Look at Me, Please

By rbwidya

100K 2.6K 53

Rosalind Fredella Zvonimira mencintai Ravindra Yoshi Callum sejak duduk di bangku kelas 1 SMP. Akan tetapi, R... More

Part 1 - Love Sick
Part 2 - Cry For Love
Part 3 - Mistake
Part 4 - The Plan
Part 5 - Cry Again
Part 6 - Love Is Only You
Part 7 - Good Bye My Love
Part 8 - Ravi's Promise
Part 9 - Seven Years Later
Part 10 - Best Luck
Part 11 - Meet Again
Part 12 - I Still Think About You
Part 13 - Apology
Part 14 - Back To Home
Part 15 - I'm Curious
Part 16 - The Truth Is Revealed
Part 17 - Love Never Ends
Part 18 - Deep Disappointment
Part 19 - Ravi's Special Part
Part 20 - Direct Confrontation With You
Part 21 - Rafa, Alfa, Agnes?
Part 22 - I Love You
Part 23 - Best Wishes For Us (END)
Extra Part 2 - Perfect Love

Extra Part 1 - Complete Happiness

2.8K 48 1
By rbwidya

Pagi ini aku bangun lebih lama dari biasanya dan segera masuk ke dalam Toilet untuk mandi. Setelah selesai mandi, aku memakai skincare rutinku terlebih dahulu dan segera turun ke bawah. Di bawah aku melihat Mama dan Mami yang sedang memasak sembari mengobrol.

"Morning Ma, Mi." sapaku kepada Mama dan Mami yang langsung serentak menengok ke arahku.

"Morning sayang." balas Mama dan Mami bersamaan disertai dengan senyuman lebar.

"Maaf ya Ma, Mi, aku kelamaan bangunnya." ucapku dengan nada sedih yang sebenarnya aku tahu kalau kedua ibu cantikku ini tidak akan memarahiku.

"Eiii... Kok minta maaf gitu sayang? Kayak sama siapa aja ih kamu." sahut Mami Astrid lembut tanpa melunturkan senyumnya.

"Iya nak. Ngapain juga kamu minta maaf? Ini kan pure Mama dan Mami yang mau jagain sekaligus manjain kamu dan calon cucu kami. Jadi, jangan ngerasa nggak enak terus dong sayang." Mama ikut menimpali.

Rasanya sangat menyenangkan saat hamil begini, ada 2 sosok ibu luar biasa yang menemaniku. Aku dan Ravi memang akhirnya menikah secara sah menurut hukum dan agama 4 bulan yang lalu.

Saat itu aku benar-benar merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Ternyata penantianku selama ini terbayar lunas saat itu. Tuhan benar-benar menjawab semua doaku, padahal aku sempat pesimis dan menyerah, tapi ternyata rencana Tuhan sangat indah dalam hidupku.

Saat ini aku kembali diberikan keajaiban oleh Tuhan. Tuhan menitipkan janin dalam rahimku yang saat ini sudah berusia 11 minggu.

Semenjak Ravi dan semua keluarga kami mengetahui kehamilanku, mereka menjadi sangat protektif terhadapku. Seperti saat ini, Mama, Papa, Mami, dan Papi menghabiskan weekend bersama dengan kami.

Biasanya mereka pasti akan menginap di rumahku dan Ravi selama 2 hari dan biasanya juga selama 2 hari tersebut Mama dan Mami pasti akan benar-benar memanjakanku.

"Loh sayang, kamu udah bangun? Tadi kan aku udah nyuruh kamu istirahat aja. Kenapa malah turun ke bawah yank? Yuk, aku antar ke atas lagi!" ajak Ravi yang tiba-tiba sudah menghampiriku di Dapur.

Ravi memang sudah bangun tidur dari subuh tadi sekitar jam 05.00 karena pagi ini Papa, Papi Keenan, Ravi, Rafa, Jimmy, Reiki, Arsa, Danesh, Om Fulton, Bang Jack, Bang Johan, dan Bang Axel memang berjanji untuk bermain Futsal bersama di Lapangan Futsal milik DARR Company.

Jangan kaget kalau DARR Company memiliki Lapangan Futsal sendiri, bahkan empat sekawan tersebut juga mempunyai Lapangan Golf sendiri yang anehnya sama sekali tidak ada seorangpun Caddy Girl yang dipekerjakan di Lapangan Golf milik DARR Company, yang ada hanya beberapa Pramugolf atau Caddy Golf Pria.

Saat aku menanyakan hal itu kepada Jenny sewaktu kami menemani keempat sahabat karib tersebut bermain Golf, Jenny mengatakan bahwa itu semua memang ide darinya dan Jojo yang untungnya malahan disetujui oleh mereka berempat.

Mendengar jawaban Jenny saat itu sontak akupun sangat berterima kasih kepadanya dan Jojo atas ide brilliant mereka berdua.

Jenny dan Jojopun sangat senang melihat reaksiku saat itu. Jenny berkata kalau perselingkuhan itu bisa dimulai kapan dan dimana saja. Tidak mengenal waktu dan tempat. Jadi ada baiknya kita sebagai istri yang memproteksi terlebih dahulu.

