DREAM [END]

By pinkveectory

4.4M 395K 9.7K

[MY ORIGINAL STORY] Mimpi yang Catherine dapatkan merupakan alasan terbesar mengapa ia mengubah tujuan hidup... More

CHAPTER 0 ; Things you can't see
CHAPTER 1 ; Is it the tea
CHAPTER 2 ; It is the tea
CHAPTER 3 ; Cling
CHAPTER 4 ; Dream
CHAPTER 5 ; All night long
CHAPTER 6 ; Out for a while
CHAPTER 7 ; Princess in a tower
CHAPTER 9 ; Not a tea party
CHAPTER 10 ; Midnight talks
CHAPTER 11 ; A promise to keep
CHAPTER 12 ; Loved by everyone
CHAPTER 13 ; Oops
CHAPTER 14 ; U Turn
CHAPTER 15 ; The real Monster is out now
CHAPTER 16 ; Hit n Run
CHAPTER 17 ; Keep you safe
CHAPTER 18 ; Home is where the heart is
CHAPTER 19 ; The new normal
CHAPTER 20 ; Lies beneath the truth
CHAPTER 21 ; The Monster knows everything
CHAPTER 22 ; You all over me
CHAPTER 23 ; What love feels like
CHAPTER 24 ; Mastermind
CHAPTER 25 ; The truth untold
CHAPTER 26 ; The story you can't see
CHAPTER 27 ; Just Us
CHAPTER 28 ; The other side
CHAPTER 29 ; Two is better than one
CHAPTER 30 ; God knows best
CHAPTER 31 ; Eyes tells everything
CHAPTER 32 ; His
CHAPTER 33 ; It feels Red
CHAPTER 34 ; Made your mark on me, Golden tattoo
CHAPTER 35 ; Aftercare
CHAPTER 36 ; I do
CHAPTER 37 ; Unbiological
CHAPTER 38 ; Things you have to know
CHAPTER 39 ; A bird who fly too high for you to catch
CHAPTER 40 ; Things you wanted the most
CHAPTER 41 ; As you wish Princess
CHAPTER 42 ; Babe, don't threaten me with a good time
CHAPTER 43 ; Gift
CHAPTER 44 ; Can i go where you go?
CHAPTER 45 ; Nice things
CHAPTER 46 ; Chain around his neck
CHAPTER 47 ; Mine
CHAPTER 48 ; All's well that Ends well [END]

CHAPTER 8 ; Edward's POV

98.2K 9.4K 80
By pinkveectory

.

.

.

CHAPTER 8 ; Edward's POV

Edward menatap lekat langit malam melalui jendela kamarnya.

Pikirannya melayang tertuju pada satu sosok yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepalanya.

Catherine Rosalina Berdinth.

Semua mimipi buruk yang ia alami selalu berpusat pada gadis itu.

Hanya sekedar mimpi...

Edward selalu mengulang perkataan itu diotaknya.

Seharusnya semua akan baik-baik saja kan?

Tak ada yang perlu di khawatirkan. Semuanya tetap akan baik-baik saja meskipun mimpi itu menjadi kenyataan.

*

Setidaknya itulah yang difikirkan Edward sebelum akhirnya berita hilangnya Putri Catherine membuat satu manor heboh bukan main.

Dada Edward seakan diremas oleh tangan tak kasat mata, jantungnya berdetak begitu kencang, keringat dingin mulai mengalir di tubuhnya dan pria itu kesulitan bernafas.

Catherine....

"Tuan, kami akan segera menemukan Putri Catherine"

Mata Edward memerah dan dengan tangan bergetar dengan nafas yang tidak teratur, James menjadi samsak emosi sang tuan.

"Cari Catherine, sekarang.juga"

*

Edward menyugar rambutnya.

Sudah lebih dari 6 jam setelah Catherine ditemukan. Tapi dadanya masih belum menemukan ketenangan.

Edward kembali menegak kembali 1 gelas alkohol yang tersedia diatas meja, berharap hal itu dapat menghilangkan rasa sesak di dadanya.

Tok... Tok... Tok...

"Duke Emeric?"

Catherine?

Perlahan lelaki itu melangkah kearah pintu dan membukanya.

"Duke"

Tak menjawab, Edward hanya menggeser tubuhnya seakan meminta Catherine memasuki kamarnya.

"Maaf mengganggumu saat jam istirahat Duke"

Meskipun masih belum terlalu larut, namun tetap saja saat ini merupakan jam istirahat.

Edward hanya mengangguk dan mempersilahkan Catherine untuk duduk di sofa sementara lelaki itu membereskan botol dan gelas alkohol yang tadinya tergeletak diatas meja.

Untuk sesaat, Catherine hanya bisa bungkam sembari mengamati seluruh pergerakan Edward dengan seksama.

"Ada yang ingin kau bicarakan?"

