I'M TALISA || END

By cimollipp_

2.9K 1.2K 333

Singkat, kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang ditolak kehadirannya oleh sang keluarga, dipermaink... More

ONE
TWO
THREE
FIVE
SIX
SEVEN
EIGHT
NINE
TEN
ELEVEN
TWELVE
THIRTEEN
FOURTEEN
FIFTEEN
SIXTEEN
SEVENTEEN
EIGHTEEN
NINETEEN
TWENTY
EXTRA CHAPTER

FOUR

139 92 20
By cimollipp_

"Gini ya rasanya, ada namun tak pernah di anggap. Selain tak di anggap, aku juga dibenci dan tak diinginkan."
-Talisa Aurelia Oktavia

****

Sesampainya di rumah, Lisa langsung di berikan hukuman oleh orang tuanya, karena telat untuk pulang ke rumah.

"Assalamu'alaikum..." Lisa mengucapkan salam ketika baru saja memasuki rumah.

Plak!!

Suara tamparan keras yang berasal dari Pak Rangga untuk anak pertamanya yaitu Lisa.

"MAU JADI APA KAMU, HAH?! DARI TADI GAK PULANG-PULANG! LIAT JAM GAK? INI SUDAH JAM BERAPA?!" teriak Papahnya Lisa dengan super duper volumenya yang sangat menggelar ke segala penghujung bumi.

Lisa pun yang di tampar langsung memegang pipinya yang perih. Lalu Lisa pun menadahkan kepalanya ke atas, karena tiba-tiba ayahnya itu menjambak kepalanya sambil teriak-teriak melontarkan cacian dan makian untuknya.

"AWAS JIKA KAMU TELAT PULANG SEKALI LAGI, SAYA AKAN LANGSUNG USIR KAMU DARI RUMAH INI TANPA SEGAN-SEGAN." Peringatan untuk Lisa dari Pak Rangga. Lisa bener-bener tidak dikasih kesempatan untuk berbicara, makanya Lisa cuma diam aja.

"Urusin dia Mah," ucap Pak Rangga kepada Bu Lela, lalu langsung pergi setelah melepaskan jambakannya kepada Lisa.

"Siap Pah, Mamah akan mengurus anak tak tahu diri ini," ucap Mamah Lela dengan lembut kepada Bapak Rangga.

"KAMU KEMANA AJA, DARI TADI KELUYURAN GAK PULANG-PULANG?" Mamah Lisa pun bersabda sambil berkacak pinggang, lalu matanya melotot dengan besar sekali sampai-sampai hampir ingin keluar tuh bola mata.

"Maaf Mah, tadi Lisa habis kerja kelompok langsung pergi ke tempat kerja, karena Lisa dapat sip sore," ucap Lisa sambil menunduk.

"APA SUSAHNYA SIH KASIH TAU DULU ATAU BERI KABAR, DASAR ANAK TIDAK TAU DI UNTUNG!" teriak Mamah Lisa ke berapa puluhan kalinya.

"Lisa udah kok ngechat Mamah, papah, sama adek. Tapi no Lisa malah di blokir sama kalian," ucap Lisa dengan sedih.

"NGEBANTAH AJA YA KAMU, BIAR SAYA KASIH PELAJARAN KAMU SEKALI-KALI!" sentaknya, sambil menyeret Lisa ke kamar mandi.

"Mah, Mamah mau apain Lisa? Plis Mah jangan, Lisa minta maaf," mohon Lisa sambil menangis.

Mamah Lisa pun langsung melemparkan Lisa ke bathtub yang diatasnya itu ada shower, lalu mengguyur Lisa dengan air shower yang dingin.

"DIAM KAU DISINI, JANGAN BERANI-BERANINYA KABUR ATAU PINDAH DARI BATHTUB INI DAN JUGA MENGHENTIKAN AIR INI! CAMKAN ITU!" perintah Mamah Lela, lalu meninggalkan Lisa di dalam kamar mandi dengan mengunci pintu kamar mandi dari luar.

Lisa pun hanya bisa menangis dan menggigil kedinginan karena airnya terus menghujani Lisa, apalagi Lisa belum makan semenjak sore tadi, padahal ini sudah jam setengah sepuluh malam.

