STORY LOVE SMART GIRL

By PresiliaAgnesPermata

2.6K 818 780

Aiko Nakagawa, murid pindahan dari jepang yang sangat pintar. Awalnya ia bertemu dengan seorang cowok yang ng... More

For Readers
PROLOG♡♡
CHAPTER 01 ♡♡
CHAPTER 02 ♡♡
CHAPTER 03 ♡♡
CHAPTER 04 ♡♡
CHAPTER 05 ♡♡
CHAPTER 06 ♡♡
CHAPTER 07 ♡♡
CHAPTER 08 ♡♡♡
CHAPTER 09 ♡♡♡
CHAPTER 10 ♡♡♡
CHAPTER 11 ♡♡♡
CHAPTER 12 ♡♡♡
CHAPTER 14 ♡♡♡
CHAPTER 15 ♡♡♡
CHAPTER 16 ♡♡♡
CHAPTER 17 ♡♡♡
CHAPTER 18 ♡♡♡
CHAPTER 19 ♡♡♡

CHAPTER 13 ♡♡♡

102 30 0
By PresiliaAgnesPermata

Yuta dan Dave masih tatap tatapan yang sangat sengit, namun aku menghiraukan nya, bagiku kalau aku mencampuri urusan mereka tidak ada selesainya hanya berdebat saja.

Aku masih berjalan di area sekolah, berjalan dan menuju kelas yang dituju.

Namun tidak ada orang sama sekali di dalamnya, hanya terpampang lukisan dan guci yang masih bertengger di depan kelas masing-masing.

"Ternyata bangunan sekolah ini lumayan besar, namun sekolahan ini sangatlah mahal dan cocoknya untuk anak pejabat." Padahal sekolah ini sama dengan milikku, tetapi dari segi pembelajaran lebih ke sekolahan ini daripada punya nya yang ada di Indonesia.

Akhirnya ia sampai di kelas yang menurutnya lumayan asik, terdapat bangku yang lumayan bagus, serta terdapat ac dan pajangan pigura yang tertempel di dinding.

Terdapat kata-kata menarik dan cocok untuk anak pelajar sekarang.

Aku melanjutkan untuk mencari bangku yang berada di depan sendiri, agar guru pembina yang membimbing tidak kebingungan saat mengajarinya.

"Asik kayaknya kalau aku duduk disini." hendak ingin duduk ada aja masalah yang muncul.

Srekk..

Bangku itu langsung terseret dengan sempurna, ternyata Yuta dan Dave memperebutkan bangku tersebut agar bisa berdampingan dengan ku.

"Heh! Bangku ini gue duluan yang nempatin. Mending lo nyari bangku yang lain." sewot Dave, lalu mengusir Yuta dari hadapan nya dan Aiko.

"Lo yang punya bangku ini hah?! Terserah gue mau duduk disini, lo nggak usah ikut campur dengan urusan gue." hardik Yuta, namun Dave masih kekeh untuk mengambil bangku dari Dave.

"Stopp! Cukup nggak usah ribut disini. Kalian mending cari bangku yang lain nggak usah dekat sama aku." aku pun membuka suara, lalu Dave dan Yuta meninggalkan ku darisini.

Yuta dan Dave masih tetap ribut walau sudah menghilang dari hadapan Aiko.

"Ini semua gara-gara lo! Gue jadi nggak bisa dekat sama Aiko." tunjuk Dave kepada Yuta. Yuta hanya diam dan tidak menggubris sama sekali.

"Lah kok gue yang disalahin sih! Lo yang nggak mau ngalah jadinya lo yang nyari ribut." balas Yuta, tetapi Dave masih mengomel namun tidak ada suara melainkan ia mengejek Yuta yang lagi ngomong kepadanya.

Yuta langsung duduk di belakang Aiko, namun Dave duduk di bangku depan sebelah Aiko.

Jadi membentuk huruf L besar. Aku menunggu guru pembina datang untuk memberikan soal-soal latihan yang akan diujikan kepada muridnya.

Waktu untuk olimpiade akan dimulai pada hari ke 6 seusai mengerjakan latihan soal secara terus menerus.

Waktu yang diberikan tersebut tidak terlalu banyak, karena 6 hari itu sangatlah sedikit, kita butuh waktu ekstra untuk melakukan itu.

"Aku harus mengerjakan ekstra! Ini waktu hanya sekali seumur hidup tidak ada pengulangan kembali." ujarku di dalam hati dan melihat tipe soal yang akan ia kerjakan sebelum pembina datang ke kelasnya.

