Cinta Lewat Maya

By gw_fiksi

3.7K 2.1K 452

⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠ "Aku mengagumimu karena ilmu agama dan caramu memuliakan wanita. Tetapi kita hanyala... More

Prolog🌷
2. Aku Butuh Kamu
4. Baikan
3. Rindu
7. Hukuman Cambuk
8. Akhir Hubungan & Hari Dakwah?
5. Di Hutan
9. Benci
10. Satu Hari Lagi
6. Fitnah Tak Terduga
11. Drop Out
12. Pelaku Yang Sebenarnya
13. Balas Dendam
14. Gue Dimana?
15. Ponpes Azzahir
16. Hari Ibu

1. Menyatakan Cinta

321 204 100
By gw_fiksi

✧﷽✧

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

سبحان الله ٣٣×

الحمد الله ٣٣×

الله اکبر ٣٣×

استغفر الله ١٠٠×

Baca aja dulu, siapa tau suka. Kalau suka lanjutkan.

Ikuti dulu alurnya dan tunggu tanggal mainnya💐

Teruntuk yg sudah follow, makasih banyak ><

Yg belum follow, follow akunnya dulu baru baca. Pencet bintangnya jangan lupa. Komen di setiap paragraf, kolom komennya jangan di kosongin.

•SELAMAT MEMBACA🌷•

“Aku menemukanmu secara maya. Dan mencintaimu secara nyata.”

【M. Ihsan Al Farezel】

•••

“Aku tetap mencintaimu walau aku tak tau rupa wajahmu.”

【Anyara Deskia Nandiva】

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu. Sebagian siswa-siswi sudah pulang ke rumah masing-masing dan sebagian lagi masih berada di sekolah. Seperti tiga sahabat ini—Anyara, Arkan, dan Lily, mereka tengah meminjam buku di perpustakaan. 

Setelah meminjam buku, kini mereka berada di parkiran motor.

“Lo pinjam buku banyak banget, padahal kan cuma satu doang yang di butuhin” ujar Lily yang melihat Anyara meminjam lebih dari tiga buku.

“Satu buat belajar, empatnya buat hiburan” balas Anyara. Ya, Anyara tadi meminjam satu buku paket IPS dan empatnya adalah novel.

“Suka banget baca novel, emang seseru apa sih?” Arkan beralih bertanya.

“Gimana jelasinnya ya? Pokoknya seru banget deh. Kadang gue sampe lupa waktu gara-gara baca novel. Dari baca novel, gue juga dapat pelajaran, kata-kata, motivasi, banyak lagi sih.”

Arkan memakaikan helm di kepala Anyara, “Gak keberatan bawa bukunya? Mending taruh di tas ini” ia memberikan tas pada Anyara. Anyara pun memasukkan buku-bukunya ke dalam tas itu.

Arkan pun menyalakan motornya “Cepetan naik, kalo gak gue tinggal.”

“Iya iya, bawel amat sih” Anyara pun naik ke atas jok motor itu.

“Gue duluan ya” ucap Lily.

“Iya” jawab Anyara dan Arkan bersamaan.

Setelah mendapat jawaban, Lily pun menarik gas motor Vario 150 miliknya. Biasanya mereka bertiga akan pulang bersama, tapi tidak untuk hari ini. Lily membiarkan dua sahabatnya itu untuk menghabiskan waktu berdua. Karena ada sesuatu yang akan di sampaikan Arkan pada Anyara.

“Pegangan, gue mau ngebut” titah Arkan.

“Kalo gue jatoh, lo yang tanggung jawab.”

Arkan tidak mengomentari. Ia pun langsung tancap gas dan enyah dari sana.

Selama perjalanan pulang tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya ada senandung kecil yang keluar dari mulut Anyara. Anyara merasa heran dengan Arkan kali ini. Mengapa tidak? Toh, gang menuju rumahnya aja dia lewati. “Arkan! Kenapa malah lurus? Gang rumah kita kelewatan!”

“Sengaja.”

“Emang lo mau bawa gue kemana?”

“Kemana aja asal bareng lo.”

Anyara pun diam, dia tidak ingin menanyakan hal lain lagi pada Arkan.

Sampailah mereka di alun-alun kota Kudus.