Di sisi lain, di kamarnya Pak Rangga dan Mamah Lela, Pak Rangga sedang merenung di atas kasur, dia terlihat sedih.

"Maaf nak gara-gara perbuatan Papah dulu, kamu jadi korbannya. Maaf banget nak, maafkan Papahmu ini yang banyak dosa sama kamu. Maaf Papah tadi nampar kamu, karena Papah khawatir sama kamu. Tapi Papah tidak bisa mengkhawatirkan kamu secara langsung," ucap Pak Rangga didalam hati, sambil meneteskan air matanya satu tetes.

Tok Tok Tokk!

Bunyi pintu yang diketuk oleh Ibu Lela, sambil meminta izin untuk masuk kedalam kamar, lalu Ibu Lela pun masuk ke dalam kamar.

Prok Prokk!

"Bagus, bagus banget ya Pah. Terus perlakukan Lisa seperti itu, atau aku akan keluarkan Lisa dari sini dan memberitahu tentang perbuatan Papah waktu dulu, kepada Ayahku. Mungkin kalau ayahku tau, Lisa itu sebenarnya eum, ayahku bakal mengeluarkan Lisa dari keluarga ini dan juga Lisa akan dibunuh mungkin, karena perbuatanmu dulu hahaha," ucap Mamah Lela setelah tadi bertepuk tangan, dan juga sekarang sedang tertawa kencang.

"Hmm Iya mah, Papah akan seperti itu kepada Lisa. Tapi Papah mohon, jangan beritahu Ayah mertua. Kamu apain Lisa? Jangan keterlaluan hukum Lisa, ingat Lisa juga anakku Mah!" ucap Pak Rangga sambil bertanya keberadaan Lisa.

"Ya, Lisa hanya diberikan hukuman yang ringan, kamu jangan khawatir. Dan jangan dulu menemui Lisa. Kalau aja kau menemui Lisa, awas aja!" ucap Ibu Lela sambil memberikan ancaman. Ibu Lela pun langsung pergi tidur diatas kasur yang empuk itu.

"Hmm iya mah," balas Bapak Rangga, meskipun dia berkata iya namun percayalah hatinya ini sedang gelisah karena takut Lisa anaknya kenapa-kenapa.

Ditempat Lisa, keadaan Lisa sekarang mulai kacau. Hidungnya mimisan, wajahnya sudah pucat, dan juga sekujur tubuhnya itu membiru karena kedinginan.

Lisa udah 5 jam lebih di kamar mandi dengan air shower yang masih nyala, sampai-sampai airnya juga bocor keruangan-ruangan lain.

"Gini ya rasanya, ada namun tak pernah di anggap. Selain tak di anggap aku juga dibenci dan tak diinginkan," lirihnya.

Setelah mengatakan itu Lisa pun langsung pingsan tak sadarkan diri.

***

Pagi hari pun tiba.


"LISA ANAKKU, YA ALLAH! NAK BANGUN NAK! INI PAPAH SAYANG, LISA!" seru Papah Lisa panik, karena melihat Lisa tergeletak tak sadarkan diri di dalam kamar mandi.

Pak Rangga pun langsung membopong Lisa untuk dibawa ke rumah sakit terdekat, karena takut Lisa kenapa-kenapa.

"Kamu benar-benar keterlaluan Lela," kecam Pak Rangga kepada Ibu Lela sebelum pergi ke rumah sakit.

"Ih apaan sih, lebay amat," ucap Ibu Lela dengan raut tak bersalahnya.

"Mah, Kak Lisa kasihan juga. Jangan terlalu menghukum kak Lisa, dia tadi udah pucat banget. Kak Lisa juga gak bersalah dalam kejadian itu," ucap Leiva yang sekarang benar-benar mengkasihani Lisa dengan hati yang sangat tulus.

"Kok, kamu jadi belain dia sih?!" Kesal Mamah Lela.

"Bukan gitu mah--"

"--Ya udahlah, terserah kamu aja mau belain dia juga," potong mamah Lela, dan Mamah Lela pun langsung pergi keluar untuk melakukan acara arisan bersama teman-temannya.

***

Lisa pun langsung dibawa ke UGD untuk ditangani, sebelumnya Pak Rangga mengurus dulu administrasi pembayaran Lisa dirumah sakit itu. Dan berakhirlah, Pak Rangga duduk di kursi rumah sakit yang berada diluar ruangan Lisa.

