Baby Project (COMPLETED)

بواسطة BlackStarofIN

687K 21.2K 2.6K

[21+] Hamil adalah satu-satunya cara untuk keluar dari dunia aneh ini? Adifa dan Zayn tiba-tiba masuk ke dun... المزيد

PROLOGUE
1 Tersesat
2 Bertemu Orang
3 Kampung Kuno
5 Satu-satunya Jalan
6 Pernikahan
7 First Night (21+)
8 Mulai Bekerja
9 Let It Out
10 Only You
11 Tetap Pada Tempatnya (21+)
12 Bergantung
13 Stupid
14 No Attitude (21+)
15 Mesum
16 Hamil
17 Ngidam
18 Guilty
19 Tulus
20 Flexing
21 Dicabut (21+)
22 Positive
23 Laporan Zayn
24 Adifa vs Maharani
25 Bercinta di Sungai (21+)
26 Berhenti
27 Everything for You
28 Bisnis Zayn
29 Jengukin Dedek Bayi (21+)
30 Firasat Buruk
31 Pertunjukan
32 Berita
33 Family
34 Melepas Rindu
35 Manja (21+)
36 Gelisah
37 Melahirkan
38 Comeback
39 Remember
40 End : I'm Coming
Extended
Special Offer
PROMO LAGI

4 Solusi

15.5K 648 61
بواسطة BlackStarofIN

Hey Guys...!!!  Welcome back to my story...!!!

Siapa yang udah nungguin Zayn dan Adifa yang nungguin solusi buat kembali ke dunia mereka???

Karena pas tadi Author nanya ke pesan wattpad yang paling pertama jawab mintanya Baby Project jadi Author up yang ini deh. 

Buat yg mau di up cerita kesukaannya kalo Author nanya jawab cepet cepet yaa hehe...

Nah sebelum baca ayo vote dulu biar gak lupa ya. Oke deh hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading.

*
*
*

Adifa menatap makanan yang tersaji di depannya. Satu bakul ubi jalar dan ikan bakar yang dialasi daun. Tak lupa buah pisang satu sisir di samping makanan tadi. Dan air putih yang disajikan dalam kendi.

Pak Catur yang membawakannya beberapa saat lalu. Beliau memberikan arahan pada Adifa dan Zayn tentang bagaimana menyalakan penerangan di rumah ini saat malam hari. Ya karena saat ini memang sudah malam.

Seharian tadi Adifa dan Zayn gunakan untuk berkeliling kampung melihat-lihat peradaban di zaman ini. Kebanyakan hal dilakukan secara manual dan menggunakan peralatan seadanya. Kebanyakan laki-laki tidak menggunakan atasan seperti pak Catur. Dan para perempuannya hanya menggunakan kain yang menutupi area payudara sampai lutut. Ya masih sangat tradisional di mata Adifa.

Adifa berpikir pasti sangat sulit untuk bertahan di dunia seperti ini bagi orang sepertinya yang tidak memiliki banyak ketrampilan. Seperti membuat api contohnya. Membuat api dilakukan menggunakan alat tradisional yang entah apa namanya tapi terlihat sulit bagi Adifa. Selain itu memasak makanan juga menggunakan tungku dan kayu bakar yang tidak pernah Adifa lakukan. Sebagai anak perempuan yang hanya disibukkan dengan kegiatan belajar setiap harinya tentu hal itu tidak familiar bagi Adifa.

Mengingat bagaimana kualitas diri yang masih jauh dari kata mandiri membuat Adifa minder dengan kebanyakan para wanita di sini. Tidak hanya itu, Adifa harus kembali dibuat minder melihat sikap Zayn yang terlihat sangat dewasa di sini. Zayn tidak banyak mengeluh dan mempelajari dengan cepat apa yang diajarkan pak Catur kepada mereka. Ditambah lagi tampilan Zayn yang memang jauh dari kata jelek itu menambah kharisma yang dimilikinya. Adifa tidak buta untuk mengetahui berapa banyak perempuan yang melirik penasaran kepada Zayn yang memang terlihat sangat menonjol di antara mereka.

Belum lagi penampilan para gadis di desa ini yang terlihat begitu menggoda dengan lekuk tubuh yang menonjol dan kulit yang eksotis. Sementara Adifa jelas tidak akan mungkin menampilkan lekuk tubuhnya seperti itu di hadapan umum. Belum lagi ia yang tidak membawa sandal di sini, hanya ada sepatu yang digunakannya saat sekolah. Tidak mungkin dia terus menggunakan sepatu kan?

"Kenapa belum dimakan?" tanya Zayn yang baru datang sambil membawa lentera gantung dan meletakannya di atas meja kayu tempat makanan tersaji. Saat ini hari memang sudah malam.

"Nunggu kamu." jawab Adifa.

