" Aku dekat mana ni ? Kenapa gelap ?"
Aireen sedang berjalan di suatu tempat yang amat-amat gelap .
______________________________________
" Kahar ? Abah ? "
Suaranya bergema di dalam ruangan kosong itu .
Dia mengambil beberapa langkah ke hadapan sebelum dia jatuh di dalam lubang yang amat-amat dalam .
" Ahhh !!! Kahar !!! Abah !!! Umi !!! " Jeritnya .
Dia baru teringat yang ini sama seperti mimpinya semasa overdose madu .
" Apa semua ni ?! Umi !! " Dia menutup matanya dengan erat , berharap yang dia akan bangun sebentar lagi .
Instead of jatuh di atas palang-palang tajam di bawah , dia jatuh di atas sebuah katil yang amat-amat empuk .
Dia melihat sekelilingnya . Ruang yang berwarna putih .
Dia memutuskan untuk berjalan , menjadi jalan untuk keluar dari situ .
" Adik .. " suara umi-nya .
" Umi ? " Aireen berpusing , tercari-cari dari mana datangnya suara itu .
" Adik .. umi dekat sini . " Lagi suara itu berkata .
" Umi ! Umi dekat mana ? " Aireen berlari , ke suatu arah yang dia sendiri tak tahu ke mana .
" Adik ... Marilah . Umi dekat sini . " Lembut suara umi-nya berkata .
Dia tiba di sebuah pintu . Dia dengan perlahan membuka pintu itu .
Indah . Macam taman bunga . Dia berjalan ke dalam ' Taman Bunga ' itu .
Dia terhenti tatkala dia ternampak satu sosok wanita yang memakai baju serba putih sedang berdiri tak jauh hadapannya .
Baru saja Aireen ingin bertanya , sosok itu berpusing , memandang Aireen dan tersenyum .
" Umi ... ? " Wajah wanita itu serupa dengan umi .
Amat serupa .
Umi mendepakan tangannya , menunggu pelukan Aireen .
" Umi ! " Aireen berlari dan memeluk umi dengan erat .
" Umi ! Adik rindu umi ... Mana umi dah pergi ? Kenapa umi tinggalkan adik ? " Aireen menangis teresak-esak .
" Puteri umi ... Umi pun rindu puteri umi . Umi tak pergi mana pun . Umi ada je dekat sini . Umi tak tinggalkan adik pun . " Umi mengangkat wajah Aireen dan mengelap air matanya .
Dia tersenyum .
" Sudah .. jangan menangis , puteri umi ... Puteri umi dah pernah janji dengan umi yang puteri umi tak akan nangis lagi dah , kan ? " Umi tersenyum manis .
Aireen menangguk dan mengelap air matanya dengan segera .
" Jom . Kita jalan-jalan . " Umi mempelawa .
Aireen hanya menuruti . Entah kenapa .
Mereka berjalan ke hadapan dan berhenti di hadapan sebuah air terjun .
" Wah... cantiknya ! " Aireen memuji .
" Puteri umi macam mana sekarang ? Sihat ? " Umi mengusap rambut Aireen .
" Sihat ! Umi pula macam mana ? " Soalnya pula .
" Umi sihat . Umi gembira tinggal dekat sini . Umi bahagia . " Umi memandang sekeliling .
" Adik pun dah bahagia sekarang ni . Adik dah bahagia dengan abah , dengan someone tu .. " Aireen tiba-tiba berubah malu-malu kucing .
" Kahar , bukan ? " Umi meneka . Dia tersenyum nakal , mengusik anaknya .
" M-mana umi tahu ? " Aireen terkejut .
" Puteri umi ... Kan umi dah pernah cakap yang ada orang tengah tunggu puteri umi yang sorang ni . Kahar lah orangnya . " Ujar umi .
Sebut saja nama Kahar , wajah Aireen memerah .
" Kita dekat mana sebenarnya ni , umi ? " Aireen menyoal .
Umi senyap .
" Umi ? " Aireen memanggil .
" Kita berada di suatu tempat yang dimana hanya kita saja yang ada dan wujud di sini . Di dalam ni . " Umi menunjuk di kepala Aireen .
" Dekat sini ? Maksud umi ? " Soal Aireen , tak faham .
" Nanti kamu faham . " Ringkas umi membalas .
" Puteri umi ... " Panggil uminya.
" Umi tak boleh lama-lama dengan kamu . Masa umi terhad . Jadi , umi cuba nak pesan , kita jumpa nanti . Tak lama lagi , kita akan berjumpa dan tinggal bersama . Sikit saja lagi . Sekejap saja lagi . " Ujar umi seraya mengusap-usap wajah Aireen .