Sepatu dari luar terdengar sampai di dalam kelas, yang berarti akan ada seseorang datang memasuki kelas ini.

Nah ternyata, guru pembina datang dan duduk di kursi nya sambil melihat yang lain sibuk melihat soal-soal yang ada.

"Selamat pagi.." sapa guru pembina

"Selamat pagi juga bu..." balas sapa dari ketiga muridnya.

"Hari ini kita akan mengulas soal yang sudah ibu berikan kemarin. Namun ada yang masih ingat kapan terakhir kali ibu membimbing kalian semua?" tanya guru pembina itu, lalu ada yang angkat tangan dan menjawab.

"Sebelum 1 minggu ini ada bimbingan dari Ibu, dan sekarang di bimbing oleh ibu kembali." jawab sedikit tergesa gesa Yuta.

"Okay nak Yuta benar banget, tapi untuk hari ini kalian kerjakan soalnya dan tidak lupa caranya ada di kertas masing-masing yang sudah saya siapkan sebelum keberangkatan ini dimulai." suruh guru tersebut sambil memegang ponsel yang ia genggam lama.

"Baik bu.." sahut ketiga muridnya.

Aku dan yang lain asik membuka latihan soal dan melihat soal yang menurutku gampang dan mencari soal yang sulit untuk melatihnya mengerjakan.

Semua fokus dengan selembar demi selembar dan tak lupa beberapa kertas untuk core-coret agar menemukan hasilnya.

Denting jarum jam seakan berjalan hingga berhenti pada jarum jam yang ditentukan.

Tidak ada seorang pun yang masih becandaan dengan olimpiade kali ini.

"Serius semua ya, kukira Yuta itu anaknya nggak bisa diatur apalagi Dave tetapi kalau dilihat dari kejauhan ia sangat serius kalau mengerjakan soal yang diberikan." kataku, melanjutkan menulis yang belum selesai.

1 jam sudah berjalan, aku dengan yang lain masih mengerjakan tetapi kurang sedikit lagi bakalan selesai juga.

"..."

"..."

"..."

Sangat sepi  ini yang membuatku sangat nyaman saat mengerjakan soal olimpiade.

Angin berhembus kencang, membuat rambutku seketika berkibar dan membuatku sangat terganggu kurang sedikit lagi aku bisa menyelesaikan.

"Sudah semuanya anak-anak?" tanya guru tersebut serta memegang kertas yang persis dengan murid yang lain pakai.

"Kurang sedikit lagi bu." sahut salah satu dari mereka.

Aku mengerjakan sedikit cepat agar tidak terlambat untuk mengumpulkan.

"Selesai.."

Aku beranjak dari kursi dan berjala menuju meja tersebut lalu meletakkan hasil pekerjaan di atas meja, lalu kembali ke meja untuk menunggu hasil yang dikerjakannya.

"Udah selesai ternyata.." Yuta sambil menyunggingkan senyumnya.

"Kukira belum selesai, kalau belum selesai ya gue bantuin biar selesai." tambah, dan duduk bebarengan dengan Aiko.

"Aku nggak butuh bantuan kamu Yuta. Lagipula aku bisa sendiri! Biarin aku mandiri tanpa bantuan dari orang lain." sahutku dengan meletakkan tangan sebagai tumpu dagu untuk menempel pada tangan.

"Oalah sekarang lo gak butuh bantuan gue gitu? Padahal gue baik-baik lo bilang bantuin nya ke lo. Kok lo balasnya kayak gini!" mulai kesal Yuta sehabis dibalas oleh Aiko.

"Ya kamu kayak ngeremehin aku gitu. Nggak salah kan aku makanya kamu jangan gangguin aku diwaktu yang nggak tepat." jelasku lalu kembali duduk ke bangku ku yang sedari tidak di duduki.

"Ooo maaf kalau gitu, gue salah udah buat lo risih untuk sekian kali gue nggak akan ganggu lo. Karena gue udah janji kemarin ke lo yang di rooftop kemarin." kata terakhir keluar dari mulut Yuta, dan untuk kedepannya ia tidak akan ngomong sama sekali dengan Aiko karena ka harus menjaga hati buat calon pasangannya.

"Eh aku nggak bermaksud buat nggak ngomong lagi sama kamu. Maafin aku Yut, aku nggak akan kayak gini lagi." seru ku namun tidak digubris sama sekali oleh Yuta.

Yuta udah terlanjur sakit hati, dan untuk kedepannya ia akan lebih dekat dengan pasangannya ketimbang dengan Aiko.