"Ngapain nunggu aku?" tanya Zayn mendudukkan dirinya di depan Adifa.

"Nggak enak makan sendiri di tempat asing gini." jawab Adifa seadanya.

"Yaudah ayo makan." ajak Zayn yang mulai mengambil ubi di depannya.

Adifa melakukan hal yang sama. Dalam hati ia bingung ingin membicarakan apa dengan cowok di depannya ini.

"Kamu dari mana?" tanya Adifa akhirnya.

"Nanya ke Pak Catur, kapan Pak Gana mulai doanya. Terus dibilang katanya abis makan malam Pak Gana bakal mulai. Selesainya biasanya subuh." jawab Zayn.

"Berati kita nunggu sampe pagi?" tanya Adifa.

"Kamu tidur aja. Aku aja yang nunggu info dari Pak Catur." jawab Zayn sambil menuangkan air ke dalam mangkuk.

"Kok gitu?" Adifa menghentikan makannya mendengar jawaban Zayn.

"Iya, kamu pasti capek seharian keliling kampung ini. Jadi mending kamu tidur aja. Aku kayaknya nggak bisa tidur kalo belum dapat info dari Pak Gana." jawab Zayn lagi.

"Kalo gitu aku juga nggak tidur deh." ujar Adifa.

"Jangan. Kemaren kamu udah tidur di luar dan seharian keliling kampung. Kalo malam ini nggak tidur yang ada kamu sakit. Udah tidur aja." bantah Zayn.

Adifa yang mendengarnya pun hanya bisa diam. Jika Zayn mengatakan seperti itu bukankah artinya Zayn perduli padanya? Atau paling tidak Zayn tidak ingin dirinya menjadi beban nantinya. Yah Adifa juga tidak ingin menolak lebih lanjut. Ia sadar diri kalau fisiknya tidak sekuat itu untuk dibawa begadang malam ini. Adifa hanya mengangguk.

*

Malamnya sesuai perkataannya, Zayn hanya duduk di depan rumahnya memandangi bulan purnama yang sedang penuh itu. Ia sangat berharap apa yang dilakukan pak Gana akan membuahkan hasil. Tidak dipungkiri meskipun raut tenang selalu ia tampilkan, tapi sebenarnya ia menyimpan kecemasan dan kekalutan.

Seandainya solusi itu tidak ada, maka apa yang harus dilakukannya? Masa depannya masih sangat panjang. Ia bahkan masih harus menyelesaikan pendidikannya. Sebagai seorang laki-laki tentu Zayn ingin mencapai banyak hal menuju kesuksesan. Namun jika dirinya malah terjebak di dunia ini lalu bagaimana dengan masa depannya?

"Selamat malam." suara berat tiba-tiba terdengar membuyarkan lamunan Zayn. Dilihatnya pak Catur datang bersama seorang gadis yang tampak cantik untuk ukuran gadis zaman dahulu.

"Selamat malam Pak Catur." sapa balik Zayn.

"Kedatangan saya ke sini untuk mengantar Nona Maharani. Perkenalkan nak Zayn, nona Maharani adalah anak gadisnya tetua Gana." ucap pak Catur sambil memperkenalkan gadis yang datang bersamanya.

Zayn yang mendengarnya segera menunduk sopan pada gadis yang bernama Maharani itu.

"Maaf kalau kedatangan kami mengganggu. Saya datang ke sini membawakan selimut untuk kalian berdua." ucap gadis bernama Maharani sambil tersenyum sopan kepada Zayn sembari menyerahkan kain lipat untuk Zayn.

"Ah terimakasih atas kebaikannya Nona." ucap Zayn.

"Maharani saja kang." ujar Maharani dengan senyum malu-malunya.

Zayn mendengarnya agak kikuk. Karena sebenarnya dia bukanlah orang yang berasal dari suku yang sama sehingga mendengar namanya dipanggil begitu terasa agak asing. Namun dia hanya diam dan tersenyum saja.

"Kebetulan teman saya sudah tidur. Selimut ini pasti akan sangat berguna." ucap Zayn sopan.

Maharani hanya tersenyum saja sambil menundukkan kepalanya tidak berani menatap mata Zayn yang dinilainya sangat berkilau. Gadis itu terlihat malu-malu.

"Kalau begitu kami permisi dulu. Besok pagi saya akan ke sini lagi untuk memberikan kabar dari Tetua." ujar pak Catur memecah kecanggungan yang berlangsung.

"Baik Pak. Sekali lagi terimakasih untuk selimutnya Maharani." ucap Zayn kembali mengucap terimakasih dan menyebut nama Maharani langsung membuat wajah gadis itu semakin tertunduk dan memerah.

"Saya permisi dulu." ucap Maharani sebelum berbalik dan berjalan bersama pak Catur menjauhi Zayn.

