EZ4 Girls: The Bulletproof He...

By ardhi_yan

199 103 4

Rocky sontak kaget seketika, lantaran orang yang membuat Alvaro tewas adalah dirinya. Akibatnya setelah insid... More

Kata Pengantar
ABOUT....
Chapter 1: SIMFONI
Chapter 2: Darah di Malam Hari
Chapter 3: Orang dibalik topeng
Chapter 4: The Eagle Eyes
Chapter 5: Senyuman di kala hujan
Chapter 6: Penantang di Akhir Pekan
Chapter 7: Reuni
Chapter 8: About Ties and Promises
Chapter 9: Harapan di hari esok
Chapter 10: For Her
Chapter 11: Pemecah Genangan Air Hujan
Chapter 12: Towards the end of the year
Chapter 13: Cerita di sore hari
Chapter 14: Rahasia
Chapter 15: Orang Nomor 2
Chapter 16: Pesta di Pekan Terakhir
Chapter 17: The Secret Problem
Chapter 18: Seseorang dari tempat yang jauh
Chapter 20: Dia itu adalah sahabatku
Chapter 21: Take The Throne
Chapter 22: Ikatan...
Chapter 23: Still with the same person
Chapter 24: Ksatria Tanpa Zirah
Chapter 25: Tugas Pertama Sang Pemimpin

Chapter 19: Hard to say

5 1 0
By ardhi_yan

Malam harinya dimarkas TCS, semua anggota berkumpul tak terkecuali Nino, mereka mengadakan rapat besar karena kejadian yang menimpa mereka kemarin. Nino yang belum mengetahui kejadian itu, sempat heran ketika melihat wajah anggota babak belur. Dengan penuh penasaran, ia langsung menanyainya satu persatu tentang penyebabnya. Namun bukannya iba, ia malah tertawa dan mengejeknya lantaran jawaban mereka sama.


Rizal yang asing melihat Nino seketika emosi, lantaran Nino terus menertawai anggotanya yang terkena musibah. Dengan muka yang geram, ia berjalan kearah Nino dan menanyakan apa maksud tertawanya. Mereka berdua sempat bersitegang untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Edward datang melerai mereka dan mengatakan pada Rizal bahwa Nino adalah wakil ketua mereka, dan sekaligus sahabatnya. Mendengar omongan itu keluar langsung dari Edward, emosi Rizal pun luluh seketika. Tak lupa ia juga mengingatkan pada Nino, bahwa merupakan hal buruk jika ia terus tertawa diatas penderitaan orang lain. Dan seketika itu juga, Nino berjalan menghampiri mereka satu persatu dan meminta maaf atas tertawanya.


"Gimana kondisi Erick?" Tanya Edward pada


"Udah agak mendingan sih dia, mungkin besok udah keluar rumah sakit." Terang Aksa dengan menatap Edward dengan datar.


"(Menunduk) Gue merasa ga guna banget jadi leader, gue ngrasa gagal sekarang. Gue sebenernya malu banget berdiri disini sekarang, maafin gue." Terang Edward yang tertunduk lemas.


"Boss..." Sahut beberapa anggota yang berdiri didepannya.


"Edward..."


(Seketika semua orang yang berdiri disana mematung untuk sejenak, setelah mendengarkan kata-kata Edward).


"Ga semestinya lu bilang maaf, tentang masalah yang ngga lu perbuat." Sanggah Billy menenangkan.


"Apa lu bakal nyerah gitu aja, setelah apa yang mereka semua lakuin ke kita?! Pake otak lu?!" Imbuh Rizal dengan membentak.


"Terus gue harus ngapain? Gue udah gapunya cara lagi, sementara temen gue masih ada yang di opname di rumah sakit."


"Apa lu punya ide, Bill?" Imbuh Edward yang kebingungan.


"Untuk sekarang, gue ga mungkin berani nglangkahin wakil ketua buat ngasih lu ide." Terang Billy


"Maksud lu-"


"(Menghela nafas) Lu sekarang udah ga asik ternyata, lu udah bukan orang yang gue kenal." Potong Nino dengan mengejek.


