menghilang setelah melihat makanan.

"Mimpi lo ketinggian Fal! Mana mau tante Resha nganggap lo anaknya," balas Devan.

"Bodo gue mah bodo! Yang penting tante Resha tetep baik sama gue! Iya kan, Ma?" tanya Faldo.

"Iya iya, kalian semua ini kan anak anaknya tante juga." Resha mengukir senyuman, baginya semua teman putranya sudah ia anggap seperti anak sendiri. Karena sudah kenal lumayan lama juga dari jaman SD, rumah ini jadi selalu ramai jika ada mereka.

Tak berselang lama Erlan datang bertepatan dengan dokter yang keluar, dan mendapati banyak orang di dalam kamarnya."Ngapain kalian ke rumah gue?"

"Aduh aduh, my abwang pulang pulang kusut gitu muka nya, seharusnya seneng dong kita tengokin ke sini," celetuk Faldo.

"Gue gak butuh!" Erlan mendekati Syela yang berbaring di atas kasur tentu membuat yang lain bergeser dari sana.

"Gimana, Ma? Syela nggak papa?" tanyanya.

"Alhamdulillah Lan, untung aja temen temen kamu ini gercep manggil dokter, jadi Syela bisa di tangani dengan baik," jelas Resha.

Erlan mengangguk lalu melirik ke arah sahabatnya. "Thanks."

"Hm, iya Lan, sama sama," jawab Mahen mewakili yang lain.

Kembali melihat keadaan Syela. "Jadi sekarang lo gimana? Bagian mana yang masih sakit? Perlu dirawat?"

"Aduh, ini Lan. Kepala aku masih pusing banget gara gara kebentur keramik kamar mandi." Syela memegangi kepalanya yang sebenarnya tidak terasa sakit, hanya pura pura, supaya mendapat perhatian dari Erlan.

"Istirahat yang cukup, tidur aja di kamar gue, biar gue yang tidur di sofa luar."

"Tapi Lan, kalo boleh. Kamu temenin aku tidur ya di sini? Aku takut banget kalo sendirian," ucapnya dengan wajah memelas minta di kasihani.

"Sorry, gue gak bisa." tolak Erlan.

"Tapi kenapa Lan? Malam ini aja kok, besok besok nggak lagi, plisssss."

"Enggak Syela! Gue udah punya istri, gue gak bisa nemenin lo tidur. Kita ini gak ada hubungan apa apa, nanti malah jadi fitnah," jawab Erlan.

"Tapi Lan, aku mohon sekaliiiiiii aja, boleh ya?"

"Engg-----,"

"Udah Lan, kamu turutin aja apa mau Syela, kasian dia lagi sakit, butuh perhatian lebih dari kamu." sela Resha.

"Tapi Ma!"

"Mama jamin gak akan timbul fitnah kok, selagi kalian gak ngelakuin apa apa pasti baik baik aja semuanya, bisa kan?"

Erlan melirik sahabat sahabatnya yang hanya diam mematung membuang muka darinya, itu tandanya mereka tidak mau ikut campur.

Erlan menghela napas kecil. "Iya, Erlan temenin Syela tidur disini."

°°°°

Setelah selesai bersiap siap dengan seragam sekolahnya, Anin bergegas menururni tangga, hari ini Anin akan berangkat mengendarai mobil sendiri, meski sebelumnya susah sekali membujuk Agres agar memberikannya kunci mobil, katanya Agres takut jika Anin bawa mobil sendiri, apalagi jarak rumah dan sekolah sangatlah jauh.

Anin menyalakan mobilnya, jujur ia merasa senang karena setelah sekian lama akhirnya bawa mobil lagi. Kemudian tangannya terulur menyentuh perutnya yang berbalut seragam sekolah. "Kamu yang anteng ya nak disana, Buna mau balapan dulu hihi."

Tak mau berlama lama lagi, Anin menancap gas mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

Dinginnya pagi menusuk kulit, suasana di ibukota terlihat cerah, semua orang menjalani aktivitas, banyak kendaran lain yang berlalu lalang disana, tidak padat, tidak juga kosong.

Di sela sela perjalanan tiba tiba handphone nya begetar, tangannya bergerak meraih ponsel di saku bajunya, dan tangan satunya lagi tetap stay memegang stir mobil, Anin mencoba membaca pesan itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

08325XXXX

| pagi pagi gini enaknya liat yang manis manis kan?

|tuh suami lo! Masih tidur dia

|nyaman banget semalem gue di peluk sama Erlan sumpah! Anget banget badan gue, apalagi di tambah ciuman kecil 😜

|ternyata Erlan manja juga ya, tapi gue sukak!

Read

|jadi gimana? Udah panas? 🤭

|semoga cepet cere deh kalian berdua

|gue tunggu!

Pikiran nya seakan kalut, Anin tidak bisa menyeimbangkan laju mobilnya, di depan sana terlihat mobil besar sedang berhenti Dan......

Tin!

Tin!

Tin!

"AAAAAAA"

BRAK!!!!

Mobil yang di tumpanginya tergelincir dan menambrak belakang mobil lain, untungnya! Anin berhasil memutar stir sampai terbelok sehingga mobilnya tidak menabrak penuh belakang mobil itu, kalo tidak, pasti fatal.

"Huh." napasnya tersegal segal, kepalanya terasa sakit terbentur, untung Anin masih memakai sabuk pengaman, seenggaknya dapat melindungi bagian tubuhnya.

Belum sempat menetral kan jantungnya, dari luar, dua orang berwajah menyeramkan mengetuk ngetuk kaca mobilnya sangat kasar dan pemaksa.

"WOI! Keluar gak lo!" suruh orang itu.

"Kenapa ini." Anin semakin takut.

"KELUAR SEKARANG ATAU MOBIL LO KITA HANCURIN?!"

Sial! SepertinyaAnin salah nabrak mobil. Orang itu tidak ada rasa pedulinya sama sekali, yang ada malah minta ganti rugi.

"I-iya, tunggu, gue keluar." Anin melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil.

"Lo harus ganti rugi! Mobil kita rusak gara gara lo!"

Anin melihat kerusakan pada mobil orang itu, memang lumayan ringsek. "Iya gue akan ganti rugi kok! Lo mau berapa?"

"1 Milyar! Kita butuh 1 milyar buat benerin ini mobil! Gimana? Lo mampu?"

Seketika Anin melotot. "HAH? 1 M? Itu sama aja lo meras gue bajingan!"

"Terus mau lo apa? Apa perlu kita bawa kasus ini ke jalur hukum biar lo masuk penjara sekalian!?"

Anin menggeleng. "Jangan! Gue ogah berurusan sama hukum! Oke! Biar gue ganti semua kerugiannya!"

"Oke! Ini no rekening kita! Secepatnya lo ganti kerugian yang udah lo perbuat! Kita tunggu Cil!" setelah memberikan selebaran kertas mereka pergi dari sana.

"Gila? Ini gila! GUE MUAK SHIBALLLL!!!" Anin berteriak di tengah jalan.

Tak lama polisi dan tenaga kesehatan datang ke lokasi membenahi kekacauan yang terjadi. Lalu Anin yang pergi ke rumah sakit menggunakan taxi.

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 135K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
1.1M 50.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2.5M 123K 63
[ Perjodohan-Fiksi Remaja-Romantis ] Alaska Regan Alexander. Seorang laki-laki tampan yang memiliki wajah datar dan sifat dingin, harus menerima keny...
1.8M 97.7K 56
Kayra gadis biasa yang serba berkecukupan mati tertabrak truk karna ia keasikan bermain hp saat menyebrang jalan. Tapi, alih alih memasuki surga ata...