Zayn melihat kepergian dua orang itu sampai menghilang ditelan kegelapan malam sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya karena udara malam semakin dingin.

Zayn masuk ke dalam kamar dan menemukan Adifa sudah tertidur di atas dipan dengan lelap. Terlihat sekali wajah kelelahannya. Gadis itu tidur menggunakan tasnya sebagai bantal dan jaket sebagai selimutnya.

Zayn menghela napas melihatnya. Ia segera mendekatinya dan memakaikan selimut pemberian Maharani menutupi seluruh tubuh Adifa kecuali kepala. Ia duduk di samping Adifa dan menatap gadis cantik itu lekat.

Kalau saja Zayn tidak mengajak Adifa ke hutan hari itu, kejadiannya pasti tidak akan begini. Mereka tidak perlu sampai tersesat dan masuk ke dimensi yang berbeda.

Zayn yang justru mulai mengantuk setelah melihat Adifa pun membaringkan dirinya sendiri tepat di samping gadis itu. Ia juga menjadikan tasnya sebagai bantal dan memakai selimut lain yang diberikan Maharani karena memang selimut itu ukurannya hanya pas untuk satu orang. Belum lagi selimut itu hanya berupa kain tipis seperti kain pakaian. Bukan kain tebal layaknya selimut pada umumnya.

Zayn sangat berharap kalau besok pagi mereka akan mendapatkan kabar baik dari pak Gana mengenai informasi untuk jalan pulang ke dimensi mereka. Perlahan namun pasti Zayn pun mulai terlelap.

***

Adifa meringis ketika merasakan tubuhnya susah digerakkan. Gadis itu mulai membuka kedua matanya untuk melihat apa yang terjadi pada tubuhnya. Dilihatnya tubuhnya sudah masuk ke dalam pelukan Zayn dan dibalut kain yang cukup besar.

Sebenarnya apa yang terjadi? Bukankah Zayn bilang tadi malam ia tidak akan tidur? Lalu kenapa malah sekarang ada di sebelahnya? Memeluknya dengan erat pula? Apa Zayn masih kedinginan juga? Dan kain apa ini? Apa Zayn yang memberikannya? Lalu darimana cowok itu mendapatkannya?

Berbagai pertanyaan muncul di otak Adifa dan juga asumsi-asumsi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun lama kelamaan Adifa hanya membiarkannya saja. Semua keanehan yang dialaminya tidak membuatnya lebih heran lagi kali ini. Adifa pun mencoba menatap Zayn yang tampak pulas dalam tidurnya.

Perlahan Adifa mulai bergerak melepaskan diri dari dekapan Zayn. Hanya saja pelukan itu terlalu erat membuatnya tidak dapat lolos begitu saja.

"Zayn?" panggil Adifa pelan. Zayn sama sekali tidak bergerak.

"Zayn? Bangun." panggil Adifa lagi yang tetap tidak mendapat respon dari Zayn.

"Zayn..." panggil Adifa lagi yang tidak menyerah sambil berusaha menyingkirkan lengan Zayn dari perutnya.

"Bentar lagi ma." gumam Zayn dengan suara seraknya malah semakin mengeratkan pelukannya dengan Adifa.

Adifa mematung mendengar dan merasakan pelukan Zayn semakin mengerat. Bagus sekali sekarang Zayn malah mengira dirinya adalah bantal guling sekaligus mamanya. Adifa pasti akan terjebak terus jika begini.

"Nak Zayn! Nak Adifa!" panggil suara pak Catur yang dapat Adifa dengar di luar membuatnya langsung bergerak cepat melepaskan Zayn darinya.

"Zayn bangun! Ada Pak Catur di luar!" ucap Adifa lumayan keras dengan tubuh berontak membuat Zayn akhirnya terbangun dari tidurnya.

"Hngg?" bingung Zayn yang baru bangun tidur.

"Pak Catur ada di luar. Pasti dia mau ngasih kabar dari Pak Gana. Ayo keluar." ucap Adifa dengan semangat.

Zayn yang pada dasarnya belum sepenuhnya sadar itu pun hanya bangkit dan mengikuti Adifa yang sudah dengan semangat berjalan membuka pintu. Dapat dilihatnya pak Catur di luar sudah menunggu.

"Pak Catur? Mau ngasih kabar dari Pak Gana?" tanya Adifa dengan semangat.

"Iya Nak. Tapi kalian harus bertemu langsung dengan Tetua." jawab pak Catur terdengar serius.

"Sekarang Pak?" tanya Adifa lagi.

"Iya sekarang juga. Katanya ini sangat penting." jawab pak Catur lagi.

Mendengarnya Adifa segera menoleh pada Zayn yang hanya diam. Adifa segera masuk ke dalam dan mengambil sepatu mereka. Ia memberikannya kepada Zayn dan menyuruhnya untuk cepat memakainya.