"(Menepuk pundak Edward) Hmm... gue udah nanyain mereka satu persatu, dan gue tertawa karena taktik mereka udah gue baca tadi. Simple-nya mereka bener-bener serius ngajakin kita perang, tapi liciknya mereka mencederai beberapa anggota kita, sehingga diperang nanti kita ngga bener-bener dalam keadaan 100%. Mereka juga pasti berfikir dengan mencederai anggota kita, kemenangan ada dipihak mereka. Cuy, gue bukan orang yang kaya akan ide, gue ini orangnya tolol dan selalu percaya apa kata temen gue."


"Kita serang mereka besok, meskipun kekuatan kita belum pulih sepenuhnya. Gue mau mereka tau kalo kita bukan pengecut, kalo perlu kita balas mereka langsung dimarkasnya besok malem. Dan buktiin kalo kemenangan bukan dipihak mereka." Terang Nino mengakhiri perkataannya.


"Lu serius?"


"Kan udah gue bilang? Gue cuma orang tolol, yang selalu percaya sama temen gue." Pungkas Nino meyakinkan Edward.


"Bang Nino bener boss, kita pasti menang." Sahut Steve dengan memberi semangat.


"Ikutin apa kata sahabat lu sendiri." Disusul Rizal memberikan semangat.


"Kita bisa boss... kita bisa...." Sahut semua anggota memberikan keyakinan pada Edward.


(Edward yang tertunduk, lantas mengangkat dagu dan berteriak dengan semangat).


"Oke, besok malam hancurkan DoubleE bajingan..!!!!"


"Wohooo...!!! Siap..!!!" Sambut seluruh anggota dengan penuh semangat.


Kata-kata Nino berhasil membakar semangat Edward, dan seketika itu juga TCS memasuki mode siaga dan siap bertempur. Rizal yang terdiam kini mulai mengerti kenapa Nino layak menduduki kursi wakil ketua, karena ia percaya setiap orang yang dipilih Edward pasti bukan orang yang sembarang.


Namun ditengah kemeriahan itu, telfon Billy tengah berdering disakunya. Menyadari hal itu seketika dia berlari menjauhi keramaian, agar dapat mengangkat dan mendengarkan suara telfon itu dengan jelas. Dan hal aneh mulai terjadi setelah ia mematikan telfon itu, setelah menutup telfon itu, ia memasukkannya kembali ke saku celananya. Lalu berlari menuju sepedanya, dan bersiap pergi dari markas.


"Oii Bill, ngapa lu keliatannya buru-buru gitu?" Celetuk Rizal keheranan.


"Sorry gue buru-buru, salamin ke anak-anak kalo besok gue pasti hadir." Pungkas Billy sembari menarik gass sepedanya meninggalkan tempat itu.


"Lah? Dia kenapa Zal? Ada masalah?" Tanya Edward.


"Gatau gue, lu tanyain ae nanti lewat telfon kalo penasaran."

***

Kemudian ditempat lain, rival abadi mereka merayakan pestanya penuh kegembiraan, semua anggota dari DoubleE mengira mereka sudah memenangkan pertarungan, dan beranggapan bahwa pihak TCS tidak akan mengambil langkah balas dendam dikarenakan petinggi dari mereka sudah dibuat babak belur kemarin. Dan untuk merayakan kemenangan itu, beberapa dari mereka pergi meninggalkan markas dengan membawa cat semprot, dan melakukan valdalisme disekitar kota dengan tujuan, agar semua orang tau bahwa DoubleE adalah penguasa di kota itu.


(Namun ditengah euphoria itu, Kane masih tertunduk lemas dengan mengelus-elus kepalan tangan kanannya. Sementara Javier tengah sibuk menatap bulan yang cerah sembari merokok dengan leluasa).


"Gus, bagi rokok dong." Celetuk Damian yang berdiri disamping Bagus.


"Gaada udah tinggal dikit." Tatap Bagus dengan datar.


"Yaelah, pelit banget lu sama temen sendiri." Tukas Damian.


"(Membuka bungkus rokok) Noh lu liat, tinggal 2 batang. Terus masih lu minta?"


"Fix sih, lu pelit sama gue." Kekeh Damian yang keras kepala.


"Dih, bodoamat!" Pungkas Bagus setengah kesal.