Alasan ini juga yang membuatku tidak heran kalau sekretaris-sekretaris Rei, Ravi, Danesh, dan Arsa di DARR Company ya sepupu-sepupu mereka masing-masing.

"Loh kok kamu udah pulang Rav? yang lain kemana?" tanya Mami Astrid sambil celingukan mencari kehadiran yang lain.

"Iya nak, memang Futsalnya sudah selesai ya? Perasaan kalau kalian main Futsal, selesainya baru siang atau bahkan sore hari deh?" tanya Mama yang juga bingung dengan kehadiran Ravi yang tiba-tiba. 

"Iya kok kamu cepat banget udah pulang aja? Papa, Papi, Rafa, dan Jimmy mana? Kok nggak ikut pulang?" tanyaku dengan nada khawatir.

Semenjak hamil, aku memang jadi lebih mudah khawatir. Bahkan untuk hal-hal kecil seperti masakanku yang kurang garam ataupun lupa menaruh handphone dimana.

"Calm down sayang. Nanyanya jangan gerombol gitu dong. Satu-satu aja nanyanya." jawab Ravi sambil mengusap puncak kepalaku dengan lembut.

Ravi kemudian menambahkan "Mami, Mama, dan Rosaku sayang. Aku pulang duluan karena tiba-tiba aku kangen banget sama istriku sekaligus calon ibu dari anak-anakku dan juga sama calon baby. Kalau Papi, Papa, Jimmy, dan Rafa sih masih main Futsal sama yang lain. Nanti Ravi suruh Pak Min aja untuk jemput Papi, Papa, Jimmy, dan Rafa."

"Astaga Ravi! Mami sih udah feeling nih. Roman-romannya kamu pasti mau bertiga-tigaan aja sama Rosa dan calon cucu kami ya. Ya sudah biarkan Rosa sarapan dulu Rav!" ucap Mami Astrid dengan senyum lebar.

"Mama juga heran kok tumben kamu pulangnya cepat banget. Ternyata oh ternyata. Ya sudah kamu temani dulu Rosa sarapan!" ujar Mama dengan senyuman yang juga sama lebarnya seperti Mami Astrid.

Akupun sontak tersenyum manis kemudian mengecup singkat pipi kiri Ravi dan memeluknya erat untuk menghantarkan rasa bahagia yang saat ini kurasakan.

Aku bahagia sekali mendengar pengakuannya barusan. Ravipun balas memelukku erat, kemudian mengecup puncak kepalaku dengan sayang.

Mama dan Mamipun berdehem kencang melihat kelakuan kami berdua. Aku dan Ravipun segera melepaskan pelukan kami.

"Yank, kamu sarapan dulu yuk! Aku temanin." ajak Ravi kepadaku setelah pelukan kami berdua berakhir.

"Ayo! Tapi aku mau disuapin sama kamu ya. Ini permintaan baby loh. Jangan nolak!" pintaku dengan tatapan berharap padanya.

"Iya sayang. Kapan coba aku pernah nolak permintaan kamu? Nggak pernah loh sayang, kecuali kalau permintaan kamu yang aneh kayak waktu itu ya." Ravi memang tidak pernah menolak apapun permintaanku, kecuali saat awal-awal kehamilanku di saat aku meminta izin kepada Ravi agar aku diperbolehkan untuk pergi bersama Kak Dana ke acara ulang tahun salah satu sahabat Kak Dana yang juga seorang Beauty Influencer yang bernama Yarina Erianthe Maheswari yang kebetulan juga merupakan salah satu klien yang memakai jasaku dalam pembuatan desain dress-dressnya.

Bahkan khusus untuk ulang tahunnya kali ini, ia memakai desain buatanku, dan yang membuat Ravi tidak mengizinkanku adalah karena adik laki-laki satu-satunya Kak Yarina, Osvaldo Almero Maheswari, aktor pendatang baru yang saat ini namanya tengah melejit berkat perannya sebagai seorang Dokter Tampan Berkharisma yang sangat dingin di Sinetron 'Diam-Diam Jatuh Cinta' yang sedang kuikuti semenjak kehamilanku berusia 6 minggu.

Semenjak rutin menonton sinetron itu, aku benar-benar jadi mengidolakan seorang Osvaldo. Hal itupun membuat Ravi jadi senewen, Ravi bilang sih aku tidak boleh mengidolakan aktor Indonesia soalnya terlalu dekat.

Aku yang mendengar pernyataannya waktu itu hanya bisa melongo dan menertawakannya saja.

Tapi ada untungnya juga sih saat itu aku tidak jadi datang ke acara ultah Kak Yarina karena Ravi akhirnya mentetujui permintaanku yang lain untuk Babymoon ke Korea Selatan.

Semenjak kami kembali bersama, Ravi sangat ogah mengajakku liburan ke Korea Selatan, alasannya sih takut aku bertemu lagi dengan Hong Li Oppa.