Karena di kamar pribadi Edward hanya memiliki 1 sofa panjang yang mengarah ke barat, jadi Edward mendudukan dirinya di sebelah Catherine.

"Maaf... untuk kejadian yang terjadi hari ini, aku benar-benar tidak mengira bisa menimbulkan kekacauan seperti ini...." Ucap Catherine dengan suara pelan.

Untuk beberapa saat Edward terdiam. Mencerna satu pemikiran yang hinggap di kepalanya.

"Apa ada yang membuatmu tidak nyaman di mansion?"

Dengan cepat Catherine menggeleng,

"Tidak sama sekali, mansion ini sangatlah nyaman Duke"

Edward menatap lekat Catherine.

"Tidak perlu meminta maaf"

Catherine membalas tatapan Edward.

"Kalau begitu bolehkah aku meminta sesuatu?"

Untuk pertama kalinya, Edward mendapatkan pertanyaan semacam itu dari gadis dihadapannya.

"Katakan"

"Tolong lepaskan Siana"

Ya, Catherine telah mengetahui apa yang terjadi pada Siana.

Berbeda dengan Abigail yang hanya dihukum cambuk karena kelalaian-nya menjaga Catherine, Siana disisi lain harus mendapat hukum cambuk dan penjara untuk sementara waktu sampai Edward memutuskan untuk memecatnya atau lebih parah- membunuhnya.

Bagaimanapun Siana tetaplah seorang pelayan Emeric, meskipun memiliki title pelayan pribadi Catherine namun sejatinya tuan yang harus dipatuhi Siana merupakan Edward. Membantu Catherine kabur dan membahayakan nyawa sang calon nyonya sudah menjadi cukup alasan mengapa ia pantas di bunuh.

Mengingat kasta Siana yang rendah, tidak akan ada yang peduli dengan nasib gadis malang itu.

Kecuali Catherine.

"Aku yang meminta Siana untuk berkeliling pusat kota dan menuju kuil. Siana tak mampu menolak.... Jika ada yang harus disalahkan itu aku, Duke"

"Kesalahannya adalah melupakan tugas utamanya"

"Tugas utamanya adalah melayaniku, dan dia melakukannya dengan sempurna" sanggah Catherine.

"Membuatmu aman dan nyaman adalah tugasnya"

"Tapi aku baik-baik saja Duke.... Tidak ada yang terjadi padaku selama kami di luar manor. Dan aku berjanji tidak akan pernah lagi keluar tanpa pengawalan" mohon Catherine.

Edward diam. Untuk beberapa saat pria itu hanya bisa bungkam dengan mata terkunci pada netra violet dihadapannya.

"Aku akan membebaskannya, dia akan keluar dari manor ini besok"

Setelahnya, Edward bangkit tanpa ingin menatap raut Catherine.

"Duke, tidak, kumohon"

Dengan cepat Catherine meraih tangan Edward yang telah bangkit dari duduknya.

Sebelum diterima di manor ini, Siana hampir dijual ke rumah bordil. Jika gadis malang itu kembali dibuang ke jalanan, sungguh Catherine tak ingin membayagkannya.

"Kumohon biarkan dia kembali menjadi pelayanku... aku akan lakukan apapun..."

Catherine tidak bisa membiarkan Siana menanggung seluruh akibat dari perbuatannya.

Kali ini, keheningan berjalan cukup lama.

Masih dengan posisi berdiri dengan tangan yang di genggam penuh permohonan oleh Catherine, Edward mencerna segalanya.

Lelaki itu tidak setuju untuk kembali mempekerjakan Siana, namun dia juga tidak bisa membiarkan Catherine bersedih.

Setelah beberapa menit tak mendapat jawaban, Catherine mengeratkan genggaman tangannya.

"Duke...."

"Baiklah"

Gadis bernetra violet itu sontak saja melebarkan kedua matanya.

"Apa?"

"Kau mendapatkan yang kau mau, Siana akan kembali padamu setelah lukanya sembuh"

Mata Catherine bergetar dan dirinya menghembuskan nafas lega.

Gadis itu tersenyum manis. Dengan kesadaran penuh Catherine bangkit dari duduknya dan untuk pertama kalinya ia memeluk sang tunagan.

"Aku benar-benar berterimakasih Duke" lirihnya.

*

Deg

Deg

Deg

Edward terdiam. Merasakan detak jantungnya yang terus menggila sejak pagi tadi kini kembali tenang.

Rasa frustasi yang sejak pagi tadi menghampiri dadanya kini berubah jadi rasa hangat.

Jauh dalam lubuk hatinya lelaki itu bertanya-tanya,

Bagaimana bisa seorang gadis dapat mempengaruhinya sebesar ini?

***
TBC

Published, 13-06-2022

Continue Reading

You'll Also Like

140K 13.2K 37
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
368K 21.2K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
266K 22.6K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
303K 38.4K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...