BUMI ANGKASA

By rexaayy

93 7 0

"Antara Langit yang mendatangkan hujan dengan kelopak mata yang mendatangkan kesedihan. Selamat tinggal Jeann... More

PROLOG
CAST
1. HARI PERTAMA
2. BERTAHAN UNTUK SEMBUH, NA
3. SEMESTA TERLIHAT TIDAK ADIL
5. NISAN BERTULIS ALAN SAMUDRA
6. KEBRENGSEKAN KADEN
7. ADA BANG RIO DISINI?
8. DIMANA RUMAH UNTUK PULANG

4. SEMESTA BERPIHAK UNTUK BUMI

6 0 0
By rexaayy

pagi ini kondisi Bumi masih terbaring lemas di Rumah sakit Cempaka, tentu ia tidak akan mungkin berangkat sekolah dengan kondisi seperti ini, ia membuka matanya pelan melihat sekelilingnya yang hanya ada petugas kebersihan yang pagi itu sedang bertugas.

Ceklek

Elang membuka pintu Ruangan itu sembari mendorong kursi roda yang dinaiki Melly, "Bum, katanya mau ketemu Bunda, nih Bunda mau ketemu lo juga"

"M-maafin Bunda, Bum, Lang," wanita paruh baya itu terlihat sangat susah untuk bicara.

"nggak papa Bun, ini kan yang Tuhan kasih buat keluarga kita, yang penting bunda masih sehat" gumam Elang yang menahan gumpalan kristal di kelopak matanya.

"Bumi, gue mau nganter Bunda pulang kerumah dulu ya, nanti gue kesini lagi kalo udah selesai ngurus bunda"

"iya Bang, santai aja"

Elang dengan kondisi badannya yang terlihat tak sehat itu keluar dari Ruangan yang ditempati Bumi dengan mengalirkan hujan deras dimatanya tanpa sepengetahuan Melly.

•••

kelas 10 ipa 3, hari ini penuh kabar duka, banyak guru yang ziarah ke makam Alan dan ada juga yang menjenguk Bumi di Rumah sakit. salah satunya adalah Jeanna.

Jeanna berlari kecil mencari ruangan di rumah sakit itu yang baru ia dapatkan dari kepala sekolah "duh mana ya ruang 203" gumamnya.

"gue harus minta maaf sama Bumi dan Alan, terutama sama Alan, gue serasa berhutang nyawa sama dia"

"ini ruangan yang ditempati Bumi ya?" gadis itu bergumam saat melihat ruangan 203 ada di hadapannya.

ceklek

pintu itu terbuka kembali, dan gadis mungil sekarang ada di hadapan sang empu, "Bumi, maafin aku"

Bumi yang sedari tadi hanya memejamkan mata, sekarang ia membuka matanya saat melihat gadis itu ada disampingnya, "Lo nggak sekolah, Na?"

"Maafin aku Bumi, maafin,"

"K-kamu tau makam Alan dimana?, Aku mau kesana"

"gue nggak tau, Na, gue nggak ngeliat Alan di kubur, bahkan gue juga nggak ikut sholatin jenazah Alan."

"Bum, Kaden kabur ke luar negeri, dia gamau tanggung jawab" gumam gadis itu sambil menangis tanpa suara.

"DEMI TUHAN, DIA AKAN MATI SAMA DENGAN KEMATIAN ALAN" Bumi menjerit keras dan membuat gadis mungil itu semakin deras mengeluarkan hujan.

Jeanna tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis di ruangan Bumi, ia merasa sangat bersalah, terutama kepada Alan, ternyata kemarin adalah pertemuan terakhirnya dengan mendiang Alan Samudra

"Bum, aku keluar nyari makanan ya"

•••

"Bumii aku dapet bubur, kamu makan ya, sini aku suapin" - gumam Jeanna sambil membuka bungkus bubur sop ayam kesukaan Bumi.

sang empu tersenyum tipis melihat Jeanna sangat perhatian dengannya,  "Makasih, Na"

"sama sama Bumi, kamu kan baik banget sama aku, jadi aku harus lebih baik juga ke kamu",  "ayo buka mulutnya"

pagi ini sarapan Bumi sangat lahap, bubur yang tadi baru saja Jeanna beli sudah habis dimakan Bumi dengan sangat cepat, "Enak, Na, ini kesukaan gue, kok lo tau?"

"oh iya kah?, hehe aku cuma asal beli aja, aku pikir kamu gaakan suka sama buburnya"

"buburnya enak, apalagi sambil disuapin lo, makin cepet sembuh gue"

"apasih Bum" Pipi gadis itu merah dan menggembung seperti balon, "Lucu,boleh gue cubit?"