“Kok ke sini? Mau ngapain?”

“Ikut aja” Arkan menggandeng tangan Anyara menuju sebuah kursi di taman. “Duduk. Lo tunggu di sini.”

“Lah lo mau kemana?”

“Mau beli cilok.”

Anyara pun menunggu Arkan membeli cilok sembari membaca novel yang ia pinjam tadi.

Tanpa menunggu lama, Arkan kembali dengan menenteng plastik berisi cilok. Ia pun duduk di samping Anyara, “Buat lo” ia menyodorkan cilok itu. “Thanks, ciloknya buat gue doang?” Arkan mengangguk. “Lo gak beli lebih?” Arkan menggeleng.

“Ciloknya buat lo aja.”

“Beneran?”

“Iya.”

Anyara pun langsung melahap cilok itu. Mata Arkan tidak pernah lepas dari gerak-gerik Anyara saat makan cilok. Sangat menggemaskan, batinnya.

Anyara yang sedari tadi di perhatikan kini menatap balik, “Kalo pengen ciloknya bilang aja, jangan liatin gue kayak gitu.”

“Udah gede tapi kalo makan masih belepotan kayak anak kecil” Arkan terkekeh kecil. “Lucu.”

“Hah? Apa lo bilang? Ucul?”

“Gak, lupain aja.”

Cilok pemberian Arkan di lahap habis oleh Anyara. Setelah membuang sampah cilok, ia pun meminum air mineral yang di bawanya. “Lo pengen tau kenapa gue ngajak lo ke sini?” tanya Arkan.

“Gak.”

“Kenapa gak pengen tau?”

“Karena gue orangnya gak suka kepoan” ujar Anyara. Tapi dalam hati dan pikirannya, sebenarnya ia kepo berat. Hati dan pikirannya selalu berkata, 'Ngapain Arkan ngajak gue ke sini?'

Arkan menatap lekat manik mata cokelat Anyara “Lo tau?”

“Gak tau tuh.”

“Aaww...” Anyara meringis kesakitan akibat cubitan dari Arkan.

“Makanya dengerin dulu, gue kan baru mau ngomong.”

“Iya iya, gue dengerin nih.”

“Gue suka sama seseorang. Gue cinta sama dia dari gue kecil. Dia selalu nemenin gue ke manapun. Gue udah anggep dia seperti istri gue sendiri. Gue inget pas masih kecil, gue sama dia main nikah-nikahan. Sampe sekarang gue belum cerai sama dia. Lo tau cewek itu?”

Anyara menggeleg pelan.

Huh, padahal Arkan mengkode Anyara, tapi kenapa dia tidak peka? Apa dia pura-pura tidak peka? Pura-pura lupa? Atau mungkin Anyara lupa saat bermain nikah-nikahan dengannya waktu kecil dulu?

“Cewek itu adalah cewek yang berada di samping gue saat ini. Namanya Anyara Deskia Nandiva” Arkan tersenyum hangat pada Anyara setelah mengatakan itu. Anyara tidak terkejut. Ia tau jika Arkan akan menyatakan cinta padanya. Tapi Anyara benar-benar tidak tau dengan cewek yang di anggap Arkan seperti 'istri' sendiri.

“Gak lo kasih tau pun, gue tetep tau kalo lo suka sama gue.”

“Tau dari siapa? Lily?” Anyara mengangguk. “Langsung to the point, lo mau gak jadi pacar gue? Gue janji bakal jagain lo, selalu ada di samping lo, bahkan sampe tua pun gue pengen selalu bersama lo Anyara.”

Anyara terkejut. Bersama selamanya? Bagaimana bisa? “Tuhan kita aja beda Ar, gimana mau bersama selamanya?”

Arkan terkekeh pelan “Gue lupa kalo Tuhan kita beda.”

“Maaf Ar... Gue belum mikir sampe sejauh itu. Sementara ini kita sahabatan aja, gue gak mau ngerusak persahabatan kita karena cinta.”

“Iya, gue ngerti perasaan lo. Rasanya lega banget setelah gue ungkapin perasaan gue ke lo secara langsung. Gue bakal nunggu jawaban lo sampai lo bilang 'gue akan selalu bersama lo selamanya,” Arkan menjeda kalimatnya “Walau harus pindah agama” lanjutnya.