Saat pernikahan kami saja, Ravi sudah kelihatan sangat jutek saat bertemu secara langsung dengan Hong Li Oppa.

*****

"Belum tidur sayang?" tanya Ravi kepadaku dengan senyuman manisnya yang membuatnya semakin terlihat tampan di mataku.

"Belum ngantuk. Kamu juga belum tidur kan? Banyak kerjaan banget ya?"

"Iya sayang. Aku kan harus tetap kerja keras. Untuk biaya kamu dan anak-anak kita nantinya."

"Tapi jangan terlalu diforsir sayang. Nanti kalau kamu sakit gimana?" ujarku sembari beranjak dari tempat tidur, menghampiri Ravi dan memijit kedua bahu Ravi pelan. Ravipun menengok ke arahku kemudian mencium bibirku sekilas dan tersenyum.

"Aku kan punya kamu. Dokter cintaku." jawab Ravi sembari mengelus perutku lembut.

"Nggak gitu juga dong sayang. Kamu nggak boleh sakit, aku juga nggak boleh sakit. Pokoknya kita berdua nggak boleh sakit. Kita harus rawat baby sama-sama." balasku sembari meletakkan tangan kananku di atas tangan Ravi yang masih mengelus lembut perut buncitku.

Saat ini kehamilanku sudah berusia 26 minggu. Selama hamil, Ravi benar-benar memanjakanku. Ravi benar-benar membuktikan semua janjinya padaku.

"Siap Mama sayang. Mama dan Papa nggak boleh sakit. Pokoknya jagoan Papa juga harus sehat-sehat di dalam ya nak. Jangan nakal di dalam, kasihan Mama. Papa dan Mama sangat menyayangimu nak." ujar Ravi sembari berbicara dengan baby yang ada di dalam perutku.

Akupun merasakan ada tendangan kecil dari dalam perutku. Sepertinya baby kami merespon ucapan papanya tadi.

"Yank, baby nendang dari dalam. Kayaknya baby respon ucapan Papanya." ucapku dengan senyuman lebar sembari mengelus pipi Ravi lembut.

"Wah, jagoan Papa rupanya mengerti akan ucapan Papa ya. Papa dan Mama menantimu nak. Nanti kalau abang udah besar bantu Papa jagain Mama ya, biar nggak ada pria-pria nggak jelas yang dekatin mamamu nak."

"Hahaha... Ada-ada aja sih kamu yank. Tapi jujur aku senang tahu lihat kamu cemburu gitu."

"Seneng ya lihat aku cemburu? Kayaknya itu karma buat aku deh yank. Dulu kan kamu terus yang ngerasa cemburu. Maafin kesalahanku dulu ya sayang yang terus menyakiti kamu." ujar Ravi sembari menggendongku ala bridal style dan meletakkanku di atas ranjang, kemudian Ravi menatapku lembut dengan pancaran penuh cinta.

"Yang lalu nggak usah diingat-ingat lagi sayang. Aku udah maafin semua kesalahan kamu dulu. Sekarang kita fokus ke masa depan aja ya." ungkapku sembari mengelus rambut Ravi dengan lembut.

Saat ini Ravi merebahkan kepalanya di atas pangkuanku dan wajahnya dihadapkan ke arah perut buncitku.

"Terima kasih sayang untuk semuanya. Terima kasih untuk mau menerimaku kembali di dalam hidupmu. Aku sangat mencintaimu sayang." ungkap Ravi dengan airmata yang sudah turun.

Aku kembali melihat Ravi menangis malam ini. Setiap aku mendengar Ravi mengucapkan ungkapan rasa cintanya dan terima kasihnya kepadaku, entah mengapa selalu ada perasaan hangat yang menjalar di dalam hatiku. Akupun ikut menangis melihat Ravi yang juga sedang menangis. Sakit sekali rasanya melihat priaku ini menangis.

Dengan mata berair aku menganggukkan kepalaku dan berkata "Sayang, aku selalu mencintaimu. Aku bahagia dengan hadirmu di dalam hidupku. Aku percaya kepadamu, kamu pasti akan selalu menepati janjimu kepada Tuhan ketika kita mengucap janji di atas Altar."

"Terima kasih sayang. Terima kasih banyak sekali lagi." ucap Ravi sembari menciumi jari-jari tanganku.

Continue Reading

You'll Also Like

336K 8.3K 35
Sarah sangat mencintai Sena sejak pandangan pertama, dan sejak hari itu hanya Sena yang ada dalam pikirannya. Beberapa hari berlalu sejak pertemuan i...
1M 111K 39
Selamanya status Amanda hanyalah seorang pemain figuran dalam cerita hidup Reynaldi. Tidak lebih. Membantu duda tampan itu membesarkan kedua anaknya...
2.4M 35.8K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
370K 38.5K 35
Cover by : @baeklogy Byun Baekhyun namja polos yang di tinggalkan tepat di hari pernikahannya,, Park Chanyeol calon suami Baekhyun mengaku bahwa...