"ARGH, GARA-GARA SAYA LISA BISA SEPERTI ITU. KALAU TERJADI APA-APA, SAYA TIDAK AKAN MEMAAFKAN DIRI SAYA SENDIRI." Pak Rangga berteriak dengan penuh kekecewaan dan penyesalan dihatinya, sambil menjambak rambut nya sendiri.

Tidak lama setelah itu dokter yang menangani Lisa pun keluar.

"Gimana dok keadaan anak saya? Apakah Lisa mengalami luka parah? Apakah dia sudah baik-baik saja? Apakah Lisa sudah bisa dijenguk? Apakah Lisa sudah boleh dibawa pulang?" tanya Pak Rangga secara beruntun.

"Baik Pak, Alhamdulillah keadaan Lisa sudah mulai membaik, walaupun tadi sempat kritis keadaannya karena terlalu lama dalam air dan juga sangat kedinginan. Sehingga menyebabkan suhu badannya naik derastis dan menjadi demam. Tapi Alhamdulillah Lisa baik-baik aja, tidak mengalami luka parah, dan Lisa sudah bisa dijenguk. Tetapi Lisa tidak bisa dibawa pulang terlebih dahulu, karena harus di rawat inap disini dan harus ditangani dengan baik." Pak Dokter membalas pertanyaan Pak Rangga satu persatu dan juga sambil menjelaskan keadaan Lisa.

"Baiklah dokter, saya izin pamit untuk menjenguk anak saya. Terima kasih telah menangani anak saya."

"Iya pak, sama-sama. Itu sudah kewajiban saya sebagai seorang dokter," balas dokter sambil tersenyum.

Pak Rangga pun masuk ke ruang rawat Lisa, lalu duduk didekat ranjang pasien Lisa. Detik itu, Pak Rangga langsung menangis sambil memegang tangan Lisa.

"Nak maafin Papah yah, papah terlalu pengecut untuk itu. Semangat cantiknya Papah!" ucapnya sambil mencium pergelangan tangan Lisa. Lalu Pak Rangga pun ketiduran dikursi itu.

Setelah lumayan lama mereka tertidur. Ada seorang suster datang untuk membawakan makanan Lisa.

"Wow ada bujang pirang, eh duda pirang maksudnya. Ayahnya Lisa tadikan, gila cakep banget walaupun udah bapak-bapak," kagum suster itu dengan jiwa penggila cogannya.

"Aku letakkin makanan ini dimeja sana dulu, mungkin nanti bakalan dimakan setelah bangun tidur," ucap suster itu, lalu setelahnya berlalu pergi.

Lisa meleguh baru saja bangun dari tidurnya.

"Eh, aku dimana? Apakah aku sudah di alam kubur atau sudah ke surga? Tapi kok ada atapnya? Apakah ini surga versi ada atapnya supaya gak kehujanan dan kepanasan? ucap Lisa dengan ngelanturnya.

"Hahaha kamu ada-ada aja Lisa, ini kamu sedang berada di rumah sakit, bukan di surga," ucap Papahnya Lisa sambil tertawa karena mendengar perkataan anaknya yang ngelantur

"Eh, Papah kok ada disini?" tanya Lisa langsung menundukkan mukanya.

"Eh sayang, kamu kenapa? Gak seneng ada Papah? Papah minta maaf sama kamu atas perlakuan Papah ke kamu. Percayalah, Papah melakukan itu semua ada alasannya ya Lisa," ucapnya.

"Nggak Pah bukan gitu, Lisa seneng kok ada Papah malahan seneng banget. Iya Pah Lisa udah maafin Papah kok sama Mamah juga," ucap Lisa dengan riang.

"Kamu benar-benar anak yang baik Lisa," ucap bangga Papah Lisa.

***

Keesokannya, Lisa masih berada di rumah sakit. Lisa berniat untuk ke taman rumah sakit hanya untuk sekedar menghirup udara segar ditaman itu. Lisa sekarang sendirian, tidak ada yang menemaninya karena Papahnya ada pekerjaan di kantor.

Saat Lisa sedang berjalan di koridor rumah sakit, Lisa melihat adiknya yang baru saja keluar dari ruangan dokter penyakit khusus. Eh, ada apa ini?!