•🌷•

Anyara pun memasuki rumahnya setelah di antar pulang oleh Arkan. Ia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Saat itu juga, ia berpapasan dengan Anisa—Adik tirinya. Anisa tersenyum sinis “Lo di suruh Papa ke ruangannya.”

Anyara menaikkan alisnya “Ada perlu apa Papa manggil gue?”

“Gak tau. Ya udah cepetan sono” Anyara pun menurut saja, ia pergi ke ruang kerja pribadi Papanya.

Ceklek

Seorang pria paruh baya yang tengah duduk itu pun langsung berdiri setelah pintu terbuka.

Anyara berjalan mendekat ke meja Papanya.

PLAKK

Anyara memegangi pipinya yang di tampar Papanya secara tiba-tiba. Kaget? Tentu saja. Atas dasar apa Papanya melakukan itu? Padahal Anyara tidak melakukan kesalahan apapun. “Kenapa Papa nampar Anyara? Anyara ada salah?” tanya Anyara. Matanya semakin memanas, air matanya mulai membendung di sana.

Udin—Ayah tiri Anyara mengepalkan tangannya kuat. “Kamu selalu melakukan kesalahan! Lihat adikmu, dia selalu nurut sama Papa, apa kamu gak bisa kayak dia?! Seharusnya seorang kakak harus memberi contoh yang baik pada adiknya. Tapi kamu malah memberi contoh yang buruk! Kamu pulang sekolah bareng sama laki-laki lain. Dan ini jam berapa? Kamu pulang sampe jam 6 sore, ini waktu maghrib!”

“Aku pulang bareng Arkan Pa, bukan bareng laki-laki lain.”

PLAKK

Udin menampar pipi Anyara yang kedua kalinya. “Arkan kamu bilang? Terus laki-laki di foto ini siapa hah?!” Udin menunjukkan layar ponselnya, di sana terpampang jelas foto Anyara yang tengah berboncengan dengan Arkan.

“Itu beneran Arkan Pa, aku gak bohong. Arkan udah gak bawa motor Satria-lagi, dia ganti motor baru.”

Udin berpikir sejenak. Bisa jadi yang di katakan Anyara benar. Mungkin Anisa yang salah paham saat melihat Anyara dan Arkan di parkiran tadi. “Ok, Papa maafin kamu kali ini. Tapi ingat, jangan ulangi lagi. Kalo kamu masih mengulangi kejadian hari ini dan hari-hari kemarin, Papa gak segan-segan usir kamu dari rumah, mengerti?!”

“Mengerti Pa” Anyara pun kembali ke kamarnya.

•🌷•

Anyara menghempaskan dirinya di kasur. Ia memukul-mukul kasur yang tak bersalah itu. “Huh, sebel, sebel, sebel!! Kenapa sih selalu gue yang di salahin?! Lagian gue gak lakuin apa-apa tapi gue yang selalu kena getahnya. Pasti ini ulahnya si Mak Lampir.”

“Emang ulah gue, kenapa? Gak terima?”

Anyara menoleh ke arah pintu, Anisa berdiri di sana. Anyara menghampirinya “Jadi lo yang laporin ke Papa? Dasar bocah—”

Anyara hendak menampar Anisa, namun Anisa lebih dulu mencekalnya. “Mau apa lo? Nampar gue? Mau gue laporin ke Papa lagi?” ancam Anisa.

Anyara pun melepaskan tangannya dari cekalan Anisa. “Ngapain masih di sini?! Pergi sono!” Anisa pun pergi dari kamar Anyara. Lantas Anyara pun menutup pintu kamarnya.

Anyara kembali merebahkan tubuhnya. Bukannya sholat maghrib ataupun mandi, tapi ia malah sibuk dengan hobinya saat ini, yaitu menonton anime. “Ini anime mirip banget kayak kehidupan gue. Punya bapak, tapi anaknya gak di anggap. Setega itu ya seorang bapak sama anaknya sendiri.”

Ting!

Anyara cepat-cepat membaca pesan yang di kirim Ihsan. Lagi sedih-sedihnya malah si Ihsan kirim pesan ala-ala romantis. Anyara jadi baper kan.