"Ayo Pak." ajak Adifa begitu mereka selesai memakai sepatu.

Baik pak Catur dan Zayn pun hanya mengangguk. Pak Catur langsung memimpin jalan diikuti dengan Adifa yang terlihat bersemangat dan Zayn yang terlihat masih diam mencoba mengambil seluruh kesadarannya.

Begitu sampai di rumah pak Gana, mereka langsung disambut oleh Maharani yang menunggu di depan pintu.

"Kalian sudah datang. Ayah sudah menunggu di dalam." ucap Maharani tersenyum sambil menunduk sopan.

Adifa yang melihatnya pun tampak berpikir. Siapa gadis ini? Dan apa maksudnya dengan perkataannya? Apa gadis ini adalah anaknya pak Gana?

Pak Catur pun membawa Adifa dan Zayn ke dalam ruangan khusus milik pak Gana untuk berdoa. Terlihat pak Gana yang sudah berdiri menunggu mereka. Pak Catur segera keluar begitu Adifa dan Zayn sudah bertemu dengan pak Gana karena pembicaraan ini bersifat rahasia.

"Kalian sudah datang." sapa pak Gana.

"Iya Pak. Terimakasih sebelumnya karena telah berdoa dan mencari petunjuk untuk kami." balas Adifa.

Pak Gana hanya terlihat mengangguk saja.

"Jadi bagaimana Pak? Apakah Bapak sudah mengetahui bagaimana cara kami untuk kembali ke dunia asal kami?" tanya Zayn yang sudah terlihat seperti biasanya.

Pak Gana tampak menatap keduanya lekat sebelum memulai berbicara.

"Kalian datang ke sini karena efek portal yang terbuka di hutan menjelang bulan purnama. Semua ini murni karena kebetulan dan ketidaksengajaan." ucap pak Gana memulai penjelasannya.

"Tapi karena itu juga kalian tidak memiliki cara untuk kembali dengan jalan yang sama. Karena kita tidak pernah tahu kapan kebetulan yang hanya terjadi sekali dari berpuluh-puluh abad ini akan terulang kembali." lanjut pak Gana lagi.

Mendengarnya membuat Adifa dan Zayn terlihat syok.

"Maksud Bapak kami tidak bisa kembali?" tanya Adifa takut.

"Apa benar-benar tidak ada cara untuk kami Pak?" kali ini Zayn yang berbicara.

"Ada satu cara yang dikatakan leluhur untuk bisa kembali ke dunia asal kalian. Yaitu dengan memberikan gabungan dari darah dan daging kalian ke portal dimensi." jawab pak Gana.

"Maksudnya apa Pak?" tanya Zayn yang tidak mengerti. Sementara Adifa sudah terlanjur terpukul dengan penjelasan pak Gana tadi.

"Gabungan dari darah dan daging kalian. Dalam artian darah daging kalian." jawab pak Gana kemudian.

Zayn terpaku mendengarnya. Sementara Adifa mulai mencerna maksud dari perkataan pak Gana yang terdengar sangat janggal.

"Darah daging maksudnya..." Adifa tidak dapat menyelesaikan perkataannya melihat pak Gana yang mengaggukkan kepalanya.

"Ya, anak kandung. Kalian harus memiliki anak kandung dari kalian berdua untuk bisa kembali ke dunia asal kalian." tegas pak Gana.

Jder!

Tepat setelah pak Gana menyelesaikan kalimatnya terdengar bunyi Guntur yang sangat keras. Seolah-olah membenarkan perkataan pak Gana.

Baik Adifa maupun Zayn langsung terdiam di tempatnya masing-masing dengan pikiran kosong.

*
*
*

TBC

Gimana part ini??

Penasaran gimana kelanjutannya? Apa mereka bakal bikin anak buat keluar dari sana?

Yg mau tau jawabannya wajib tekan vote secepatnya dan komen yg banyak yaaa..

Ok, see you in the next chapter...

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

211K 19.6K 15
Kisah cinta Arion Seanvino Wybert, putra kedua dari Avi & Arsen Wybert. (Sequel Marrying Mr. Duren) "Menikahlah denganku, aku akan menjadi ayah dari...
586K 44.5K 44
Sheravina Danilova, seorang model seksi blasteran Rusia, terpaksa menikah dengan Kevin Alejandro Bagaskara, duda 40 tahun yang merupakan mantan suami...
402K 13.1K 17
Kisah cinta seorang boss yang kaku dan posesif kepada asistennya. Untuk memiliki sang asisten, sang boss akan melakukan segala cara. Akankah cinta sa...
425K 7.8K 6
Alfan adalah satu-satunya pewaris Wijaya Group, yang berstatus duda. Setelah kematian istrinya tujuh tahun yang lalu, dia tak pernah terdengar dekat...