"Astaghfirullah, ada apa ini?! Kenapa Leiva masuk ke ruangan dokter khusus penyakit? Apa jangan-jangan, tidak-tidak jangan berpikiran negatif!" ucap Lisa didalam hati sambil bertanya-tanya. Mau nyamperin Leiva tapi nanti pasti akan ada keributan atau apalah, jadinya Lisa melihat Iva dari jauh sampe Iva tidak ada lagi ditempatnya.

Setelah kepergian Leiva dari rumah sakit, Lisa pun langsung melanjutkan perjalannya untuk pergi ke taman.

Ditaman.

Disana banyak sekali orang-orang yang berpakaian rumah sakit atau lebih tepatnya pasien sedang menghirup udara segar dipagi hari ini, termasuk Lisa.

Disana Lisa melihat anak kecil yang hampir tertabrak oleh sebuah mobil. Karena anak kecil itu berjalan hampir ke tengah jalan.

Titt Tittt!

Suara klakson mobil yang melaju dengan cepat.

Lisa pun langsung berlari untuk menolong anak itu. Dan happ anak itu pun sekarang berada di pelukan Lisa setelah mereka melewati acara guling-gulingan di jalanan.

"Dek kamu baik-baik aja kan? Tidak ada yang luka?" tanya Lisa kepada anak laki-laki yang berusia 4 tahun itu, sambil memperhatikan sekujur tubuhnya.

"Nda to tata cantip, Lio bait bait aja. Tata cantip yang luta gala-gala nyelamatin Lio. Maaci yaa," balas Lio anak kecil itu, dengan logat cadelnya yang sangat menggemaskan and ucul.

"Gapapa dek, ini bisa di obati. Asal adek tidak apa-apa, iya sama-sama adek ganteng." Lisa berucap dengan riang dan juga tersenyum.

Lio pun hanya tersenyum. Lalu oleh orang yang berada dilingkungan sana membawa Lisa dan Lio untuk duduk dikursi taman rumah sakit.

Sehingga ada ibu-ibu yang menghampiri mereka.

"Nak, Lio anakku. Kau baik-baik aja kan? Kemana aja Lio tadi? Tidak memberitahu bunda? Dan Lio sama siapa ini?" tanya ibu itu.

"Maaf Unda, Lio bait bait aja to. Ini tata cantip yang udah nolongin Lio," ucap Lio merasa bersalah.

"Iya Bu, tadi Lio hampir aja tertabrak oleh mobil. Alhamdulillah Lio terselematkan," ucap Lisa.

"Nak makasih ya, udah nyelamatin anak tante. Kalau gak ada kamu ga tau lagi tante," ucapnya.

"Eh Tan jangan gitu, aku ikhlas kok bantu Lio," ucap Lisa.

"Iya nak, nama kamu siapa? Kalau Tante, Viola. Panggil aja bunda Viola ya, jangan Tante oke?! Oh iya bunda sama Lio mau langsung pulang, makasih sekali lagi," ucap Bunda Viola dengan tersenyum.

"Namaku Talisa tan ehh Bun, panggil aja Lisa. Iya bun, hati-hati dijalan."

Bunda Viola dan Lio pun pergi mau langsung pulang.

"Hsstt sakit banget tapi gapapa-gapapa, aku kan strong," ucap Lisa karena tangannya yang tadi tergores oleh aspal. Bundanya Lio tidak tau kalau Lisa terluka.

Lisa pun melanjutkan duduknya di taman itu.

****

Pencet bintangnya, guys!

Continue Reading

You'll Also Like

115K 8K 64
"Aku Butuh Pelukan, Dari kamu Ayah, dan Kamu Bunda." -Alodia Azella Alyodya Start ~ 03 oktober 2020 End β†ͺ03 mei 2021 TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT, INI MUR...
32K 1.7K 47
Kamu itu terlahir karena kesalahan, dan kamu hanya boneka yang Saya kendalikan guna mendapat apa yang tidak bisa Saya dapat kan! Kamu boneka---- Kita...
4.3K 249 25
Ini tentang sebuah keluarga, bagi sebagian orang keluarga adalah tempat bersandar paling nyaman, tempat penerimaan yang tulus, tempat belajar paling...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6.1M 337K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...