Aku merasa bersalah mengucapkan itu kepada Yuta, padahal aku berkata benar karena aku sudah malas berdekatan dengan Yuta yang masih bertengkar dengan Dave.

Dave yang melihat itu hanya tertawa pelan, lalu melihat wajah Yuta memalingkan kearah berlawanan dengan Aiko.

Baginya Yuta ini anak yang gampang sekali baperan, lalu kapan lagi melihat Yuta baper lagi kepada cewek.

"Gitu aja udah baper, kasihan banget Aiko kalau berdekatan terlalu lama dengan Yuta. Takutnya nih anak kumat lagi." cicit yang pelan membuat ku terdengar apa yang di ucapkan oleh Dave.

"Kok bisa ya Dave langsung nyindir? Padahal samping pas lo." batin ku tanpa melihat muka Dave sama sekali.
      
                                                 ***
Bel terakhir akhirnya terdengar yang artinya calon olimpiade disuruh untuk pulang kerumah masing-masing.

"Nggak kerasa udah selesai aja nih soalnya. Ya ampun nilai akhirnya bagus ternyata." ujarku begitu bahagia ternyata nilai yang diberikan kepada guru itu bagus.

Tetapi Yuta berdampingan dengan Aiko namun ia tidak menyapa sama sekali, perkara kejadian tadi.

"Eh tumben nggak kagetin aku, apalagi nyapa aku sekarang. Ternyata omongan dia benaran tidak bohong sama sekali." seru ku lalu berjalan sedikit melambat agar Yuta berjalan dahulu.

Aku masih berjalan menuju mobil yang dipakai oleh Dave, tetapi dave nggak kunjung datang.

"Lama banget nih anak?! Padahal biasanya dia dulu kalau pulang cepat sekarang kok nggak pulang ya?" diriku bertanya tanya dengan Dave

Setelah itu Dave datang dan menghampiriku tengah duduk di taman lalu memegang bunga yang gugur dari atas.

"Bunganya bagus banget dan mekar ya? Ternyata Singapura ini terjaga ya atas lingkungan yang ia jaga selama bertahun tahun." ucap diri sendiri, menatap bunga yang kupegang dan melihat warna apa saja yang ada?

Dave duduk di sebelah Aiko, dan menunggu Aiko berhenti dengan keasikan yang ia lakukan pada bunga tersebut seperti anak kecil yang tidak pernah melihat bunga yang tengah bermekaran.

"Halo Aiko.." sapa Dave dengan pelan, lalu menepuk bahu agar ia menoleh kearah samping.

"Halo juga Dave..." sapa balik lanjut bermain dengan bunga yang bermekaran di tangannya.

"Kenapa kok masih disini? Padahal gue kan nggak nyuruh lo buat nungguin gue, karena gue tau kalau lo itu nggak mau bareng ama gue."ujar Dave yang jujur membuat ku merasa bersalah tadi.

"Aku lagi nungguin kamu keluar makanya aku nungguin kamu disini. Dan maaf ya dengan ucapanku yang tadi " balas jujur, aku minta maaf dengan Dave.

"Hah? Lagi nungguin gue? Ngapain nungguin gue? Apa nggak ada kendaraan buat nganter lo ke hotel yak." tanya Dave, aku hanya mengangguk dan aku dipersilakan untuk memasuki mobil namun sedikit canggung.

"iya kalau aku nggak bareng ama kamu mungkin aku bakalan jatuh terpeleset kalau jalan di jalanan yang licin." sahutku, Dave hanya terkekeh dan mengelus puncak rambutku namun sedikit berantakan sehabis di elus-elus.

Aku masuk ke dalam namun aku sama sekali tidak pernah memasuki mobil ini tanpa seizin orang tua sama siapapun..

Tunggu sampai datang, tak lupa kutidur di dalam karena udara di dalam mobil sangat dingin membuatku sedikit mati rasa.

Bagi kalian yang baca, kalian pingin Yuta nggak ngomong sama Aiko atau tidak? Namun kalau jawab iya terpaksa untuk kedepannya mungkin kasihan pihak sana.

jangan lupa klik ikon bintang untuk mengvote, lalu klik kolom komentar untuk komentar sebanyak mungkin. Dan jangan lupa follow akun Author and happy enjoy ♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

721K 53.1K 59
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
377K 26.9K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...
744K 21.1K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
275K 19.4K 49
~Warning!~ •DILARANG PLAGIAT!! •up dua hari sekali •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bijak dalam memilih bacaan! Rac...