"Jangan!, sakit,"

"Nggak sakit, cuma di cubit dikit ajaa, gemesin"

gadis itu hanya mengangguk pelan, ia membiarkan sang empu mencubit dan menggigit pipi nya yang cubby , "aw sakit Bumi, kamu kenceng banget gigitnya" lirih Jeanna sembari memegang pipinya yang merah akibat gigitan sang empu.

"oh maaf gue ga sengaja" , "sini gue cium biar sembuh pipinya"

"nakal" balas gadis itu dengan singkat, "aku harus pulang, Bum, ini udah sore"

"maaf ya, Na. gue gabisa nganter"

"gapapa, kamu istirahat aja, aku udah dijemput bapak di depan"

"hati hati ya".

pertemuan ini sangat singkat bagi Bumi,tapi tak masalah, Semesta kali ini adil, hari ini adalah hari dimana Bumi tersenyum lagi setelah sekian lama ia murung dan seolah tak semangat.

•••

sang surya sudah terbenam dan hanya ada bintang di malam ini, Bumi kembali merenung, melihat angkasa yang tidak ada satupun bintang bersinar, "nggak ada Bang Rio ya?, Bumi lagi bahagia hari ini Bang, semoga seterusnya juga gitu."

ceklek

"Bumi udah makan belum lo malem ini" gumam Elang sambil menenteng kantong plastik berisi bubur kesukaan adiknya.

"lo nggak usah repot-repot kesini Bang, gue udah makan, lo jagain Bunda aja dirumah,kasian nggak ada yang nemenin"

"gue udah nyuruh Bi Eli buat jagain Bunda, itung itung suster buat Bunda, kasian juga Bi Eli kan hidup sendiri dirumahnya"

"Bi Eli tetangga baru kita, lo udah nyuruh dia buat ngebabu?, ih lo parah Bang"

"Berisik lo nyet, kan gue ngebayar Bi Eli, ni makan dulu gue temenin disini sampe pagi"

"baik banget kakak aku" lirih Bumi sambil mengedipkan matanya.

"Najis lo, Haram!" tamparan pelan mendarat tepat di pipi Bumi. "arghh atit" gumamnya.

"Bumi! lama lama gue cekek lo ampe mampus"

"btw gue nggak laper Bang, udah disuapin sama Jeanna tadi siang, sampe lima windu lagi juga gue kuat ngga makan makan"

"Halah bacot, nanti malem juga ludes ni bubur, gue ke toilet dulu dah, ikut kagak?"

"makasi, gue masih lemes buat jalan" Bumi memutar bola matanya malas.

"Kan niatnya biar lo nyebokin gue Bum",

"lo homo Bang?, najis gini amat derita nggak disayang bapak"

"lo juga sama njing, males lah gue, keburu ngompol"

Malam itu terasa begitu sangat panjang, sang empu masih tersenyum mengingat kejadian tadi siang, "woahh indah banget, pengen lagi, Na." gumamnya sambil tersenyum.

"tidur tidur, cengar cengir gajelas lo, kayak monyet"

"lo gorila, berisik banget deh mending lo pulang aja sana Bang"

"oke gue pulang, niatnya cuma numpang pipis doang"

•••

tok

tok

tok

"permisi kak, izin mengecek beberapa bagian tubuh kakak, apakah ada perubahan?" pinta suster itu.

"ada sus, tubuh saya sekarang gemetaran soalnya dipegang sama suster" gombalan basa basi Bumi yang amat basi.

suster itu hanya bisa menggeleng melihat tingkah anak muda jaman sekarang, "saya udah bersuami, kak." Bumi mematung dan hanya mengeluarkan kekehan kecil.

"baik, sudah selesai, sudah mulai membaik juga kondisi nya kak,"

"haw terimakasih suster cantik" Bumi memasang mimik wajah yang paling menggemaskan.

•••

Bumi merenung lagi, tampaknya hari ini tidak begitu indah seperti yang ada di benak nya, "capek juga ya, kenapa nggak gue aja yang mati, kenapa harus Alan?. KENAPAA HARUS ALAN, TUHAN!, KENAPAA!!!" Bumi sedikit menjerit yang membuat urat di lehernya timbul.

"gue capek, Tuhan, capek!" , "sakit, kapan gue bisa bahagia"

Meskipun hari ini indah, tapi sakit tetaplah sakit, bagaimana tidak sakit?, keluarganya hancur, dan sahabat satu-satunya sudah lebur. Rasanya semesta hanya adil sebentar untuk Bumi.

Continue Reading

You'll Also Like

409K 26K 37
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...
88K 5.1K 38
𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 [ 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗗𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔 ] Leo, seorang anak kecil berusia 5 tahun yang tinggal bersama seorang k...
408K 11.1K 137
Di bawah umur tolong jangan ya, ini adalah area dewasa 🔞.... Dan untuk yang sudah dewasa dan cukup umur baca aja ya ... kalau suka kasih vote ok, ma...
1.4M 110K 52
[END] [JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musi...