(Kemudian didetik itu juga, Damian merogoh sakunya mengeluarkan rokok lalu membakarnya didepan Bagus. Melihat kelakuan Damian, sontak emosi Bagus langsung memuncak didetik itu juga).


"(Menepuk kepala Damian) Eh kadal, kalo lu punya rokok sendiri, ngapain minta ke gue?!"


"(Memegangi kepala) Aduh... lu apaan sih? Sembarangan mukul kepala gue."


"Kalo lu punya rokok sendiri, ngapain minta ke gue? Hah?!.." Bentak Bagus dengan kesal.


"Punya gue tinggal 5 batang nih? Wajar dong, kalo gue minta lu." Timpal Damian dengan polos.


"Wajar bapak lu! Lu punya 5 batang terus minta ke gue, sedangkan gue cuma punya 2 batang. Kelahi yuk sama gue?"


"Dih apaan sih lu? Gitu aja emosi."


"Bacot lu."


(Ditengah kerumunan, Christopher beranjak dari duduknya. Sambil membawa rokok ia berjalan dengan tenang menghampiri Javier, yang berdiri sendirian).


"Mau rokok ngga, lu?" Sapa Christopher membuyarkan lamunan Javier.


"Eh Chris, engga gausah barusan ngerokok kok gue." Sahut Javier setengah kaget.


"Lu ngapain berdiri sendirian, disini? Anak-anak pada seneng tuh, eh lu malah bengong."


"Bukannya ini ya, yang lu mau dari awal? Tapi gue ngrasa, kok lu ga dapet euphoria-nya sama sekali." Imbuh Christopher dengan heran.


"Gue gapapa kok Christ, gue cuma ngrasa ada yang aneh aja didiri gue sendiri. Lagian lu semua terlalu cepet ngrayain kemenangan ini, sedangkan gue punya feeling buruk tentang ini." Terang Javier yang menatap Christopher dengan tenang.


"Halah, lagian itu cuma insting."


"Oiya Jav? Gue sekarang kok gapernah, ngeliat lu jalan sama sahabat lu yang brengsek itu?" Tanya Christopher yang coba mengalihkan pembicaraan.


"(Mengangkat dagu) Sahabat yang brengsek, ya? Sebenernya yang brengsek itu gue Christ, gue udah nusuk sahabat gue sendiri dari belakang, dan selalu bermuka dua didepannya. Gue malah berharap, semoga kedok gue segera kebongkar didepan dia. Karena ngrasa kasihan aja, orang sebaik dia dapet sahabat kayak gue. Lagian gue juga selalu ngrasa terbebani, saat dia manggil gue dengan sebutan sahabat."


"Gue terharu, denger jawaban itu keluar langsung dari mulut lu." Sambut Christopher dengan tersenyum lega lalu diikuti dengan Javier.


(Setelah mereka berdua tersenyum lebar, Kane berjalan menghampiri kearah mereka dengan terburu-buru).


"Jav, barusan gue dapet telfon dari Rizal. Katanya besok malem, mereka mau nyerang kita disini." Celetuk Kane yang tiba-tiba masuk dalam obrolan.


"(Menyilangkan tangan) Udah gue duga, sesuai feeling gue."


"Terus, apa jawaban lu?"


"Gaada jawaban lain selain meladeni mereka, kalo itu yang mereka mau."

***

Sesampainya dirumah seusai rapat digelar, Edward masih penasaran kenapa Billy pergi dengan terburu-buru, karena tak mau dihantui dengan penasaran, sontak ia menelfon Billy dan menanyakan apa maksudnya. Namun ditelfon itu, Billy seakan berat untuk berbicara dan memberitahu, akhirnya dengan kesal, Edward pun mendesak Billy untuk berterus terang. Dan Billy mengatakan dengan berat hati bahwa tepat dimalam ini, adik satu-satunya yang bernama Tania telah meninggal dunia. Edward mematung untuk beberapa saat, setelah mendengar jawaban itu keluar dari mulut Billy, ia seakan kehabisan kata-kata setelah tau bahwa sahabatnya sedang berduka.

***


Continue Reading

You'll Also Like

8.6M 526K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
15.8M 991K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
754K 69.1K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...