Aireen tak faham .
" Umi nak tinggalkan adik ? " Air matanya bertakung semula .
" Tak . Tak boleh ! Umi tak boleh pergi ! Umi tak boleh tinggalkan adik lagi sekali ! " Aireen terus memeluk uminya .
" Puteri umi , jangan risau . Kita akan berjumpa tak lama lagi . Sikit je lagi , okay ? " Ujar umi .
Umi mengusap-usap rambutnya dengan lembut .
" Umi sayangkan adik . Nanti kita jumpa dekat sana . Umi akan tunggu adik . " Ujar umi sebelum dia hilang seperti asap putih .
Aireen terkaku .
Sekali lagi .
Dia hilang umi sekali lagi .
Dalam dunia dan di dalam tempat yang dia sendiri tak tahu dekat mana .
Aireen cuba untuk mengejar asap itu . Tapi satu rasa sakit dan pedih seakan ditusuk dapat dirasai di dadanya .
Sakit .
Sakit sangat .
Dia melutut di lantai , menahan sakit .
Apa ni ? Apa benda ni ?
Kenapa sakit sangat ni ?
Telinganya tiba-tiba berdesing . Kuat dan nyaring .
Beep ! Beep ! Beep ! Beep ! Beep !
Bunyi itu dapat didengari olehnya .
Dia rasa seperti ingin muntah . Tapi pedih .
Buelrkk !
Dia terbatuk-batuk , menahan rasa pedih di anak tekaknya . Dia membuka mata .
Darah .
Yang keluar bukan air atau apa .
Tapi darah .
Dia sendiri terkejut .
Kenapa darah ??
" Cinta... " Kedengaran suara Kahar .
" Kahar ! " Aireen berdiri , cuba mencari suara itu .
" Kahar !! " Jeritnya lagi .
" Tak . Tak boleh . Kau belum boleh pergi . Kau tak boleh tinggalkan aku , Aireen . " Suara Kahar .
Tinggalkan kau ? Apa maksud kau , Kahar ?
" Bertahanlah . Aku tahu kau kuat . Tolong bertahan untuk aku . Untuk kita . Ramai yang berharap untuk kau sembuh , Aireen . " Suara Kahar lagi .
Sembuh ?? Kenapa dengan aku ?
" Ya Allah ... Tolong jangan ambil dia dahulu . Aku belum bersedia untuk kehilangannya lagi . " Lagi , suara Kahar . Kedengaran seakan menangis .
Aku ...
Dah nak mati ke ?
" Aku belum sedia untuk hilang kau , Aireen . " Suara Kahar bercampur dengan esakan .
....
Aku akan mati ?
Sekarang ?
Aireen terkilan .
Satu lagi rasa sakit seakan seseorang mencengkam jantungnya .
Dia melutut sekali lagi .
Ya Allah ...
Dia cuba untuk bercakap , namun tiada suara yang keluar .
Pedih ...
Sakit ...
Dia terbaring , menghadap ke atap ruangan kosong yang amat-amat tinggi dan seperti tiada penghujung .
Satu cahaya muncul dari atas , perlahan menuju ke arahnya .
Matanya terasa berat . Nafasnya tersekat-sekat seakan dicekik .
Wajah Kahar terlintas di fikirannya . Air mata jatuh ke sisi wajahnya .
Kahar ...
Kahar ...
Aku sayang kau , Kahar .
Matanya tertutup . Nafasnya tersekat-sekat dihembuskan .
BEEEEEEEEEEEEEEEEEEEPPPPPPPPP
Bunyi itu kedengaran di seluruh ruangan .
++++
Kahar terduduk dan menangis tatkala dia mendengar bunyi itu .
Dia tak mahu kehilangan Aireen .
Andai aku boleh putarkan waktu ,
Andai aku boleh tukar takdir kita pada saat ini ,
Biarlah aku yang menggantikan tempat mu ,
Biarlah aku yang pergi .
Aku belum sedia nak hilang kau lagi , Aireen .
Kesayanganku ,
Tolong jangan tinggalkan aku .
Kahar mendongak ke atas , menahan air matanya yang dari tadi sudah mengalir seperti air terjun .
Dia memegang erat gelang hitam di pergelangan tangannya .
Cinta hati ku ...
++++
Beberapa hari kemudiannya ,
Di tanah perkuburan Islam ---
----
Tak tahu . Tak tahu
😔
Readers bersedih , author gembira.
Tunggu author update esok ye , readers ? Korang pandai-pandailah fikir ending .
Hehe
" Hello , readers nak order apa ? "