Ihsan♡
Online

Aku menemukanmu secara maya.
Dan mencintaimu secara nyata.
💗💗💗

Kyaaaa!! Aku baperr ><

Lanjutin kata-katanya.

Aku tetap mencintaimu walau
aku tak tau rupa wajahmu.
💗💗💗

Udah sholat?

Belum.

Sholat dulu. Sholat itu kan
tiang agama.

Nunggu perintah dari kamu.

Ya udah cepetan sholat,
keburu waktunya habis.

Assiappp.

•••

Sebelum melaksanakan sholat maghrib, Anyara mandi terlebih dahulu, karena sedari tadi ia belum mandi. Setelah membersihkan diri ia pun sholat maghrib. Kalian tau apa yang ia baca? Wash wus wezz... Saking cepatnya ia sholat, bacaannya jadi seperti itu.

Setelah selesai, ia pun melipat mukenanya. Ia kembali memainkan ponselnya. Kalian tau dia sedang apa? Ya, Anyara melanjutkan chat-an yang sempat tertunda karena sholat.

Ihsan♡
Online

Lanjut.

Lanjut apa?

Lanjut chat-an.

Karena bersamamu semua
terasa indah...
Lanjut.

Kok malah nyanyi.
Gundah gulana hatiku tlah
hancur sirna...

Janjiku takkan ku lepas wahai,
kau bidadariku dari surga♥

Tuk selamanya💗

Selama-lamanya♡
Anyara.

Affah??

Ana uhibbuki.

Hahh? Artinya apa?

Rahasia😜

Aku bilek-_-

•🌷•

Seorang remaja laki-laki tengah memandangi foto di layar ponselnya. Hampir setengah jam mata laki-laki itu menatapnya. Arkan—cowok itu tengah memandangi orang yang sangat di cintainya, yaitu Anyara. Foto yang ia pandangi adalah foto saat mereka duduk di bangku taman sekolah.

“Cantik. Lo cantik banget di mata gue Ra. Tapi harus selama apa gue nunggu lo? Walau kita bersama pun, semesta gak akan merestui kita, apalagi Tuhan. Andai Tuhan kita sama, andai agama kita gak beda. Pasti kita bisa bersama selamanya” monolog Arkan.

Ting!

Ting!

Dua notifikasi masuk ke dalam aplikasi hijaunya. Arkan membuka aplikasi itu, siapa tau pesan tadi adalah pesan yang sangat penting.

Lily
Online

Arkan!
Tadi gimana? Di terima?

Tanya sendiri sama Anyara.

Di tolak?

Gak.

Di terima?


Gak.

Terus dia bilang affah?

'Tuhan kita aja beda Ar, gimana
mau bersama selamanya?'

'Maaf Ar... Gue belum mikir sampe sejauh itu. Sementara ini kita sahabatan aja, gue gak mau ngerusak persahabatan kita karena cinta.'

Anyara bilang gitu.

Lo ngajak dia pacaran apa
ngajak nikah?

Pacaran.

Garis bawahi. Pantesan Anyara
gak mau, orang dia bilang
Tuhan kita aja beda Ar, gimana
mau bersama selamanya?

Lo bilang apa ke dia? Kalo lo ngajak
pacaran, mana mungkin
jawabannya gitu-_-

•🌷•

Alhamdulillah....

Gimana bab 1 nya?

Selalu vote dan komen. Dua itu berharga banget😇

Bantu share and promosi cerita ini. Ceritanya seru? Ajakin temen mu mampir ke sini yh.

Sayonara di bab selanjutnya😉

Continue Reading

You'll Also Like

332 83 14
JANGAN LUPA FOLLOW GUYS 💚‼️ dilarang menjiplak ⛔❌ baru netes makanya butuh semangat banyak banyak sengg
1.7K 474 15
Takdir yang tidak pernah di duga oleh Asailaa saqila gadis Sekolah Menengah Atas yang harus menikah dengan laki laki yang sama sekali tidak dia kenal...
223K 22.2K 12
Update setiap hari Sabtu & Minggu Blurb: "Prinsipku, hadiah terbaik adalah apa yang aku miliki dan takdir terbaik adalah apa yang aku jalani." Siapa...
4.2M 249K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...